NovelToon NovelToon
World Without End. Final Re:Make

World Without End. Final Re:Make

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai / Light Novel / Fantasi / Anime / Solo Leveling / Mengubah Takdir
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ady Irawan

Keyz berpetualang di Dunia yang sangat aneh. penuh monster dan iblis. bahaya selalu datang menghampirinya. apakah dia akan bisa bertahan?

Ini adalah remake dari novel yang berjudul sama. dengan penambahan alur cerita.

selamat membaca

kritik dan saran di tunggu ya. 😀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Great Quest 1. Golden Slug. Golden Koin

Five Doors, Five Eyes Of The Storm

Perjalanan menanjak melalui Hutan Rakau berakhir dengan pemandangan yang luar biasa. Keyz pernah ke sini, bertarung dengan Boss Torpo. Tapi, itu ada di sisi lain Reruntuhan Kota Kuil ini.

Kini, saat ini. Di hadapan mereka terbentang Reruntuhan Kota Kuil di sisi lainnya. Bangunan-bangunan kuno dari batu putih yang lapuk kini diselimuti oleh lumut dan tanaman merambat yang menjalar agresif, seolah alam menolak untuk mengingat peradaban yang hilang ini.

Kawah dimana Meteor Breaker Keyz meledak, terlihat meskipun jaraknya cukup jauh.

Di tengah reruntuhan yang luas, lima pilar cahaya menjulang tinggi hingga menembus langit. Di sanalah lima portal Dungeon Misterius berada. Masing-masing dari pilar-pilar itu berjarak sekitar sepuluh meter satu sama lain, dan memancarkan energi yang berbeda.

Portal Utara berputar lambat, berwarna kelabu seperti batu nisan.

Portal Selatan berdesir cepat, memancarkan aura hijau kebiruan yang gesit.

Portal Timur berdenyut tajam, bersinar dengan cahaya perak yang keras.

Portal Barat adalah pusaran kabut gelap, seolah gerbang menuju ruang hampa.

Portal Terpusat berada di titik tertinggi, bergemuruh dengan warna ungu tua, terasa paling tua dan paling mengancam.

Keyz dan kelima anggota party nya berdiri di depan Portal Barat. Baf menjejakkan kakinya, Virgo membuka grimoire-nya sesekali, Riss mencengkeram pedangnya, dan Luna berdiri dengan ketenangan yang tak wajar.

Kelima party lainnya telah berkumpul di depan pintu nasib masing-masing. Mereka adalah lima jari yang siap menekan tombol kehancuran atau penyelamatan.

Hening, hanya suara desingan energi dari portal yang memecah terdengar. Tidak ada yang berani berbicara.

Kim adalah yang pertama melangkah maju. Ia memandang ke empat pemimpin lainnya—Aron, Joy, Luc, dan Keyz. Wajahnya keras, mengingatkan semua orang pada beban yang mereka bawa.

"Dungeon ini adalah kuburan bagi yang lemah," suara Kim terdengar serak, memantul di antara reruntuhan. "Jangan lengah. Aku tidak ingin ada batu nisan yang harus kubawa pulang ke Sad Town."

Ancaman itu jelas. Kim tidak hanya mengkhawatirkan keselamatan rekan-rekannya, tetapi juga bila kegagalan terjadi, hal itu yang akan menghancurkan kotanya.

Lucia merespons dengan profesionalisme yang beku. Ia mengangkat tangan melambai sebagai tanda. "Sebentar lagi. Kita masuk bersama. Kita tidak ingin ada 'sampah' yang bocor sebelum waktunya."

Keyz merasakan pandangan Baf di balik punggungnya. Baf tidak berkata apa-apa. Ia hanya berdiri tegak menatap ke depan.

Keyz menoleh ke samping. Luna tersenyum tipis.

"Semua pasti akan baik-baik saja,Keyz," bisik Luna. "Kita akan keluar dari sini hidup-hidup." Ketenangan Luna adalah permukaan danau yang memantulkan langit, memberikan kedamaian di tengah kengerian.

Tepat saat Lucia menurunkan tangannya, sebuah suara yang dalam dan berwibawa memecah perhitungan. Itu adalah Aron Eldaguard.

"Waktu telah tiba!," kata Aron. Suaranya tidak keras, tetapi memiliki otoritas yang mutlak. Lima pedang yang mengelilinginya berhenti berputar, bersinar redup. "Kita harus percaya pada kekuatan yang kita miliki."

Aron menoleh ke Portal Terpusat. Tanpa basa-basi atau perpisahan emosional, ia berjalan ke depan.

