NovelToon NovelToon
Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying di Tempat Kerja / Office Romance
Popularitas:166.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Mencari-cari kesalahan karyawan dengan tujuan dipecat adalah pekerjaan Regi Einar. Ia menerima daftar Karyawan Bermasalah di Garnet Bank, dan tugasnya adalah mencari alasan masuk akal yang bisa dijadikan senjata untuk mengeluarkan 'penyakit' di perusahaan. Pekerjaan itu tidak mudah. Bahkan beberapa karyawan seakan tidak berdosa dan sudah mengabdi lama di sana.

Regi bisa menyelesaikan setengah dari daftar bermasalah, namun ia tiba-tiba tersendat akan sesuatu yang datang pertama kalinya dalam hidupnya.

Kenapa Ratu Arumi harus begitu cantik di matanya?! Dan kenapa ia harus jatuh cinta saat sedang di tengah proyek penting?! Selama 28 tahun ia single, kenapa harus sekarang?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ratu Si Gesit

Kita Flashback sejenak ke kejadian setahun yang lalu, saat Ratu baru saja masuk ke Garnet Bank sebagai anak baru.

Sebagai Fresh Graduate yang saat masuk langsung menjabat sebagai Kepala Seksi Corsec Garnet Bank, tentu saja berbagai omongan buruk langsung menyerang Ratu. Banyak karyawan yang langsung menghakiminya secara sepihak.

Ratu saat itu memang sangat gugup.

Ia pertama kali bekerja kantoran, tapi sudah serahi tugas yang menurutnya lumayan berat.

Namun sebelum ke Garnet Bank, Ratu harus bertandang ke kantor Garnet Grup. Terkait urusan Administrasinya di kantor baru nanti.

Di sana Ratu diarahkan untuk bertemu dengan Pangeran Adara. Kepala Divisi Corporate Secretary di Garnet Grup.

Btw, ini nama orang, bukan Posisi.

Panggilannya, Pak Ipang.

“Oh, kamu yang namanya Ratu ya, temannya Iwan?” wajah ramah nan mempesona, dengan senyum lebar yang membuat orang langsung ikutan senyum.

“I-iya Pak...”

“Serius kamu mau ambil pekerjaan ini? Kamu nggak mau berdoa dulu siapa tahu dikasih jalan yang lebih lurus?”

Ratu pun bengong.

“Nggak usah tanya saya kenapa saya bertanya seperti itu ya, kamu pasti tahu maksud saya, kamu kan cerdas... kalau dilihat dari CV, sih.”

Ratu ternganga semakin lebar.

“Kebanyakan lulusan dari universitas terkenal dengan IPK setinggi kamu malah nggak terlalu WOW seperti yang diperkirakan. Justru dari kampus biasa-biasa aja malah sudah memiliki kemampuan yang mumpuni. Kebanyakan malah lulusan SMA, lulusan SMP, etos kerjanya lebih bagus.”

Ratu pun memiringkan kepalanya.

“Karena sepertinya kamu tidak terlalu mengenal siapa Iwan sebenarnya kan?”

“Eh? Mas Iwan kan... OB di sini kan?”

Sang Pangeran Adara pun membanting CV Ratu ke depan meja dan menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya. “Sudah saya duga...” Ia melipat kedua tangannya di depan dadanya. “Kamu terhipnotis senyum manipulatifnya.”

“Jadi... Apa sebenarnya pekerjaan yang...”

“Iwan itu keponakan saya. Jujur aja, kakak kandung saya adalah ibunya.”

“Ah! Baik Pak, mohon bimbingannya...” Ratu berdiri dan sedikit membungkuk. “Tapi... mohon maaf Pak, Iwan yang kita bicarakan ini Mas Rahwana kan ya? Saya hanya memastikan kita membicarakan orang yang sama, nama asli Mas Iwan lumayan aneh soalnya.”

“Siapa lagi yang tega menamai anaknya dengan nama Rahwana selain kakak saya? Ya tapi itu simbolis sih. Yang ini kan orangnya?” Pak Ipang memamerkan foto Rahwana dari ponselnya.

“Ah iya! Itu Mas Iwan!” seru Ratu.

“Ya jadi kita membicarakan orang yang sama.” Pangeran Adara mengubah ponselnya menjadi mode selfie, “Coba senyum, bukti kalau saya sedang bersama kamu, daripada nanti dia tanya-tanya lagi.”

Dan mereka pun selfie berdua.

“Tapi, Punten nih Pak, kok bapak tega sih Mas Iwan jadi OB padahal Om-nya Kepala Corsec?”

Pangeran Adara pun kini gantian melongo.

“Pertanyaan itu seharusnya untuk saya, kenapa dia tega bener saya jadi Kepala Corsec sudah 20 tahun?! Diangkat kek jadi Vice Presiden! Kan dia pewaris sini...”

