NovelToon NovelToon
Mandala Yin Yang

Mandala Yin Yang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Romansa / Penyelamat
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Tian Xuan

Che Tian, seorang Saint terkuat di alam dewa, kecewa ketika kekasihnya, Yuechan, direbut oleh Taiqing, penguasa alam dewa yang dipilih oleh Leluhur Dao. Merasa dihina, Che Tian menantang Taiqing dan dihukum, diturunkan ke bumi untuk mencari kekuatan yang lebih besar. Dengan senjata sakti, Mandala Yin Yang dan Kipas Yin Yang, Che Tian membangun kekuatan baru dan mengumpulkan murid-murid yang setia. Dalam perjalanannya, ia menghadapi pengkhianatan dan rahasia alam semesta, sambil memilih apakah akan membalas dendam atau membawa keseimbangan yang lebih besar bagi dunia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Kisah Kesetiaan yang Terlupakan

Malam di penginapan terasa sunyi, hanya suara angin malam yang sesekali berbisik dari luar jendela. Di dalam kamar yang sederhana, Che Tian duduk di kursi dengan santai, sementara Lin Haotian, Ye Qingxian, dan perempuan yang hampir bunuh diri tadi duduk bersila di lantai.

Che Tian menyilangkan kakinya seperti seorang guru yang hendak mengajar muridnya. Tatapannya tenang, tetapi ada ketegasan di dalamnya.

"Kau bilang semua pria itu sama saja, tidak ada yang setia?" tanya Che Tian sambil menatap perempuan itu.

Perempuan itu mengangguk pelan. "Aku belum pernah bertemu pria yang benar-benar setia."

Che Tian tersenyum tipis. "Kalau begitu, biarkan aku menunjukkan sesuatu padamu."

Tiba-tiba, ruang di sekitar mereka mulai berubah. Che Tian mengangkat tangannya, menciptakan sebuah domain. Cahaya samar menyelimuti ruangan, dan perlahan, ilusi mulai terbentuk di hadapan mereka.

Mereka seolah memasuki dunia lain, sebuah kisah yang terlupakan, tetapi tetap abadi dalam hati seseorang.

 

Sudut Pandang Kisah—Masa Lalu yang Tersembunyi

Di sebuah negeri yang jauh, ada seorang pemuda bernama Jiang Ren. Ia adalah seorang pendekar berbakat, pria yang tak pernah takut mati, seseorang yang selalu bertarung demi keyakinannya.

Namun, di sepanjang hidupnya, ada satu orang yang selalu menjadi duri dalam dagingnya—seorang wanita bernama Mu Yao.

Mu Yao dan Jiang Ren bukanlah sepasang kekasih. Mereka bahkan bukan teman. Mereka adalah musuh, saling membenci, selalu bertengkar setiap kali bertemu.

"Kau selalu menjadi penghalang jalanku, Jiang Ren!"

"Dan kau selalu menjadi gangguan bagiku, Mu Yao!"

Mereka bertarung berkali-kali, saling melukai tanpa ragu. Bagi orang lain, hubungan mereka adalah kebencian yang tak akan pernah padam.

Namun, yang tak pernah Jiang Ren tahu adalah bahwa di balik semua itu, ada sesuatu yang diam-diam tumbuh dalam hati Mu Yao.

Ia mulai memperhatikannya.

Ia mulai mengaguminya.

Dan tanpa disadari, ia mulai mencintainya.

Tetapi ia tak pernah mengatakannya. Ia tahu bahwa bagi Jiang Ren, ia tidak lebih dari seorang lawan, seseorang yang harus dikalahkan.

Namun, takdir memiliki cara kejamnya sendiri.

Suatu hari, Jiang Ren bertempur melawan musuh yang jauh lebih kuat. Ia kalah. Tubuhnya penuh luka, darah mengalir tanpa henti, napasnya lemah. Semua orang mengira ia sudah mati.

