Kinara seorang gadis tomboy yang baru saja lulus kuliah harus menerima kenyataan jika dirinya di jodohkan dengan seorang Duda yang seharusnya menikah dengan kakaknya, Adisty. Tapi kakaknya menolak dengan alasan harus bekerja di luar kota. Padahal alasan utamanya adalah karena dia mendengar gosip jika calon suaminya seorang Duda dan juga bisu.
Abizar seorang Duda yang akan di jodohkan. Dan dia juga terpaksa menerima perjodohan itu karena tekanan dari kedua orang tuanya. Padahal dia masih menunggu kedatangan dari mantan istrinya yang pergi meninggalkannya sudah lima tahun.
Akankah pernikahan mereka yang tanpa cinta itu bertahan. Akankah ada cinta di antara mereka? Bagaimana jika mantan istri Abizar datang?
Apalagi selain bersaing dengan mantan istri yang masih selalu di hati Abizar, Kinara juga harus bersaing dengan banyak wanita yang datang silih berganti mendekati suaminya.
Mampukah Kinara bertahan ataukah dia menyerah? Ikutin terus yuk ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Abidzar
Waktu berlalu begitu cepat bagi Kinara. Tiba Waktunya dia untuk bertemu dengan keluarga calon suami yang akan menikah dengannya, menggantikan kakaknya,Adisty. yang sudah lebih dulu kabur karena tidak ingin melanjutkan perjodohan ini.
"Nak, Apa kamu sudah siap Nak? Sebentar lagi keluarga dari Abidzar akan datang Mereka bilang sudah ada di jalan." Ibu Rastanti mengetuk pintu kamar Kinara.
"Iya Bu. Nara sebentar lagi siap." jawab Kinara dari dalam kamarnya.
Bu Rastanti merasa lega dan dia kembali ke dapur menyiapkan beberapa menu untuk kudapan mereka. Tidak ada keluarga dari mereka yang datang. Tidak lama pintu rumah mereka di ketuk. Pak Fauzi membuka pintu rumah. Disana sudah ada Ibu Clara dan Pak Bastian juga seorang pria bertubuh tinggi, berkumis juga kacamata tebal dengan rambut belah tengah juga celana yang berada di atas pinggangnya. Pak Fauzi sedikit tertegun.
"Apa dia adalah Abidzar? " batin Pak Fauzi yang masih berdiri menyambut mereka.
"Silahkan masuk Pak Bastian, Bu Clara dan... Maaf siapa?" sapa Pak Fauzi.
"Saya Abidzar Pak." ujarnya mengulurkan tangan dan Pak Fauzi membalas ukuran tangan sambil tersenyum ramah. Dengan raut wajah bingung. Karena setau dirinya jika Abidzar seorang yang bisu.
"Oh Nak Abidzar. Maafkan, karena ini pertama kalinya saya bertemu denganmu. Mari silahkan masuk." Ajak Pak Fauzi kemudian Bu Rastanti datang sambil membawa minuman.
"Apa kabar Bu Clara." sapa Bu Rastanti. mereka berpelukan sambil tersenyum.
"Apa ini Nak Abidzar?" Tanya Bu Rastanti kepada Abidzar yang duduk di antara kedua orang tuanya.
"Betul Bu. Saya Abidzar." jawab pria berkumis itu sambil mencium punggung tangan Bu Rastanti. Bu Rastanti mengusap punggung Abidzar sambil tersenyum.
"Maaf Bu Clara. Bukannya Ibu bilang Nak Abidzar itu maaf, bisu?" Tanya Bu Rastanti heran begitupun Pak Fauzi yang sebenarnya juga ingin bertanya hal yang sama. Bu Clara dan Pak Bastian tersenyum.
"Bisu maksud kami adalah karena Abidzar memang jarang bicara Bu Rastanti." ujar Bu Clara membuat Bu Rastanti dan Pak Fauzi saling pandang dan tersenyum.
"Oia, mana Adisty Bu?" Tanya Bu Clara.
"Begini Pak Bastian, Bu Clara dan Nak Abidzar. Kami mohon maaf sebelumnya. Adisty, dia tadi pagi pergi karena dia memilih untuk mengambil pekerjaan di luar kota." ujar Pak Fauzi membuat raut kecewa di wajah Bu Clara dan Pak Bastian berbeda dengan Abidzar yang malah tersenyum lebar mendengar jika wanita yang akan dijodohkan dengannya kabur. Dia yakin jika wanita itu enggan menikah dengannya karena dia mendengar jika Abidzar seorang duda bisu.
"Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Tapi jika anda semua tidak keberatan, Saya masih punya anak gadis bungsu saya, adik dari Adisty. Kinara sudah setuju untuk menggantikan kakaknya." ujar Pak Fauzi sedikit menunduk saat berbicara. Dia merasa tak enak hati kepada keluarga calon besannya itu. Karena mengganti calon yang akan di nikahkan dengan Abidzar.