Dan saat itulah Ratu merasa dunianya sudah tak sama lagi.

Karena, Rahwana memang menjanjikan posisi Sekretaris tapi dengan tugas khusus, itu pun dia tidak bilang apa tugas khususnya.

“Kamu itu sudah dibiayai sampai kuliah di luar negeri loh, bayar sekolahnya sih gratis karena kamu dapat beasiswa, tapi tiket pesawatnya, asramanya, buku-bukunya, dan biaya hidup lainnya kan subsidi dari Iwan, mikir dong masa ada OB yang punya duit sebanyak itu?!”

Kepala Ratu jadi berputar. Ia pusing.

Benar juga, kenapa ia tidak menyadarinya dulu?

“Kata Mas Iwan itu tabungannya yang ia kumpulkan selama ini. Karena gaji di Garnet memang besar.”

“Ya dia benar. Memang diambil dari tabungannya. “

Ratu pun diam tapi wajahnya tegang.

Dia melirik ke kanan, ke kiri, memiringkan kepalanya.

Iya, dia sedang berpikir, merunutkan semua benang merah.

“Tabungannya... nggak 10-20 juta ya?” desis Ratu Ragu.

Pak Ipang hanya terkekeh menyadari kepolosan Ratu. Lalu ia mengiv\baskan tangannya tanda untuk tidak ambil pusing lagi mengenai hal pribadi si Rahwana.

“Ratu, tugas kamu lumayan berat. Bukan hanya jadi sekretaris. Kamu terdaftar sebagai anak buah saya, sekretaris Garnet Grup, namun dipekerjakan di Garnet Bank. Istilahnya di Garnet Bank itu kamu hanya Outsource, kamu itu karyawan Grup. Dan, karyawan grup tidak mungkin hanya memiliki satu jobdesk.”

“Saya butuh uangnya Pak," sahut ratu cepat memotong kalimat Pangeran. "...untuk biaya operasi Jantung ibu saya, dia sering kumat setelah bapak saya meninggal. Pak Pangeran kan tahu kalau operasi Jantung itu nggak hanya sekali dua kali. Apalagi kami ada hutang pinjol Pak, ibu saya ditipu dan saya belum bisa menyelesaikan kasusnya.”

Pangeran Adara hanya bisa menghela nafas, lalu ia pun kembali membuka map di depannya dan kini menjelaskan tugas apa saja yang harus dijalani oleh Ratu.

Sekitar setengah jam dijelaskan, Ratu hanya bisa melongo. Ia harus mengawasi semua karyawan di Garnet Bank. Semuanya tanpa terkecuali dari tingkat BOD sampai tukang kebun. Lalu menemukan mana karyawan yang berbuat kecurangan beserta bukti-bukti otentiknya. Ratu juga diminta untuk menunjukkan mana lokasi tepat untuk memasang CCTV rahasia selain yang CCTV resmi untuk kemudahan tim investigasi yaitu orang berikutnya untuk mengeksekusi terduga.

“Tugas kamu hanya mengawasi orang-orang yang mencurigakan, yang pekerjaannya tidak sesuai dengan standar dan berpotensi mencemarkan nama baik perusahaan di masa depan. Mengenai orang itu akan dipecat atau tidak, tetap dipekerjakan atau tidak, itu urusan eksekutor.”

“Wah... tapi ya sulit juga, untung-untungan dong Pak?”

“Ya makanya kayaknya kamu harus berdoa dulu ke Tuhan untuk jalan yang lebih lurus.” Pak Ipang menyeringai.

Ratu pun menunduk sambil berpikir.

“Kamu masih single ya?”

“Iya Pak.”

“Selain ibu, siapa lagi tanggungan kamu?”

“Hanya Ibu dan Saya Pak. Dia sekarang di Griya Lansia, saya pindahkan karena kalau di rumah dia sering diganggu Debt Collector. Apalagi dia tinggal sendirian. Kalau di Panti kan dia banyak teman, ada perawat yang memeriksa kesehatannya secara berkala, ada yang mengingatkannya minum obat... di sana lebih diperhatikan. Saya berkunjung tak tentu pak, hari libur saya sempatkan, hari biasa pun saya berkunjung kalau ada waktu. Tapi kami setiap hari saling kirim kabar lewat pesan singkat dan media sosial.”

Pak Ipang mengangguk, “Kalau butuh suami, saya siap loh.”

Ratu diam, sambil menatap lurus ke arah Pak Ipang.

“... tapi jadi istri ke 3.” Tambah Pak Ipang.

Ratu pun hanya mencibir.

“Nanti kalau ada yang tanya mengenai bagaimana cara kamu bisa mengenal kami, bilang saja... kita pernah pacaran.” Dan Pak Ipang pun mengerling ke arah Ratu.

