NovelToon NovelToon
MY STUDENT IS MY STUPID WIFE

MY STUDENT IS MY STUPID WIFE

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: gabby

Judul novel : "MY STUDENT IS MY STUPID WIFE

Ini kisah tentang NANA DARYANANI, seorang mahasiswi cantik yang selalu mendapat bullying karna tidak pandai dalam pelajaran apapun. Nana sudah lama diam-diam naksir dosen tampan di kampusnya, sampai suatu hari Nana ketahuan suka sama dosennya sendiri yang membuat geger seisi kampus.

Bagaimana dengan Sang Dosen, apakah dia juga akan menyukai Nana?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gabby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEHANGATAN YANG ANEH

Hessel memasuki ruangannya, ternyata di sana sudah ada Henry yang menunggunya. Henry duduk di atas meja milik Hessel, Hessel cuek saja menganggap Henry tidak ada.

"Hessel... woiii, gila kamu ya sejak kapan kamu mulai mengabaikanku." ucap Henry, namun Hessel tetap mengacuhkannya, dan menyibukkan diri membuka laptopnya.

Henry tau betul Hessel hanya mencari alasan untuk menghindarinya sehingga Henry mengamuk menutup laptop Hessel dengan paksa.

"Apa-apaan kamu, kamu tidak berhak menyentuh barang-barang saya." cela Hessel akhirnya dia bersuara meski terlihat marah.

"Nahhh... sudah ku tebak kau pasti marah." Henry menyindir.

Hessel berjalan ke arah pintu untuk keluar dari ruangannya, dia benci, sangat benci dengan Henry yang dianggapnya sudah berselingkuh dengan Nana.

Pokoknya hari ini Hessel merasa benar-benar sial, dua kali melihat Nana di perhatikan oleh laki-laki lain, sementara dirinya tidak bisa dekat dengan istrinya saat di kampus.

"Kita bicara sebentar!!!" ucap Henry sembari menahan langkah kaki Hessel.

"Kita tidak punya masalah, untuk apa bicara lagi." cetus Hessel.

"Tapi kau marah kan? kau marah padaku dan pada Nana."

"Ishhh... marah, sama Nana? hahhh untuk apa aku marah sama stupid, lagi pula siapa dia, temanku, pacarku juga bukan." ucap Hessel dingin dan mengelak.

"Well, well... jika kau tidak marah santai donk bicaranya, kau dengar aku baik-baik, kau harus move on dari Laras dia itu bukan wanita baik-baik, belajarlah mencintai Nana, jika kau tidak bisa mencintai Nana katakan padanya kalau kau tidak menyukainya, kau cari wanita lain asal jangan sama Laras atau kau akan menyesal seumur hidupmu."

"Saran macam apa ini? hahhh... Hen, dengarkan aku, cinta hanya kenikmatan sesaat, aku sudah benci mendengar kata cinta, tidak ada orang yang tulus dalam cinta, mereka semua sama-sama mencari keuntungan untuk mendapat kepuasan dan kenikmatan baik itu laki-laki atau perempuan semua sama saja."

"Kau tidak waras Hes bicara seperti itu, siapa yang kau maksud?"

"Apa kau menyindirku karna aku sudah punya istri tapi aku bersama Nana tadi, kau salah paham Hes kejadiannya tidak seperti itu, apa kau tau cinta bukanlah kenikmatan sesaat, cinta itu hubungan yang suci hanya saja kebanyakan orang-orang yang bodoh salah mengartikannya." lanjut Henry.

"Banyak alasan..." gumam Hessel.

"Enggaklah, kenapa harus kamu, apa hubunganku dan Nana gak ada kan? jadi untuk apa aku menyindirmu." cetusnya mengelak.

"Aku cuma mau kasih saran aja terserah kau mau mendengarkan atau tidak, kalau kamu tidak suka sama Nana lebih baik kamu jujur saja agar dia berhenti mengejarmu. Dan jangan marah-marah tidak jelas pada Nana dengan Andrean, Nana sudah menceritakan semuanya apa yang terjadi di perpustakaan, kamu harus mengerti mereka hanyalah anak-anak wajar saja mereka saling jatuh cinta, kita sebagai orang tua hanya perlu memberinya pencerahan seperti mengingatkannya kalau kampus ini tempat menuntut ilmu bukan untuk pacaran mereka bisa berkencan diluar kampus, yang kamu lakukan sudah benar tapi tidak perlu marah-marah hanya karna masalah sepele seperti itu." ujar Henry panjang lebar.

"Bisa tidak jangan membahas Nana, aku dan Nana tidak ada hubungan apa-apa, berhentilah mengait-ngaitkan masalah tersebut dengan perasaan, kau bertingkah seolah kau tau banyak."