Tepat pada detik yang ditentukan, Aron Eldaguard menghilang ditelan pusaran ungu pekat Portal Tengah.

Joy tertawa kecil, melompat, dan timnya langsung mengikuti, menari menuju Portal Selatan.

Kim menggeram rendah, memimpin pasukannya, berjalan tegar memasuki Portal Utara yang muram.

Lucia bahkan tidak menoleh ke belakang. Ia melangkah cepat dan presisi, memasuki Portal Timur yang berkilauan.

Keyz menatap timnya. "Ayo. Saatnya berpetualang."

Baf, Riss, Virgo, dan Luna mengangguk. Mereka berlima maju serempak. Keyz, si Pendekar Enam Pedang, yang membawa beban utang yang tak terhingga, melangkah terlebih dahulu.

Keyz And His Team Have Entered The Dungeon.

​Saat Keyz dan timnya melangkah keluar dari pusaran kabut Portal Barat, udara dingin dan lembap segera menyergap. Mereka tidak berdiri di dalam gua atau labirin, mereka berada di dalam sebuah Menara.

​Dari luar, portal itu tampak bersemayam di antara puing-puing, tetapi di dalamnya, mereka berada di kaki sebuah struktur kuno yang menjulang. Langit-langitnya begitu tinggi sehingga nyaris tidak terlihat, diselimuti bayangan yang bergerak lambat, seolah mereka baru saja melangkah ke dalam rongga dada raksasa yang sudah membatu.

​Dinding-dindingnya terbuat dari balok-balok batu obsidian yang gelap dan diselimuti oleh lumut yang bersinar redup. Arsitekturnya kuno, menandakan fungsi sebagai kuil atau benteng, tetapi kini ia hanya berfungsi sebagai penjara. Menara ini terasa seperti batu nisan waktu, menyimpan keheningan yang menyesakkan dada.

​Di tengah ruangan pertama yang luas itu, yang berfungsi sebagai ruang Antechamber, terdapat tangga spiral masif. Tangga itu melilit, naik ke atas, menghilang di dalam kegelapan yang tak berujung. Setiap langkahnya menjanjikan tantangan yang baru.

​Baf langsung bergerak maju, menancapkan pedangnya ke lantai batu untuk memeriksa stabilitas struktur, sebelum mengambil posisi Tank di depan. Riss dan Virgo menyebar di sayap, sementara Luna berdiri di belakang Keyz, memancarkan aura yang tenang.

​"Ini bukan goa," bisik Virgo, grimoire di tangannya terbuka. "Terlihat seperti menara biasa. Tapi, ini adalah Dungeon yang masih perawan."

​Keyz mengangguk. Matanya, kanannya, memindai kegelapan, mencari ancaman. Di ruangan seluas itu, musuh terasa kecil, tetapi bahayanya bisa datang dari sudut mana pun.

​Lalu, mata mereka menangkap sesuatu....

​Golden Aura Slug.

​Di sudut ruangan, dekat pilar batu yang hancur, ada sesuatu yang bergerak. Itu adalah Lendir Emas Mana.

​Makhluk itu perlahan-lahan merayap di atas bongkahan batu, memancarkan cahaya kuning keemasan yang berdenyut lambat, menembus kegelapan Dungeon. Cahayanya lembut, tetapi di tengah kengerian struktur yang gelap, kehadirannya terlihat mencolok, seperti lampu mercusuar yang memanggil kapal karam.

​Tubuhnya yang tembus pandang membuat cairan di dalamnya terlihat. Di inti makhluk itu, terlihat beberapa benda berkilauan yang diserap dan ditahan oleh tubuhnya yang seperti lendir.

​Koin Emas Kuno.

​Lendir Emas Mana bergerak tanpa suara, dan tetesan Lendir Emas yang ditinggalkannya di lantai batu tampak seperti noda harta karun di antara abu. Makhluk ini adalah perwujudan ironi, bahaya mematikan yang berlumuran kekayaan, sebuah undangan langsung kepada keserakahan Keyz.

The Fight, Begins.

Keyz mencengkeram erat dua pedangnya, matanya tidak fokus pada bahaya monster itu, tetapi pada koin-koin yang bersemayam di dalamnya. Dorongan untuk melunasi utang membakar semua keraguan.

Meskipun Keyz adalah pemimpin party ini. Namun, Baf adalah pemimpin sejati mereka. Baf tidak pernah bertarung tanpa rencana, dan sebagai Tank sejati, dialah yang menanggung risiko pertama.

