Kim Min-seok siluman rubah tampan berekor sembilan, yang sudah hidup lebih dari 1000 tahun,Kim Min-seok hidup dengan menyembunyikan identitasnya sebagai seekor gumiho,Ia berkepribadian dingin dan juga misterius.
Dirinya menjalin hidupnya dengan kesepian menunggu reinkarnasi dari kekasihnya yang meninggal Beratus-ratus tahun yang lalu.
Kim Min-seok kemudian bertemu dengan Park sung-ah mahasiswi jurusan sejarah, saat itu dirinya menjadi dosen di universitas tersebut.
Mereka terjerat Takdir masa lalu yang mempertemukan mereka, mampukah Kim Min-seok mengubah takdir tragis di masalalu yang terulang kembali di masa depan.
apakah kejadian tragis di masalalu akan kembali terjadi kepada dirinya dan juga kepada park sung-ah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༿BAB༌༚35
Di sudut kota Seoul yang gelap dan sepi, jauh dari pandangan manusia dan makhluk gaib lainnya, Imugi yang berwujud manusia berdiri di dekat terowongan yang gelap.
Udara di situ dingin dan lembap, bau lumpur dan sampah terasa tebal di hidungnya, tapi dia tidak peduli—semuanya tidak penting selain satu hal: mengumpulkan cukup energi untuk membalas dendamnya.
Dia berdiri di bayangan pohon yang rimbun, tubuhnya sedikit menggigil bukan karena dingin, tapi karena kehausan akan energi yang kuat.
Wajahnya tampak pucat dan penuh kehausan, dengan tulang pipi yang menonjol dan bibir yang kering. Matanya berwarna hijau tua yang menyala di kegelapan, seperti nyala api yang lemah tapi tidak pernah padam.
Setiap kali dia menatap sesuatu, matanya memancarkan cahaya yang mengerikan, yang membuat makhluk kecil seperti tikus dan belalang melarikan diri dari dekatnya.
Dia telah hidup di bayangan selama berhari-hari ini, bergerak hanya pada malam hari, menghindari cahaya matahari yang bisa melemahkan kekuatannya yang masih lemah.
Tiba-tiba, dia melihat seorang pria yang sedang berjalan sendirian pulang dari kerja. Pria itu memakai jas hitam yang kusam, kepalanya menunduk, dan tampak lelah setelah seharian bekerja.
Dia berjalan lambat, tidak menyadari bahwa dia sedang diawasi oleh makhluk yang berbahaya. Imugi tersenyum dengan senyum yang jahat, lalu dengan cepat mendekatinya dari balik pohon, bergerak dengan kecepatan yang tidak mungkin dimiliki oleh manusia biasa.
Tanpa memberi kesempatan untuk bereaksi, Imugi menempelkan tangannya di pundak pria itu. Tangan dia dingin seperti es, dan saat sentuhan itu terjalin, dia membuka saluran energi di tubuhnya.
Energi dari tubuh pria itu mengalir perlahan ke dalam tubuhnya, seperti air yang mengalir ke lahan yang kering selama musim kemarau. Energi itu hangat dan segar, membuat dia merasakan sensasi yang menyenangkan yang dia belum rasakan selama berabad-abad.
Pria itu merasakan rasa lemah yang tiba-tiba, matanya membesar dengan keheranan, lalu tubuhnya melayang ke depan dan mati di lantai yang basah.
Imugi melepaskannya dengan perlahan, melihat pria itu yang tergeletak tanpa gerakan.
Dia merasa kekuatannya sedikit bertambah—tidak banyak, hanya cukup untuk membuatnya bisa berdiri dengan lebih tegak dan berjalan tanpa menggigil.
Tapi itu sudah cukup untuk membuatnya puas, setidaknya untuk malam ini. Dia membisukan nafasnya, memeriksa sekeliling untuk memastikan tidak ada yang melihat, lalu melangkah jauh dari tempat itu, meninggalkan pria itu yang masih pingsan.
