Cinta yang ngga mungkin bersatu. Malik Arkana Artha Mahendra sudah berusaha melupakan cinta terlarangnya pada Liliana Aldrin. Tapi kabar gadis itu masih hidup membuat cintanya bangkit lagi
Semoga suka, ya❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terasa asing
Acara fashion show untuk memperkenalkan gaun gaun dari perusahaan Nathan yang berkolaborasi dengan perusahaan Bara sudah di mulai.
"Tuh, mirip, kan?" bisik Deva usil ketika Hera mulai berjalan mengenakan gaun gaun rancangan perusahaannya dan Perusahaan Om Bara.
"Kenapa dia didandani seperti Liliana?" heran Sean ngga suka. Dia merasa gadis itu punya tujuan tertentu.
Malik? duganya membatin sambjl melirik adik sepupunya.
"Om Bara kelihatannya juga kaget," kesal Dewa. Dia melirik ke arah daddy dan om om mereka. Terutama Om Fazza dan Om Jeff.
"Mami kelihatan ngga suka," sambung Theo saat melirik wajah ngga kesal maminya-Cleora.
Malik masih menatap lekat pada sosok yang sangat mirip dengan Liliana.
Untungnya dia tau kalo itu bukan Liliana. Tapi tetap saja dia masih merasa rindu. Tapi sesaat kemudian tatapnya dia alihkan ke arah Cassie yang berada bersama mami, para tante dan oma omanya.
Sepertinya gadis itu tau kalo tadi dia agak lama menatap Hera .Cassie sekarang berpaling darinya.
"Dia cemburu," bisik Sean.
"Iyalah. Kan, udah aku bilang, kamu bakal oleng," dengus Deva kesal
"Aku ngga oleng," bantah Malik cepat.
"Hemm....." Deva dan Sean sama sama mendengus kesal. Sudah sangat jelas mereka tadi melihat Malik yang tak berkedip saat Hera tampil.
"Hati hati Malik. Gadis yang kamu suka bisa mundur kalo kamu masih mengingat masa lalumu," nasehat Dewa.
"Tuh, dengerin," decih Deva.
"Wajah sama ngga masalah. Yang penting hati yang buat kamu jatuh cinta," tambah Ziyan, agak membela Malik.
"Saran jomblo didengerin," decih Deva membuat Sean dan Theo tersenyum agak lebar.
Sementara Ziyan yang disindir hanya menyeringai.
"Lama lama kamu mirip Quin," ejek Ziyan.
"Jamgan disebut namanya. Bisa keselek dia ntar," timpal Theo terkekeh.
"Soalnya, nih, anak harus selalu diawasin agar jalannya tetap lurus," dengus Deva.
"Memang, sih. Tapi aku lihat Cassie, pembawaannya juga mirip Liliana. Matanya juga ijo. Jangan jangan kamu beneran belum move on," decak Sean menuduh.
"Masa, sih? Wajahnya aja beda banget. Warna rambutnya juga beda," bantah Deva.
"Siapa tau dia operasi plastik dan rambutnya itu wig," cuit Dewa.
Malik hanya mendengarkan, ngga menyahuti lagi. Cuitan Dewa juga harapannya.
"Eh, Om Bara mau ngumumin tuh." Ziyan memberi isyarat agar mereka diam.
Seketika perhatian pun terfokus pada Om Bara yang sedang berjalan ke belakang panggung.
Sementara itu Bara yang merasa gemas karena ulah putrinya, mulai menginterogasinya dengan suara perlahan
"Mengapa?" tanya Bara dengan wajah kecewa. Tapi dia ngga berani melihat wajah Fazza, Eriel Nathan, Jeff dan terutama Cleora. Mantan mantan bosnya dulu.
"Maaf pa. Aku hanya ingin memancing musuh Liliana agar keluar."
"Maksudnya?"
Hera menghela nafas. Ini bukan rencana awalnya. Tapi setelah melihat foto Malik dan kekasihnya yang dikirimkan Dante, dia nekat melakukan ini.
