Kisah cinta gadis sederhana Malika Jennaira dengan seorang pria kaya raya Dewangga Mahendra.mereka terpaksa menikah secara diam-diam tanpa melibatkan keluarga Dewangga karena hubungan tersebut tidak mendapatkan restu dari pihak keluarga Dewangga.belum genap sehari setelah ijab kabul di ucap kan, rumah tangga yang baru menuai bahagia langsung di hadapkan pada sebuah ujian besar.cukup lama bagi Malika akhirnya mengetahui rahasia besar yang di simpan rapi oleh suami nya.hingga suatu ketika membuat dada nya terasa sesak sekali.akan kah cinta tulus mereka bertahan setelah di hadapkan pada cobaan yang teramat besar ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oland sariyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sisa Pakaian
Malika dengan di bantu oleh Mbok Rum dan juga Rita mulai bergerak membersihkan rumah yang sudah menjadi milik Malika.rumah ini sudah lama di tinggal pergi merantau oleh penghuni nya sampai tidak terurus lagi seperti ini.Pak Tejo dan Pak Ujang yang merupakan Ayah nya Rita juga ikut membantu mengganti atap serta memperbaiki tembok yang sudah tidak layak pakai lagi.dalam satu hari rumah ini sudah siap untuk di huni.
" Rumah nya jadi bagus banget ya Bu." ucap Malika sambil berdiri menatap hasil kerja keras mereka semua.
Rumah ini sangat estetik berbeda dengan rumah - rumah yang lain,semua yang menempel pada rumah ini adalah pilihan Malika yang ternyata diam-diam punya bakat mendesign yang luar biasa.Pak Tejo saja sampai menganga lebar melihat penampakan rumah Malika sekarang.di bagian belakang rumah ada sebuah taman yang luas dan sangat indah mulai di tanami sejumlah bunga.di sana nanti Bu Ani bisa berjemur di bawah sinar matahari sambil menikmati pemandangan alam dan udara yang segar,sekat antara dapur dan ruang tamu lumayan jauh jadi lebih leluasa untuk bergerak.ada tiga kamar di rumah ini dan ketiga kamar itu sudah di isi oleh Malika,Mbok Rum dan juga Bu Ani.walaupun tidak sebesar rumah nya sewaktu masih bersama Dewangga tetapi Malika tetap bahagia.
" Terimakasih ya Pak sudah bantu Malika hari ini." Pak Tejo dan Pak Ujang menolak upah yang di berikan oleh Malika atas apa yang mereka kerjakan hari ini.meskipun sudah di paksa tetapi uang pemberian Malika langsung di balikkan lagi oleh kedua pria paruh baya ini.
Sebagai gantinya Malika sengaja meminta Mbok Rum untuk membuat tumpeng dan makanan lain nya untuk di bagi - bagi kepada Pak Tejo sekeluarga,Pak Ujang sekeluarga dan tetangga lain nya.
Bu Ani yang tidak boleh membantu memasak hanya bisa pasrah duduk di sofa sambil mengamati dari jauh karena Malika yang tidak memperbolehkan Ibu nya masuk ke dapur.takut capek begitu lah kata Malika kepada Bu Ani.
" Sama-sama nak ,bukan kah kita ini Keluarga jadi sudah seharusnya saling tolong menolong.kalau Kamu masih butuh bantuan Bapak jangan sungkan untuk mengatakan nya." ujar Pak Tejo membuat Malika berbinar haru mendengar nya.
Begitu tulus sikap Pak Tejo kepada Malika, sangat terlihat dari cara nya berbicara dan menatap Malika.awal nya Malika kira mereka akan kesusahan di tempat tinggal yang baru, ternyata dugaannya salah.masih ada stok orang baik di dunia ini yang bisa saling menghargai sesama manusia.
" Terus rencana Kamu ke depan bagaimana nak?" tanya Bu Tejo menimpali.
" Malika mau cari kerja dulu Bu,tapi bingung mau melamar pekerjaan di mana." Malika mendesah pelan.akibat terlena dengan bujukan Dewangga membuat dia harus memulai semua nya dari nol.
