NovelToon NovelToon
PENJARA CINTA Untuk STELLA

PENJARA CINTA Untuk STELLA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Badboy / Cintamanis
Popularitas:4.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: rini sya

Stella ditalak sang Suami, usai mereka melakukan malam pertama. Ketidakpercayaan sang suami membuat sang ayah murka dan mengusirnya dari rumah.

Stella terpuruk. Lalu, datanglah seorang pria penolong yang rela menerima kelebihan dan kekurangannya. Namun sang pria ternyata juga pemaksa.


Mungkinkah Stella mau kembali bersama sang mantan? Ataukah dia akan memilih hidup bersama pria yang selama ini menunggu cintanya?

Simak kisah rumit kehidupan Stella dalam PENJARA CINTA untuk STELLA, Happy reading😍😍😍 jangan lupa like, share n komennya ya.... semoga suka😍😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

IZINKAN AKU MENATA HATI

Di dalam mobil tak ada pembicaraan khusus antara Stella dan Juan. Mereka hanya saling melirik dan kadang-kadang saling melempar senyum. Stella sangat suka kerlip lampu yang ada di sepanjang jalan, dari rumah ke arah kantor sang suami.

Stella hanya fokus pada pemandangan yang tertangkap oleh netranya. Sedangkan Juan, pria tampan ini juga fokus dengan jalanan yanga da di depannya. Namun, kadang-kadang otaknya juga meminta matanya untuk mencuri pandang pada wanita ayu yang mulai bisa meresahkan pikirannya tersebut.

Sesekali, Stella tersenyum sembari menghitung banyaknya lampu di sepanjang jalan yang ia lewati. Bukan hanya kerlip lampu yang ia suka. Diam-diam seseorang yang selalu tersenyum tampan di sampingnya ini juga menambah hangat hatinya. Menambah syahdu suasana. Entahlah, sekarang Stella merasa sangat nyaman berada di dekat Juan.

Juan yang baik dan selalu ramah padanya. Juan telah kembali dengan sikap awalnya. Bersahabat dan selalu mengalah. Memberinya perhatian penuh. Meskipun kadang-kadang memaksa, tapi tak apa, toh itu semua juga demi kebaikannya dan sang Jabang Bayi.

"Perasaan nggak nyampek-nyampek ya?" tanya Stella.

Juan hanya tersenyum, sebab ini memang tak-tiknya. Mengulur waktu, Agar kejutan untuk sang istri sudah siap sebelum mereka sampai di tempat tujuan.

"Kantornya di mana sih?" tanya Stella sembari celingukan mencari di mana kantor Juan.

"Emang belum puas lihat kerlip bintang dari sini?" canda Juan, masih fokus dengan jalanan yang ada di depan.

"Aku maunya lihatnya dari gedung yang tinggi," jawab Stella sembari menggambarkan tingginya gedung yang ingin ia naiki.

Juan kembali melirik istri munggilnya yang menggemaskan. Andai saat ini mereka sudah mulai terbuka dan mengakui jika saling membutuhkan, mungkin Juan tak akan ragu membawa Stella ke atas pangkuannya dan memanjakannya. Mencium harum rambut sang wanita. Memeluk erat dan tak akan melepaskan, meskipun Stella meminta. Ah, entahlah... bisikan nurani untuk memiliki Stella semakin gencar menganggu Juan.

"Nanti pulangnya makan es krim vanilla ya!" pinta wanita cantik ini lagi.

Juan merasa lucu, aneh dan tak tahu mengapa, Stella sangat menggemaskan. Permintaannya aneh-aneh. Wanita aneh, Bumil aneh, mintanya ya aneh-aneh.Ya, Stella memang aneh.

"Oke, tenang aja! Ada Juan, semua pasti beres. Demi jagoan papi, apa sih yang enggak," jawab pria tampan ini sambil tersenyum bahagia.