"Ok... ok... aku tidak akan membahasnya, kau itu seperti perempuan saja, sangat sensitif." ucap Henry menepuk pundak Hessel sambil tersenyum cengengesan lalu berjalan keluar.

"Sial si Henry, apa dia mulai mencurigai hubunganku dengan Nana..." batin Hessel masih menebak-nebak dan memikirkan kata-kata Henry.

Bagaimana jika Nana benar-benar berhenti mengejarnya? bagaimana jika Andrean berhasil menaklukkan hati Nana, dan Nana meninggalkannya. Hessel mulai resah terbayang-bayang masa depan yang akan di hadapinya, dia memutuskan untuk bertindak lebih cepat, entahlah apa yang akan dia lakukan.

*****

Kamar Nana

"Tidak perlu minta maaf, aku baik-baik saja." ucap Nana terlihat sedang bicara di telpon.

"Hmmm... iya, sungguh tidak perlu." ucap Nana sambil tersenyum

Hessel masuk ke kamarnya menghampiri istrinya yang terlihat begitu mesra bicara di telpon sambil bersandar di sandaran ranjang, membuat Hessel resah sekali melihat senyuman istrinya yang tampak lepas tanpa beban, padahal di kampus tadi Hessel dingin padanya.

"Mas, kapan kau datang?" tanya Nana langsung menutup telponnya dan melihat Hessel baru pulang dari kampus.

Tanpa menjawab Hessel langsung berbaring telungkup di atas paha istrinya yang mulai dijadikannya bantal, sementara tangannya menyusup lembut ke perut istrinya.

"Mas, jangan seperti ini, geli tau..." Nana merasa risih.

"Kau tidak suka aku menyentuhmu, apa kau mulai berhenti mencintaiku?" lirih Hessel tampak lesu.

"Bicara apa dia? apa pedulinya dia kan tidak mencintaiku." batin Nana bingung.

"Siapa yang bilang aku berhenti mencintaimu, mas?"

"Jika kau masih mencintaiku, maka biarkan aku seperti ini, aku lelah mau tidur sebentar." ucap Hessel masih telungkup di paha Nana, kemudian dia menyinggitkan tubuhnya, berbalik menghadap Nana.

"Naaaa" panggil Hessel sambil meraba bagian dada Nana tapi Nana cuek aja tidak melakukan perlawanan bahkan tidak memandangnya sama sekali, dia mulai resah melihat Nana tampak tidak begitu peduli padanya.

"Naaaa..." panggilnya lagi, Nana masih diam sambil membaca buku dan Hessel yang resah langsung merampas bukunya.

"Kau kenapa mas, cepat tidurlah atau kakiku akan penat duluan." ucap Nana santai.

"Baiklah aku tidur." pasrah Hessel.

"Tidak ada manis-manisnya sama sekali, apa kata-kata Henry akan jadi kenyataan, sial kau Hen, awas aja kalau kata-katamu menjadi kutukan untukku maka tamatlah riwayatmu." batin Hessel menggeram.

"Mas, apa pak Henry ada bilang sesuatu padamu?" tanya Nana mencairkan suasana.

"Tidak ada, sudahlah jangan bawa-bawa namanya saat kita berdua." bantah Hessel kesal dan dia pun memejamkan matanya.

Lebih dari satu jam Hessel nyenyak sekali tidur dipangkuan istrinya, sedangkan Nana mulai merasakan penat pada kakinya yang harus menahan beban seberat Hessel.

"Ada-ada saja kamu mas, saat di kampus kamu begitu dingin, tapi di rumah kamu malah seperti anak kecil, sikapmu sangat aneh." ucap Nana terkekeh sambil membelai pucuk kepala suaminya tanpa berani menciumnya.

Nana pun mulai berkhayal ke masa depan dimana Hessel akan menjadi pria hangat sehingga dia dan Hessel hidup bahagia dan akan memiliki anak seperti pasangan bahagia lainnya.

Tiba-tiba Hessel terbangun karna perutnya mulai merasa lapar. Di lihatnya Nana sedang membelai lembut kepalanya sambil tersenyum kecil.

"Kamu kenapa Na?" suara Hessel menyadarkan Nana dari lamunannya.

"Na, kau baik-baik saja?" tanya lagi sembari bangkit duduk di samping Nana.

Nana hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, Hessel melongo masih memperhatikan istrinya yang tak bisa berhenti tersenyum.

"Na, aku minta maaf dengan kejadian di kampus itu, dan Laras kau jangan salah paham, aku mohon... tolong maafkan aku, Na..." Hessel memohon dengan sangat, dia berpikir bahwa Nana tersenyum tanpa henti karna stress dengan masalah di kampus.