" Tidak perlu buru-buru,pilih lah yang paling cocok dengan kemampuan mu,jika butuh bantuan kabari Ibu dan Bapak,kami punya beberapa kenalan yang mungkin bisa mengeluarkan Kamu dari kebingungan ini." tawar Bu Tejo yang memang punya banyak kenalan pengusaha di Bali,setiap kali ada pertemuan penting pasti para pengusaha kelas kakap lebih memilih menginap di villa milik Bu Tejo ketimbang hotel mewah.selain pemandangan yang indah tersaji gratis di depan mata, masakan Bu Tejo juga tidak ada dua nya di sekitar sini.Bu Tejo sangat pandai memasak berbagai macam makanan tidak kalah dari restoran ternama.bahkan ketika hendak pulang ke daerah asal masing-masing,para pengusaha itu sengaja merogoh kocek lebih banyak demi bisa membawa masakan Bu Tejo pulang ke rumah mereka.
" Terimakasih banyak atas semua perhatian Ibu dan Bapak,Malika sangat bersyukur bisa bertemu dengan kalian semua." kata Malika sambil menatap satu persatu orang-orang baik yang dengan senang hati menolong nya tanpa berpikir panjang lagi.
" Kalian sangat baik sekali Bu Tejo." sambung Bu Ani sudah berkaca-kaca.
Di balik semua kejadian yang menimpa mereka, sekarang mereka malah di pertemukan dengan orang baik.entah terbuat dari apa hati pasangan suami istri ini.semua yang tidak bisa mereka lakukan di bantu tanpa pernah dimintai upah sedikit pun.
" Bu Ani dan Malika sudah kami anggap sebagai keluarga,mulai sekarang jika kalian punya keluh kesah jangan ragu untuk membagi nya kepada kami." Para wanita berpelukan sambil berurai air mata.
Meninggalkan Pak Tejo dan Pak Ujang yang juga menangis haru tapi tidak bisa ikut berpelukan dengan para wanita.
Setelah para tamu undangan meninggal kan rumah nya,Malika bergegas membantu Mbok Rum membersihkan sisa makanan yang tersisa,Rita lalu mengambil sapu menyapu karpet yang sudah kotor dengan sisa makanan.
Meninggal kan Malika yang sudah mulai menata kehidupan nya di Bali.kita beralih ke ibu kota.
Setelah melalui perdebatan yang cukup panjang, melelahkan dan hampir meledakkan kepala nya.Dewangga akhirnya di izin kan oleh Mama nya untuk pergi ke kantor.
" Semoga saja wanita itu sudah pergi dari rumah kalian." batin Niken yang sangat paham dengan akal bulus Dewangga.pergi ke kantor hanya lah sebuah alasan agar putra nya bisa keluar dari ruang rawat ini, setelah itu Niken sangat yakin Dewangga pasti akan menyempatkan waktu untuk menemui istri pertama nya.sampai sekarang Bi Inah belum mengabarkan apapun tentang Malika kepada nyonya kaya raya ini,bahkan ponsel Bi Inah pun tidak bisa di hubungi lagi setelah pembicaraan mereka malam itu.Niken sama sekali tidak curiga dengan tidak aktif nya ponsel milik Bi Inah karena sedang fokus merawat cucu nya di rumah sakit.
" Kemana pergi nya si Inah?" Niken kembali menyimpan ponsel karena nomer Bi Inah yang masih tidak aktif.
Dewangga dengan di antar oleh Roni sedang dalam perjalanan menuju ke rumah nya bersama Malika.
" Maaf Bos! Kita sudah sampai di rumah." ucap Roni memberitahu.
Kalau kalian tanya apa Roni tahu tentang kepergian Malika? Jawaban nya adalah tidak,selama Dewangga di rumah sakit,Roni pun ikut menemani bos nya di sana.Roni tidak di izinkan pulang ke rumah Malika takut Malika bertanya banyak hal kepada nya.padahal mah Malika cuek-cuek saja tidak pernah mengorek informasi apapun dari tangan kanan suami nya.Dewangga saja yang curigaan karena terlalu banyak menyimpan rahasia dari Malika.
