Menjadi seorang indigo, bukanlah hal yang di inginkan oleh gadis cantik bernama Lilis Yuliani karena setiap hari ia harus bersinggungan dengan hal yang gaib dan ia tidak bisa menolaknya.
Sosok-sosok itu selalu mengikuti untuk meminta pertolongan ataupun hanya sekedar mengganggu pada Lilis sampai suatu hari ketika ia sedang berjualan bakso bertemu dengan arwah pria tampan namun menyebalkan.
Siapakah arwah itu?????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Petunjuk Untuk Bara
Dokter Adrian semakin ingin dekat dengan Lilis! Menurutnya Lilis adalah wanita yang unik, cantik, pekerja keras dan sederhana.
Sebaliknya Lilis menganggap biasa saja pada dokter tampan yang akhir-akhir ini selalu mengusik ketentraman hidupnya.
"Lis, antar saya pulang! Entah kenapa saya sangat merindukan Mami" pinta Bara.
Lilis hanya mengangguk! Sore itu dirinya mengantar Bara pulang ke rumahnya, sesudah itu Lilis kembali lagi.
Bara masuk kedalam rumah, ia mendapati Alex sedang membuat sesuatu di dapur seperti jus apel.
"Mami akan menyukai jus buatanku!" ucap Alex senang.
Namun sedetik kemudian Alex mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
"Apa itu?" gumam Bara heran.
Alex menaburkan sebuah serbuk pada jus yang ada di hadapannya.
"Maaf Mami sayang, tapi aku lah yang akan mewarisi kekayaan Mami dan mendiang Papi! Kalau Mami mati, maka aku akan dengan mudah melenyapkan Kak Bara..hahaha" ucap Alex tertawa menggema.
Mendengar itu, mendidih lah darah Bara! Ia tentu tidak akan membiarkan anak pungut tidak tahu diri itu membunuh Niken.
"Sialan,, Jadi itulah balas budi mu, Alex? Jahanam" geram Bara.
Ketika Alex akan membawa gelas yang sudah terisi jus dan racun itu, Bara merebutnya dan menghempaskan ke lantai sampai berserakan.
Alex seketika mematung dengan hal yang baru saja terjadi!
"Apa itu...?" gumam Alex ketakutan.
Brughhhhh!!!!!
Bara juga menendang tubuh Alex hingga sang adik terhempas dan tubuhnya mengenai pecahan gelas.
"Arghhhhhhhhhhhhh...." ia memekik kesakitan.
Namun ketika Bara akan memukulnya lagi, tubuhnya sudah merasa lemas.
Energi yang Bara keluarkan membuat ia menjadi lemah.
"Mana mungkin di rumah ini ada setannya!" ucap Alex ketakutan.
Pelan-pelan ia merangkak, dan merasakan banyaknya pecahan gelas yang menusuk tangan dan dadanya.
"Arghhhh perih sekali" ringisnya.
Alex pun langsung pergi ke rumah sakit untuk menyembuhkan lukanya.
Bara segera berlari ke kamar Niken. Terlihat wanita paruh baya itu hanya terbaring di atas ranjang sembari memeluk poto Bara.
"Mami!" ucap Bara ia duduk di samping ranjang Niken.
"Doakan ya Mi semoga aku cepat kembali" ucap Bara dengan suara tercekat.
Ia kemudian mencium kening Niken, dan pergi dari sana.
Niken yang merasakan ada sesuatu yang dingin menyentuh keningnya langsung terbangun.
"Bara...hikhikhik.... Bara" tangis Niken.
Ketika Bara sudah berdiri di depan rumahnya, ia terkejut karena dua teman hantu Lilis sudah menunggu.
"Mau apa kalian?" tanya Bara yang merasa sungguh ketakutan.
"Ayo cepat kembali ke rumah Lilis, kamu itu ada yang mengikuti" ucap sundel bolong itu.
"Maksudnya?" tanya Bara.
"Kamu jangan sering keluar berjauhan dengan Lilis. Lilis itu penjaga kamu sayang! Ada yang ingin menawan dan menukarnya supaya makhluk itu bisa menempati ragamu" ungkap Mbak Sri.
Kedua hantu itu langsung membawa arwah Bara melayang menembus tempat demi tempat.
Pelan-pelan kedua hantu itu turun di depan rumah Lilis.
"Masuk rumah sana, jangan bandel ya nanti burung kamu kami grepe" ucap Mbak Sri.
Mendengar itu Bara langsung bergidik ngeri.
"Terimakasih Tante setan" ucap Bara.
"Jangan pakai setan dong" cebik Mbak Nik.
"Untung ganteng, kalau tidak udah aku lelepin ke sawah" ucap Mbak Sri.
Bara lalu masuk kedalam rumah Lilis. Disana Lilis sedang membersihkan toge.
Bara melihat itu merasa terharu, sebab hanya dengan Lilis lah ia bisa berkomunikasi.
"Lis!" Bara berkata sembari mentoel pipi Lilis.
"Kapan loe balik, Bara?" tanya Lilis.
"Pulang di antar Tante setan! Lis kata mereka ada yang sedang mengincar arwah saya. Lis, tolong bantu Lis, saya mau kembali ke jasad saya Lis. Tadi saya juga lihat Mami juga drop" pinta Bara.