"Aku sempat browsing kenapa mama dan Liliana meninggal. Katanya ada yang jahat dengan mereka. Mungkin setelah penampilanku tadi, orang orang jahat itu bisa muncul, dan papi bisa meringkusnya," jelas Hera penuh semangat.
Bara terdiam.
Benar juga.
"Tapi mereka akan mengincarmu. Papi ngga ingin kamu kenapa napa."
Hera tersenyum lembut. Strateginya mengena di papinya.
"Aku hanya ingin tau siapa yang sudah menghilangkan nyawa mereka, pa."
Bara menghela nafas panjang
"Ya, papa tau. Tapi keluarga papi salah menduga dan jadi berpikir yang engga engga. Isu Liliana sangat sensitif. Sebaiknya kamu lepas wig dan softlens saat Papi akan mengenalkan kamu sebagai kakak Vina."
"Baik, pa." Hera tersenyum. Dia ngga akan membantah. Sekarang saatnya dunia melihatnya.
Dan benar saja banyak yang terbelalak dan terkejut mendengar pengumuman ini.
Bara hanya mengatakan sewaktu Hera masih bayi, dia sudah diculik dan dibuang ke panti asuhan. Untunglah ada keluarga yang mau mengadopsinya sebagai anak. Dan baru sekarang Hera berhasil temukan saat bekerja sebagai model di perusahaan relasi bosnya.
Malik dan para sepupunya sekarang mendekati pasangan masing masing setelah pengumuman dan berlanjut lagi. Ada Om Bara dan Hera di sana.
Hera mulai dikenalkan secara resmi pada anggota keluarga besar mereka.
"Oooh.... Jadi kamu ingin para pemb unuh Liliana dan mama kamu muncul?" Cleora menggoyangkan gelasnya sambil menatap tajam Hera.
Sejak awal kemunculannya hingga kini berpenampilan seperti Lilliana yang mengingatkannya pada Eleanor, membuat perasaan kurang suka yang bersemayam dalam hatinya muncul lagi.
Padahal dia sudah berusaha menerima putri Eleanor yang lain.
"Iya, tante. Maafkan saya." Hera menampilkan raut bersalahnya.
"Semoga saja mereka cepat muncul jadi bisa langsung kita habisi," lerai Jeff sambil merangkul istrinya.
"Kamu membahayakan dirimu sendiri dan juga Malik," tegas Oma Cyra penuh tekanan. Dulu dia juga sempat jadi model dan dia kurang menyukai attitude seperti ini.
Opa Aqil menggenggam tangan istrinya sambil menggelengkan kepala.
Hera agak terkejut mendengarnya. Kirain dia akan mendapat simpati, tapi nada yang terucap terdengar seperti kecaman(?)
Cassie menatap Malik yang kini malah menyodorkan sepotong cake untuknya.
"Buat kamu." Malik seakan ngga terpengaruh. Beberapa sepupunya yang lain juga sibuk dengan pasangan masing masing.
Malah beberapa diantaranya malah mengkepokan mereka.
"Yang brownis lebih enak," ucap Ziza. Saat ini di tangannya sudah memegang cake brownis yang diberikan Khalid.
'Tapi aku lebih suka cheese cake. Ariella, kamu makan apa?" kepo Ruby.
"Cake apa ya ini. Aku ngga tau namanya. Tapi enak karena pake whipcream," senyum Ariella-istri Sean.
"Ya, aku juga suka," timbrung Emily-istri Dewa.
"Aku sama kayak Ziza dan Ruby. Sukanya brownis dan cheese cake," tawa Vina pun berderai. Di tangannya ada dua cake tersebut
Dia makan berdua dengan Deva yang tadi mengambilkannya.
"Memang enak. Aku ngga bohong, kan....." Deva yang menyahuti, juga dengan derai tawanya. Sedikit menguraikan kekakuan yang terasa mengungkung.
"Lebih baik kita mencoba cake cakenya," ucap Oma Zayra untuk meredakan ketegangan karena ucapan Cleora dan Oma Cyra.
