Orang Tua meninggal, Jatuh Miskin dan Dikhianati Orang terdekat, Apalagi hal lebih buruk yang akan menimpanya? Kematian?
Ya, Dia mati setelah ditikam Mantan Sahabat dan Pacarnya, benar benar hidup yang menyedihkan. Tapi tunggu...
Ah, Dia kembali bangun! Dunia yang penuh keajaiban dan Misteri, Dunia dimana Kekuatan menjadi kunci utama apakah di Dunia ini Ia akan kembali menjadi sampah?
Ya, Dia sampah sebelumnya, sampah yang kemudian berubah menjadi Berlian yang tak ternilai berharga, menjadi tokoh utama Dunia ini. Bersama Istri mungilnya, menaklukan segala rintangan, menggetarkan seluruh Dunia, membinasakan musuh yang menghadang dan mengubah takdir yang berjalan.
Semua itu berkat dirinya yang terlahir kembali dan berkat...
The System!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon T-Riq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekte Matahari
Nenek itu ingin mengatakan sesuatu namun Feng mengangkat tangannya menyuruh diam.
"Mereka tak menyayangimu lagi karna Kamu sangat lemah, Kau harus menjadi kuat lalu buktikan pada Mereka hingga Mereka menyesal karna tak menyayangimu lagi," ucap Feng menatap manik hitam mata Anak itu. Anak itu terdiam mencerna perkataan Feng kemudian mengangguk dengan semangat dimatanya.
"Aku pasti akan jadi lebih kuat dan membuat Mereka menyesal karna tak menyayangiku lagi," ucap Anak itu semangat.
"Baiklah, karna itu Kau sekarang adalah Muridku," ucap Feng tersenyum.
"Hormat Guru," ucap Anak itu memberi hormat dengan tangannya dan membungkuk, persis seperti yang Anak itu pernah lihat.
"Baiklah, karna sekarang Kau adalah Muridku kini Kau akan kunamai dengan nama Ran," ucap Feng, Nenek dan Anak itu mengangguk setuju dengan nama tersebut.
"Em... 1 Minggu ini habiskanlah waktumu dengan Nenek karna setelah itu Kita akan pergi dan memulai latihanmu," ucap Feng mangacak ngacak rambut Ran.
"Tak bisakah Nenek ikut dengan kita?" tanya Ran sedih mengingat Ia harus meninggalkan Nenek itu nanti. Nenek itu terharu mendengar penuturan Tuan Mudanya.
"Nenek akan selalu baik baik saja, makanya Kau harus latihan yang semangat agar dapat dengan cepat melindungi Nenekmu, iyakan Nek?" Ucap Feng tersenyum meminta persetujuan Nenek itu.
"Iya, Tuan Muda harus cepat cepat kuat, Nenek akan slalu menunggu Tuan Muda disini kok," ucap Nenek itu mengelus kepala Ran, Ran mengangguk semangat sambil tersenyum.
"Oh iya, Nek, nama Nenek siapa?" tanya Feng mengingat Ia belum tau nama Nenek tersebut.
"Ah.. Maafkan Aku lupa memperkenalkan diri, Namaku Zi, panggil saja Nenek Zi," ucap Nenek itu, Feng mengangguk paham.
"Lalu Nek, apakah Nenek tau nama lama Ran?" tanya Feng lagi.
"Tau, nama lamanya Cao Shen, Marganya adalah Cao namun semenjak Kami dibuang namanya dihapus hingga kini Tuan Muda Feng memberi Nama Ran," jelas Nenek tersebut, Feng menghela nafas lagi lagi Ia bertemu dengan Orang yang bernasib sama dengannya.
... - - -...
Sekte Matahari Barat
Seluruh Sekte bergumuruh di tengah tengah lapangan, disana tampak seorang tua yang lemah dan Orang dewasa tanpa telinga dan mata sedang tersungkur.
Yap, Mereka adalah Tetua dua dan Patriaknya.
Patriak Li masih belum bangun dari pingsannya sedangkan Tetua dua terduduk lemah, fisik dan mentalnya benar benar hancur kali ini, Ia bergidik ngeri setelah melihat penyiksaan Feng terhadap Patriak Li.
"Minggir!!!" Tetua empat dan lima datang dengan terburu buru, Mereka yang awalnya sedang bersantai langsung terkejut saat salah satu Murid datang dan memberi tahu bahwa Patriak dan Tetua dua kembali dengan keadaan luka parah.
"Tetua Dua, kenapa bisa begini?" tanya Tetua empat terkejut melihat kondisi mengenaskan Patriak dan Tetua dua.
"J-jangan G-ganggu Dia," ucap Tetua dua bergetar karna masih trauma.
"Tidak! Kita harus membalas Ini! Tetua lima pergi lapor pada Sekte Pusat," ucap Tetua empat, Tetua lima mengangguk lalu berlalu pergi dengan cepat.
Tetua sua yang tadi masih terdiam karna trauma langsung sadar saat mendengar perkataan Tetua empat.
