hai ini karya baruku guys. aku pemula
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon upilBTS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
"Kau yakin akan keputusanmu Zel".lontar ruka.
" Aku selalu berpikir sebelum bertindak ruka".lontar Ahzel mantap.
"tapi kau terlalu gegabah"
"Tidak ini pilihanku".cetus Ahzel
Ia menguncir rambutnya tinggi, hingga memperlihatkan rahang tegasnya.
Ia keluar dari kamar dan menuruni anak tangga.
" Ingin pergi ke mana kau"lontar Adrik, iaheran melihat Ahzel yang malam-malam begini sudah bersiap rapi.
"Jangan menghalangiku Adrik".lontar Elzha.
" katakan padaku dengan jelas".cetus adrik.
"Dia ingin pergi" lontar ruka lantang dari anak tangga.
"Kenapa, Kenapa malam ini jika kau ingin pergi, pergilah tapi jangan malam hari begini ahzel".
" Keputusanku bulat adrik, hargai keputusan Ku".
"Baiklah tapi setidaknya biarkan aku membantu".lontar adrik bersikeras meyakinkan adiknya.
" Siapkan mobil untukku, dan biarkan ruka tinggal disini beberapa waktu".cetus Ahzel.
"Aku ikut Ahzel, kau ingin meninggalkanku sendiri disini".lontar ruka
" Aku tak meninggalkanmu, aku akan menjemputmu, aku hanya ada urusan ruka percayalah".
"Baiklah aku pegang janjimu".lontar ruka percaya.
Adrik melihat punggung rapuh Ahzel yang tetap kokoh itu mulai menghilang dari netranya" Aku percaya padamu, dasar wanita nakal".
"Buka gerbangnya".lontar ahzel pada dua penjaga yang sedang berjaga di pintu utama mansion.
Kedua penjaga itu saling pandang seakan berbicara dengan isyarat" Apakah nona sudah di perbolehkan keluar".
"Ya" cetus Ahzel.
"kedua penjaga itu kembali saling lirik hingga akhirnya membuka gerbang lebar-lebar.
membuat ahzel memacu kuda besinya mengarungi jalanan.
berjam-jam dilewati akhirnya ahzel sampai di sebuah motel, bukan karena apa ia hanya ingin menenangkan pikiranya.
setibanya di kamar motel ahzel langsung membaringkan dirinya di kasur empuk bertabur kelopak mawar itu.
saat ia melamun, lamunannya buyar karena mendengar ketokan dari luar pintu kamar motelnya.
Elzha beranjak dari kasurnya bersiap membuka pintu ia berpikir itu adalah staf motel yang akan memberinya snack.
ia memegang ganggang pintu lalu membuka pintunya dengan senyum ramah.
Senyum ramah ahzel meluntur saat melihat siapa yang datang.
"Sangat tidak sopan meninggalkan kediamanku tanpa kata pamit, bahkan mencuri barang berhargaku".lontar maximilian
Pria itu berdiri kokoh bak titan di ambang pintu.
" Darimana kau tahu aku disini".lontar Ahzel urat urat tercetak jelas di lehernya menandakan ia sedang marah.
Maximilian mencuri curi pandang melihat di dalam kamar motel apakah Ahzel bersama pria, untungnyanetranya tak melihat itu.
"Kita pulang".cetus maximilian mantap
" Kau menganggap dirimu berguna untukku".todong ahzel.
"Dengan tegas ku jawab ya,kau tak bisa mengelaknya".
" Kita pulang, aku tak akan menghukummu".
Tidak, Aku akan ke negri sakura".ahzel berbicara dengan mantap akan keputusannya yang tak bisa max bantah.
"Cari apa kau di jepang, pria berbatang besar, yang akan menyodokmu hingga lubangmu robek".seketika nafas maximilian berderu kencang.
Telepak tangan ahzel mendarat keras di pipi max, "jangan lancang kau max".
Maximilian tetlihat biasa saja menerima tamparan Ahzel padanya.
" Aku pergi ke negri orang bukan untuk berpetualang kelamin".Ahzel tersenyum sinis sembati meludah ke samping.
"Angkat kakimu dari kamar ini, sebelum aku meneriakimu cabul".
Alih alih takut dan merasa terancam maximilian justru menggigit pipi bagian dalamnya merasa gemas dengan tingkah Ahzel ia menahan senyumnya agar wajahnya tetap datar bak jalan yang baru dibuat .
maximilian tak mau menjelaskan bahwa ucapanya tadi bukan untuk merendahkan Ahzel tetapi karena ia takut ditinggali dan merasa cemburu.
Mungkin bagi wanita ini mudah mencari penggantinya, tidak bagi dirinya.
"Tolong keluarlah pintu ada di belakangmu.
" wanita kejam".lontar max.
saat ahzel ingin berbalik tubuhnya melayang, max mengangkatnya dengan tangan kanan max menjapit pinggang ramping ahzel dan mengendongnya di bawah ketiak, layaknya benda empuk yang nyaman dipeluk.
"Sialan, turunkan aku bodoh".Tolong tolong aku
Dengan santai max melewati staf motel yang menganga mematung di depan life melihat ptia besar mengangkut wanitanya selayaknya karung beras yang ringan.
" Apa yang kalian lihat, bantu aku cepat".lontar ahzel.
Di life maximilian menurunkan ahzel, setelahnya barulah ahzel bernafas lega"Fuck you".Teriaknya pada max.
pria itu diam ia tenang seakan menganggap ahzel hanyalah lalat buah.
Ahzel yang merasa kacau besedekap dada, setelah pintu life terbuka ahzel berlari kencang dengan kaki yang tak memakai alas.
Max hanya bersmirik membiarkan wanitanya kelelahan hanya karena berlari.
"Tangkap dia" titah max pada lukas dan satu ajudanya. menangkap ahzel yang akan keluar.
"Apa-Apaan ini kalian jangan ikut campur pantat monyet".Teriak ahzel saat lukas dan satu ajudan lainya menangkapnya, ahzel tak kehabisan ide ia menggigit tangan lukas dan ajudan lainnya bergantian lalu menendang jhoni mereka.
Tak sampai ahzel membuka pintu keluar max sudah mengendongnya bak karung beras.
"Buka pintunya, kau yang menyetir lukas".titah max.
" Jangan menguji kesabaranku, aku sabar karena kau wanitaku".lontar max
"Diamlah aku tak butuh nasihatmu".
" Kau yang diam sayang, jangan buat aku marah dan berakhir menghukummu".cetus max.
Ahzek pun diam karena pikiranya.
"that's my gril" lontar max sembari mencuri kecupan dari bibir ahzel yang sangat ia rindukan.
Hi gyus maff lama gak up, ohya gyus jangan lupa mampir ke novelku "A place of sin" dijamin seru. makasih yang udah baca semoga bahagia dan rejekinya lancar amin, see you. 💋