NovelToon NovelToon
Menjemput Cahaya

Menjemput Cahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lianali

Sekuel dari cerita Jual Diri Demi Keluarga.

Setelah melewati masa kelam yang penuh luka, Santi memutuskan untuk meninggalkan hidup lamanya dan mencari jalan menuju ketenangan. Pesantren menjadi tempat persinggahannya, tempat di mana ia berharap bisa kembali kepada Tuhannya.

Diperjalanan hijrahnya, ia menemukan pasangan hidupnya. Seorang pria yang ia harapkan mampu membimbingnya, ternyata Allah hadirkan sebagai penghapus dosanya di masa lalu.



**"Menjemput Cahaya"** adalah kisah tentang perjalanan batin, pengampunan, dan pencarian cahaya hidup. Mampukah Santi menemukan kedamaian yang selama ini ia cari? Dan siapa pria yang menjadi jodohnya? Dan mengapa pria itu sebagai penghapus dosanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30_Takdir yang Tidak Terduga

"Pokoknya kamu harus ikut nemenin aku," Tazkia memaksa Ros dengan cemberut.

"Iya, saya ikut, nanti malam kan, ba'da Isya?" ujar Ros dari penghujung telepon.

"Ya udah, kamu datengnya cepetan aja. Kamu maghribnya di sini aja, nanti alasan lagi kemaleman. Bila perlu, kamu nginap di rumah," ujar Tazkia lagi, masih dengan nada memaksa.

Ros tertawa cekikikan. Ia kenal sekali temannya ini. Kadang bertingkah sangat dewasa saat menasihati dirinya, tetapi terkadang seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan permen—seperti saat ini.

"Iya, selesai maghrib aku langsung ke sana deh. Sholat Isyanya di sana," ujar Ros menenangkan.

"Oke, aku tungguin," sahut Tazkia cepat.

"Iya."

Telepon ditutup. Ros menghela napas, lalu beranjak menuju lemari pakaian. Ia menarik pintunya dan mulai memilah gamis yang sekiranya cocok untuk ia pakai nanti. Tangannya meraba kain-kain lembut itu, sebelum akhirnya memilih gamis berwarna navy dengan motif sederhana. Ia mengeluarkannya, menggantungnya di gantungan baju, lalu melirik jam dinding. Masih ada waktu sebelum maghrib.

Ros mendesah pelan. Ia tak tahu kenapa hatinya tiba-tiba merasa gelisah. Perjodohan Tazkia ini adalah hal yang sudah lama direncanakan oleh keluarga temannya itu, tetapi entah mengapa ada rasa tidak nyaman yang tiba-tiba menyelinap di hatinya.

Ah, mungkin karena ini terlalu mendadak, batinnya.

Ia segera pergi ke kamar mandi untuk berwudhu, berusaha menenangkan pikirannya sebelum sholat maghrib.

Sementara itu, di dalam sebuah mobil yang melaju di jalanan kota yang mulai lengang, dua pria duduk berdampingan di kursi depan.

"Niatkan semuanya karena Allah, Fah," pesan Imran, lelaki paruh baya yang duduk di samping Fahri, yang sedang menyetir.

"InsyaAllah, Bi," ucap Fahri dengan nada serius.

"Tapi kalau semisal tidak cocok, Fahri bisa mundur, kan, Bi?" lanjutnya bertanya, ingin memastikan.

"Tentu saja bisa, Fah. Ini baru tahap ta'aruf, belum menikah. Masih bisa mundur," ujar Imran dengan nada tenang.

"Tapi Umi rasa Tazkia itu sudah sangat cocok sama kamu, Fah," suara lembut seorang wanita terdengar dari kursi belakang.

"Umi..." tegur Imran, melirik istrinya dengan nada peringatan.

Hana hanya menghela napas pelan. Dalam hatinya, ia memang merasa harus segera mencarikan calon istri yang tepat untuk Fahri.

Ada kekhawatiran dalam dirinya jika Fahri jatuh cinta pada Santi, seorang gadis yang dulu ia titipkan di pesantren.

Baginya, Santi bukanlah sosok yang cocok untuk putranya. Karena itulah ia merasa Tazkia—anak sahabatnya—adalah pilihan yang terbaik.

Setelah tiga puluh menit perjalanan, mereka akhirnya tiba di sebuah rumah besar dengan gerbang tinggi yang kokoh.