"JANGAN! Jangan pernah menyinggung Dia!" teriak Tetua Dua, Tetua Empat mengerutkan dahinya melihat hal tersebut, pasalnya baru kali ini Ia melihat Tetua Dua setakut ini.
"Apa Maksudmu Tetua dua! Kita harus melaporkan Ini agar Orang itu dibalas!" bentak Tetua empat, Tetua dua terdiam memejamkan matanya.
Lalu dengan hentakan keras, Tetua dua merobek baju Sekte dan seluruh hiasannya.
"Terserah! Aku sudah memperingatkan pada Kalian! Aku keluar dari Sekte!" bentak Tetua dua, Tetua empat membulatkan matanya mendengar hal tersebut.
"Tetu-"
"Bagi Murid yang ingin ikut Aku kita pergi sekarang!" ucap Tetua dua tanpa mendengar Tetua empat yang ingin bicara.
Para Murid langsung memandang satu sama lain dengan tatapan bimbang, Tetua dua terkenal dengan kepintaran dan ketenangannya di segala masalah kini benar benar panik dan takut, namun di sisi lain Mereka tak rela jika harus meninggalkan Sekte yang memberi Mereka Sumber Daya tersebut.
Tetua akhirnya pergi berjalan walau masih dengan tubuh gemetaran.
Tetua Empat juga tak berniat memberhentikan Tetua dua karna Ia tau betapa keras lepalanya Tetua dua, Ia juga sedikit bimbang dengan apa yang Ia lakukan sekarang.
Akhirnya hari itu Tetua dua keluar dari Sekte diikuti 50% Murid Sekte Matahari Barat.
Berita tentang hal tersebut tentu saja mengejutkan seluruh Benua Kekaisaran Matahari.
Setiap Sekte Putih, Hitam, Netral, Besar, Sedang, Kecil dan Organisasi Organisasi langsung mengirim Orang untuk menyelidiki hal tersebut.
Mereka yang mengirim Orang terkejut karna mengetahui Info bahwa Patriak Li yaitu Patriak Sekte Matahari Barat terluka parah dengan kondisi mengenaskan, tanpa 1 kuping, tanpa mata, tanpa lidah dan tanpa kultivasi lagi.
Mendengar kondisi mengenaskan Patriak Li hampir seluruh Kekaisaran bergumuruh oleh perbincangan.
Patriak Li merupakan Jenius pada masanya dan juga Orang terkenal dari Sekte Matahari namun kini Ia kalah dengan kondisi mengenaskan di ranjangnya.
...- - -...
Sekte Matahari
"APA?!!!" Patriak Sekte Matahari berteriak karna kaget, seluruh Tetua di ruangan itu tersentak ketakutan apalagi saat Patriaknya sudah mengeluarkan Auranya di tingkat Langit lapis 2 dan Aura pembunuhnya.
Semua Orang tau bahwa Patriak Li Merupakan salah satu Murid kebanggaan Patriak Mereka tersebut, tentu saja Ia sangan marah saat tau kondisi Muridnya.
Sekte Matahari dinamakan tersebut karna memiliki hubungan dengan Kekaisaran Matahari.
Kakak Patriak Matahari merupakan Permaisuri di Kekaisaran sehingga otomatis Patriak Sekte Matahari juga dekat dengan Kekaisaran.
Sekte Matahari juga berkembang pesat menjadi Sekte besar dan kuat karna bantuan Sumber Daya dari Kekaisaran, bahkan Kekaisaran tak lagi memperhatikan Warganya dan malah menyalurkan seluruh Sumber Daya ke Sekte Matahari.
Selain Itu, Pangeran 1 dan Pangeran 3 serta Tunangan Pangeran 1 juga merupakan Murid Sekte Matahari, jadi otomatis Sekte Matahari mendapat tempat tertinggi di antara Sekte Besar Aliran Putih lainnya.
Sekte Aliran Putih lainnya juga tak berani menentang Sekte Matahari pasalnya ada rumor jika Sekte Matahari dan Kekaisaran Matahari dijaga oleh Seorang Sepuh pada Tingkat {Surka}, walau hanya rumor banyak yang mempercayainya.
Kini Patriak Sekte benar benar marah setelah mendengar hal tersebut, Ia ingin rasanya langsung pergi dan menyerang Orang yang melukai Muridnya namun Jarak antara Sekte Matahari ke Sekte Matahari Barat harus ditempuh 1 Minggu perjalanan dengan Kultivasinya di tingkat Langit tersebut.
Jika Kalian bertanya kenapa Patriak Sekte Matahari langsung mendapat berita tersebut, itu karna Tetua Lima Sekte Matahari Barat menggunakan Kertas surat yang dapat menulis surat dan mengirim secepat kilat ke tujuannya.
Kertas surat pun sangat langka jadi tak seluruh Sekte memilikinya.
Kini Ia terduduk sambil memijat pangkal hidungnya dan memikirkan apa yang harus Ia lakukan.
...- - -...
ha... ha... ha... Lebay amat....!!!