Arabela, terpaksa harus berlapang hati menerima kenyataan pahit. Perempuan cantik itu harus rela meninggalkan sang kekasih demi menuruti perintah keluarga untuk menikah dengan kakak ipar nya sendiri.
Adila, kakak kandung Arabela meninggal karena melahirkan seorang putri, hingga keluarga memutuskan untuk menikahkan arabela dengan Vano Herlambang,
bagaimana kisah Arabela dengan Vano? apakah mereka menemukan kebahagiaan atau sebaliknya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retmiduski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Kesal
POV Arabela
Dengan susah payah aku memejamkan mata yang tidak mengantuk. Perkataan dan semua ucapan yang di lontarkan mas Vano yang kini telah menjadi suami ku itu membuat ku sesak dan ingin menangis saja .
Semua perkataan nya yang kasar , tapi kenapa malah membuat ku memutuskan untuk tidak jadi menemui Andra dan pergi bersamanya. Untuk sesaat tadi aku melupakan kehormatan mama dan papa , aku bahkan melupakan malaikat kecil yang kini tertidur di samping ku.
Tangisan Alana membangunkan tidur ku yang nyenyak. Aku melihat buk de saudara mama dari kampung lagi mengganti pampers nya alana
" Kenapa malah tidur bersama Alana dan buk de Ra, ingat lo kamu udah bersuami" bukde menyadari aku bangun dari tidur
" Suami mbak Dila buk de " jawab ku sambil merutuki nasib diri ini
" CK Ra, ini semua sudah ketentuan dari Gusti Allah. Memang berat, inshaAllah hanya sesaat lama lama kamu juga terbiasa, apa lagi nak Vano orang nya baik , ganteng , bertanggung jawab, ramah dan humoris " andai buk de tahu jika sekarang dia sudah berubah menjadi monster yang dingin dan kejam
" Loh loh loh kok Ara ada di sini " mama masuk ke kamar nya alana
" Pindah kamar tadi pagi, mungkin rindu Alana " entah apa maksud dari ucapan buk de, mungkin menyelamatkan aku dari omelan mama
" OOO ya sudah ayok mbak kita sarapan dulu, Ral ayok bersih bersih , Kamu harus mengubah kebiasaan kamu , ingat udah punya suami nak" mama mengambil Alana dari kasur nya lalu keluar di iringi buk de untuk sarapan.
Aku tersenyum saat memasuki kamar , mas Vano sudah bangun dan keluar. Ini lebih bagus dan aku memilih untuk mandi dan menyusul semuanya untuk Sarapan
***
POV AUTHOR
Vano berjalan menuju meja makan sambil memikirkan cara untuk menyampaikan tentang Ara yang kabur bersama Andra kepada keluarga nya.
" Sial kenapa sekarang aku yang pusing karena ulah anak itu yang kabur bersama kekasih nya. Dia benar benar tidak berfikir ulang apa yang telah aku sampaikan kepadanya, apa dia benar benar tidak memikirkan perasaan kedua orang tuanya " gumam Vano di dalam hati
" Pagi Vano " sapa papa nya Bram
" Pagi pa" Vano yang masih berfikir keras untuk menyampaikan kata yang tepat kepada mereka yang telah duduk di meja makan
" Siang ini papa dan mama harus balik jakarta nak , kamu dengan Ara apa ingin masih disini ? Masalah kerjaan kantor biar asisten mu yang handel semua itu" ujar bram kepada Vano yang telah menduduki bokong nya di kursi
" Sudah terlalu lama aku ngak masuk pah, kasihan Roby menghandle sendiri . Lagi pula hmm Ara mm ....."