Stella menatap Juan dengan tatapan ingin tersenyum namun malu. Tiba-tiba rasa bersalah kembali hadir di sudut hati Stella. Rasanya tak adil saja untuk Juan. Dalam hati Stella, tak adik jika pria baik ini mendapatkan sesuatu yang telah terbuang, seperti dirinya dan sang jabang bayi.

"Kok diam? Kenapa?" tanya Juan curiga.

"Nggak, aku hanya malu," jawab Stella jujur, wanita ini terlihat kembali menutup diri dari apa yang ia rasakan.

"Malu kenapa?" Juan menatap sekilas pada Stell, kemudian ia pun kembali berkonsentrasi dengan jalanan yang ada di depannya.

"Jika diingat, aku dan bayiku tak pantas mendapatkan kebaikanmu, Juan. Kami berdua selalu merepotkanmu," jawab Stella sembari menggigit jari jemarinya.

"Tenang aja Ste, nanti ada saatnya aku yang bakalan ngrepotin kamu. Percayalah!" jawab Juan, tentu saja dengan candaan khasnya.

Stella mengerutkan kening. Wanita ini bingung dengan apa yang Juan maksud. Sebenarnya ia ingin menepis pemikiran aneh ini tapi tetap saja, Stella penasaran.

"Mau nggak aku repotin nanti? " canda Juan lagi.

"Tentu saja, aku janji akan selalu siap kapanpun kamu repoti Juan. Kita kan teman," jawab Stella dengan senyum manisnya.

"Kamu sudah janji, Ste. Awas ingkar! " ucap Juan masih bertahan dengan senyum tampannya. Jujur Juan tak suka jika Stella hanya menganggap hubungan mereka hanya sebatas teman. Juan ingin lebih. Lebih dari itu. Lebih dari sekedar teman. Juan ingin hubungan mereka terjalin dengan hati. Dengan cinta, saling menjaga, saling menyayangi, saling memiliki.

"Ste! "

"Heemm!"

"Boleh aku tanya sesuatu?" Juan menatap Stella sekilas, kemudian ia kembali mengembalikan pandangan lurus kedepan.

"Tanya saja, Juan," jawab Stella lembut.

"Jika sendainya suatu hari nanti kamu bertemu dengan mantan suamimu. Apakah kamu akan kasih tahu dia bahwa ...." Juan tak kuasa melanjutkan ucapannya.

"Bahwa apa? Bahwa bayi ini adalah anaknya?" tanya Stella memastikan.

Juan diam. Hatinya bergejolak. Rasanya menyesal ia bertanya seperti ini. Namun, Stella paham, menurutnya Juan memang berhak bertanya seperti itu.

"Bolehkah aku menata hatiku terlebih dulu, Juan. Maukah kamu sabar menunggu sampai hati yang telah rapuh ini kembali percaya diri?" Stella menatap Juan, berharap pria ini mengizinkannya untuk menyembuhkan luka yang masih menganga di hatinya.

"Tentu saja, Ste. Kamu punya banyak waktu untuk menyembuhkan lukamu, tapi kalau boleh aku meminta. Ingatlah ada aku yang selalu ada untukmu," balas Juan.

Hati siapa yang tak berbunga, jika ada seseorang yang siap selalu ada untuknya. Stella bahagia, namun malu. Malu jika ketahuan sama Juan kalau sebenarnya dia suka. Suka jika dimanja oleh Juan.

****

Berbeda dengan Juan dan Stella yang masih berusaha mengerti perasaan masing-masing. Di sudut ruang yang lain ada seorang pria yang tak mampu lagi mengendalikan rindunya. Rindu pada seseorang yang pernah ia sakiti hatinya. Yang pernah ia hancurkan harapannya.

Siapa lagi kalau bukan Zein. Pria kolot dengan segala pola pikir anehnya. Zein menangis di sudut kamar. Menyesali apa yang pernah ia perbuat pada Stella.

