NovelToon NovelToon
THE TWINS

THE TWINS

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Kembar
Popularitas:524.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Mommy Shine

Clara yang tak tau apa-apa.. malah terjebak pada malam panas dengan seorang pria yang tak dikenalnya akibat dari jebakan seseorang. Dan dihadapkan pada kenyataan jika dirinya tengah hamil akibat malam panas pada malam itu.

Akankah clara mempertahankan kehamilannya itu, atau malah sebaliknya? Dan siapakah pria yang telah menghamilinya? Dan siapa yang telah menciptakan konspirasi tersebut?

Yuk simak kisah clara disini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"Maaf Nyonya, tapi saya harus menyela," ucap bibi Ester mencoba menghentikan tuduhan yang di lontarkan sang nyonya kepadanya. "Tapi saya mengatakan hal yang benar saat saya menghubungi Nyonya tadi. Tuan muda Arsen memang hanya bersin-bersin dan__"

"Jika hanya bersin-bersin, kenapa harus dibawa ke rumah sakit, Bibi?!!" sela Clara. "Alasan yang tak masuk akal," lanjutnya.

Clara yang sebelumnya tak pernah memarahi apalagi membentak para asisten maupun pengasuh sang anak, baik yang sekarang maupun yang terdahulu, kini tak dapat dirinya tahan karena ini sudah menyangkut keselamatan dan kesehatan sang anak.

Clara tak dapat membayangkan jika saja tadi dirinya datang terlambat, entah apa yang akan terjadi pada anak yang selama ini menjadi penyemangat nya kala merasa putus asa, dan penghiburnya kala lelah melanda. Clara tak dapat membayangkan hal itu.

"Itu dia yang saya juga tidak mengerti Nyonya.., Saat saya akan memberikan obat yang ada di Villa, tuan muda menolak dan meminta agar dibawa ke rumah sakit ini," bibi Ester mencoba untuk menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Karena tak ingin dituduh jika apa yang menimpa tuan mudanya adalah kesalahannya. "Bahkan saat kami telah sampai di sini, tuan muda tetap baik-baik saja dan bersin-bersinnya sudah sedikit berkurang. Saat diperjalanan saya menawarkan untuk kembali ke Villa, karena memang tuan muda semakin membaik. Tapi tuan muda justru tetap kekeuh ingin kemari," bibi Ester terus saja bercerita tentang apa yang terjadi sebenarnya. "Oh ya... Nyonya lihat semua makanan yang saya beli ini?" ucapnya seraya menunjukkan beberapa kantong plastik yang berisi beberapa macam makanan. "Ini adalah perintah tuan muda sebelum saya pergi meninggalkannya. Tuan muda berkata jika dirinya sangat lapar. Dan saat saya berkata apa tidak bisa untuk menunggu Nyonya lebih dulu agar ada yang menemani, tuan muda tidak mau. Tuan muda berkata jika dirinya tidak bisa menunggu lagi, karena sangat kelaparan katanya, Nyonya. Jadi, saya terpaksa meninggalkan tuan muda sendiri di sini, karena tuan muda terus saja merengek dan memaksa saya agar cepat untuk membelikannya makanan," ucap bibi Ester dengan panjang lebar. "Itulah yang sebenarnya terjadi, Nyonya. Maaf jika tindakan saya salah," lanjutnya dengan menundukkan kepalanya.

"Apa benar semua yang Bibi Ester katakan?" ucap Clara setelah sekian waktu hanya diam mendengarkan penjelasan yang bibi Ester ucapkan.

"Sungguh, Nyonya! Saya berani bersumpah, jika apa yang saya katakan adalah kebenarannya," ucap bibi Ester dengan cepat.

"Bibi Ester sebelum meninggalkan Arsen, dia sedang apa? Atau berkata ingin kemana gitu," tanya Clara.