Namun, yang tak pernah ia ketahui adalah bahwa seseorang telah menyelamatkannya.

Seseorang yang diam-diam menangis di sisinya.

Seseorang yang mengorbankan segalanya untuknya.

Mu Yao.

Saat semua orang meninggalkannya, Mu Yao tetap tinggal.

Saat ia hampir mati, Mu Yao yang merawatnya.

Saat ia kehilangan segalanya, Mu Yao yang menyerahkan sebagian dari hidupnya untuk menyelamatkannya.

Tanpa sepengetahuan Jiang Ren, Mu Yao mengorbankan sebagian dari kultivasinya, membuatnya melemah, hanya agar Jiang Ren bisa bertahan hidup.

Ia tak pernah meminta balasan.

Ia tak pernah mengharapkan cinta dari Jiang Ren.

Ia hanya ingin melihatnya hidup.

Namun, takdir tetap kejam.

Jiang Ren akhirnya pulih, tetapi Mu Yao semakin melemah. Ia tahu bahwa waktu hidupnya sudah tidak lama lagi.

Namun, ia tak pernah memberi tahu Jiang Ren.

Ia tetap tersenyum di depannya, tetap bersikap seperti biasa—seperti musuh yang selalu menyebalkan baginya.

Sampai akhirnya, hari itu tiba.

Dalam sebuah pertempuran besar, Mu Yao berdiri di hadapan musuh yang tak bisa dikalahkan oleh Jiang Ren. Ia tahu bahwa Jiang Ren tidak akan menang. Ia tahu bahwa jika Jiang Ren bertarung, ia akan mati.

Jadi, tanpa ragu, ia maju sendirian.

Jiang Ren berteriak, mencoba menghentikannya, tetapi Mu Yao hanya menoleh dan tersenyum tipis.

"Kali ini, aku akan menang."

Itulah kebohongan terakhirnya.

Mu Yao bertarung sampai akhir.

Dan di akhir pertarungan, ia jatuh ke dalam pelukan Jiang Ren, tubuhnya berlumuran darah, napasnya semakin lemah.

Untuk pertama kalinya, Jiang Ren melihatnya bukan sebagai musuh, tetapi sebagai seseorang yang telah selalu ada untuknya.

Untuk pertama kalinya, ia merasakan sesuatu yang aneh di dadanya, sesuatu yang menyakitkan.

"Kenapa... kenapa kau melakukan ini?" suaranya bergetar.

Mu Yao tersenyum, tangannya yang lemah terangkat, menyentuh wajahnya untuk pertama dan terakhir kalinya.

"Karena kau berharga bagiku..."

Dan setelah kata-kata itu terucap, ia menutup matanya.

Jiang Ren tak pernah menangis sebelumnya.

Tetapi malam itu, ia menangis.

Mu Yao pergi tanpa pernah mengungkapkan perasaannya.

Dan Jiang Ren... tidak pernah bisa melupakan wanita itu.

Sejak hari itu, ia tidak pernah mencintai siapa pun.

Ia tidak pernah menikahi siapa pun.

Ia hidup dengan penyesalan, bertanya-tanya—jika saja ia menyadari perasaan Mu Yao lebih awal, apakah segalanya akan berbeda?

Tetapi tidak ada jawaban.

Karena seseorang yang benar-benar mencintainya telah pergi.

Dan ia hanya bisa hidup dalam kenangan yang tak bisa diulang kembali.

 

Domain mulai memudar, dan ruangan kembali seperti semula.

Ye Qingxian, Lin Haotian, dan perempuan itu terdiam. Tak ada yang berbicara, karena kata-kata tidak bisa menggambarkan apa yang baru saja mereka saksikan.

Lin Haotian menelan ludah. "Itu... itu baru setengahnya, kan?"

Che Tian mengangguk pelan. "Ya. Kisah ini belum berakhir."

Perempuan itu menggigit bibirnya, matanya mulai memerah. "Jadi... bagaimana akhirnya?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!