"Ini rumahnya, Mi?" tanya Fahri sambil menatap bangunan megah itu.

"Iya, ini rumahnya," ujar Hana dengan senyum puas.

Tak lama kemudian, seorang satpam membukakan gerbang. Fahri melajukan mobilnya masuk ke halaman luas rumah itu.

"Terima kasih, Pak," ujar Imran kepada satpam ketika mobil melewati pos penjagaan. Satpam itu membalas dengan senyuman dan acungan jempol.

Di dalam rumah, suasana cukup tegang bagi seorang Tazkia. Ia duduk di sofa dengan tangan yang terus-menerus memainkan ujung kerudungnya.

Di sampingnya, Ros menyadari kegelisahan itu dan menahan tawa.

"Awas aja kalau nggak ganteng," celetuk Tazkia dengan suara lirih kepada ibunya, Bu Dewi.

"Tenang aja, pilihan Mama nggak mungkin salah," ujar Bu Dewi santai.

Tazkia hanya mendengus pelan. Sejujurnya, ia sejak awal tidak setuju dengan perjodohan ini. Ia ingin mencari suaminya sendiri, tetapi nyatanya hingga usianya menginjak 27 tahun, ia masih belum menemukan pria yang cocok.

"Tersenyum dong, Kia. Sebentar lagi calon suamimu datang, loh," goda Ros.

"Kamu, ih... Atau nggak, kamu aja deh yang gantiin aku. Aku males ah," ujar Tazkia, hendak bangkit dari sofa.

Namun, gerakannya terhenti saat sebuah suara terdengar dari depan pintu.

"Assalamualaikum," ujar Imran dengan nada ramah.

"Wa'alaikumussalam," sahut Kevin dan keluarga serempak.

"Ehh, ini yang ditunggu sudah datang," ujar Kevin, ayah Tazkia, sambil berdiri. Begitu pula dengan Bu Dewi. Mereka menyambut kedatangan Imran dan keluarganya dengan penuh kehangatan.

"Ayo, masuk," ucap Bu Dewi setelah bersalaman.

Saat itulah Tazkia akhirnya melihat Fahri untuk pertama kalinya.

Matanya membesar seketika.

Astaga... ganteng banget!

Ia hampir tidak percaya bahwa pria di hadapannya adalah calon suaminya. Ia yang awalnya ogah-ogahan, kini justru merasa gugup.

Wajah Fahri begitu tampan, dengan garis wajah tegas dan sorot mata yang teduh. Ia seperti aktor di drama China yang sering ia tonton!

Namun, tanpa Tazkia sadari, ada hal lain yang terjadi di ruangan itu.

Tatapan Fahri langsung tertuju pada Ros, yang duduk di samping Tazkia.

Begitu pula dengan Ros.

Mata mereka bertemu sesaat, sebelum akhirnya Ros menundukkan pandangannya. Ada sesuatu di mata Fahri yang membuat dada Ros terasa sesak.

Kenapa harus dia? batin Fahri.

Jika ia tahu sebelumnya bahwa yang akan ia temui adalah sahabat Ros, ia pasti sudah menolak perjodohan ini tanpa berpikir dua kali.

"Ayo, berdiri," ajak Ros pelan kepada Tazkia, yang masih terpana.

Mereka pun berdiri, dan Tazkia kini tersenyum sumringah. Ia menyapa Hana, Imran, dan tentu saja, Fahri.

"Tazkia," ujarnya memperkenalkan diri.

"Wah, ayunya," ujar Hana sambil mencolek pipi Tazkia dengan gemas.

"Ya sudah, mari duduk," ucap Bu Dewi.

Mereka pun duduk. Imran berhadapan dengan Kevin, Hana berhadapan dengan Dewi, dan Tazkia berhadapan dengan Fahri. Sementara Ros duduk tepat di samping Tazkia.

Fahri merasa semakin tidak nyaman. Rasanya ia ingin segera berkata bahwa ia tidak bisa melanjutkan ta'aruf ini. Tapi ia tidak ingin membuat situasi menjadi canggung.

"Inilah Nak Tazkia, yang selama ini Umi ceritakan kepada kamu, Fah," ujar Hana dengan bangga.

"Fahri," ujar Fahri memperkenalkan diri dengan suara datar.

Tazkia tersenyum malu-malu.

"Oh iya, ini...?" tanya Hana sambil menatap Ros.