Nanti pagi, orang akan menemukan dia mati mengira dia hanya pingsan dan mati karena lelah—tidak ada yang akan tahu bahwa ada makhluk gaib yang telah menghisap energi darinya.
Begitu sudah berhari-hari ia melakukan hal ini: menghisap energi manusia secara diam-diam, menyembunyikan dirinya dari Kim Min-seok yang selalu mencari jejaknya.
Setiap malam, dia mencari korban yang sendirian—pria atau wanita yang lelah bekerja, mahasiswa yang pulang larut malam, atau orang yang tersesat di jalan.
Dia selalu memilih tempat yang sepi, jauh dari lampu jalan dan orang banyak, agar tidak menarik perhatian.
Dia tahu bahwa Min-seok masih mencari untuk menemukan dirinya, seperti yang dia lakukan dulu di gua gunung, jadi ia harus berhati-hati—sangat hati-hati. Satu kesalahan kecil bisa membuatnya tewas sebelum waktunya.
Perlahan-lahan, kekuatannya bertambah—meskipun hanya sedikit demi sedikit, seperti tetesan air yang menimbun dan menjadi danau.
Dia bisa merasakannya di setiap sel tubuhnya: kekuatan yang lebih besar untuk berubah bentuk, kecepatan yang lebih cepat untuk berlari, dan pandangan yang lebih tajam untuk melihat di kegelapan.
Tapi ia tahu bahwa itu belum cukup. Dia masih ingat bagaimana kekuatan Song Hye-yoon dulu menyegel dirinya di dalam lukisan yang indah, menyembunyikannya di dalam kanvas selama berabad-abad.
Dia ingat bagaimana cahaya yang muncul dari tangannya Hye-yoon menyala dengan terang, membentuk simbol yang kuat yang membuat dia tidak bisa bergerak, dan bagaimana dia terjebak di sana sendirian, terkurung di dalam dunia lukisan yang diam dan tidak bergerak, hanya dengan rasa kesendirian dan sakit yang luar biasa.
Dia tidak akan melupakan dendamnya kepada Hye-yoon, tidak pernah. Dan dia juga tidak akan melupakan dendamnya kepada Park Sung-ah—reinkarnasi dari Song Hye-yoon, wanita yang telah menyegelnya dulu.
Dia masih ingat wajah Hye-yoon yang cantik tapi penuh keberanian, bagaimana dia berdiri di tengah gunung dengan lukisan di tangannya, menggambarkan simbol yang akan menyegel dirinya selamanya.
Dia tahu bahwa Sung-ah adalah Hye-yoon yang kembali hidup, dan itu membuat dendamnya semakin besar—dia akan membalas gadis itu untuk semua penderitaan yang dia berikan padanya, dan juga Min-seok yang telah membantu Hye-yoon menemukan cara untuk menyegelnya.
"Kim Min-seok... Park Sung-ah..." bisik ia dengan suara yang dingin dan penuh kemarahan, melihat ke arah arah apartemen Min-seok yang jauh, yang terlihat seperti titik terang di tengah kegelapan kota.
Suaranya bergema di dalam tenggorokannya, dipenuhi dengan kebencian yang telah tumbuh selama berabad-abad. "Aku akan membalas semua yang kamu lakukan padaku.
Semua penderitaan yang kamu berikan, semua waktu yang aku hilangkan—kamu akan membayarnya semua. Aku akan membuatmu merasakan apa yang aku rasakan selama berabad-abad: kesendirian, sakit, dan kehilangan yang tidak bisa di obati. Terutama kamu, Sung-ah—karena kamu yang dulu menyegelku di dalam lukisan itu!"
Ia tahu satu hal yang penting—sesuatu yang akan menjadi kunci untuk mengalahkan mereka berdua: saat ini, Kim Min-seok tidak memiliki kelereng rubah di dalam tubuhnya. Kelereng itu yang memberikan kekuatan terkuat Min-seok, kekuatan yang membuatnya bisa membantu Hye-yoon menemukan simbol penyegelan.
