NovelToon NovelToon
MBOK JAMU SEKSI

MBOK JAMU SEKSI

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara Pradana Putri

"Jamunya Mas," Suara merdu mendayu berjalan lenggak lenggok menawarkan Jamu yang Ia gendong setiap pagi. "Halo Sayang, biasa ya! Buat Mas. Jamu Kuat!" "Eits, Mr, Abang juga dong! Udah ga sabar nih! Jamunya satu ya!" "Marni Sayang, jadi Istri Aa aja ya Neng! Ga usah jualan jamu lagi!" Marni hanya membalas dengan senyuman setiap ratuan dan gombalan para pelanggannya yang setiap hari tak pernah absen menunggu kedatangan dirinya. "Ini, jamunya Mas, Abang, Aa, diminum cepet! Selagi hangat!" Tak lupa senyuman manis Marni yang menggoda membuat setiap pelanggannya yang mayoritas kaum berjakun dibuat meriang atas bawah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nyekar

"Ndok hari ini Kamu jadi mau nyekar ke makam si Mbah?" Bude Sri membawa sampah sisa ikan setelah pembeli terakhir baru saja meninggalkan warung sayur miliknya.

"Insha Allah jadi Bude. Marni mau keliling sekalian pulangnya nyekar ke makam si Mbah."

"Kamu balik kerumah dulu ya. Bude mau ikut. Mau doakan Mbahmu juga. Sekalian Kita bersihkan makamnya."

Marni pamit untuk berkeliling sementara Bude Sri di rumah beristirahat setelah selesai berjualan.

"Tak kira dimana Mbahmu dimakamkan Nduk. Gak jauh dari rumah Kita yang sekarang."

Bude Sri dan Marni turun dari becak tepat di depan gerbang pemakaman.

"Iya Bude. Waktu itu Mbah pernah pesen kalai mangkat minta dimakam disini saja."

"Nduk, beli air mawar dulu sama bunga."

Menjelang memasuki bulan Ramadhan sudah biasa makam selalu ramai dikunjungi.

Mereka yang orang tuanya, kakek neneknya atau kerabatnya sudah berpulang biasanya menyempatkan ke makam sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Tak heran di depan gerbang pintu makam sudah banyak sekali penjual bunga dan air mawar.

Tak hanya itu saja jasa tukang bersih-bersih makam, penyewaan kursi dan tikar juga menjamur.

Selain itu, jangan heran di masa sekarang jika musim nyekar, banyak gerobak pedagang makanan yang sengaja mangkal.

Karena biasanya selesai nyekar pengunjung makam jajan dan makan minum diarea depan pemakaman.

Tentu saja hal itu begitu disyukuri para pedagang gerobak yang memang sudah hapal moment seperti ini selalu berlangsung setiap tahun.

"Mau nyekar siapa Mbak?"

"Mbah Saya. Makasi Bu."

Marni membayar dua kantong bunga tabur dan 2 botol air mawar yang Ia beli.

Bude Sri sudah membawa tikar lipat untuk Mereka membaca yasin selama nyekar.

"Mau dibantu baca Bu?" Seorang Bapak berpeci hitam menawarkan jasa membaca doa menghampiri Marni dan Bude Sri.

"Terima kasih, mau baca sendiri Pak." Tolak Marni halus.

Marni menatap nisan bertuliskan nama Sulastri.

"Assalamualaikum Mbah. Marni dateng."

"Assalamualaikum Mbak Lastri, Sri nengokin Mbak."

Meski dari rumah sudah janji tak akan menangis, namun saat melihat nisan Si Mbah Marni selalu tak mampu menahan derai air matanya.

"Nduk, yuk baca yasin dulu buat Si Mbah." Bude Sri mengusap air matanya sambil menepuk bahu Marni.

Marni mulai melafazkan satu per satu ayat Surah Yasin. Diiringi Bude Sri juga melakukan hal yang sama.

