Seorang wanita onmyoji yang berusia sangat tua atau ancestor dari sebuah family, dibangkitkan kembali oleh keluarganya yang hampir punah menggunakan tumbal tubuh keturunannya yang hampir meninggal dunia.
Sayangnya tubuh tersebut adalah tubuh seorang laki-laki muda berusia 22 tahun.
Bagaimanakah beliau akan menghadapinya???
Nantikan keseruan ceritanya bersama-sama .........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElFitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Di dalam ruangan VIP rumah sakit. Setelah koma selama 3 hari karena kekurangan kekuatan supranatural dan darah yang berlebihan, mereka berlima akhirnya siuman juga. Dan memulai kehidupan rehabilitasi mereka.
"Em, kemana perginya tuan muda? Sudah seminggu ini beliau tidak menjenguk kita?" tanya Benjiro sambil minum jus buah yang diberikan oleh perawat tadi
Slurp ...... (suara minum jus dari sedotan)
"............" Daichi hanya diam saja dan Gou pura-pura tidak mendengar apa yang diucapkan Benjiro
"Ada apa dengan kalian berdua?" tanya Benjiro bingung melihat respon Daichi dan Gou yang hanya diam saja
"Kau kira tuan muda akan menjengukmu? Siapa memangnya dirimu??? Jangan bermimpi!" ejek Gou dengan ekspresi datarnya yang terlihat agak garang
"............" Daichi masih diam saja mendengar percakapan mereka berdua. Karena memang itulah kenyataannya. Tidak ada yang salah dengan hal itu.
"Ah?" seru Benjiro kaget. Baru saja sadar kalau dia hanya seorang anak buahnya saja. Tidak lebih dan tidak kurang.
"Ta ...... Tapi kan kita?" ucap Benjiro dengan nada sedih dan menundukkan kepalanya. Sepertinya dia sudah tahu alasannya. Kalau Tuan muda yang sekarang bukanlah Tuan muda mereka yang dulu. Sepertinya selama ini dia sudah melupakan akan hal itu?!
(Ada apa dengan mereka bertiga?) batin Jiho yang melihat atmosfir di antara mereka bertiga agak aneh. Dia kira Tuan muda Kei memang orang yang dingin dan tyran.
"Dan kau Hyunmin, kenapa kau juga ikut berada di rumah sakit? Kau terlihat terluka parah sekali! Malah lebih parah dari kita! Kenapa?" ucap Jiho yang mendapatkan gips di tangan kanannya sambil melihat pipi kiri dan punggung Hyunmin yang bengkak besar sekali sehingga dia harus tidur tengkurap
"............" Hyunmin merasa kesakitan karena seluruh tubuhnya yang membengkak seperti balon ini. Sedih sekali! Dan mulutnya yang masih sakit. Susah sekali untuk bicara.
"Lupakan saja jika kau tidak ingin membicarakannya" ucap Jiho menyandarkan punggungnya pada bantal yang ada di belakangnya
(Ah ~...... Nyaman sekali ~........) batin Jiho berkata
Greeek ...... (suara pintu terbuka)
Tiba-tiba saja pintu kamar VIP terbuka dan terlihat Maharani datang bersama Kyungsoo dan Eunbi membawa bunga, buah-buahan segar dan beberapa makanan hangat yang baik untuk kesembuhan pasien.
"Maaf saja jika Kei tidak datang menjenguk kalian semua. Dia sedang sibuk sekarang" ucap Maharani datar dan berjalan mendekati meja pasien untuk menaruh barang bawaan mereka
"Nyonya besar ~......" ucap Benjiro dengan nada dan ekspresi wajah yang sangat terharu melihat kedatangan Maharani
"............" Maharani hanya diam dan melotot ke arahnya
"............" sedangkan yang lainnya hanya bisa diam dan seolah-olah tidak mendengarkan ucapan ngawur Benjiro
"Oops" serunya sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangannya. Sepertinya dia telah salah berkata-kata.
"Jaga mulutmu itu!" bentak Maharani dengan mengerutkan dahinya
"Ma ...... Maaf Nona Maharani" ucap Benjiro pelan dan menganggukkan kepalanya beberapa kali
Bruk ...... (suara meletakkan barang di atas meja)
Kemudian mereka mulai berbincang-bincang tentang bagaimana keadaan mereka sekarang. Dan dari hasil observasi perkembangan kesembuhan mereka nantinya, dapat diperkirakan berapa lama lagi mereka harus tinggal di rumah sakit. Estimasi awalnya kira-kira satu bulan lamanya mereka semua harus rawat inap di rumah sakit. Dan apabila kesembuhannya lebih cepat maka keluar dari rumah sakit pun akan lebih cepat juga.
Dan untuk sementara ini, masalah yang sedang dihadapi Hyunmin harus ditunda terlebih dahulu karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk bicara banyak terlebih dahulu. Dan bergerak pun susah.