Tapi sekarang, kelereng itu ada di dalam tubuh Park Sung-ah, digunakan untuk menyembuhkannya dari kematian yang aneh yang hampir merenggut nyawanya.
Min-seok telah memasukkan kelereng itu ke dalam tubuhnya untuk melindunginya, tapi itu juga membuat kekuatannya menurun—bahkan jika hanya sedikit.
Meskipun begitu, Imugi masih belum bisa menandingi kekuatan Min-seok. Kekuatan asli gumiho berekor sembilan masih jauh lebih kuat daripada kekuatannya yang baru pulih, yang hanya berasal dari energi manusia yang dia hisap.
Dia tahu bahwa jika dia bertempur dengan Min-seok sekarang, dia akan kalah dengan mudah, dan ini kalinya dia tidak akan diberi kesempatan kedua.
Jadi ia merencanakan sesuatu yang lebih cerdas, sesuatu yang akan membuatnya mendapatkan kekuatan yang cukup untuk mengalahkan mereka berdua.
Satu-satunya cara agar ia bisa mengalahkan Min-seok dan membalas dendamnya kepada Sung-ah adalah dengan mengambil kelereng rubah dari tubuh gadis itu.
Dengan kelereng itu di tangannya, ia akan mendapatkan kekuatan yang luar biasa—kekuatan yang melebihi kekuatan Min-seok.
Dia akan bisa menggunakan kekuatan itu untuk memecahkan penyegelan yang dulu diberikan Hye-yoon, untuk menghancurkan Min-seok dan Sung-ah, dan untuk mengambil apa yang sehatnya miliknya: kebebasan dan kekuatan yang tak terbatas.
Namun, ia tahu bahwa tidak mudah mendekati Sung-ah. Kim Min-seok pasti melindunginya setiap saat, tidak akan membiarkan apa-apa yang berbahaya mendekatinya.
Ia telah melihat bagaimana Min-seok mengirimkannya ke kampus setiap pagi, memeriksa dirinya setiap hari untuk memastikan dia sehat, dan selalu ada di sisinya ketika dia dalam bahaya.
Ia telah melihat bagaimana Min-seok melihat Sung-ah dengan mata yang penuh kasih, sesuatu yang dia tidak pernah lihat sebelumnya dari gumiho itu. Ini membuat rencananya sulit dilaksanakan, tapi ia tidak akan menyerah—tidak pernah.
"Tak apa," bisik ia dengan senyum yang jahat, matanya memancarkan cahaya hijau tua yang lebih terang. "Aku akan menunggu kesempatan yang tepat.
Saat Min-seok tidak memperhatikan, saat Sung-ah sendirian—itu adalah saat aku akan mengambil apa yang milikku.
Dan setelah itu, aku akan menghancurkan mereka berdua, seperti yang mereka lakukan padaku dulu.
Aku akan memecahkan semua yang pernah dibuat Hye-yoon, dan kamu, Sung-ah, akan merasakan rasa sakit yang sama ketika aku terkurung di dalam lukisan itu!"
Dengan itu, Imugi berubah bentuk menjadi ular besar yang panjang—tubuhnya panjang dan hitam seperti malam, dengan sisik yang mengilap di bawah cahaya bulan.
Dia melayang ke udara dengan kecepatan, lalu melarikan diri ke dalam kegelapan terowongan yang gelap.
Dia akan terus menyembunyikan dirinya di bayangan, terus menghisap energi manusia setiap malam, dan terus menunggu kesempatan untuk membalas dendamnya.
Tidak ada yang bisa menghentikannya—bukan Min-seok, bukan Sung-ah, dan bukan siapapun lagi. Dendamnya yang membakar akan membawa dia ke akhir yang dia inginkan, bahkan jika itu berarti dia harus membayar dengan nyawanya sendiri.