Pembalasan Dendam Nona Alena

"Alena.!!" seru Jena dan Tisa saat melihat Alena turun dari mobil Deon.

Mereka pun semakin terkejut dan tidak percaya dengan apa yang sudah mereka lihat.

"Karena aku pernah melihat dan bertemu dengan pria itu sebelumnya bersama Alena.Dan kalian lihat saja pria itu mengantar Alena." jawab Gea memberitahu Jena dan Tisa.

Yang memang Gea pernah melihat dan bertemu dengan Deon.Saat Deon dan Alena sedang makan bersama di restoran mewah.

"Hah?Kau benar.Pria itu mengantar Alena.Apa kita tidak salah lihat?" seru Tisa yang terkejut saat melihat Alena diantar oleh sosok pria tampan dan gagah seperti Deon.Yang sama sekali belum pernah Tisa dan Jena lihat.

"Kenapa Alena bisa diantar oleh pria itu?Apa hubungan Alena dengan pria asing itu?" tanya Jena penasaran.

"Pria itu hanya peliharaan Alena.Alena si pembantu rendahan itu,diam-diam pasti mengejar pria kaya seperti pria yang bersamanya sekarang." jawab Gea yang langsung memberikan kesimpulan tanpa mengetahui yang sebenarnya.

"Dimana kau pernah bertemu dengan pria itu?" tanya Jena semakin penasaran.

"Di restoran mewah,secara tidak sengaja aku melihat mereka berdua sedang makan bersama." jawab Gea memberitahu Jena.

"Tidak mungkin,Alena cuma seorang pembantu rendahan.Bagaimana bisa dia mendapatkan pria kaya raya." ujar Tisa yang tak begitu percaya akan kesimpulan Gea.

"Apa kau bodoh??Jaman sekarang jika tidak memanfaatkan tubuhnya,apa kau pikir bisa mendapatkan pria kaya raya??Dan aku yakin Alena pasti sudah menjual tubuhnya pada setiap pria.Dan sayangnya ia justru beruntung mendapatkan pria kaya raya." ujar Gea yang semakin memberikan kesimpulan yang berujung fitnah.

"Ku rasa itu masuk akal juga.Dasar Alena gadis murahan.Pantas saja sekarang dia berlagak menjadi orang kaya,tapi ternyata dari hasil kotor." cetus Tisa yang langsung mempercayai semua fitnahan yang sudah dikatakan oleh Gea.

Sementara Jena hanya memilih diam sambil terus memperhatikan Alena bersama pria asing.

(Tidak mungkin Alena bisa mendapatkan pria kaya raya.Bahkan kurasa lebih kaya dari Toni.Sudah terlihat pria itu memakai mobil edisi terbatas.) batin Jena sesaat.

"Lalu dimana,Toni?Kenapa kau tidak diantar oleh dia,Jena?" tanya Gea sesaat teringat akan Jena yang datang ke kampus seorang diri tanpa diantar oleh Toni.

"Entah lah,pagi ini dia tidak bisa mengantar ku." jawab Jena sambil mengangkat kedua bahunya.

"Apa jangan-jangan dia datang dengan taxi lagi?Aku jadi curiga dengan gelagat pacar mu." tanya Gea lagi yang mulai mencurigai Toni.

"Kenapa kau curiga?Jangan berpikir macam-macam tentangnya." tegur Jena dengan nada sewot dan menatap tajam ke arah Gea.

"Maaf,Jena.Aku bukan mikir yang macam-macam.Aku cuma tidak mau kau dipermainkan oleh lelaki mana pun.Aku sebagai sahabat mu pastinya ingin kau bahagia dengan pacar mu." jelas Gea panjang lebar.

Membuat Jena langsung diam sambil menghela nafas.

"Gea benar,Jena.Jangan sampai kau dipermainkan lelaki.Walau pun lelaki itu terlihat kaya.Kita sebagai perempuan harus punya harga diri yang tinggi.Jadi tidak salah Gea bicara begitu." sahut Tisa memberi pengertian dan menasehati Jena.

"Iya,aku mengerti maksud kalian.Ku harap Toni bukan lelaki seperti itu." ujar Jena menerima nasehat kedua temannya.