(Revisi)
Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Pengantin Pesanan
Zahira sedang menyendiri di taman belakang. Dia terlihat melamun sambil memikirkan ucapan Louis tadi sore saat mereka berada di dalam lift.
"Huff, aku harus bagaimana?. Aku bahkan tidak bisa berkata-kata menjawab iya atau tidak, mulutku seperti terkunci saat mendengar ucapan Louis tadi." ucap Zahira menghela nafas.
"Tapi, kalau aku tidak menuruti keinginannya, sudah dipastikan selama dua tahun aku akan terkurung di tempat ini." ucap Zahira dengan praduga nya.
"Tidak masalah kan kalau aku menjadi istri seutuhnya, Louis. Lagian pria itu sudah banyak menolongku." ucap Zahira sambil mengusap-usap telapak tangannya. Udara dingin terasa menerpa permukaan kulitnya.
"Nona Zahira, di luar sangat dingin. Apa perlu kami menyalakan api unggun?" ucap Salah satu penjaga yang sedang melakukan patroli di area taman belakang yang berdekatan dengan kolam renang.
"Tidak usah, aku akan segera masuk ke dalam rumah. Lanjutkan kembali pekerjaan kalian" ucap Zahira dengan ramahnya kepada kedua penjaga tersebut.
"Baik nona" ucap keduanya dengan kompaknya lalu melanjutkan kembali patroli di area pekarangan kediaman tuan mudanya.
Kemudian Zahira bergegas masuk ke dalam rumah. Dia merasa kesepian tanpa kehadiran Louis yang entah kemana perginya malam ini. Kemungkinan besar pria itu kembali pulang larut malam atau bisa saja tidak pulang malam ini, banyak tempat penginapan tersedia di luar sana.
🍁🍁🍁🍁
Sementara Louis dan Sean mulai memasuki club malam yang super elite di pusat kota. Keduanya berpakaian santai, walaupun pertemuannya kali ini cukup formal karena akan bertemu dengan salah satu kolega bisnisnya, namun tempat pertemuannya yang sangat disayangkan karena tempat hiburan malam.
Para pengunjung tampak enjoy menikmati suasana club malam. Terdengar alunan musik yang mulai menggema di telinga. Botol minuman dan gelas kaca mulai bertebaran. Beberapa pengunjung mulai berjoget riang menikmati pestanya.
Tampak dua pria bertubuh kekar sedang menunggu kedatangan mereka lalu mengarahkan keduanya ke ruangan VVIP yang memang sengaja disewa oleh rekan bisnisnya.
"Akhirnya tamu spesial yang ditunggu-tunggu datang juga" ucap pria paruh baya tersenyum sinis melihat kedatangan mereka. Dimana pria paruh baya itu adalah tuan Emir alias musuh bebuyutan ayahnya, namun disini Louis menjadi rekan bisnisnya.
"Ya, senang bisa menghadiri undangan anda" ucap Louis dingin dengan sorot mata tajam.
"Silahkan duduk" ucap tuan Emir tertawa mempersilahkan mereka duduk.
"Baik, terima kasih tuan Emir" sahut Sean dengan sopan lalu memberikan kode-kode kepada tuan mudanya untuk segera duduk.
Tidak hanya itu terdapat 4 wanita malam di dalam ruang VVIP club malam tersebut. Salah satunya Rubella, anak angkat tuan Emir yang sengaja dihadirkan untuk menuangkan minuman untuk tamu spesialnya.
Padahal Rubella termasuk karyawan perusahaan LA Group. Dia sengaja menyusup masuk ke dalam perusahaan Louis dan menyamar menjadi karyawan semata-mata untuk memata-matai perusahaan Louis.
Saat di perusahaan, Rubella menjelma menjadi gadis cupu berkacamata yang jarang bergaul. Namun ketika berada di luar, Rubella akan menjelma menjadi wanita cantik dan seksi bahkan tak seorangpun pun bisa mengenalinya termasuk dua tamu spesial dihadapannya.
Sementara ketiga wanita malam itu mereka sengaja dibayar untuk menghibur dan melayani para tamunya sekaligus membicarakan perihal bisnisnya.
Tampak wanita cantik berambut merah dengan riasan wajah mencolok yang tak lain adalah Rubella terlihat canggung melihat kedua pria yang dikenalinya duduk berhadapan dengannya.
Semoga mereka tidak mengenaliku. Batin Rubella sambil meremas kedua tangannya dibawah meja. Jangan sampai salah satu pria itu mengenalinya.
Aku merasa wajah wanita ini tidak asing, dimana ya aku pernah bertemu dengannya. Batin Sean sambil mengingat-ingat kembali wajah wanita malam dihadapannya.
Kenapa Sean terus memandangi wajah wanita malam itu. Apa dia mengenalnya. Batin Louis yang tak sengaja menangkap basah aksi orang kepercayaannya.