"Oh iya, hampir lupa. Ini Ros, temannya Tazkia," ujar Dewi memperkenalkan Ros.

"Ros, Tante, Paman, Fah," ujar Ros dengan sopan, menangkupkan tangannya di dada.

"Saya temennya Tazkia. Kita kenal sejak kuliah," lanjutnya dengan senyum tipis.

Fahri menggenggam tangannya sendiri di atas pangkuannya. Jantungnya berdebar tidak karuan.

Jika saja ia tahu bahwa Ros adalah sahabat Tazkia, ia pasti tidak akan pernah datang ke sini.

Jarum jam menunjukkan pukul 10 malam.

Sudah saatnya Fahri dan keluarganya berpamitan pulang.

Namun, di dalam hati Fahri, ia sudah membuat keputusan.

Ia tidak akan melanjutkan ta'aruf ini.

Karena hati kecilnya tahu, orang yang ia cintai bukanlah Tazkia.

*****

"Bagaimana Fah, dengan Tazkia, sesuai dengan kriteriamu, bukan? Dia berpendidikan, cerdas, dan juga berparas cantik," ujar Hana kepada Fahri.

Fahri hanya terdiam.

"Tapi Abi, perhatikan, saat di sana kamu selalu mencuri pandang kepada Ros, apa jangan jangan kamu tertariknya kepada Ros?" ujar Imran.

Hana menatap Fahri dengan alis terangkat.

1
Susi Akbarini
ya ampun sebenarnya Ros jga tahu Fahri...
tqpi kenapa ia cuek gtu..
apa yg membuatnya begitu..
atau emang orangnya gak mau gr..

klo gtu..
fahri harus swgera nembak.

biar Ros tau kalo fahri suka ama Ros..
❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
laahhhh..
Fahri harusnya sat set cari no wa Ros..
bisa tanya Adam kan..
kenapa Ros punya firasat gak enak..
aoa dia jga ada rasa ama Fahri ...

klao iya..
kenapa kesannya dia cuek seolah gak ibgat mereka pernah temenan saat SMA..

Adam..
Adam..
kok gak muncul2..
kangen ini..
😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
waduhhh..

Adam amna Adam.

kok gak munvil..
kangen ini..
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
ngaku aj Fahri klao Ros cinta pertama dan terakhirmu..
biar abi dan umimu pergi melamar Ros...
❤❤❤❤❤❤
0v¥
thor udah lama ngak up up
Susi Akbarini
jeng3..
klao sampai ketahuan gmna ya..
aoa mereka akan langsung dinikahkan?

apakah adam tidak kecewa saat tau santi gak perewan???
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
waaahh..

fahri bisa salah paham.

pasti ros yg dikira mau dijodohkan ama dia..
pasti fahri langsung terima..

atau ris yg akhirnya sadar ada rasa ke fahri saat tau fahri mau dijodihka ama sahabatnya...

penasarannn....
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
kak...

kok lama gak up..
kangen ama adam dan santi...
❤❤❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
kalao suka halalin aja..
jgn asal nyosor..
bahaya donk..
kan udah jadi ustad..
😀😀😀❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
sayang di pesantren gak ada cctv..

myngkin saja ada yg lihat mereka lagi ambil vairan pel atau saat nuang di lantai..
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
kalo suka ama santi..
halalin aja.

😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
adam terciduk..
😀😀😀❤❤❤❤❤
Diana Dwiari
bakal ketahuan ga ya.....
Lianali
cerita yang penuh makna.
Susi Akbarini
Adam ..
dingin..
menghanyutkan..

❤❤❤❤❤❤😉
Susi Akbarini
sebagai mantan penikmat wanita.

pasti Adam.paham Santi punya daya tarik pemikat..

mudah2an..
Adam.mau halalin Santi lebih dulu...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
oalah..
mudah2an karena sama2 pendosa..
jadi sama2 mau neryonat dan menyayangi..
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
tatapan Adam seperti menginginkan Santi..
Santi jadi gak kuat..
😀😀😀❤😉❤
Susi Akbarini
mungkin Adam ada rasa ama Santi.

atau jgn2 Dam pernah tau Santi sblm mereka ktmu di bus.

mungkinkah hanya Adam yg tulus mau nikahi Santi..
mengingat ibu Adam kan udah meninggal.. .
jadi gak ada yg ngelarang seperti ibu Fahri..
❤❤❤❤❤❤
Diana Dwiari
ada yang panas nih.....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!