Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belum Tersentuh?
Lova baru saja keluar dari kamarnya dan terkejut melihat Kenzo sudah berdiri tepat dihadapan nya dengan senyum mengembang sangat tampan di wajahnya. Meski awalnya terkejut, Lova memaksakan senyum, tidak tega rasanya melihat wajah tulus dari Kenzo.
"Nunggu lama ya?" tanya nya mendapat gelengan kepala dari Kenzo.
"Baru satu jam, lama itu kalau gue harus nunggu lo seumur hidup."
Der
Apa yang Kenzo katakan memang sebuah gombalan atau rayuan, tapi jika Lova yang mendengarnya sekarang malah lagi-lagi menyentil hatinya, Lova jadi sensitif setiap kata yang keluar dari mulut Kenzo sekarang.
"Udah pada berangkat sekarang, nanti keburu malam, awas aja lho sampai nginep lagi."
Suara tante Gina membuat keduanya menoleh, lalu mengangguk dan pamit untuk segera berangkat.
"Aman tan, nginep juga udah ijin dulu kan? Lagian aku tahan-tahanin sampai halal dulu sama Lova."
"Heh, kamu ini, udah sana jangan ngaco ngomongnya."
Kenzo tampak tertawa, sementara Lova hanya tersenyum tipis, kalau begini Lova merasa tidak nyaman bersama dengan Kenzo, hatinya merasa terus tersentil setiap apa yang diucapkan Kenzo tentangnya.
Sejahat itukah dirinya?
"Jangan ngalamun, eyang sama om Jeri juga udah dateng, ayo bebe."
Lova menoleh, lalu mengangguk dan masuk ke dalam mobil.
"Jadi Om Jeriko juga ikut?" batin Lova.
Sementara dikediaman mama Yesi atau Kenzo. Semua sudah berada di rumah itu. Namun mama Yesi masih tampak sibuk menyiapkan makanan di meja.
"Gimana Rin?" mama Yesi tampak menaik turunkan kedua alisnya.
Paham apa yang dimaksudkan oleh kakak iparnya, Serina hanya tersenyum saja.
"Belum aku coba kak."
"Lho kok? Itu gaya yang paling ampuh lho, masih inget banget kakak pakai gaya itu langsung muncul si Kenzo di perut."
Serina tampak terkekeh, lalu kembali membantu Yesi menatap piring juga yang lain nya.
"Itu kan kak Yesi, setiap orang beda-beda dong, lagian Jeriko sibuk terus akhir-akhir ini."
Yesi tampak mengangguk setuju. Ia kemudian menghela napas cukup dalam.
"Sabar ya, Jeriko kan anak laki-laki satu-satunya di keluarga ini, pasti sesibuk itu dia karena tuntutan mama, papanya Kenzo paling bantu seadanya saja, mama lebih mengandalkan Jeriko itu sudah pasti."
Serina tampak mengangguk, lalu pamit untuk menemui Jeriko.
'Gaya apa yang kamu maksud kak? Dia terlalu gila dengan pekerjaan nya,' batin Serina berlalu.
"Jeriko." Serina menemui Jeriko yang sedang duduk bersama dengan papanya Kenzo di taman belakang.
Kedua laki-laki itu awalnya sedang mengobrol ringan. Melihat kedatangan Serina papanya Kenzo pamit meninggalkan keduanya sekarang.
Serina duduk di sebelah Jeriko. Ia melirik Jeriko yang tampak menatap lurus ke depan.
"Untuk yang malam itu, aku-"
"Tidak seharusnya kamu lakukan itu Serin," sela Jeriko seketika membuat Serina menggeleng dengan cepat.
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk-"
"Tidur denganku?" Jeriko menatap Serina yang juga sedang menatapnya.
Mata Serina berkaca-kaca, air matanya sudah menggenang di ujung.
"Sudah aku bilang, jangan lakukan hal yang membuatku semakin tidak bisa untuk menyentuhmu, aku akan melakukan nya tapi tidak sekarang."
"Lalu kapan?"
Serina terkekeh kecil di depan Jeriko.
Ia menunjuk dirinya sendiri. "Aku terdengar sangat mengemis denganmu bukan?"
"Aku capek Jeriko ditanyai tentang anak, mereka mengira aku tidak bisa memberikan anak untukmu."
"Jangan dengarkan mereka, yang menjalani kita bukan mereka."
"Iya, yang menjalani memang kita, tapi aku juga capek kalau harus menjalani pernikahan seperti ini."
"Kamu menginginkan pernikahan seperti apa?" Jeriko menatap tajam Serina.
Seketika Serina terdiam. Ia menatap Jeriko dengan diam, namun tidak dipungkiri hatinya sudah berdenyut dengan begitu sakit.
"Aku rasa kamu sudah tahu alasan nya, kenapa aku seperti itu."
Setelah mengatakan itu, Jeriko pergi meninggalkan Serina yang mematung di tempatnya.
Jeriko sedang tidak baik-baik saja, masalahnya dengan pacar keponakan nya saja belum selesai, Serina malah membahas hal yang membuatnya semakin merasa pusing saja. Menurutnya itu tidak lah terlalu penting, anak bisa ia bikin kapan saja, tetapi tidak sekarang.
Jeriko belum menginginkan Serina seperti seharusnya.
"Wanita memang selalu ribet," gumam Jeriko seketika membuat Kenzo terkekeh.
Jeriko yang mendengarnya langsung menoleh, cukup terkejut dengan adanya Kenzo secara tiba-tiba.
"Ribet ya om? Kasih jatah aja nanti juga diem, nggak ribet lagi," ujarnya berlalu pergi, meninggalkan Jeriko yang menyipitkan matanya.
"Ah sebentar, dia datang tidak dengan pacarnya kan?" gumam Jeriko.
Terlambat
Perempuan yang dimaksud oleh Jeriko kini sedang berada di halaman depan, bersama dengan eyang Sema mengobrol ringan dan tertawa, bahkan Kenzo yang melihatnya pun tersenyum senang melihat kedekatan dua wanita beda usia itu.
"You are perfect Lova."
...****************...
Ges sorry banget ya, aku baru sakit hehe..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