Salah satu wanita malam bergerak untuk duduk di samping Louis, dengan cepat Louis mengibaskan tangannya, agar wanita itu tidak mendekati nya.
"Aku tidak mau minum, simpan saja botol anggurnya dihadapan tuan Emir" tegur Louis melihat wanita malam itu memegang sebotol anggur merah untuk dituangkan di gelasnya.
"Hahaha...kau masih tidak berubah tuan Louis, selalu mengajakku berdebat jika aku ingin mengajakmu minum. Aku pikir kau akan minum sedikit sebagai bentuk perayaan atas kerjasama proyek terbaru kita" ucap tuan Emir tergelak tawa lalu melirik putri angkatnya untuk segera menjalankan rencananya.
"Aku akan lihat situasinya. Namun aku datang kesini bukan untuk bersenang-senang, tapi untuk membicarakan perihal kerja sama kita yang sudah terjalin. Dan bagaimana rencana proyek kita selanjutnya" ucap Louis dengan entengnya dengan raut wajah serius.
"Jangan terlalu seserius ini tuan Louis dan tuan Sean. Mari kita nikmati lebih dulu jamuannya. Hei nona cantik, tuangkan minuman untuk tuan Louis dan tuan Sean" ucap tuan Emir dengan santainya. Dia sengaja menyewa wanita malam untuk merayu kedua pemuda tersebut.
Rubella bergerak cepat mengikuti ucapan ayah angkatnya. Dia menuangkan anggur merah di gelas kristal milik Loius dan Sean.
"Aku seperti pernah melihatmu, nona. Tapi aku sudah lupa waktu dan tempatnya. Wajahmu sangat tidak asing" ucap Sean menatap penuh selidik wanita seksi di hadapannya.
Seketika raut wajah Rubella mendadak berubah mendengar ucapan Sean. Benarkah pria ini mengenalinya dengan penampilannya seperti itu.
"Oh ya, apa kita pernah bertemu sebelumnya, tuan. Kalau ia, mungkin kita bertemu di club malam ini, soalnya saya bekerja di sini" ucap Rubella menarik senyuman tipis untuk mengurangi rasa kecanggungan nya.
Karena kedua pria dihadapannya sangat misterius, tegas dan keras terhadap seluruh karyawan perusahaan LA Group. Tak ada toleransi jika sudah mengeluarkan kata-kata mematikannya.
"Cukup" tegur Sean saat melihat wanita itu masih menuangkan anggur merah di gelasnya yang hampir penuh dan gelagatnya tampak aneh.
"Maaf atas ketidaknyamanannya tuan tuan" ucap Rubella grogi dan Sean mengibaskan tangannya meminta wanita itu duduk kembali.
"Karena tuan Louis tidak minum alkohol, maka kami pesankan jus favorit untuknya" ucap Tuan Emir menyeringai lalu bertepuk tangan.
Hingga tiba-tiba seorang wanita berpakaian seksi kembali masuk membawa nampan berisi segelas jus apel dan sebotol air mineral. Lalu wanita itu meletakkannya tepat di hadapan Louis. Kemudian pamit undur diri.
"Silahkan di minum, anggap sebagai perayaan untuk kita, bersulang!" ucap tuan Emir sambil mengangkat gelasnya. Sean dan Louis saling pandang lalu mengikuti hal yang dilakukan tuan Emir.
Louis yang sudah menaruh curiga kepada tuan Emir memilih membuka penutup botol air mineral kemudian meminumnya, daripada meminum jus yang dibawa wanita tadi.
Tuan Emir melotot tajam melirik putri angkatnya, karena mangsanya tak menyentuh jus yang dibawa oleh wanita tadi. Semoga saja rencananya yang dia susun rapi berhasil kali ini, pikirnya.
"Sean, jangan banyak minum, kau akan berkendara setelah ini" ucap Louis lalu merampas cepat gelas ditangan Sean saat orang kepercayaannya hampir meneguk anggur merah tersebut.
"Tuan, aku hanya....." Sean tidak melanjutkan ucapannya karena Louis sudah meneguk minumannya.
Tuan Louis, aku hanya ingin menyelamatkan mu dari pak tua licik ini. Batin Sean menghela nafas.
"Jangan sampai kau mabuk, siapa yang akan berkendara kalau kita sama-sama mabuk" ucap Louis dengan santainya. Dia sudah mengantisipasi hal yang akan terjadi nantinya. Sehingga dengan terpaksa meminum gelas ditangan Sean yang berisi anggur merah daripada meminum jus yang dibawa wanita tadi yang jelas-jelas terdapat sesuatu didalam jus tersebut.
Sial, kenapa tuan Louis yang meminumnya sih. Padahal minuman itu sengaja dibuat untuk tuan Sean. Aku bahkan sengaja mencampurkannya obat perangsang dengan dosis tinggi demi menjebaknya. Kalau begini ceritanya, aku tidak bisa mengancam tuan Sean. Batin Rubella sambil mengepalkan tangannya di bawah meja.
Bersambung.......