Sifa tidak pernah menyangka dengan nasib nya, ia harus menjadi Pengantin Pengganti, Kakak kandung nya sendiri yang tiba-tiba kabur di hari pernikahan nya sendiri.
Bagaimana Kisah nya.. hanya di Novel Pengantin Pengganti
Follow Me :
Ig : author.ayuni
Tiktok : author.ayuni
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Sifa sudah kembali ke rumah, ia melanjutkan tugasnya menyelesaikan tugas desain sebagai syarat ujian akhir. Kali ini ia menyelesaikan tugasnya di ruangan santai yang bersebelahan dengan kamarnya, ruangan ini cukup nyaman untuk bersantai mau pun digunakan untuk mengerjakan tugas.
Pintu ruangan sedikit dibuka agar angin sepoi-sepoi masuk kedalam ruangan yang seharusnya membuat Sifa semakin nyaman dalam menyelesaikan tugasnya namun sepertinya kali ini salah, pikirannya cukup terganggu setelah tadi ia bertemu dengan Sita dan Novan.
" Kak Sita pacaran sama Novan ? Kok bisa ya.. ? Aku yakin ini pasti ada apa-apanya " guman Sifa dalam hati.
Di sisi lain ia tidak sadar jika Revan berjalan menghampirinya.
" Ehem " Revan membuyarkan lamunan Sifa.
Sifa menoleh ke arah sumber suara, ia melihat Reva sudah berdiri tepat disampingnya, dengan satu gelas jus jeruk ditangannya.
" Kamu masih nugas ? " tanya Revan.
" Iya Mas " jawab Sifa singkat.
" Ini .. Aku buatkan jus jeruk " ucap Revan sambil menyodorkan gelas berisi jus jeruk ke hadapan Sifa.
" Ini buat aku ? " tanya Sifa heran.
" Iya lah, buat siapa lagi " jawab Revan.
Sifa meraih gelas berisi jus jeruk itu dari tangan Revan.
" Makasih ya Mas " ucap Sifa menyeruput jus jeruk buatan suaminya.
Revan hanya mengangguk tersenyum, ia lalu duduk disamping Sifa.
Ia memperhatikan beberapa desain baju hasil karya istrinya.
" Sejak kapan kamu suka menggambar ? " tanya Revan.
" Hmm.. yang aku ingat sih sejak SD Mas " jawab Sifa.
Revan manggut-manggut kembali memperhatikan hasil karya Sifa.
" Kamu kan sebentar lagi lulus, setelah ini kamu mau bagaimana ? " tanya Revan lagi.
" Maksudnya bagaimana gimana ? " Sifa balik bertanya. Ia sedikit mengernyitkan dahinya lalu membetulkan posisi duduknya.
" Ya kamu, mau diam rumah saja setelah lulus kuliah atau gimana ? " tanya Revan lagi.
" Oh... " Sifa kembali dengan posisi semula, hampir saja ia berpikir yang tidak-tidak, ia berpikir jika Revan kembali berubah pikiran.
" Aku sih berharap bisa mengembangkan hasil kuliah aku, aku bisa punya butik dengan baju-baju hasil desain aku sendiri " ucap Sifa.
" Ya, aku tidak memaksa kamu, apapun pilihan kamu aku dukung " susul Revan.
Sifa hanya tersenyum kecil.
" Oya besok aku sudah mulai kembali praktik, pasienku sudah banyak menunggu, nanti seperti biasa, kalau kamu lebih dulu pulang ke rumah, langsung kunci semua pintu, aku selalu bawa kunci cadangan " ucap Revan.
" Iya Mas "
" Ya udah, kamu lanjut lagi ya, aku ke kamar dulu mau istirahat .. "
Sifa hanya mengangguk tersenyum.
" Oya jangan lupa habiskan jus nya.. Jangan begadang " susul Revan membalas senyum Sifa.
Revan beranjak dari duduknya, berjalan menuju kamar, namun ada yang lain, Revan tidak berjalan menuju kamarnya tetapi berjalan menuju kamar Sifa.
Sifa yang memperhatikan menjadi heran sendiri. Ia beranjak dari duduknya menyusul Revan.
" Mas.. Mau kemana ? " tanya Sifa.
" Mau ke kamar kan ? " jawab Revan.
" Kamar Mas kan sebelah sana " ucap Sifa menunjuk kamar Revan.
" Kamar ini juga sama aja ! "
Revan masuk kedalam kamar Sifa kembali menutup pintunya.