"Tidak, Nyonya. Tuan muda Arsen sewaktu saya tinggal memang berada di atas tempat tidur dan tak ada mengatakan apapun, hanya meminta saya untuk membelikannya makanan. Saat saya tinggal, kondisi tuan Arsen sangatlah baik tanpa menggunakan alat medis satupun," jelas bibi Ester.

Dan ucapan bibi Ester yang terakhir, membuat Clara mengerutkan keningnya.

"Bagaimana maksud Bibi Ester sebenarnya?" tanya Clara. "Apa maksud Bibi.. Tentang Arsen yang tidak memakai alat medis satupun? Sedangkan saat saya baru sampai di sini.. Arsen tengah tergeletak tak sadarkan diri tak jauh dari ruangan ini, dan dengan selang infus yang menempel di pergelangan tangannya," lanjutnya, heran karena apa yang disampaikan bibi Ester tak sesuai dengan kenyataan yang dirinya saksikan sendiri.

"Benarkah??" ucap bibi Ester yang seperti mengingat-ingat sesuatu.

"Tentu saja benar. Apa Bibi berfikir saya akan berbohong jika menyangkut anak saya?!" ucap Clara merasa tak suka dengan kalimat yang bibi Ester ucapkan, dan membuat perasaannya sedikit banyaknya menaruh curiga padanya.

"Tidak, bukan seperti itu maksud saya, Nyonya..!" bibi Ester menyanggah perkataan Clara dengan cepat, karena tidak ingin sang nyonya lebih menaruh curiga padanya. "Tapi benar, saya tidak bohong. Untuk apa saya berbohong pada Nyonya, dan apa untungnya saya berbohong! Bukankah jika saya berbohong.. Sama saja dengan saya yang mempertaruhkan pekerjaan saya?! Sedangkan saya membutuhkan pekerjaan ini," ucap bibi Ester yang terus berusaha membuat Clara percaya padanya, karena bibi Ester tidak ingin jika sampai dipecat hanya karena sebuah kesalahpahaman. "Kalau Nyonya masih tidak percaya.. Nyonya bisa tanyakan pada perawat juga dokter yang menangani tuan muda Arsen sewaktu kami baru sampai," lanjutnya, karena tak tahu lagi apa yang harus dirinya katakan.

Clara terus mencoba mencari kebohongan didalam mata bibi Ester, tapi yang ditemukannya justru kebalikannya, yang membuat Clara menghelakan nafasnya dengan kasar. Karena yang ada dalam fikirannya saat ini, adalah bagaimana bisa antara ucapan bibi Ester dengan yang dirinya saksikan justru bertolak belakang.

"Apa iya aku harus menanyakan pada dokter seperti yang dikatakan bibi Ester? Lalu apa yang akan aku lakukan jika dokter menyatakan jika yang dikatakan bibi Ester adalah benar. Lalu, apakah yang aku saksikan adalah salah? Astaga... Kenapa memusingkan sekali...," ucap Clara dalam hatinya seraya memijat pelipisnya yang tiba-tiba terasa pening.

"Mom..."

Disaat Clara tengah pusing memikirkan apa yang terjadi, tiba-tiba terdengar suara yang sedari beberapa saat lalu dirinya rindukan suaranya.

"Arsen!"

"Tuan muda!"

Seru Clara dan bibi Ester hampir bersamaan dan sama-sama menghampiri asal suara.

"Bibi, cepat panggilkan dokter! Katakan jika Arsyana Firansyah sudah siuman," perintah Clara.

"Baik, Nyonya."

Bibi Ester pun segera pergi untuk segera memanggil dokter seperti yang diperintahkan sang nyonya.

"Mom..." panggil Arsen lagi dengan nafas yang memburu tersengal.

"Iya Sayang... Ini mommy. Kenapa? Apa ada yang sakit yang dirasakan Airlen, hm?" tanya Clara, yang air matanya tiba-tiba kembali mengalir. Tapi bukan air mata kecemasan seperti tadi, tapi air mata kebahagiaan karena bisa kembali mendengar suara sang anak walau terdengar memilukan ditelinga nya.

