Di sebuah universitas yang terletak kota, ada dua mahasiswa yang datang dari latar belakang yang sangat berbeda. Andini, seorang mahasiswi jurusan psikologi yang sangat fokus pada studinya, selalu menjadi tipe orang yang cenderung menjaga jarak dari orang lain. Dia lebih suka menghabiskan waktu di perpustakaan, membaca buku-buku tentang perilaku manusia, dan merencanakan masa depannya yang penuh dengan ambisi.
Sementara itu, Raka adalah mahasiswa jurusan bisnis. raka terkenal dengan sifatnya yang dingin dan tidak mudah bergaul, selalu membuat orang di sekitarnya merasa segan.
Kisah mereka dimulai di sebuah acara kampus yang diadakan setiap tahun, sebuah pesta malam untuk menyambut semester baru. Andini, yang awalnya hanya ingin duduk di sudut dan menikmati minuman, tanpa sengaja bertemu dengan Raka.
Yuk guys.. baca kisah tentang perjalanan cinta Andini dan Raka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 HARI BARU.
Cahaya matahari pagi menembus tirai jendela kamar Andini, menciptakan pola-pola hangat di lantai. Tapi pagi ini berbeda. Tidak ada alarm yang dimatikan dengan malas. Tidak ada keluhan “lima menit lagi.” Yang ada justru senyum kecil saat mata Andini terbuka.
Ia duduk di tepi ranjang, menarik napas panjang, dan membiarkan sinar matahari menyapa wajahnya. Rasanya seperti tubuhnya tahu, hari ini akan jadi hari yang baik.
Setelah mandi, Andini menyeduh susu sendiri. dengan susu coklat instan yang tergesa, susu coklat kesukaannya, yang ia aduk perlahan sambil menikmati aroma yang menenangkan. Di meja, ia menyiapkan roti berisi slai coklat dan kacang. Sesederhana itu, tapi terasa seperti perayaan kecil.
Pagi ini tidak ada nana, karena semalam mengharuskan nana untuk segera pulang kerumah kedua orang tuanya.
Ponselnya berbunyi. Pesan dari Raka.
"Pagi, Din! Jangan lupa sarapan, dan jangan lupa senyum. Dunia lagi nungguin kamu buat bersinar hari ini. aku merindukan kamu "
Andini tersenyum lebar. " Raka " gumamnya. Tapi pesan itu berhasil membuat hatinya hangat.
Dalam perjalanan ke kantor, langit biru tampak lebih terang. Lagu favoritnya mengalun pelan dari earphone, membuat langkahnya ringan. Ia menyapa satpam kantor dengan ramah, dan ketika duduk di meja kerjanya, ia tak lagi merasa asing.
Hari itu, Andini menyelesaikan pekerjaannya dengan tenang. Ia mulai berbicara lagi dengan rekan-rekan, bahkan ikut tertawa dalam obrolan ringan. Pagi yang baik, ternyata membawa hari yang baik juga.
Mulai sekarang Andini akan hidup sesuai dengan keinginannya, tidak akan memikirkan bagaimana perasaan kedua orang tuanya yang terus mengirim pesan agar Andini kembali ke kampung halaman, dan merelakan impian Andini demi tahira.
" Mulai sekarang aku harus hidup bahagia " Gumam Andini dalam hati.
Senja mulai turun perlahan ketika Andini melangkah keluar dari kantor. Langit berwarna jingga, angin berembus pelan, dan jalanan mulai dipenuhi kendaraan yang pulang dari kesibukan. Hari ini terasa ringan, dan ia memutuskan berjalan kaki ke asrama, menikmati udara sore yang jarang ia sempatkan.
Sambil mendengarkan musik dari earphone, Andini melewati deretan toko kecil dan kedai kopi. Ketika ia berbelok di tikungan dekat taman kecil.
“Raka?”
Laki-laki itu juga tampak kaget. “Andini? "
“Kamu... habis dari mana?” tanya Andini pelan.
“Baru pulang kerja. Aku sekarang kerja deket sini,” jawab Raka, " Kamu, bukannya seharusnya sedang di kampung halaman? apa terjadi sesuatu? " Tanya Raka dengan penuh selidik.
Andini menggigit bibir bawahnya " Raka, aku.. "
" Sudah, ayok ikut aku " Ajak Raka
Raka membawa Andini ke sebuah kafe yang cukup ramai oleh pengunjung.
Andini tertegun. Bangunan kafenya sederhana tapi hangat. Lampu gantung berwarna kuning redup, interiornya dari kayu dan tanaman hijau menjuntai di tiap sudut. Aroma kopi menyambut begitu ia membuka pintu.
“Selamat datang,” katanya dengan nada bercanda.
“Mau pesan hati yang dulu pernah tertinggal atau kopi spesial hari ini?”
Andini tertawa kecil. “Ternyata ini tempat kerja kamu?”
Raka mengangguk bangga. “Baru beberapa minggu. dari pada bengong gak jelas, mending kerja menghasilkan uang "
Mereka duduk di salah satu sudut kafe, ditemani dua cangkir cappuccino dan pisang goreng keju, menu favorit Andini yang entah kenapa langsung muncul tanpa ia pesan.
“Kamu tau aku.. ” tanya Andini.
“Mana mungkin tidak tau. kamu adalah kekasihku " jawab Raka sambil tersenyum.
Raka menatap Andini dengan lekat " Jadi, apa alasan kamu pulang lebih awal? apa kamu sangat merindukanku? " Goda Raka.
Andini tersenyum tipis " Gr kamu, Raka. Aku pulang karena.. " Andini terdiam, lalu tersenyum " Karena merindukan asramaku hihihi "
Raka mencubit hidung mancung Andini " Kamu ya.. tapi bagus deh, jika kamu pulang lebih awal jadi aku tidak perlu hubungan jarak jauh dengan kamu " Ucap Raka
" Kamu tau, aku tidak bisa jauh lama-lama dengan kamu " lanjut Raka dengan lembut.
" Ternyata kamu pintar gombal juga ya "
" Cuman sama kamu " Ucap Raka.
" yakin?! "
" Tentu.. kalo kamu tidak percaya, periksa saja hp ku apa ada wanita lain didalam sana " Raka memberikan HP miliknya kepada Andini.
Namun Andini menggelengkan kepalanya pelan " Aku percaya ko " Jawab andini.
Mereka ngobrol santai, sampai-sampai lupa akan waktu.