Pusaka Pedang Tabut

Diwandaka yg mendengarkan pembicaraan dari ketiga orang yg berada di dalam gubuk tersebut menjadi bertanya-tanya karena nya.

Siapakah sebenar nya Menjangan Putih itu dan siapa pula Prabhu Suprabangkara tersebut, itu lah yg menggelayuti dalam pemikiran nya.

Namun meski demikian ia tetap saja mendengar cerita ketiga nya yg masih berlanjut.

" Kakang Bajul Ijo, di desa tutur ada seseorang yg mengaku sebagai keturunan dari Gusti Prabhu Suprabangkara " ucap orang yg paling muda itu lagi.

" Maksud mu pemuda yg bernama Wajangkara itu, Gagak Mumbang ?" tanya lelaki yg berkumis tebal yg menjadi pemimpin diantara ketiga nya.

" Benar kakang, orang itu bernama Wajangkara, dan memliki kepandaian ilmu silat yg lumayan tinggi " sahut orang yg bernama Gagak Mumbang.

" Akan tetapi kita belum bisa memastikan nya , apakah benar ia memang keturunan dari Gusti Prabhu atau bukan, sebab setiap orang bisa saja mengaku-ngaku sebagai putra dari Gusti Prabhu, akan tetapi ternyata bukan, mereka melakukan nya demi mendapatkan simpati dari para warga dan akan mengambil kesempatan setelah nya " sela orang yg bernama Sura Manila .

" Benar apa yg kau katakan itu adi Sura Manila , saat ini kita tidak bisa mempercayai begitj saja , apabila ada orang yg mengaku sebagai keturunan dari Gusti Prabhu Suprabangkara, sebab menurut baliau , putra nya itu telah berhasil di selamatkan nya dengan melarung nya di lautan itu " ungkap Bajul Ijo.

Bahkan ia pun menambahkan , sebagai seorang putra mahkota, putra dari sang prabhu Suprabangkara itu pun memiliki pertanda di tubuh nya, baik pertanda lahir maupun pertanda kerajaan.

" Jadi !, untuk itu lah sebenar nya kita menyebrang ke pulau itu , siapa tahu kita akan berjodoh dengan nya, sebab sebagai seorang prajurit Nara mandala , kita harus menjunjung tinggi sumpah dan janji yg telah kita ikrarkan itu " terang Bajul Ijo kepada kedua orang teman nya.

Di saat ketiga nya masih asyik berbicara, dari kejauhan terdengar suara derap langkah kaki kuda membuat mereka tersentak kaget.

" Siapa mereka ,?!" tanya Bajul Ijo.

" Apakah mereka adalah para prajurit Suraba ?!" tanya Sura Manila pula.

" Cepat matikan lampu itu dan kita sambut kedatangan mereka " seru Bajul Ijo.

Ia pun segera menyambar golok nya yg cukup besar dan langsung turun dari dalam.gubuk tersebut.

Langkah nya ini di ikuti oleh kedua nya.

Di sebelah kanan nya ada Sura Manila, dan sebelah kiri nya ada Gagak Mumbang.

Dengan langkah tegap dan penuh percaya diri ketiga orang yg merupakan begal di alas Paruh itu pun menyongsong kedatangan orang yg menggunakan kuda tersebut.

Agak lama juga mereka menunggu , barulah kemudian rombongan berkuda itu tiba di depan gubuk tersebut.

" Hehh, Bajul Ijo , keluar lah, menyerah lah kepada kekuasaan Gusti Prbhu Matunggal Malayangan, ikut lah dengan kami "

Terdengar seruan yg cukup.keras dari pemimpin pasukan rombongan orang-orang berkuda itu.

Jumlah nya lumayan banyak mungkjn lebih dari sepuluh orang.

Tidak ada jawaban, keadaan kembali hening, hanya suara jangkerik saja lah yg terdengar.

" Sekali lagi ku katakan kepada mu , Bajul Ijo , segera lah menyerah dan tunduk serta patuh kepada Gusti Prabhu Matunggal Malayangan , jangan berbuat kekacauan di bumi Suraba ini!"

Lebih keras lagi suara orang itu memanggil Bajul Ijo.

" Hehhh, pengkhianat, segera lah angkat kaki dari alas paruh sebelum kepala mu tinggal di sini, seorang penjilat tidak layak ada di bumi Suraba ini "

Balasan seseorang yg tiada lain adalah Bajul Ijo sendiri.