Zein telah hancur oleh cinta. Telah terhempas oleh rasa. Semua gara-gara kebodohannya sendiri. Pria ini semakin hancur ketika menyadari kebodohannya banyak menimbulkan masalah bagi orang-orang yang ada di sekeliling Stella. Terlebih mamanya juga memanfaatkan keadaan ini untuk membalas dendam pribadinya terhadap Jovan.

Malam ini Zein sendiri. Hanya di temani sebotol wine. Rehan tak bisa datang ke Bali karena ia tak bisa meninggalkan pekerjaan mereka yang ada di Jakarta.

Zein belum berani bertemu dengan papanya. Sebab ia tahu, sang papa tak akan memaafkannya. Tak akan mengampuninya. Apa lagi berita tentang alasannya menceraikan Stella. Sungguh tidak bisa di terima dengan akal sehat siapapun.

Pria ini mengambil segelas wine dan meneguknya. Kembali menatap kosong ke arah remangnya cahaya di luar.

Beberapa kali, pria ini bertanya pada angin. Di mana gerangan wanita yang ia rindukan. Di mana gerangan wanita yang membuatnya tenggelam dalam rindu.

Zein teringat Stella pernah bercerita bahwa dia punya kerabat di luar pulau. Mungkin Stella sekarang berada di sana. Dengan cepat Zein pun menghubungi Rehan dan meminta sang asisten untuk mencari Stella di kota tersebut.

BERSAMBUNG...

Jangan lupa like komen dan share ya...

makasih

1
Yudith Nuke Rosmawati
Buruk
Cherry🍒
tenang aja re yang bikin. Mereka akur nantinya anak stella
Camelia Indo
stop bacanya, makin nggak masuk akal..
Camelia Indo
cewek goblogghhhh Bu n tolol authornya juga
saya cantikkj
bingung eyke 😄
Yulia Derayu: tulisan e ga genah
total 1 replies
Mita Karolina
Wanita berprinsip
Kekey Azka
ok
Mia
waduhh Vita jgn kepoin Zein terusss... kasian Louis lohh yg udah tuluss cintanyaa..
Mia
keren ste.. sudah mengikhlaskan semua yg telah terjadii
Amalia Khaer
apa hamil? klo beneran hamil, tokcer bnget kecebongnya Zein
Amalia Khaer
benar2 bukan Manusia
Amalia Khaer
jahatnya. seenaknya menghakimi sndiri. tanpa harus tau alasan yg sbenarnya. pdhal dia seorg Ayah loh. knpa tdk beri waktu untk Stella menenangkn diri?? apa mereka buta tdk melihat betapa tertekannya Stella. bener2 mantan mantu dan mantan mertua cuma bisa mengandlkan emosi sja. semoga cpt bahagia Stell. keluar gih dri keluarga toxicmu itu.
Amalia Khaer
terlalu mengandalkan emosi. akhirnya keputusannya pun tanpa perlu berpikir jernih. huufft.. msih awal sdh bkin gedek.
halooo Thor. ini yg pertama kali aq mampir di novelmu.
Eka Uderayana
terimakasih author 🙏.. setangkai mawar untuk mu 🌹
Eka Uderayana
terimakasih author 🙏... ceritanya keren, seru banget...top abis 👍... setangkai bunga mawar untuk mu 🌹... semangat terus dalam berkarya 💪🥰
Eka Uderayana
semangat terus dalam berkarya 💪
Eka Uderayana
terimakasih author 🙏... karya mu oke banget 👍... setangkai bunga mawar untuk mu 🌹... semangat terus dalam berkarya... semoga sukses selalu... aamiin 🤲
Eka Uderayana
terimakasih author 🙏.. setangkai bunga mawar untuk mu 🌹...
Eka Uderayana
terimakasih author 🙏... setangkai bunga mawar untuk mu 🌹... semangat i💪
Ulil Rofiqoh
ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!