Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kematian Kapten Thunderstorm
Hari kedua di pagi yang pertama di kota Asiri.
Solomon pergi meninggalkan adiknya Michael di penginapan seorang diri.
Solomon Smells akan pergi ke beberapa tempat pembuat parfum untuk menguatkan status Smells bersaudara yang datang ke kota Asiri untuk berbisnis minyak wangi.
Solomon mencium kejanggalan yang terjadi di kota yang dipenuhi wanita cantik itu yang berhubungan dengan alasan sebenarnya ia datang ke wilayah ini.
Untuk itu Solomon perlu memastikan kebenarannya dan akan lebih aman dengan menyuruh adiknya Michael untuk tetap tinggal di penginapan.
*
Pada waktu malam harinya ketika Solomon memesan wanita penghibur untuk menemaninya setelah menempuh perjalanan jauh. Solomon meminta kepada penginapan untuk mengirim dua wanita sekaligus ke dalam kamarnya.
Setelah puas bersenang-senang dengan kedua wanita pesanannya Solomon menyuruh keduanya untuk tetap tinggal di dalam kamarnya.
Solomon menyuruh mereka berdua untuk saling memuaskan satu sama lain. Solomon berjanji akan membayar lebih dengan catatan mereka tetap berada di dalam kamarnya sampai pagi.
Solomon berpura-pura tertidur. Ia masih bisa mendengar dengan jelas ketika dua wanita itu mulai bergunjing tentang serba-serbi kehidupan yang terjadi di kota Asiri.
Dan ada satu peristiwa yang menyita perhatian Solomon.
“Aku dengar ada penyusup dari pasukan perdamaian yang tertangkap pagi ini”,
“Jasadnya digantung di halaman balai kota”,
“Barang-barangnya habis dibakar”,
Untuk itu lah pagi ini Solomon harus bergerak cepat.
Ia harus tetap melakukan perannya sebagai seorang pedagang parfum yang menyamar. Di sisi lain ia juga harus mengetahui segera mungkin tentang kebenaran penyusup yang ditangkap dan digantung.
Bisa jadi penyusup itu adalah kontak dari pasukan perdamaian untuk misinya. Jika benar demikian maka tidak ada gunanya lagi Kapten Bruce dan Jack singgah berlama-lama di kota Asiri.
*
Pertama Solomon pergi ke tempat para pembuat parfum. Ia memperkenalkan diri sebagai Smells bersaudara yang datang ke kota Asiri untuk berbisnis minyak wangi.
Dari berbagai tempat yang ia datangi Solomon membeli beberapa parfum untuk dijadikan sebagai contoh. Sebelum ia dan adiknya Michael yang pagi itu tetap tinggal di penginapan memutuskan untuk membeli dalam jumlah yang banyak.
Solomon juga berusaha menjalin keakraban dengan para pengusaha-pengusaha parfum di sana. Dan sedikit bertingkah mencolok untuk meyakinkan warga kota bahwa keberadaannya di sana memanglah untuk keperluan dagang.
Setelah mengunjungi tempat produksi minyak wangi Solomon menyempatkan waktu untuk datang ke bar atau tempat orangnya mabuk-mabukan.
Di tempat ramai orang berbagi macam rahasia itu Solomon mencoba untuk mencuri dengar apabila ada informasi yang bisa ia dapatkan yang berhubungan dengan kepentingannya.
Namun tidak ada informasi tambahan yang bisa ia gali di sana. Solomon pun bergerak ke lokasi berikutnya.
Di tempat-tempat tertentu Solomon membuka kata sandi “bau kepala ikan”. Tapi tidak ada satu pun orang yang membalas kata sandi tersebut.
Solomon tidak menemukan kontak dari pasukan perdamaian yang seharusnya datang untuk menemuinya.
Selanjutnya Solomon pergi ke halaman balai kota. Dan benar di sana ada manusia yang digantung mati dengan memakai papan nama bertuliskan “penyusup”.
Di bawah orang yang telah mati itu ada tumpukan berwarna hitam yang merupakan barang-barang yang habis terbakar. Barang-barang milik si penyusup.
Waktu sudah masuk siang hari. Solomon harus bergegas. Ia berpesan kepada Michael akan kembali ke penginapan sebelum jam makan siang.
Solomon dengan tenang seorang diri mendekati tempat dimana penyusup itu digantung.
Solomon lekas mengorek-orek bekas bakaran yang sudah menjadi abu.
Dengan penuh kehati-hatian, di dalam sisa-sisa barang-barang yang sudah hangus terbakar itu Solomon berhasil menemukan sebuah petunjuk.
Ada robekan kertas foto yang belum sepenuhnya terbakar. Di dalam foto itu tampak jelas simbol yang sangat familiar. Lambang pergerakan kelompok musuh.
Solomon dengan yakin menyimpulkan penyusup yang tertangkap ini adalah orang atau kontak dari pasukan perdamaian yang seharusnya bertemu dengannya. Untuk mengantarkan misi khusus kepada Michael.
Sekarang sudah tidak ada gunanya lagi bagi Solomon dan Michael berada di kota Asiri. Secepatnya mereka harus pergi.
Tiba-tiba Solomon dikejutkan dengan tembakan yang mengarah kepadanya. Beruntung peluru dari jarak jauh itu meleset.
Dengan cepat Solomon menyadari bawah semua ini adalah jebakan. Ia harus segera meninggalkan tempat terbuka untuk menghindari tentara musuh.
Solomon berlari melewati gang-gang sempit dan jalan perumahan. Ia lari dari kejaran para tentara musuh yang sekarang memburunya.
“Jangan lari”,
“Tangkap penyusup itu”,
Para prajurit musuh mengejar Solomon. Mereka tidak ragu-ragu untuk melepaskan tembakan.
Solomon yang bukanlah soldier biasa bisa bertahan. Sampai dimana ia bertemu dengan sebuah jalan buntu. Yang mengharuskannya untuk bersembunyi.
Ada lima tentara musuh yang juga sampai di jalan buntu tempat sekarang Solomon bersembunyi.
Dengan perhitungan yang tepat Solomon keluar dari persembunyiannya dan menghabisi kelima prajurit musuh itu. Dengan mudah.
Solomon begitu mematikan jika bertarung dari jarak dekat. Secepatnya ia harus keluar dari situasi yang tidak menguntungkan ini.
Tapi apa yang selanjutnya akan dihadapi oleh Solomon diluar perhitungannya.
Meski Solomon berhasil melawan menggunakan senjata musuh dan menumbangkan banyak tentara musuh. Tapi tetap saja Solomon kalah jumlah.
Solomon diberondong oleh puluhan pasukan musuh. Ribuan peluru menembus tubuh Solomon alias Kapten Bruce sehingga membuatnya gugur di medan tempur.
Berakhir sudah perjuangan Kapten Bruce Thunderstorm. Dia akan diingat dan dicatat dalam buku sejarah sebagai seorang pahlawan.