"Coba yang ini Hera. Terlihat enak." Moana mengambil inisiatif dengan memberikan sepotong puding cake pada anak suaminya.
"Em.... Terimakasih, mam," ucap Hera agak canggung dengan perasaan kesal, karena sepupu sepupunya yang lain ngga ada yang mempedulikannya. Bahkan Vina juga. Dia merasa terasing di pestanya sendiri.
Dia melirik Malik yang sama sekali ngga memperhatikannya. Padahal tadi dia yakin laki laki itu terpesona melihatnya dalam mode Liliana.
Dalam hati dia merutuk, mengapa rambutnya ngga asli brunet dan bola matanya juga ngga berwarna hijau terang.
Sama seperti gadis yang menjadi kekasih Malik. Hera sempat kaget saat bersitatap dengan gadis itu, bola matanya berwarna hijau terang.
Fazza merengkuh bahu Vanda, tadi dia sempat melihat lirikan Hera. Dia mulai menebak apa yang ada di dalam hati dan pikiran gadis itu.
*
*
*
Hera merasa semakin terasing karena sekarang adalah acara dansa.
Tadi dia sempat berdansa dengan papinya sebentar, setelahnya tidak ada yang mengajaknya lagi.
Yang membuat hatinya tambah panas melihat Malik.masih berdansa dengan kekasihnya.
Harapannya yang akan menjadi center point musnah sudah.
Dia pun menyingkir ke arah luar ballroom hotel, tempat pesta berlangsung.
Dia ingin marah, tapi ngga tau bagaimana melampiaskannya.
Seseorang menarik tangannya.
Dante!
"Kenapa kamu ada di sini?" kagetnya dengan nada suara sedikit membentak.
"Aku akan mendapatkan Malik untukmu." Dante mengulurkan paper bag padanya.
Hera tertegun saat melihat isi paper bag. Wig dan softlens.
"Aku akan membawa dia ke tempatmu. Tunggulah di sana," perintah Dante sambil pergi.
Hera bergeming.
Mengingat semua kejadian di pesta membuat dia akan melakukan permintaan Dante.
*
*
*
Malik masih berdansa dengan Cassie yang tampak sangat canggung.
Lagu yang diputar pun sangat lembut.
"Kamu belum pernah berdansa dengan laki laki?" canda Malik sambil makin merapatkan dekapannya di pinggang ramping Cassie.
"Ini terlalu dekat." Wajah Cassie merona. Dia agak mendongak.
"Kenapa?"
Malik bisa merasakan debaran kuat dan cepat dari jantung Cassie. Juga jantungnya.
Malik yakin Cassie dapat merasakan debar ngga menentu jantungnya juga.
Wajah Malik mendekat, mata elangnya menatap bibir yang merah merekah itu. Dia ingin memastikan kalo perasaannya ngga salah.
aq nya ikutan deg²an.. ❤❤
DewaCs juga memantau Malik
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
ternyata gitu doang rencana konyol dante-hera... 🤣🤣🤣 kirain pakai acara jebak-menjebak adegan ranjang.../Facepalm//Facepalm/
Malik itu feeling nya tajem, karna cinta Malik tulus dan sudah mentok sama Liliana, seberubah apapun wajah dan nama Liliana,hati Malik tetap tertuju ke satu hati yaitu Cassie si Liliana asli ,
mungkin kalau orang selain Malik akan oleng juga melihat Liliana KW.
Hera Hera dah langsung ketahuan kan kalau kamu palsu,
malu ga malu ga malu ga...????
ya pasti malu lah,di tolak gitoh😂😂
maka nya mereka gk suka ama Hera
Hera mirip Elle
DinDut Itu Pacarku ngasih iklan
Hera... Hera... sudahlah jadi anak baik aja, jangan mengharapkan sesuatu yg sudah jadi milik orang lain, udah bagus ku dah diterima di keluarga Bara, ga usah kebanyakan tingkah, bikin semua ilfil sama kamu nantinya
DinDit Itu Pacarku ngasih iklan