" Sudah sampai?" ulang Dewangga gelagapan sebab sepanjang jalan menuju ke sini Dewangga tertidur pulas.
" I- iya Bos." jawab Roni cepat.
" Aduh! Kenapa tidak bilang sedari tadi, seharusnya kita mampir dulu beli coklat dan makanan kesukaan Malika." gerutu Dewangga pada Roni padahal dia sendiri yang salah.
Kenapa juga pakai acara tidur di perjalanan yang singkat ini.Roni membatin mau membela diri juga tidak bisa karena bos selalu benar sekalipun melakukan kesalahan besar tidak akan pernah mau mengaku salah.
" Maaf Bos,Saya tidak tahu kalau Bos mau beli sesuatu,apa perlu kita putar balik." tawar Roni karena mereka belum ada yang keluar dari mobil.
" Tidak perlu." kesal Dewangga menutup pintu mobil dengan kencang.
Sebelum masuk ke dalam rumah, Dewangga terlebih dahulu merapikan pakaiannya, dari semalam Dewangga sudah menyusun kata-kata yang akan dia ucapkan kepada Malika, untuk hadiah yang lupa dia beli, nanti dia akan mengajak Malika makan di luar di tempat favorit Malika istri kesayangan nya.
" Kenapa sepi sekali?" batin Dewangga menatap rumah berlantai dua ini.
lampu teras masih menyala padahal matahari sedang terik-teriknya ,gorden jendela juga masih tertutup rapat tumben seperti ini.biasa nya Bi Inah akan keluar menyambut kedatangan nya jika memang Malika sedang tidak ada di rumah.tapi ini....
" Sial....Apa saja kerjaan Bibi sampai teras kotor begini." geram Dewangga lagi.
Dewangga masuk ke dalam rumah menggunakan kunci cadangan yang selalu di bawa nya jika hendak bepergian.
Langkah kaki Dewangga berhenti ketika merasa ada yang salah dengan rumah ini.foto pernikahan nya dengan Malika tidak terlihat satu pun menghiasi dinding, begitu juga dengan koleksi foto Malika yang lain.hanya menyisakan foto dia yang tengah berdiri sendiri.
" Bi ...Bi Inah..." teriak Dewangga memanggil asisten rumah tangga nya.
" Bi Inah..." teriak Dewangga lebih kencang lagi namun tidak juga mendapatkan sahutan.
Bi Inah sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan rumah ini sehari setelah kepergian Malika,wanita paruh baya itu tidak berani menghadapi kemarahan Dewangga ataupun Niken.Bi Inah sudah pulang ke kampung halamannya lalu mengajak pergi anak-anak nya dari sana sebelum Dewangga berhasil menemukan mereka dan menghancurkan hidup mereka tanpa belas kasihan.
" Kemana pergi nya wanita itu?" umpat Dewangga yang sudah lelah berteriak dan pada akhirnya memilih diam.
Langkah kaki nya lebar menuju ke kamar,namun kamar dalam keadaan sepi tak berpenghuni.tidak ada tempat untuk menanyakan keberadaan istri nya sekarang.Dewangga berlari mengecek lemari pakaian Malika.
Dewangga kalang kabut ketika melihat hanya tersisa beberapa pakaian saja di dalam lemari tengah ini,semua pakaian yang tertinggal adalah pemberian Dewangga hadiah dari perjalanan nya ke luar kota.
" Malika...Kamu di mana?" gumam Dewangga sambil meremas salah satu pakaian yang di ambil nya dari lemari.
" Kenapa Kamu pergi tanpa mengajak Aku,sayang? Kamu malah meninggalkan pakaian ini untuk ku." Dewangga terduduk lemas di lantai yang sudah kotor karena sudah beberapa hari tidak pernah di sapu.
" Malika...."
Bersambung...
Jangan lupa like,vote, pencet tombol Hadiah nya,bantu rate ⭐⭐⭐⭐⭐ dan tinggal kan jejak kalian di kolom ya guys.
thanks kk author....🙏
ditunggu kelanjutannya Thor
lanjut Thor