"Keyz, bersiap untuk akselerasi," perintah Baf, suaranya dalam dan tenang, memotong ketegangan di udara. "Riss, flank. Virgo, siapkan shield Mana. Kita uji dulu pertahanan monster ini."

Baf melangkah maju. Postur tubuhnya yang besar, meskipun tanpa zirah tebal, membentuk perisai alami yang meyakinkan. Ia tidak menyerang, ia membiarkan Golden Aura Slug pertama itu merayap mendekat.

Begitu mencapai jangkauan, Baf melancarkan tusukan cepat dengan pedang pendeknya ke arah inti monster.

—Sshhhttt!—

Pedang itu menembus zat tembus pandang monster dengan gesekan aneh. Cahayanya berkedip, dan tubuh monster mulai mencair, menyisakan genangan Lendir Emas dan beberapa Koin Emas Kuno yang jatuh ke lantai batu dengan bunyi kring yang sunyi.

"Respon lambat," lapor Baf. "Fisik efektif, tidak ada ledakan Mana awal. Monster ini lemah terhadap serangan terfokus."

Golden And Invasion.

Tepat setelah laporan Baf selesai, Menara itu bergemuruh. Itu adalah suara ratusan selubung batu yang terbuka serempak.

Dari celah-celah di dinding batu obsidian, dari retakan di lantai batu, dan dari setiap lubang tersembunyi, mereka muncul. Ratusan Golden Aura Slug.

Ruangan Antechamber yang tadinya gelap kini diselimuti oleh titik-titik cahaya kuning keemasan yang tak terhitung jumlahnya. Mereka merayap, menetes, dan bergerak serempak. Itu adalah banjir Mana cair berwarna emas, gelombang itu bergerak lambat namun masif yang akan membanjiri mereka.

Baf menggeram rendah, namun tidak panik. "Formasi Berlian! Riss, bersihkan perimeter! Virgo, Area of Effect! Luna, fokus lindungi Virgo!"

"Keyz!" panggil Baf. "Tugasmu menghabisi inti yang mendekati line pertahanan. Gunakan kecepatan mu, jangan biarkan mereka menyentuh pertahanan kita!"

Keyz mencabut dua pedangnya. Kegugupan telah lenyap, digantikan oleh dorongan aneh—euforia brutal yang lahir dari godaan koin emas yang mereka jatuhkan.

Keyz melesat maju, menggunakan Devil's Steb's dengan kecepatan tinggi. Ia bergerak bukan sebagai pejuang yang berhati-hati, tetapi sebagai kilatan penghancur berwarna hitam. Ia memotong inti Monster Lendir satu per satu dengan tebasan tipis dan cepat.

—Sshht! Sshht! Sshht!—

Di perimeter, Riss menari dengan pedangnya, membersihkan jalur. Sementara Virgo mengangkat grimoire-nya, melantunkan mantra cepat yang menembakkan panah-panah Mana biru, menghalangi kelompok Slug yang mencoba mendaki pilar.

Keyz tidak melihat ancaman, ia hanya melihat emas. Setiap tebasan yang berhasil, setiap Golden Aura Slug yang mencair, seolah memompa energi liar ke dalam nadinya. Ini adalah takdirnya. Bertarung di ambang batas kematian, dikelilingi oleh musuh. Mungkin.

Dia harus bertahan. Dia harus membunuh. Dia harus mendapatkan uang itu.

"Keyz. Kau bertambah hebat!" teriak Riss, semakin bersemangat.

Baf berdiri tegak, memblokir setiap Slug yang berhasil lolos dari serangan Riss, menjaga formasi tetap utuh. "Terus maju, Keyz! Jangan menahan diri!"

Di tengah keheningan Menara, yang kini dipenuhi dengungan Mana dan suara gesekan pedang, pertempuran melawan ratusan Golden Aura Slug memanas. Keyz adalah mata pedang yang tak terhentikan, dan Baf adalah palu yang memegang gagangnya.

Pertarungan baru saja dimulai di lantai pertama Menara misterius ini. Pertarungan untuk menebus hutang.

1
Surya
keren ini transmigrasi ke dunia game kah?
PiaPia_PipiOlipia
woh ada cerita tambahannya 💪💪💪
PiaPia_PipiOlipia
wuih. puluhan bab sekaligus. ini mah setara dengan satu buku.😍😍😍😍
PiaPia_PipiOlipia
Bagus
Ady Irawan
Kritik dan saran di tunggu ya gess
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!