Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.
Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.
Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kombinasi Yang Aneh (Revisi)
Linlin melipat tangan di dadanya, menatap Yi Hang dengan ekspresi sedikit tidak sabar.
"Kau sudah selesai menatapku?" Suaranya jernih dan dingin, tetapi ada sedikit nada geli di dalamnya.
Yi Hang tersentak. Rahangnya mengeras, merasa sedikit dipermalukan. "Aku hanya memastikan bahwa kau bukan ancaman," jawabnya cepat.
Linlin mengangkat alis. "Oh? Dan bagaimana kesimpulanmu?"
Yi Hang diam sejenak. Ancaman? Dia masih belum yakin. Linlin terlihat seperti seseorang yang berbahaya, tapi di saat yang sama, dia juga terlalu memikat. Kombinasi yang sangat aneh.
"Aku masih belum tahu," jawab Yi Hang jujur. "Siapa kau? Dan kenapa kau ada di sini?"
Linlin tidak langsung menjawab. Ia justru menatap Yi Hang dari ujung kepala hingga ujung kaki, seperti sedang menilai sesuatu. Yi Hang merasa sedikit tidak nyaman, tetapi ia tetap berdiri tegap.
"Harusnya aku yang bertanya," kata Linlin akhirnya. "Aku yang baru saja datang ke tempat ini, dan tiba-tiba kau muncul dengan busur yang siap menyerang. Kalau ada yang terlihat mencurigakan, bukankah itu kau?"
Yi Hang mengerutkan kening. "Aku tinggal di daerah ini. Aku berburu di sini setiap hari. Tidak ada yang aneh dengan keberadaanku di tempat ini."
Linlin menatapnya beberapa detik sebelum akhirnya mengangguk pelan. "Baiklah. Maka pertanyaanku adalah… di mana aku?"
Yi Hang menatapnya dengan bingung. Apa maksudnya ‘di mana aku’?
"Kau tidak tahu di mana kau berada?" tanyanya, mencoba memastikan.
Linlin menghela napas panjang. "Jelas aku tidak tahu. Jika aku tahu, aku tidak akan bertanya padamu, bukan?"
Nada sinisnya membuat Yi Hang merasa seperti anak kecil yang baru saja dimarahi. Dia mengepalkan tangan, mencoba menahan kesabarannya.
"Kau berada di kedalaman Gunung Yushi," jawabnya akhirnya.
Mata Linlin menyipit. "Gunung Yushi?" ulangnya pelan, seolah sedang mengingat sesuatu.
Yi Hang memperhatikan reaksinya. "Kau tidak berasal dari daerah ini, kan?"
Linlin terdiam sejenak sebelum akhirnya menggeleng. "Tidak. Aku tidak berasal dari sini."
"Jadi, dari mana asalmu?"
Linlin terdiam. Ia menatap Yi Hang dengan tatapan aneh, seolah sedang berpikir apakah ia harus menjawab atau tidak.
"Aku juga tidak tahu," katanya akhirnya.
Yi Hang mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"
Linlin menatapnya dengan serius. "Aku tidak tahu bagaimana aku bisa sampai di sini. Aku hanya sadar, dan tiba-tiba aku sudah berada di tempat ini."
Yi Hang semakin curiga. Apa maksudnya? Tidak mungkin seseorang bisa tiba-tiba muncul di tengah gunung tanpa tahu bagaimana caranya sampai di sini.
"Jadi… kau tersesat?" tanyanya.
Linlin mendesah pelan. "Bisa dibilang begitu."
Yi Hang tidak langsung percaya. "Tapi kau tidak terlihat seperti orang yang tersesat. Kau juga tidak terlihat panik atau kebingungan seperti orang yang terdampar di tempat asing."
Linlin mengangkat bahu. "Aku tidak punya pilihan selain tetap tenang, bukan?"
Jawaban itu terdengar masuk akal, tetapi tetap saja ada sesuatu yang tidak beres.
Yi Hang memperhatikan pakaian aneh Linlin sekali lagi. Pakaian hitam ketat, pendek, dan sangat asing. Bahkan di kota besar, tidak ada wanita yang berpakaian seperti ini.
"Kau bukan dari negeri ini, kan?" tanyanya pelan.
Linlin menatapnya dengan ekspresi aneh, lalu tersenyum kecil. "Aku juga mulai berpikir begitu."
Yi Hang semakin bingung. Apa maksudnya?
Sebelum ia sempat bertanya lagi, suara geraman rendah terdengar dari balik semak-semak di belakang mereka.
Yi Hang langsung menegang, tangannya bergerak cepat mengambil anak panah dan memasangnya di busur.
Linlin juga langsung berbalik, matanya menajam seperti seekor kucing liar yang siap menyerang. Tangannya bergerak ke pinggangnya, di mana beberapa pisau kecil tergantung dalam sarung kulit.
Yi Hang sempat meliriknya, sedikit terkejut. Dia membawa senjata?
Geraman itu semakin dekat. Dari semak-semak, muncul seekor serigala besar dengan bulu kelabu keperakan. Matanya menyala tajam, menatap mereka dengan lapar.
Yi Hang mengangkat busurnya, tetapi sebelum ia sempat menarik talinya, Linlin sudah lebih dulu bergerak.
Dalam satu gerakan cepat, ia menghunus pisau kecilnya dan melemparkannya ke arah serigala.
Yi Hang hampir tidak percaya dengan yang ia lihat.