Lilis diam, ia juga tidak mengerti bagaimana caranya mengembalikan arwah Bara kedalam jasadnya.
"Lis, bantu saya Lis! Saya yakin kamu bisa" rengek Bara.
"Maaf Bara, gue gak bisa!" ucap Lilis dengan sedih.
"Kamu kan indigo, Lis" ujar Bara.
"Iya Bara, gue memang indigo bisa lihat makhluk halus, namun gue bukan paranormal, gue gak tahu caranya gimana" rutuk Lilis merasa tidak berguna.
"Maafin gue, Bar! Bukan gue gak mau nolongin loe, tapi gue juga bingung harus gimana. Maafin gue" sambung Lilis dengan sedih.
Grep!!!
Bara tiba-tiba memeluk Lilis sembari terisak. Bara terlalu menekan Lilis membuat gadis yang sekarang ada di dekapannya merasa tak berguna.
"Maafkan saya, Lis! Saya gak bermaksud menekan kamu. Maafin saya" ucap Bara.
"Gue paham loe pasti ingin cepat kembali. Gue akan berusaha cari orang yang bisa membantu loe. Loe sabar ya Bara, gue yakin loe bisa kembali dan berkumpul sama mami loe lagi" balas Lilis yang balas memeluk Bara.
Nyaman sekali rasanya memeluk Lilis! Bara pun mendongakkan wajah Lilis hingga gadis itu memandanginya.
"Terimakasih ya Lis, kamu sudah membantu saya" ucap Bara.
Lilis mengangguk.
"Saya janji tidak akan melupakan kamu jika saya sudah kembali sadar" ucap Bara kembali.
"Iya Bar! Gue ikhlas nolongin loe" balas Lilis.
Cup!!!
Bara tiba-tiba mencium bibir Lilis, lalu melumatnya dengan lembut. Seketika Lilis mematung dengan perlakuan Bara padanya.
Bara semakin memperdalam lumatannya, menerobos mulut Lilis dan membelitkan lidahnya di lidah Lilis.
Karena merasa terbuai, Lilis pelan-pelan membalas ciuman Bara dengan lumatan-lumatan kecil.
"Ahhhhhhhhhh" desahan kecil itu berhasil lolos dari selah bibir Lilis yang tengah Bara lumat.
Keduanya langsung melepaskan tautan bibir, meskipun Bara seorang arwah, namun ia bisa menggauli wanita.
Nafas keduanya tersenggal, karena gairah yang sudah terlanjur membuncah.
"Lis, Maaf" ucap Bara tak enak hati.
Lilis hanya diam saja, ia masih terlalu lekat dengan apa yang sudah ia lakukan dengan Bara.
"Bara mencuri ciuman pertamaku!" ucap Lilis dalam hatinya.
"Bara, gue dagang dulu ya! Loe diam saja di rumah, gue khawatir kalau loe terus berada di luar rumah. Untuk jaga-jaga simpan garam ini" ucap Lilis.
Siang ini Bara tidak ikut berjualan, dirinya diam di rumah sesuai apa yang Lilis dan kedua hantu tadi ucapkan.
Lilis berjalan mendorong gerobak di bawah terik matahari. Entah kenapa dagangannya siang itu sepi, namun seseorang duduk di kursi plastik yang sudah Lilis persiapkan.
"Bakso, Neng!" ucap seseorang itu.
Seorang kakek tua berjubah putih dengan tasbih di tangannya memesan satu mangkuk bakso.
"Tunggu sebentar ya Kek!" balas Lilis ramah.
"Laris dagangannya, Neng?" tanya sang Kakek.
"Baru laku 5 mangkok Kek dari siang! Entah kenapa tumben sepi" balas Lilis.
Kakek tua itu mengangguk-angguk saja.
Lilis dengan cekatan membuatkan bakso untuk kakek itu sampai terhidang satu mangkok.
"Silahkan ini baksonya, Kek!" ucap Lilis.
Kakek itu memakannya dengan lahap dan tak sampai dua menit, seluruh bakso sudah berpindah ke dalam perut sang kakek.
"Berapa Neng?" tanyanya.
"15 ribu saja, Kek!" jawab Lilis.
Kakek tua itu merogoh dari saku jubahnya namun kakek tua itu kembali menatap Lilis.
"Neng maaf uang nya tidak ada, mungkin terjatuh di dalam" ucap sang kakek.
Bohong jika Lilis merasa tidak kecewa, namun untuk memarahi si kakek, ia tidak tega.
"Sudah tak apa, Kek" balas Lilis.
"Kamu ikhlas?" tanya Kakek itu.
"Ikhlas lillahita'alla" balas Lilis.
"Terimakasih Neng! Katakan pada temanmu kalau ingin kembali pada jasadnya harus membaca ayat kursi 100 kali, sesudah itu wudhu. Insaallah arwahnya akan kembali menyatu dengan jasadnya. Cepat pulang sekarang" perintah kakek itu.
Tak sempat bilang terimakasih, kakek itu tiba-tiba menghilang.
"Bara!!" Lilis langsung mendorong gerobaknya untuk pulang. Persetan dengan bakso, yang ia harus lakukan adalah cepat-cepat menolong Bara.
semangat k