"Mom..."

"Iya Sayang... Kenapa? Mommy di sini, katakanlah," ucap Clara seraya terus mengusap lembut kepala sang anak dan berusaha untuk tersenyum, walau air mata tak hentinya mengalir.

"Ha-haus..." ucap Arsen.

"Haus? Mommy mohon bersabar sebentar ya, Sayang. Kita tunggu dokter datang dulu," ucap Clara yang tak berani mengambil resiko yang lebih besar jika dirinya bertindak sesuai keinginannya tanpa menunggu saran dokter terlebih dahulu.

"Mom..." panggil Arsen lagi.

"Iya Sayang... Tunggu sebentar saja, ya," ucap Clara lagi. "Entah kemana bibi Ester juga dokter ini, kenapa lama sekali datangnya..!" lanjutnya dengan menggerutu.

"Mom..."

"Iya Sayang... Iya... Arsen yang sabar ya.." ucap Clara semakin panik.

"Mom..." panggil Arsen lagi. "Bukan itu..." Arsen kembali berucap sebelum mommy nya kembali berucap.

"Apa maksudmu?" tanya Clara tak mengerti dengan ucapan Arsen.

"Kemarilah Mom," ucap Arsen dengan memberi isyarat agar Clara lebih mendekat lagi, mengingat suaranya sedikit mengecil karena efek nafasnya yang memendek akibat sesak.

Tanpa bertanya lagi, Clara pun mendekat.

"Jangan salahkan bibi Ester.. Dia tidak bersalah," ucap Arsen.

Ya, Arsen yang terganggu istirahatnya... Sedikit banyaknya mendengar perbincangan antara bibi Ester dengan mommy nya, Clara.

"Kau mendengarnya?" tanya Clara memastikan, yang langsung dijawab anggukan lemah Arsen.

Saat Clara ingin kembali berucap, suara pintu terbuka dari luar membuat kata-katanya kembali tertelan. Dan dari balik pintu yang terbuka, menampilkan sosok bibi Ester lalu disusul dokter juga perawat yang akan memeriksa keadaan sang putra.

"Bagaimana keadaan anak saya, Dok?" Clara segera bertanya saat melihat dokter menghentikan pemeriksaannya terhadap Arsen.

"Kondisi anak Anda saat ini...."

***

Disisi lain Airlen yang sudah diperbolehkan pulang oleh dokter, telah sampai di kediaman keluarga Davidson. Dan yang ditujunya pertama kali adalah dapur.

"Arseen....!!!!!"

1
Ismalinda
Luar biasa
Nur Azizah
terima aja clara kasihan anak"mu yg butuh keluarga yg utuh
Nur Azizah
oayyooo lanjuuttt kakak authoooorr
Nur Azizah
top markotopppp lanjuttt kak auutthor
Nur Azizah
woooww kereen pokoknya ceritanya kak author lanjuutt
Nur Azizah
ayoo lanjutt kak author
Nur Azizah
jgn buat Readers penasaran kaka author ayo cepat buka rahasia besar ini
Nur Azizah
cepet buka kebusukan Bella kak aurhor
Nur Azizah
ssmakin penasaran kak author
Nur Azizah
jgn mbulat mbulet kam author ceritanya
Nur Azizah
siapa yg memaggil clara yaaahh
Nur Azizah
sambut bahagiamu mulai hari ini clara
Nur Azizah
siapa yg menegur clara mungkinkan asisten leo
Nur Azizah
lanjuuuttt kakakk aauttthhorr
Nur Azizah
semoga kalian berjodoh arkhana sama clara leo sama eliza
Nur Azizah
lanjuutttt siapa lg yg datang yaaa,,
Nur Azizah
Bella
Nur Azizah
bener"anak GENIUS Arsen
Nur Azizah
jgn lama"kak author mempertemukan twin brsama ke 2 orang tuanya
Nur Azizah
haduuuh ketahuan Airline
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!