"Apa Kinara sudah tau keadaan Abidzar Pak? Dan apa dia juga setuju? " tanya Bu Clara. Pak Fauzi mengangguk.
"Kinara sudah tau tadi Bu. Saat kami tau siang hari jika Adistya sudah tidak ada di rumah. Alhamdulillah Kirana sudah iklas dan menerima perjodohan ini." jawab Pak Fauzi membuat Bu Clara tersenyum. Sedangkan Abidzar kembali menekuk wajahnya.
"Apa boleh di panggil kemari Kirananya Pak?"Pinta Pak Bastian.
Menurut mereka tak masalah jika Adisty di gantikan dengan adiknya. Gaya saja rasa kecewa mereka kepada Adisty cukup besar. Padahal kesan pertama mereka saat bertemu dengan Adisty sudah sangat baik. Karena selain cantik, Adisty juga adalah seorang wanita yang sopan. Tapi setelah kejadian ini mereka cukup kecewa dan menjadi tau sifat asli dari Adisty yang tidak sesuai dengan apa yang dia perlihatkan saat di depan mereka.
"Bu, coba tolong panggil Kinara." ujar Pak Fauzi.
"Baik Pak." Bu Rastanti bangkit dari duduknya dan mengetuk pintu kamar Kinara.
"Nak, apa bisa keluar sekarang?" abu Rastanti mengetuk pintu kamar Kinara.
"Iya Bu." jawab Kinara.
Sedangkan setelah mendengar anaknya menjawab Bu Rastanti berjalan ke dapur sambil membawa kudapan untuk tamu mereka. Kinara keluar dari kamarnya dan berjalan mendekat ke arah ruang tamu dengan santai.
"Selamat malam Tante, Om... " sapa Kinara menggunakan pakaian santai yang biasa dia gunakan. Kinara tidak menggukan kebaya yang di berikan oleh Ibunya. Membuat Ibu dan Ayahnya kaget bukan main melihat penampilan Kinara. Sedangkan Bu Clara dan Pak Bastian saling melempar senyum. Abidzar menatap kesal kepada Kirana yang terlihat seperti wanita tengil.
"Malam... Apa kamu bernama Kinara?" Tanya Bu Clara setelah Kinara mencium tangan ketiganya. Dia tidak tau jika Abidzar adalah calon suaminya. Dan Abidzar juga sempat kebingungan saat Kinara mencium punggung tangannya.
"Iya Tante. Mohon maaf saya tidak menggunakan kebaya yang Tante kirimkan untuk Mbak Adisty. karena itu bukan milik saya Tante. Dan mohon maaf saya lebih nyaman berpakaian seperti ini. Apa adanya." jujur Kinara, setelah melihat Ibunya melotot tak percaya jika Kinara keluar dengan menggunakan baju santai casualnya. Padahal dari sore dia bilang sedang bersiap.
"Tidak masalah Nak. Pakaian yang bagus Dan cantik belum tentu mencerminkan pribadi orang yang memakainya. Tante lebih suka dengan orang yang apa adanya." Jawab Bu Clara. Kinara hanya mengangguk sambil menggaruk tengkuknya.
"Apa kamu setuju dengan perjodohan ini? Nantinya kamu akan menikah dengan anak sulung Tante ini." ujar Bu Clara sambil menepuk bahu Abidzar.
Membuat Clara menatap ke arah pria yang duduk di sebelah Bu Clara yang tadi dia kira adalah saudara dari calon suaminya itu. Kinara sempat memicingkan matanya melihat ke arah pria berpenampilan culun di depannya yang juga sedang menatap ke arahnya.
"Setuju saja Tante. Tidak masalah untuk Nara, yang penting harga diri keluarga kami bisa terselamatkan karena kelakuan Mbak Adisty yang tak bertanggung-jawab. Tapi tante apa tidak masalah memiliki menantu seperti saya ini? Karena saya bukan Mbak Adisty. Saya tidak sama dengan dia. Dan Saya tidak bisa bersikap lemah lembut dan manis seperti Mbak Adisty." jawab Kinara malah balik bertanya kepada Bu Clara. Bu Clara dan suaminya saling pandang dan tersenyum.
Abidzar Christopher Prakasa adalah anak dari seorang pengusaha Bastian Prakasa dan Clara Christopher. Berusia 35tahun, seorang duda tanpa anak. Pernikahan pertama gagal lima tahun lalu dalam usia pernikahan satu tahun, Abidzar bercerai dengan mantan istrinya bernama Gladis. Perceraian mereka karena Gladis pergi dari Abidzar karena dia lebih memilih karirnya. Bahkan dia pergi tanpa berpamitan kepada Abidzar. Gladis pergi hanya dengan meninggalkan surat perceraian mereka yang tak Abidzar kira jika surat yang di minta Gladis tandatangani adalah surat perceraian. Dan sejak saat itu Abidzar menutup diri dan sikapnya berubah menjadi dingin kepada siapapun.