Ratu menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan berat.

**

Usut punya usut ternyata pesona Pangeran Adara tidak berhenti di Garnet Grup saja. Bahkan saat Ratu sudah di Garnet Bank, ia diwawancara oleh Bu Attilla yang menatapnya dengan penuh curiga.

“Kamu ini terdaftar di Garnet Grup, loh. Hal ini tidak biasa mengingat kami juga memiliki Corsec sendiri. Lagipula untuk apa kamu dipekerjakan di Garnet Bank kalau saya saja tidak diizinkan untuk melihat data kamu?” kata Bu Attilla.

“Hm... Kata Pak Pangeran, hal itu silakan ibu konfirmasi sendiri ke beliau.”

“Pak Pangeran itu maksudnya Pak Ipang ya?”

“Ya bu.”

“Kamu bicara dengannya?”

“Iya, saya diwawancara olehnya, dia juga menjelaskan jobdesk saya di sini secara langsung.”

“Tidak mungkin.”

“Hah?”

“Tidak ada satupun dari kami yang pernah diizinkan berbicara dengannya. Pasti dialihkan ke sekretaris di bawahnya. Dia itu Makhluk Khayalan.”

“Makhluk khayalan?”

“Itu berarti tidak ada satu pun di sini yang bisa mengkonfirmasi dia beneran ada atau tidak. Atau hanya mitos.”

“Tapi...” Ratu menunjukkan foto dalam ponselnya, “Saya foto berdua sama Pak Pangeran.”

Dan Bu Attilla pun semakin terperangah.

“Kamu ini dari keluarga itu? Circle Three Kings?” tanya Bu Attilla langsung jaga jarak.

“Bukan bu. Three Kings itu apa?”

“Atau 12 Naga?!”

“Eh? Itu Drama Cina ya bu?”

“Kok kamu bisa ketemu Pak Ipang?”

“Hm... karena dipanggil.” Dan kini Ratu mulai ragu dengan jawabannya.

“Mana mungkin?!”

Dan saat itu extention di atas meja Bu Attilla pun berdering.

Sambil mengangkat, wanita paruh baya itu tampak kaget, lalu menyapa penelpon di seberang, “Astaga! Ya Pak Pangeran, ya Pak! Ratu ada di sini bersama saya.” Dengan suara yang agak ditinggikan. “Baik Pak, saya ubah Extention ke ruangan saya sebentar ya Pak.” Kata Bu Attilla sambil menekan tombol.

“Ratu, kamu tunggu di sini sebentar ya.” Kata Bu Attilla sambil buru-buru ke ruangan besar di dalam. Tampaknya ia akan membicarakan hal yang agak rahasia dengan Pak Pangeran.

Jadilah di ruangan itu Ratu duduk sendirian. Tampaknya itu ruang data HRD. Karena banyak lemari filling dengan tumpukan amplop berjejer. Masing-masing lemari ada smartlocknya.

Ratu berdiri dan menatap ke arah luar jendela, ia merasa tak yakin mengenai pekerjaan ini.

Ratu bersandar ke lemari sampingnya sambil merenung, berpikir mengenai ibunya.

Ibunya memang tersenyum senang saat dititipkan ke Griya, namun Ratu bisa melihat kesedihannya saat melihat Ratu. Yang ingin dititipkan ke panti memang ibunya sendiri, Ratu tadinya tak setuju karena merasa masih mampu mengurus ibunya. Tapi ibunya bilang ‘dunia luar ini sudah terlalu keras untuk manusia serenta ibu. Kalau di sana kan banyak teman’. Maka mereka pun berpisah, namun Ratu tetap rutin mengunjunginya.

Tapi entah bagaimana, pandangannya teralihkan ke lemari besar di sebelah jendela. Berbeda dengan lemari lainnya, yang ini pintunya agak terbuka. Mungkin baru saja dibuka oleh Bu Attilla namun karena buru-buru jadi tidak ditutup sempurna jadi sensor smartlock tidak terdeteksi.

Ratu berniat menutupnya agar terkunci, tapi pandangannya tertuju ke sebuah Map kertas warna merah. Warnanya paling mencolok. Dan tampak kontras dengan bantex yang lain yang lebih rapi. Ratu jadi ingat kalau mengurus SKCK biasanya diminta memakai map warna merah. Dan entah kenapa Polisi sepertinya favorit sekali dengan Map warna merah. Pun saat bindernya berwarna hitam pun, label namanya tetap berwarna merah. Sementara kalau dilihat, bantex di Garnet Bank ini kebanyakan berwarna putih. hanya itu yang merah dan dari kertas kusam.

Memang karena iseng atau karena curiga, Ratu pun mengambil Map itu.

