Figuran Gendut

Nafas Helena sesak akibat berlari memaksakan diri. Tubuh gendut nya benar-benar mempersulit kehidupan nya di dunia novel ini. Belum lagi beberapa jam yang lalu dia bertatap muka dan juga terlibat percekcokan dengan calon malaikat maut nya.

Dan untung nya saat ini dia sudah keluar dari hutan tersebut dan menemukan sebuah tempat yang penuh dengan keramaian.

"untung saja aku segera pergi jika tidak mungkin nyawa ku tidak terselamatkan. Seharusnya aku membiarkan saja dia mati karena luka dan racun itu. Jadi ancaman kematian ku di masa depan akan berkurang!. Benar-benar nyaris saja. Dan aku beruntung tidak menyebutkan nama ku tadi!"

Setelah nafas Helena kembali normal. Wanita itu kini berjalan dengan langkah santai menuju pusat kota Gillet disalah satu kota besar yang ada di kerajaan Brimstone.

Ada 3 kota besar yang dekat dengan istana kerajaan Brimstone. Salah satu nya kota Gillet. Dari mansion Blaxton ke pusat kota Gillet akan memakan waktu satu jam perjalan menggunakan kereta kuda.

Dua kota besar lain nya adalah kota Windstar dan Grasswall. Dan kota yang menjadi pusat dari perdagangan kerajaan Brimstone adalah kota Windstar di mana tempat pertemuan pertama kali pemeran utama pria dan wanita bertemu dan saling jatuh cinta.

Saat ini Helena sudah memakai gaun sederhana paling murah yang baru dia beli menggunakan hasil upah yang dia dapat dari Damian.

Dengan sisa uang yang dia miliki saat ini dia akan menyewa penginapan yang sangat murah di pinggir kota Gillet untuk hari ini dan dia akan melanjutkan perjalanan nya keluar dari kerajaan ini besok.

Helena berjalan santai ke arah pinggiran kota Gillet yang tidak terlalu ramai di sana dia akan menyewa penginapan. Seorang pelayan yang menjual gaun yang dia beli tadi memberi tahu kan pada nya jika ada penginapan yang murah dan juga cukup bagus untuk di tempati.

"aku yakin wanita kejam seperti Hera tidak akan menemukan ku di sini. Lagi pula dia pasti bersyukur aku menghilang dari mansion Blaxton. Hah!!! Kehidupan normal yang bahagia aku datang!!"

Helena begitu semangat dengan apa yang di pikirkan nya saat ini tanpa tau beberapa orang sedang mengikuti nya dan melihat setiap pergerakan nya sejak keluar dari toko gaun tadi.

Hingga langkah nya sampai di depan penginapan beberapa orang yang sejak tadi mengintai Helena menyergap tubuh gendut wanita itu.

"hei!!! Lepaskan aku!!" teriak Helena yang berusaha untuk lepas dari beberapa pria yang kini menangkap nya.

"aku tidak akan kembali ke neraka itu!! Lepaskan aku!!" lagi lagi Helena berteriak marah dan berfikir jika orang-orang ini adalah orang suruhan Hera untuk menangkap dan menghukum nya.

Keadaan sunyi tempat itu membuat beberapa orang yang melihat kejadian tersebut hanya bungkam tak mau menolong Helena. Seperti ketakutan melihat lambang milik bangsawan besar di pakaian yang di pakai orang-orang yang menyergap Helena.

Salah satu pria berusaha menutup mulut wanita gendut itu agar dia diam dan berhenti berteriak.

Mereka memaksa Helena untuk berjalan ke arah sebuah kereta kuda yang berada tak jauh dari penginapan tersebut.

"siapa mereka dan kenapa mereka ingin menculik ku!!" batin Helena yang kini sudah berada di dalam kereta kuda dengan tangan dan kaki yang terikat.

Masih berusaha untuk keluar dari situasi ini, Helena berusaha membuka ikatan tangan nya. Namun usaha yang di lakukan nya nihil. Kereta kuda ini sudah berjalan entah kemana. Dan harapan Helena kereta ini tidak membawa nya kembali ke mansion Blaxton.

"hey!! Siapapun itu!! Lepaskan aku!! Seharusnya kalian tidak menculik wanita gendut seperti ku! Kalian akan rugi. Tidak akan ada yang mau memberi kalian tebusan. Lagi pula makan ku banyak dan kalian akan sangat rugi. Hey!!! Lepaskan aku!"

"brengsek!! Lepaskan aku!!"