Sifa masih berdiri di posisinya, ia mengernyitkan dahi.
" Ngapain di kamar aku.. ? Tidur ? Ck.. " Guman Sifa, ia tidak ambil pusing, ia kembali berjalan menuju ruang santai yang disana tugasnya masih menanti untuk di selesaikan.
***
Sifa dan Revan sudah bangun dari tidurnya, mereka sibuk dengan aktifitas nya masing-masing, Sifa yang bersiap-siap untuk pergi ke kampus sedangkan Revan yang juga sedang bersiap-siap untuk kembali praktik di rumah sakit.
Sifa melihat jam yang terpajang di dinding kamar masih jam 6 pagi, ia berniat untuk membuat sarapan terlebih dahulu untuk dirinya dan Revan.
" Masih ada waktu nih bikin sarapan " gumam Sifa berjalan keluar kamar.
Ia lalu menuju dapur, ia melihat nasi masih ada, ia akan membuat sarapan nasi goreng kali ini dengan ceplok telur mata sapi.
Sifa mulai sibuk menyiapkan bumbu untuk membuat nasi goreng, beberapa bulan ini ia sudah terbiasa untuk memasak, walaupun hanya masakan sederhana, tapi Revan sama sekali tidak pernah protes dengan masakan yang ia buat. Apapun yang Sifa buat Revan selalu memakannya.
Sekitar 20 menit berjibaku di dapur, akhirnya nasi goreng untuk sarapan sudah siap, Sifa menata nasi goreng dan ceplok telur mata sapi di atas meja makan, saat Sifa akan memanggil Revan untuk sarapan, Revan sudah menuruni anak tangga dengan stelan celana jeans dan kemeja, juga jas snelli yang ia soren di tangannya.
Revan menghampiri Sifa.
Sifa di buat tertegun oleh penampilan Revan pagi ini, Revan terlihat sangat segar dan ceria. Biasanya ia melihat dokter-dokter seperti Revan di rumah sakit namun kali ini dokter itu ada dihadapannya.
" Wangi banget " ucap Revan membuyarkan lamunan Sifa.
" Aku buat sarapan Mas, sarapan dulu " susul Sifa.
" Hmm " Revan mengangguk lalu duduk di kursi makan.
Sifa lalu kembali berjalan ke dapur.
" Mau kemana ? Kamu gak sarapan ? " tanya Revan.
" Mau ambil minum Mas "
" Nanti aja, aku bisa ambil sendiri, kita sarapan dulu " ucap Revan.
Sifa menuruti lalu ia kembali berjalan ke meja makan, ia duduk tepat di samping Revan.
Entah mengapa kali ini ada rasa yang lain dan berbeda dari diri Sifa, ia merasa salah tingkah dengan jantung yang berdegup kencang saat dekat dengan Revan.
Revan yang sadar dengan sikap Sifa menjadi aneh sendiri.
" Kamu kenapa ? Kok gak dimakan nasi gorengnya ? " tanya Revan.
" Oh .. Iya iya dimakan kok ini " Sifa tersenyum sedikit dipaksakan.
" Kamu kuliah jam berapa ? " tanya Revan lagi.
" Jam 8 Mas "
" Mau berangkat bareng atau gimana ? Aku ada praktik pagi " ucap Revan.
" Gak usah Mas, aku pake motor aja " susul Sifa.
" Ya udah, hati-hati "
Sifa mengangguk, ia berusaha untuk menetralkan suasana hatinya, ia pun merasa aneh dengan perasaannya kenapa tiba-tiba jantungnya bertalu-talu saat melihat Revan pagi ini.
" Kenapa sih Gue ini.. Plis yaa jantung plis.. bukan sehari dua hari kan ketemu sama Mas Revan, sudah berbulan-bulan kan ini.. " batin Sifa.
Akhirnya Sifa dan Revan menyelesaikan sarapannya, Revan pamit untuk pergi lebih dulu, karena ia ada praktik pagi sedangkan Sifa sebelum pergi ke kampus ia menyempatkan untuk merapikan piring dan gelas bekas makan mereka, agar sepulang kuliah nanti tidak ada piring dan gelas kotor yang menumpuk.
" Tenang banget rasanya kalo Mas Revan udah berangkat.. " gumam Sifa sambil mengelus-ngelus dada nya.
🌺🌺🌺
Jangan lupa dukung author dengn vote, like dan komen nya ya.. ♥️
mungkin blm mau di publisk🤔🤔
blm bisa comend panjang...
lama banget up nya...🤦🏻♀️