"Aku sudah melupakan masalah itu mas, tapi aku hanya kasian pada Andrean."

"Kau pasti habis menerima telpon darinya kan?" tanya Hessel kesal.

"Iya mas, dia hanya meminta maaf padaku, dia merasa sangat bersalah karna berpikir aku di marahi oleh pak Hessel ini, semua ini karnamu mas."

"Lohhh, kok jadi salahku." bantah Hessel.

"Iya karna kamu, dia jadi berpikir bahwa kita hanya sebatas murid dan dosennya."

"Ya, ya, aku salah..." mengaku salah.

"Tadi Laras bilang..."

"Kenapa berhenti, Bu Laras bilang apa mas?"

"Dia bilang, kamu tidak mau memaafkannya, apa kamu sejahat itu Na?"

"Ya ampun mas, sungguh Nana tidak menaruh dendam apapun pada bu Laras, bahkan bu Laras memang tidak pernah meminta maaf mas." jawab Nana.

"Hmmm... kasian sekali istriku." Hessel mengusap pipi Nana.

"Kenapa, apa mas percaya padanya?"

"Tidaklah Na, aku tidak semudah itu percaya pada orang lain, apalagi pada dirinya yang jelas-jelas sudah pernah menghancurkan kepercayaanku."

Nana diam dan tersenyum mendengarkan Hessel saat bicara.

"Kau kenapa lagi Na, selalu diam saat aku bicara?"

"Aku hanya berpikir? apakah mas lapar atau tidak, soalnya Nana sudah masak untuk mas dan Devan tapi Devan udah makan dari tadi sedangkan Nana masih menunggu mas pulang, kita makan sama-sama ya mas, kan di kantin kita gak bisa sama-sama."

"Hmmm istri yang baik, sudah bisa masak ternyata." Hessel mengacak-ngacak rambut Nana. Nana suka sikap hangat Hessel seperti ini, dia merasa lebih diperhatikan.

"Tapi sebelum itu Nana ke kamar mandi sebentar mas."

sebenarnya Nana sedari tadi juga sedang menahan pipisnya.

"Ngapain lagi Na?" sedangkan Hessel kelaparan.

"Tunggu aja di sini mas." kata Nana, perlahan menurunkan kakinya pelan-pelan.

"Awww..." rengek Nana, ternyata kaki Nana kram karna duduk terlalu lama.

"Kenapa Na..." tanya Hessel cemas, tidak biasanya dia mendengar Nana merengek kesakitan.

Nana benar-benar tidak bisa bangkit karna kakinya penat dan kesemutan.

"Mas, bisa bantu aku gak?" tanya Nana merengek. Hessel dengan sigap menopang tubuh Nana.

"Tentu saja Na, kenapa?"

"Tolong bantuin Nana ke kamar mandi mas." ucap Nana sementara Hessel malah tertegun.

"Kamar mandi, berdua dengan Nana, hahhh apa jangan-jangan Nana mau..." ucap Hessel dalam hati, dia tidak sadar bahwa Nana benar-benar kesakitan dan lelah menahan pipisnya.

"Mas, kenapa bengong sih... aku gak tahan..." rengek Nana sedikit berteriak ketelinga Hessel.

"Gak tahan dia bilang, apa dia mencoba menggodaku." batin Hessel.

"Aku ikut masuk juga Na?"

"Ya ampun mas jangan mikir yang aneh-aneh dulu, Nana mau pipis gak kuat menahannya, sementara kaki Nana penat karna ulahmu mas, sekarang mas harus membantu Nana." kata Nana mulai kesal.

"Kenapa gak bilang dari tadi Na, aku kan jadi mikirnya aneh-aneh..." nepuk jidat

"Ayo mas cepat, nanti malah keluar di sini... auuuhhh... gak tahan mas." rengek Nana lagi.

Hessel sempat menertawakan tingkah istrinya yang membuat Nana geram hingga memukulnya dengan bantal.

Lalu Hessel pun segera mengangkat tubuh istrinya, menuju kamar mandi.

Saat sampai di depan pintu kamar mandi Hessel berhenti sejenak memikirkan sesuatu.

"Na, aku sudah mengantarmu... aku boleh minta upahnya?"

"Dasarrr... gak niat banget sih bantuin istri... cepat turunin Nana, mas." ucap Nana kesal sambil memukul-mukul dada Hessel agar Hessel segera menurunkannya.

"Ya udah mas maunya apa?" Nana mengalah agar Hessel cepat menurunkannya.