"Mbah, Marni sekarang tinggal bersama Bude Sri. Marni menganggap Bude Sri sebagai orang tua Marni. Mbah gak usah khawatir ya sama Marni. Mbah yang tenang disana. Marni disini juga baik-baik saja. Lihat Marni terus ya Mbah."

Marni mengusap nisan yang sedikit kotor, mengusap dengan tangannya agar bersih dan nama Si Mbah terlihat jelas huruf per hurufnya.

"Biasanya yang jaga dan bersihkan makan suka nyamperin Bude kalau Kita nyekar? Kemana ya gak kelihatan." Marni mengedarkan pandangan kesekeliling makan yang memang lebih ramai dari biasanya.

"Mungkin lagi di blok lain, ada yang lagi diurus. Coba deh Kita tanya sama warung disitu."

Marni dan Bude Sri menuju warung yang lokasinya tak jauh dari makam Mbah Sulastri.

"Permisi Mbak, mau tanya ini yang jaga makam sama yang biasa bersihin kemana ya?"

"Oh nyari Pak Arsil ya? Mau ketemu?"

"Kalo bisa sih iya." Marni sambil tersenyum. Menyapa anak bayi yang berada dalam gendongan Si Penjaga Warung.

"Sebentar ya Mbak, Bu, Saya Bell dulu."

Marni mendengarkan kepada Si pemilik warung yang kini sedang berbincang dengan orang yang katanya Pak Arsil.

"Sebentar Mbak. Bentar lagi Pak Arsilnya kemari."

"Iya Makasi ya Mbak. Saya jadi merepotkan."

"Ga repot Mbak. Duduk disini saja Mbak sambil nunggu."

"Iya Makasi Mbak. Bude yuk."

Bude Sri dan Marni pun menunggu sambil duduk di warung.

"Makam Siapanya memang Mbak?"

"Oh itu makam Mbah Saya. Mbak, siapa namanya?"

"Oh panggil aja Mpok Neneng. Samaan kayak yang laen."

"Ini anaknya Mpok?"

"Bukan ini Cucu. Kalo emaknya Nie anak baru anak Saya. Tapi lagi kerja, makanya Saya yang jagain."

"Nah tuh Pak Arsil! Pak, ini ada yang nyari."

"Mbak Marni, Ini Ibu?"

"Saya Sri. Saya Budenya Marni."

"Oh Iya. Mbak Marni udah ke makam? Maaf Mbak tadi Saya ke Blok sebelah dulu. Disitu ada yang baru nguburin."

Bincang santai dan akhirnya Marni dan Bude Sri pamit pulang.

"Titip makam Mbah ya Pak." Marni bersalaman sekalian salam tempel kepada Pak Arsil Si penjaga dan pemelihara makam.

"Iya Mbak."

"Mpok Neneng Kami balik ya." Marni membayar dua botol teh kemasan yang Ia dan Bude Sri nikmati.

"Iya makasi Mbak Marni, Ibu."

Saat melewati makam-makam lain Marni melihat banyak pengunjung yang sedang nyekar sambil membawa serta anggita keluarganya.

Ada yang sambil selfie ada yang sedang membaca doa bersama ada juga yang sedang menatap dengan sedih saat dihadapan nisan mendiang.

Sejenak Marni terbayang, kelak saat dirinya dipanggil oleh Sang Maha Kuasa, apakah aka ada orang yang bersedih?

Apakah saat Marni meninggal akan banyak orang yang menyolati dan mengantar ke pemakamannya?

Seketika airmata kembali menetes, membayangkan sesuatu tang berkaitan dengan ajal selalu membuat siapa saja bermuhasabah dan terpikir bagaimana akhir hidupnya kelak.

"Ndok, gapapa? Sudah ikhlas ya. Bude juga kehilangan Mbak Lasti. Kita doakan bareng-bareng ya." Usapan lembut dipunggung Marni oleh Bude Sri memberikan rasa tenang.