" Tenang saja Van, Ara akan ikut kamu kemana pun kamu membawa nya . Ara sekarang sudah menjadi istri sekaligus ibu dari Alana . Papa berdoa Dila sudah tenang dan damai di sisi Allah dengan terlaksana nya keinginan terakhir nya " ujar roy melihat Vano dengan mata yang berkaca-kaca
Gluk Vano menelan ludah kasar" bagaimana bisa aku berkata yang sebenarnya jika anak bungsu nya tersebut telah kabur tadi malam. Ara Ara kamu benar benar membuat aku dalam masalah besar" Vano meneguk air putih yang ada di depan nya
" Iya pah , inshaAllah" jawab simpel Vano
" Tapi ngomong ngomong Ara mana Vam? Kok ngak turun bersama " tanya Astrid sambil menyendok nasi goreng ke piring Bram
" Hmmm itu mah sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan kepada semua nya " Vano dengan mode serius
" Tapi aku harap mama dan papa tidak terlalu mengkhawatirkan hal ini, terutama mama Ajeng dan papa Roy , aku harap mama papa bisa berlapang dada menerima apa yang akan aku sampaikan ini " ucap Vano dengan sedikit berbelit Belit
" Ada apa nak?" Tentu saja Ajeng penasaran dengan apa yang akan di sampaikan oleh Vano
Vano menarik nafas panjang " tadi malam Ara kabur mah pah " Vano merasakan campur aduk setelah menyampaikan satu kalimat tersebut
" Maafkan Ara ya Van, mungkin karena dia belum terbiasa satu kamar dengan kamu. Tapi mama yakin dengan berjalan nya waktu Ara akan menerima semua keadaan dan kondisi seperti ini " Ajeng dengan ekspresi yang menyesal
" Jadi mama sudah tahu hal itu? Dan mama papa tidak mempermasalahkan hal tersebut?" Tentu saja ada ekspresi senang dan lega pada wajah Vano. lelaki itu sangat tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan, siapa sangka mama Ajeng dan seluruh keluarga yang berkumpul di meja makan ini menerima atas apa yang dilakukan oleh Kiara
" Hmmm mama dan papa sih tidak mempermasalahkan tapi mama tidak enak dengan kamu nak, karena kamu di tinggal tidur sendiri an " Ajeng santai sambil menyuap nasi goreng ke mulut nya
" Vano tidak Maslaah mah, karena itu adalah hak dan pilihan Ara. Tentu Vano akan menerima keputusan yang di ambil oleh Ara "ada kelegaan di wajah milik bryan
"kamu tidak pernah berubah nak, tetap sama terimakasih" Roy terharu atas apa yang di katakan oleh menantu nya tersebut
" Tapi kamu tidak terlalu kwatir Van, Ara meninggal kan kamu karena ia merindukan Alana hingga tertidur di kamar nya alana" sela buk de nya Ara dari kampung
Huk huk huk
" Minum hati hati " Bram melihat anak nya yang terbatuk-batuk
" Apa Ara di kamarnya Alana? " Tanya ulang Vano kepada semua orang yang ada di sana
" Iya terus, kamu pikir Ara tidur dimana?" Tanya Ajeng bingung
" Kabur dengan Andra "
" Apa?" Ucap serentak mereka yang ada di meja makan
" Maksud kamu apa Vano? Ara kabur?" Tanya Ajeng,
" Sial kenapa kecoplosan, sekarang mau menjawab apa " gumam Vano di dalam hati
" Ngak mah ngak , tadi nya Vano berfikir Ara menemui Andra kan mereka adalah....."
" Hubungan di antara mereka telah tiada Vano , sekarang hanya ada kamu , Ara dan Alana " Roy menekan kan setiap kata yang di lontarkan
" Iya pah, Vano mintak maaf" Vano sekarang merasa tidak enak dan bingung sendiri
Tanpa mereka sadari sepasang mata dari tadi melihat dan mendengar semua yang di bicarakan. Ara seperti puas sendiri melihat ekspresi Vano yang salah tingkah karena keceplosan serta berburuk sangka kepadanya
" Selamat pagi semuanya" sapa Ara kepada semua keluarga
" Pagi sayang, ayok duduk di samping suami mu " ujar Ajeng memerintah
" Jadi dia benar benar telah mengerjai saya? hmmm dasar perempuan labil , katanya cinta dan saling sayang tapi kenapa gagal kabur " gumam Vano melirik Ara
" Emang enak aku kerjain, makanya jangan galak galak dan dingin terus dong. Humbel kayak dulu lagi bisa ngak ya?" UJar Ara di dalam hatinya