Dengan mengerahkan tenaga dalam nya lelaki itu berusaha mempengaruhi rombongan yg datang kali ini.

Dan benar saja , beberapa diantara mereka hampir terjatuh dari atas kuda nya akibat serangan yg di lancarkan oleh pemimpin begal alas Paruh tersebut.

Tenaga dalam dari bekas Bekel pasukan Nara Mandala ini memang sangat kuat sekali.

Bahkan seseorang yg berada di atas sebuah cabang pohon hampir saja terjatuh ke bawah , andai ia tidwk berpegangan kuat pada dahan pohon tersebut.

Dia adalah Diwandaka yg rupanya mendengar suara derap langkah kaki kuda dan langsung tempat persembunyian dengan memanjat sebuah pohon yg tidak terlalu jauh dari gubuk tersebut.

" Ha, ha, ha, jangan sok pamer dengan ilmu tenaga dalam mu itu Bajul Ijo, kami ini adalah para prajurit Suraba yg sudah sangat terlatih, ilmu seperti itu tidak akan berarti bagi kami " balas orang yg berada paling depan dari rombongan penunggang kuda ini.

Ternyata mereka memang adalah para prajurit dari kerajaan Suraba.

Sedangkan pemimpin nya merupakan orang yg sangat kenal dengan pemimpin begal alas Paruh ini.

" Pathu Wana, aku tahu sedari dulu , diri mu memang menginginkan kedudukan sebagai Bekel Prajurit Nara Mandala, akan tetapi baru sekarang lah kau mendapatkan nya , itu pun dengan cara berkhianat,.Phuihhh ,.lekas lah enyah dari tempat ku ini sebelum habis batas kesabaran ku !"

Kembali Bajul Ijo memperingatkan orang yg baru datang itu untuk segera kembali.

" Bajul Ijo, jika diri mu tetap membangkang,.jangan salahkan aku bila kau lah yg akan kami bawa ke Kotaraja , meski hanya tinggal kepala mu saja, " balas pemimpin prajurit Kerajaan Suraba yg bernama Pathu Wana.

Ia pun segera mmerintahkan untuk segera mengepung tempat tersebut.

" Tangkap mereka , hidup atau mati , jangan sampai ada yg lolos !" seru nya sekali lagi.

Tidak menunggu lama , semua prajurit yg berada di atas punggung kuda nya ini langsung berlompatan turun dan segera mengepung tempat tersebut.

Sedangkan Pathu Wana yg merupakan pemimpin nya , masih duduk di atas punggung kuda nya.

Tiga orang begal alas paruh ini pun bersiap, ketika para prajurit itu mulai menyerang mereka.

Ketiga nya memang memiliki kemampuan di atas rata-rata dari para prajurit kebanyakan.

Dengan begitu tangkas nya mereka meladeni seluruh prajurit kerajaan Suraba yg datang ini.

Terjadi lah pertarungan yg tidak seimbang dalam hal jumlah nya, setiap orang dari begal alas Paruh ini harus menghadapi setidak nya lima orang prajurit kerajaan Suraba.

Meski demikian mereka tidak mudah untuk di kalahkan.

Dengan ayunan golok nya yg cukup besar , Bajul Ijo menerjang lawan-lawan nya.

Membuat para prajurit Suraba ini kewalahan meskipun jumlah mereka lima orang.

Denting senjata beradu dan mewarnai pertarungan yg tidak seimbang ini pada malam yg begitu pekat.

" Traangg "

" Dhieghhh "

" Aaakhh "

Satu persatu prajurit Suraba jatuh terkapar di atas tanah.

Membuat Pathu Wana menjadi sangat geram.

Ia pun ingin melakukan sesuatu yg sebenar nya tidak pantas untuk di lakukan sebagai seorang prajurit sejati, yaitu membokong lawan saat masih dalam keadaan bertarung.

Aku harus segera melumpuhkan Bajul Ijo itu, baru kemudian Sura Manila, dan Gagak Mumbang, kata nya dalam hati.

Lelaki yg bertubuh besar , dan hampir sama dengan Bajul Ijo itu segera menimang-nimang tiga buah senjata rahasia beracun yg ada di tslangan nya ini.