"Ibumu pembunuh!"teriak Amanda.Dadanya bergemuruh.Emosinya berkobar-kobar melihat sang putri kecilnya kini meregang nyawa karena ulah mertuanya.
"Kamu mengatakan ibuku seorang pembunuh?Dia itu mertuamu!Yang berarti ibumu juga Amanda!"teriak Richard tak mau kalah.Ia tak mau ibunya dituduh sebagai pelenyap nyawa putrinya.
Amanda,seorang istri yang harus mencari nafkah karena suaminya , Richard tak mau bekerja setelah dipecat dari tempatnya bekerja.Ia harus mengasuh putrinya yang masih berusia dua bulan,namun tanpa sepengetahuan Amanda,ibu mertuanya memberikan makanan yang belum boleh dikonsumsi oleh bayi , hingga sang anak meninggal dunia.
Bagaimana kelanjutan kisahnya?Ikuti terus yuk kisah mereka🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 31
"Yang aku inginkan,kalian hidup MENDERITA."ucap salah satu perempuan dengan penuh penekanan di akhir kata."Tau darimana kalian tempat tinggalku?"
tanya Richard yang sebenarnya ini tak perlu di pertanyakan lagi."Mantan istrimu.Dia adalah orang yang baik dan tentunya bisa di ajak kerjasama."ujar Bu Iren.
Richard sudah menduga ini yang dimaksudkan Amanda tadi.Perempuan muda itu,tadi berteriak di depan kosan.Sehingga banyak tetangga yang datang untuk melihat apa yang sedang terjadi.
"Ibu-ibu,bapak-bapak.Kalian semua harus hati-hati sama keluarga ini.Mereka ini keluarga pelakor.Ibunya menjual anaknya untuk menjadi pelacur hanya demi uang!"teriak seorang perempuan sambil menunjuk-nunjuk Bu Ratna dan Richard.
"Apakah kalian masih mau tinggal dengan orang seperti ini?"ucapnya lagi sambil menarik Bu Ratna ke depan kosan.Kini dia dipaksa berdiri depan semua orang.Kepalanya terus menunduk,jarinya tak henti meremas baju hingga kusut.
"Cukup!Tolong hentikan.Aku akan menyuruh Mbak Arin untuk berhenti mengganggu rumah tangga anak mu.Dan kumohon,pergilah dari sini."ujarku yang membuat semua tetangga kos menyorakiku.
Bu Iren tertawa mengejek."Sayangnya kamu terlambat.Kami kesini bukan untuk menyuruh kakakmu berhenti.Tapi aku kesini untuk membuat perhitungan!"teriak salah seorang perempuan berambut panjang.
Richard menghela nafas kasar, seperti angin yang berhembus melalui pohon-pohon yang rindang. Dia merasa lelah, seperti beban yang terlalu berat untuk dipikul. Masalah dalam hidupnya seakan tak habis-habis, seperti ombak yang terus-menerus menghantam pantai.
Tapi, ketika dia menatap lebih dalam ke langit, dia melihat sesuatu yang membuatnya berhenti sejenak. Sebuah celah kecil di antara awan-awan, yang membiaskan cahaya matahari ke bumi. Richard merasa seperti itu juga, seperti dia masih memiliki harapan, masih memiliki cahaya yang bisa menuntunnya keluar dari kegelapan.
Perempuan itu mendorong Bu Ratna hingga jatuh tersungkur.Richard membantu ibunya untuk berdiri.
"Wanita tua macam kamu itu tidak pantas untuk hidup!Orang tua macam apa yang mengorbankan anaknya hanya demi uang semata?Hah!"ujar Bu Iren sambil mendorong pundak Bu Ratna.
"Kalian bukan Tuhan!Jadi berhenti mengurusi kehidupan kami!"teriak Richard.
"Hahaha..memangnya siapa yang bilang jika aku Tuhan?"balas Bu Iren yang semakin membuat Richard geram.Mereka masuk ke dalam kos dan menghina habis-habisan keluarga Bu Ratna.
"Pantas saja anaknya disuruh jual diri,hidupnya saja semiskin ini."
"Kasian ya.Menjual diri hanya demi menjadi orang kaya."bisik mereka.
"Diam kalian!Pergi dari sini!"teriak Bu Ratna.Jelas ia tidak tahan dengan hinaan demi hinaan yang dilontarkan.
"Tidak akan.Sebelum kalian melihat apa yang selanjutnya akan terjadi."ucap Bu Iren.Perempuan muda yang sedang asik dengan ponselnya tertawa.
Sungguh,jika ada pisau mungkin Richard sudah mengancamnya dengan benda tajam itu.Jika pakai kekerasan,tentu akan membuat semuanya semakin rumit.Mereka orang berduit.Tentu akan sangat mudah untuk menyingkirkanku.
"Anakku cantik.Bodynya bagus,seksi.Tentu saja Wira menyukai anakku dan memilihnya daripada anakmu yang gembrot itu."Bu Ratna masih saja bersuara.
"Hahaha..selera Mas Wira memang turun drastis.Dari cinderella , sekarang ia menyukai seorang pelacur murahan."
"Makanya dia meninggalkan anakku yang berkelas."jawab Bu Iren yang langsung membuat wajah Bu Ratna memerah.Richard memilih diam tak bersuara.Ia muak dengan semua ini dan memutuskan untuk berjalan keluar dari kos.
"Kalian memang orang-orang yang tak tahu malu."cibir salah satu tetangga Bu Ratna.
"Bu,kalau tidak tahu masalah yang sebenarnya mending nggak usah ikut campur!"tukas Richard geram.
Bersambung...