Pisau itu meluncur dengan kecepatan luar biasa dan menancap tepat di bahu serigala.
Hewan itu mengerang kesakitan dan mundur beberapa langkah, sebelum akhirnya berbalik dan melarikan diri ke dalam hutan.
Yi Hang menatap Linlin dengan mata melebar.
"Kau…"
Linlin menatapnya dengan ekspresi datar, lalu mengangkat bahu. "Refleks."
Yi Hang masih menatap Linlin dengan ekspresi sulit percaya. "Refleks?" Itu bukan sekadar refleks biasa.
Cara Linlin melempar pisaunya begitu cepat dan akurat, seperti seseorang yang sudah terlatih bertahun-tahun.
"Aku ingin bertanya."
Suara Linlin memecah kebisuan di antara mereka. Yi Hang mengalihkan perhatiannya dan menatap gadis itu, yang kini terlihat sedikit lebih serius.
"Kau bilang tempat ini adalah Gunung Yushi, kan?"
Yi Hang mengangguk.
"Lalu, kau tinggal di mana?"
"Di Desa Suda," jawab Yi Hang singkat.
Linlin mengulang dalam hati. "Gunung Yushi? Desa Suda?"
Ia mencoba mencari dalam ingatannya, tetapi tidak ada satu pun tempat dengan nama itu yang pernah ia dengar sebelumnya. Jika ini masih dunia tempatnya berasal, seharusnya pria ini sedang syuting atau cosplay. Namun, melihat caranya berbicara dan gerak-geriknya yang begitu alami, ia mulai meragukan kemungkinan itu.
Linlin menatap Yi Hang lekat-lekat, lalu bertanya, "Aku ingin tahu… Dinasti apa sekarang?"
Yi Hang mengerutkan kening, sedikit heran dengan pertanyaan aneh itu. Namun, ia tetap menjawab, "Dinasti Moshi."
Linlin membelalakkan mata. "Dinasti Moshi?"
Nama itu tidak pernah ia dengar sebelumnya. Sejak ia lahir hingga akhirnya dunia yang ia kenal hancur akibat kiamat zombie, ia tidak pernah mendengar ada dinasti bernama Moshi.
Yi Hang melihat ekspresi bingung di wajahnya dan mulai curiga. "Apa dia benar-benar tidak tahu?"
"Aku hanya tahu beberapa dinasti terkenal seperti Qin, Han, Tang, Song, Yuan, Ming, Qing..." gumam Linlin dalam hati. "Tapi Moshi? Tidak pernah ada."
Yi Hang masih menatapnya dengan penuh selidik. "Kau berasal dari mana, sebenarnya?"
Linlin tidak langsung menjawab. Ia bisa saja mengatakan yang sebenarnya, tetapi siapa yang akan percaya kalau ia berasal dari dunia lain?
"Aku… dari tempat yang jauh," jawabnya akhirnya. "Dan sekarang aku tidak tahu harus ke mana."
Yi Hang menatap Linlin sejenak sebelum menghela napas. "Jadi kau ingin ke desa?"
Linlin melangkah lebih dekat, menatap Yi Hang dengan mata berbinar. "Bisakah kau membawaku ke tempat tinggalmu?"
Yi Hang terdiam, tubuhnya sedikit menegang. Mata hitamnya menatap Linlin dengan penuh kewaspadaan.
"Aku?" suaranya terdengar ragu.
Linlin mengangguk, ekspresi wajahnya polos namun matanya menyiratkan sesuatu yang sulit diartikan. "Aku tidak punya tempat lain untuk pergi."
Yi Hang meneguk ludah. Permintaan ini… terlalu tiba-tiba. Wanita ini muncul entah dari mana, tidak tahu dinasti apa sekarang, dan sekarang meminta untuk dibawa ke rumahnya?
"Kenapa aku harus membawamu?" tanyanya, mencoba menahan debaran di dadanya yang entah kenapa terasa tidak normal.
Linlin tersenyum tipis, melipat tangannya di depan dada. "Aku bisa saja mencari jalan sendiri, tapi siapa yang tahu berapa lama aku akan tersesat? Bisa jadi aku jatuh ke jurang atau dimangsa binatang buas sebelum sampai ke desa."
Yi Hang mendengus kecil. "Kau terlalu percaya diri untuk seseorang yang tersesat."
Linlin mengangkat bahu, lalu menatapnya tajam. "Atau mungkin kau takut sesuatu akan terjadi padaku jika aku ikut denganmu?"
Yi Hang membelalakkan mata, wajahnya langsung memanas. "Bukan itu maksudku!"
Linlin terkekeh. "Jadi, kau akan membawaku?"
Yi Hang menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya. Ia tahu ini ide yang buruk, tetapi menolak permintaan ini juga terasa tidak benar.
Matanya bertemu dengan tatapan Linlin, dan sesuatu di sana membuatnya menyerah.
"Baiklah," katanya akhirnya. "Tapi... desa kami kecil dan sederhana. Jangan berharap terlalu banyak."
Linlin tersenyum, kali ini lebih tulus. "Tidak masalah. Aku hanya butuh tempat tinggal sementara."
Yi Hang mengangguk, lalu berbalik dan mulai berjalan menuruni gunung.
Linlin mengikuti di belakangnya, sesekali melirik punggung pria itu. Tatapan matanya berubah sedikit lebih dalam.
Besuk isinya manipulasi
lanjut💪💪💪💪