Hessel masih berpikir sementara Nana mencak-mencak di dalam gendongan Hessel, rasanya air kencing Nana sudah mau keluar.

"Masss... ayo cepat jawab kenapa malah diam... aduhhh bisa-bisa keluar di sini." ucap Nana mulai gelisah, kan malu kalau pipis di celana depan suami pula.

"Aku mau kik....." tiba-tiba suara Hessel tertahan saat merasakan bajunya basah tubuhnya mulai terasa di aliri oleh air yang rasanya aneh dan cukup hangat. Dan Nana tertegun sambil menutup wajahnya, dia benar-benar malu akhirnya benar terjadi.

"Ahhh... mas Hessel menyebalkan sekali keluarkan jadinya... duhhh aku malu banget, tebal muka aku." batin Nana mengunci wajahnya rapat-rapat dengan kedua tangannya.

"Nana... kau..." Hessel tersenyum aneh menatap Nana.

"Ya ampun rasanya sangat sulit dipercaya, dia pipis di celana dan mengenai tubuhku.'' batin Hessel ini keanehan yang sangat aneh baginya.

"Naaa... kau bersalah, buka wajahmu Na." bisik Hessel dengan suara menggoda di telinga Nana.

"Tidak mau... tidak mau... Nana malu..."

Nana menggeleng terus menerus tidak berani membuka wajahnya, malu sangat malu yang ada di benak Nana.

1
Ufi Yani
ada yg smaan g??manggil hessel nya kok hes brasa geli rsanya ka thor...
Nunik Wahyuni
smoga Nana hamillllll dan ksh anak kembar thorrr biar Hessel ga jaim lagi mengakui pernikahan mrk 🫰😍💃🍼
Nunik Wahyuni
Hessel keselll jadinya bikin anak takut nana disamber Andrean 🤣🤣🤣
Nunik Wahyuni
Hessel mau sampe kpn km bertidak bodoh munafik dan egois .....tdk mau mengakui istri halalmu di kampusss?
Nunik Wahyuni
hareudang hareudang itu ulet bulu dan ulet keket liat mrk romantis harmonis di kampus ehhh di kelas 😂😂😂
Nunik Wahyuni
🤣🤣🤣🤣ini suami istri lama lama berdua somplakkkk
Nunik Wahyuni
🤣🤣🤣🤣hanya Nana mahasiswi kurang ajar yg berani ngompol di pelukan dosen killernya 😂😂😂😂
Nunik Wahyuni
🤣🤣🤣🤣Nana sudah pinter akting skrg suami sendiri dicuekin 😂😂😂😂
Nunik Wahyuni
ini gmn hassel blg tdk mencintai nya diambil Andrean bnrn baru tau rasa loee....🤣🤣🤣
Nunik Wahyuni
thorrr boleh jitak Devan ga ....aku gemess ma dia klo ada mama pasti udh dijewer itu bawa Laras ke dlm rmh mrk....Nana km bakat jd pemain FTV aktingmu sempurna mengusir ulet bulu ga tau maluuuu🤣🤣🤣🤣💃💃💃🫰😍🫰
Nunik Wahyuni
ahhhh Nana aku jd ikut shock ....gara gara km teriakkk....TDR lagi ahhhh🙈🙈🙈
Nunik Wahyuni
udah na bodo amat anggapan orang tentang km .....kalian sah kalian nikah kalian ibadah halal....dan satu lagi kalian dijodohkan jd Nana ga salah ok...💃💃😍😍🫰
Nunik Wahyuni
🤣🤣🤣🤣Jessi jungkir balik itu perasaan nya liat pa dosen mesra ma istri kecilnya ..... sugar daddy dan sugar baby 🙈🙈🙈😡😡😡
Nunik Wahyuni
Devan km knp sich bikin ruwettt aja....biarin aja knp toh kakakmu udh nikah udh halal repoot amattt😡😡😡
Nunik Wahyuni
udah Nana intinya itu suami km seutuhnya sepenuhnya suami tuamu 😂😂😂
Nunik Wahyuni
Nana hbs minum kecubung itu makax anehhh🤣🤣🤣
Tina Kim
nyimak ceritanya 🍒🍒🍒🍒
Nunik Wahyuni
Nana terlalu naif apa bodoh trs aja suruh selesaikan urusan dgn janda ulet bulu. ...klo hassel salah langkah nyesel loe seumur hidup.....suami loe di rebut janda 😡😡😡
Nunik Wahyuni
Hessel kurang tegas ma Jessi ....anak didik ga sopan msk kamar dosen itu kan privacy 😡😡😡😡
Nunik Wahyuni
SMP bukan bocil lagi Hessel 🙈🙈🙈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!