"Makasi Bude. Sudah menemani Marni nyekar."

"Sama-sama Ndok. Ayo Kita pulang."

"Bude sekalian belanja saja, Marni mau beli bahan buat Jamu. Ada pesenan juga buat bikin luluran."

"Yowes Kita ke deket pasar saja. Sekalian Bude juga mau lihat-lihat siapa tahu jadi keinget yang butuh."

Marni dan Bude Sri naik becak dengan tujuan ke Pasar.

"Sudah rata semua ya Ndok. Cuma tingga puing-puing sisa bongkaran."

Bude Sri dan Marni melihat sejauh mata memandang pasar kini sudah seluruhnya dibongkar.

"Bude itu ada apa? Rame banget."

"Ya sudah Kita kesana. Kayak lagi pada ribut!"

"Bude, Marni! Sini!" Belum sampau ke tempat sumber ribut Juminten memanggil Marni dan Bude Sri.

"Jum, iki ono opo toh? Rame bener! Masalah bongkaran lagi?" Bude Sri duduk di kursi reot yang Juminten berikan.

"Kacau De, Kacau!" Juminten bukannya memeberi jawaban malah tambah membuat penasaran.

"Kacau gimana toh Jum? Kamu yo kalo ngomong ojo grasa grusu bikin panik!"

"Iki beneran Bude, Bener bikin panik! Lah wong pasar dan lapak Kita yang digusur nyatanya mau dibuat Mall!"

"Mall? Itu tempat wong sugih belanja Jum?"

"Lah itu! Lah terus Kita yo mau jualan dimana kalo iki jadi Mall. Lah wong kompensasi belum Kita terima. Janjinya hari ini tapi belum ada kabar."

"Mbak Jum dapat kabar darimana ini mau dibikin Mall?"

"Lah itu yang lagi ribut emang ributin apa? Ya ini karena pasar mau jadi Mall."

"Tenang semuanya! Kalau masih anarkis Kami tidak segan memanggil pihak kepolisian!"

1
Wiwik Susilowati
anak kambing kali mpok di geret anak bebek mah di angon hehe..😁😁😁 masih bnyak typony thor..semangat y
TIARA: Siap Kak direvisi
total 1 replies
Annami Shavian
babeh Ali jodohin sama marni aja, thor. Biar lebih baper
Wiwik Susilowati
nyesel gak tuh bang udin bininy makin cakep..hehe kk othorny seriing nyalon nih sampe apal bahasa yg punya salon 👍👍👍
TIARA: Hihi, pasti nyesel Bang Udin. Bisa aja Kakak, jadi malu nih ketahuan 🤭
total 1 replies
Wiwik Susilowati
makin seru nih cerite bahasa betawinye faseh pisan..tp msh bnyk typo nya..semangat kk othor ceritany bikin kangen sm rumah..blm bs mudik soalnye
TIARA: Makasi Kak, siap otw dikoreksi 🫡
total 1 replies
Wanita Aries
Lanjut thor
Wanita Aries
Yo ndang melu mar ojo bengong.

Ka othor ngikutin berita update 😁
Wanita Aries
Gk sabar kira2 marni berjodoh ma siapa ya 😁
Wanita Aries
Semangat kk lanjut
TIARA: Siap Kakak. Makasi sudah mampir baca Karyaku
total 1 replies
TIARA
Makasi Kakak semua
Wanita Aries
Suka ceritanya sederhana tp ada isinya
TIARA: Makasi Kakak
total 1 replies
Wiwik Susilowati
mantap bude memang orang julid harus di babat habis...👍👍👍
TIARA: Iya Kak, Bude Sri sebel kalo sama yang suka julid, Hihihi
total 1 replies
Dwiyana Kopriyanti
cerita bagus real kehidupan sederhana dgn tokoh sederhana saya suka ceritq yg menampilkan kehidupan biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!