Teriak Helena namun di abaikan oleh mereka. Di luar kereta kuda yang sedang berjalan seorang kusir dan seorang pria muda sedikit menutup telinga saat mendengar sumpah serapah Helena.

"tuan Ravel apa anda tidak salah membawa orang?"

Pria bernama Ravel itu kemudian menoleh kan kepalanya ke arah sang kusir.

"tidak, gadis itu sama ciri-ciri nya seperti yang di sebutkan tuan Grand Duke".

"tapi kenapa tuan Grand Duke tertarik dengan gadis jelek itu? Bukan kah dia bisa mencari gadis yang lebih cantik dari nya!"

"entah lah. Aku juga tidak tau tujuan dari tuan Grand Duke. Saat kami menemukan nya di hutan tadi dia segera memerintahkan kami untuk menangkap seorang gadis gendut yang mencuri koin emas nya" jelas Ravel.

"bagaimana anda yakin itu adalah gadis yang saat ini di dalam kereta?"

"aku sudah memeriksa nya di butik tempat dia membeli gaun. Koin emas milik grand Duke di desain dengan desain khusus!"

"benar-benar gadis yang malang. Grand Duke pasti akan menghukum nya dan juga menyiksa nya sampai mati". Ujar kusir yang kini merasa kasihan kepada nasib Helena karena berurusan dengan tuan nya yang di kenal sangat kejam dan tidak berperasaan.

Kereta kuda tersebut berjalan keluar dari kota Gillet menuju kota Windstar. Setelah tiga jam menempuh perjalanan akhirnya kereta kuda yang membawa tubuh gendut Helena kini memasuki pintu gerbang sebuah mansion yang sangat besar dan juga terlihat sedikit suram.

Helena di paksa berjalan menuju bangunan utama mansion tersebut.

"sial!! Dimana aku!! Kenapa kalian membawa ku ke tempat ini!! Aku bahkan tidak melakukan kesalahan apapun!" ujar Helena yang kini kembali meronta ingin di lepaskan.

"diam lah!! Jika kau terus berbicara maka kami tak segan-segan memotong lidah mu!" ujar Ravel dengan ancaman yang membuat Helena seketika terbungkam.

Terpaksa kaki nya melangkah mengikuti pria yang tadi menculik nya. Hingga mereka sampai di depan sebuah pintu yang cukup besar.

Ravel menyuruh pengawal membuka pintu tersebut kemudian menyeret Helena ke dalam sebuah ruangan dan memaksa gadis itu untuk berlutut.

"tuan kami sudah berhasil membawa gadis yang mencuri koin emas anda".

Mendengar ucapan pria yang memaksa nya itu Helena mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa tuan yang menyuruh para penculik ini.

Mata Helena terkejut melihat seorang pria tersenyum miring menatap nya dengan tatapan tajam dan juga sombong. Tatapan yang sama seperti tatapan pria yang dia tolong semalam.

"Damian Reynolds!! Aku tidak pernah mencuri koin emas mu!" Helena membuat pembelaan dengan berani. Ketakutan yang tadi pagi dia rasakan entah kenapa menguap dan menghilang.

Apa lagi melihat pria yang tidak tau berterima kasih di hadapan nya ini malah membawa nya secara paksa, benar-benar membuat Helena kesal.

"aku memiliki bukti kau mengambil nya!" ujar Ravel dengan tegas.

"koin itu adalah bayaran karena aku sudah mengobati luka mu dan juga mencegah racun yang ada di tubuh mu agar tidak cepat menyebar! Jadi lepas kan aku!"

"aku tidak akan melepaskan mu! Aku ingin kau merawat luka dan menghilangkan racun di dalam tubuh ku. Hingga aku sembuh!" perintah Damian yang membuat Helena terdiam seketika.

Ucapan tersebut juga membuat Ravel tercengang. Dia pikir wanita gendut yang dia bawa adalah seorang kriminal. Pencuri licik yang mengambil koin-koin emas berharga milik tuan nya ternyata wanita gendut ini lah yang menyelamatkan hidup tuan nya tadi pagi.

"apa kau gila!! Aku tidak mau. Kau bisa mencari dokter lain di kerajaan ini!" balas Helena yang kini berdiri dan menatap tajam ke arah Damian.

"aku hanya ingin dirimu yang merawat ku. Dan ini bukan lah sebuah negosiasi. jika kau tidak mau maka aku akan memasukkan mu ke dalam penjara dan menyiksa mu, kau tidak akan keluar dari tempat ini hidup-hidup".

"kenapa aku harus berurusan dengan si antagonis kejam ini!"