Dan benar saja, ia ternganga karena isinya adalah catatan kepolisian. Ada laporan Kepolisian mengenai Terduga Mafia Tanah, beberapa lembar fotokopi sertifikat, dan juga file notaris yang tampaknya janggal.

Ratu meraih ponselnya dan memfoto printout itu. Foto pria paruh baya yang tak ia kenal. Ia belum tahu kepentingannya namun instingnya berbicara. Lalu beberapa detik kemudian ia kembalikan file itu, menutup lemari dengan posisi tak sempurna tertutup, lalu kembali duduk di bangkunya sambil pura-pura menelepon ibunya.

Saat Bu Attilla kembali ke depan Ratu, Ratu pun pura-pura menutup pembicaraan dengan berujar, “Ibu, aku tutup dulu ya, wawancaranya sudah dimulai.” Kata ratu.

Bu Atilla hanya tersenyum sambil duduk di depan Ratu.

“Maaf ya Bu, ibu saya khawatir.” kata Ratu.

“Oh iya, Mbak Ratu...” Sikap Bu Attilla entah bagaimana berubah 180 derajat. “Anak satu-satunya sih ya, pasti sangat disayang.” Bu Attilla tampaknya sudah membaca CV Ratu.

“Bagaimana bu?” tanya Ratu.

“Ya Mbak, semua berkas sudah beres, ditangani Grup ya Mbak, kami sudah dapat Copy-nya. Selamat Bekerja, saya akan tunjukkan meja Mbak Ratu dan mengenalkan ke teman-teman.”

**

1
favfa
Bener mas Iwan nga usah di ruqiyah 😁
greentea
author kangen sama ibunya mas Iwan n istrinya munculin ya 🙏🙏🙏🙏
🍊 BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ 🅲🆄🅼🅸
obrolan Abang ipar sama adik ipar emang selalu beda bikin ngakak 🤣🤣🤣🤣
🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ🍟
iwan lebih serem dar bapaknya 😳😳
🍊 BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ 🅲🆄🅼🅸
wkkwkw 🤭🤭
gak mau rugi dong pak Yan kan itu semboyan mu dimana ada peluang sekalipun menegangkan jika menguntungkan kenapa tidak
🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ🍟
wkwkwk nih orang berdua yaa, sudah pada berumur tapi masih wae ngga bisa akur /Facepalm//Facepalm/
🍊 BORNEO𒈒⃟ʟʙᴄ 🅲🆄🅼🅸
Sampai Rahwana dan team gsa saja hampir 3 tahun untuk meminta Yanto jadi penasaran seberapa besar kekuatan bakinganya
sora
selalu luar biasa
Ita Putri
novel kak outhor ceritane lakon e jenius" tok ......tp pemenang e Yo jelas outhor e.....heheheee
ZQ
candaaaak kowe
Eni Istiarsi
perpaduan kelembutan dan kecerdasan Myladi dengan Sebastian yang opportunist sejati melahirkan sosok yang luar biasa
Mey Suryawati
waduhhh,,, udah unboxing aza nih pak Regi,,, cinta dan setan bersatu yeee....
mas Iwan,,. ini antara strategi atau licik ya...
yo wes lahhh,,, lanjut madam ...
❤️💪💪
endang sri sejati
peran kanjeng Ratu apa si sbenernya tanteee?? kepo ihhhhh.....
Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔☠ᵏᵋᶜᶟ
astoge bagian atas mah hot2 Pop eh pas part bawah bikin bengek tuh keluarga 🤣🤣
glade🌊
kereenn,, slalu kereen karya mak othor satu ini,,, slalu menyuguhkan karya2 luarbiasa,, slalu ditunggu karya2nya,, sehat slalu othor tercinta❤❤❤😍
glade🌊
eughhhh tak bisa berkata2 sama wana nih,,, licik tapi pinter ngambil peluang bukan itu aja genius sih mas wana tuh😅 tapi yg pasti lebih jenius mak othor nyaaa😁
glade🌊: ouhh heem si wana lupa,,, rahwana maksudnya klo yg ini😅
dian😺: wana iparnya si kepin.. 😂
total 2 replies
ZQ
eeeee mulaiiiiii
lex dc
perpaduan mas yan dan Bu lady...wes cocok
Nurmala_Neen
sekilas permbicaraan mereka bertiga terlihat jahat. tp seperti itulah adanya. bukan hanya didunia kerja, lingkungan dan keluargapun itu sudah sprti peraturan yg tdk tertulis.

aku hanya ingin regi dan ratu baik2 saja.
Sie
Wew, mas Iwan ini bener-bener lebih licik dari pak Sebastian. Keren karakter mas Iwan. Dan mas Iwan akan punya tim sendiri yang keren.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!