Saat semuanya sedang sibuk makan dan berbincang-bincang, Maharani melihat ke luar jendela dan pandangannya tertuju pada pegunungan tak jauh dari rumah sakit. Entah kenapa perasaannya agak tidak nyaman.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Tap ......
Tap ......
Tap ...... (suara langkah kaki pelan)
Terlihat Kei dan Yi Rang, mereka berdua sedang berjalan masuk ke dalam hutan yang ada di pegunungan tak jauh dari rumah sakit tempat anak buah Kei berada. Mereka berdua menggunakan hanbok hitam untuk Kei dan hanbok biru muda untuk Yi Rang, baju traditional Korea. Dan Yi Rang mengikat rambutnya ke belakang dengan pita besar warna biru tua.
Di kedua tangan Yi Rang, terdapat 2 bungkusan yang berbeda. Yang satu berisi biji barley teh dan yang satu berisi dasik warna-warni. Kedua aroma makanan dan minuman tradisional ini begitu menggoda.
"Untuk apa kau membawaku ke sini?" tanya Yi Rang yang tidak tahan dengan suasana yang hening ini
"............" Kei hanya diam dan terus saja berjalan ke depan
"Kau ...... Kau mengabaikanku?" tanya Yi Rang dengan nada yang marah
"............" Kei masih saja terdiam dan hanya berjalan saja lurus ke depan
"Aku berhenti!" teriak Yi Rang dan berhenti di tempat begitu saja
"Apa???" tanya Kei yang juga ikut berhenti dan berbalik menatap ke arahnya
"Kau hanya bilang itu? Untuk apa kau mengajakku kemari? Hanya untuk menjadikan aku seorang gumiho! GUMIHO!! Siluman tingkat tinggi ini hanya sebagai seorang kuli?" teriaknya tidak terima dengan perlakuan yang dIberikan oleh Kei. Ini seperti sebuah penghinaan baginya. Selama ini tidak ada yang berani menyuruhnya untuk melakukan sesuatu. Apalagi sebagai kuli pembawa barang seperti ini.
"Bukankah kau adalah peliharaanku sekarang? Jadi apapun yang aku katakan dan perintahkan seharusnya kau tidak perlu protes! Berisik!!!" ucap Kei dengan wajah datarnya
"KAU!!!???" berteriak sambil menunjuk ke wajah Kei. Merasa tidak dapat berkata apa-apa lagi karena itu memang kenyataannya. Begitu pahit nasib hidupnya ini. Siapa yang harus disalahkan?? SIAPA??
"Hah ~........." menarik nafas panjang untuk meredakan amarahnya yang meluap-luap
"Lalu untuk apa kita masuk ke dalam hutan? Aku rasa tidak akan ada orang sama sekali di sini" komplain sambil memonyongkan bibirnya ke depan
"Aku berencana untuk menemui seorang teman. Rumahnya tidak jauh lagi dari sini. Bersabarlah!" ucap Kei dan melanjutkan perjalanannya
"Teman macam apa yang hidup di tempat sepi seperti ini? Seorang siluman???" gumam Yi Rang dan berjalan lagi mengikuti Kei dari belakang
Tap ......
Tap ......
Tap ...... (suara langkah kaki)
Mereka berdua terus saja berjalan hingga sudah berada di kedalaman hutan. Dan suasana semakin sunyi dan gelap. Karena lamanya berjalan dari siang sampai sore. Matahari pun sudah mulai tenggelam dan cahaya dalam hutan juga sudah mulai menghilang.
Di antara mereka berdua, bahkan tidak ada yang membawa senter satupun. Seperti mereka berdua merasa bahwa indra penglihatan mereka sangat bagus dibandingkan dengan yang lainnya. Dan tak jauh dari tempat mereka berdiri terlihat sebuah gubuk reyot yang berada di samping pohon besar. Ya benar, di samping dan bukan di bawahnya. Entah kenapa seperti itu? Tidak ada yang tahu!
"Itukah rumah temanmu?" tanya Yi Rang setelah melihat gubuk reyot yang terlihat hampir rubuh itu
"Em" mengangguk pelan dan terus berjalan ke depan pintu gubuk reyot itu
Tep ...... (suara langkah kaki berhenti)
Kriet ...... (suara membuka pintu)
Kei berhenti di depan pintu gubuk reyot itu. Kemudian melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 19.00.
(Masih banyak waktu sebelum jam 12 malam) batinnya dan memutuskan untuk langsung saja masuk ke dalam dan menunggu hingga saatnya tiba nanti
Di dalamnya terlihat hanya ada 2 buah kursi dan satu meja di tengah-tengahnya. Yang terlihat sangat buruk dan retak di sana sini. Seperti akan segera patah apabila di pakai untuk duduk.
"APa kau yakin?" melihat sekelilingnya dan merasa jijik akan tempat ini
"Benar ini tempatnya bukan???" Yi Rang bertanya lagi
"Duduk!" perintah Kei yang sudah duduk dari tadi
"............" hanya terdiam mendengarnya
Bersambung ............