NovelToon NovelToon
BUKAN LELAKI CADANGAN

BUKAN LELAKI CADANGAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Srikandi, gadis cantik yang selalu digilai oleh setiap laki laki yang mengenalnya. karena selain cantik dan berasal dari keluarga kaya, Srikandi juga baik hati.

Srikandi memiliki seorang kekasih bernama Arjun, tetapi tanpa sepengetahuan Srikandi ternyata Arjun hanya menganggap dirinya sebagai piala yang dia menangkan dari hasil taruhan saja. Arjun tidak pernah mencintai Srikandi yang dia anggap sebagai gadis manja, yang hanya bisa mengandalkan harta orang tua.

Padahal tanpa sepengetahuan Arjun, Srikandi juga memiliki sebuah bisnis tersembunyi, yang hanya ayahnya saja yang tahu.

Saat Srikandi tahu kebusukan Arjun, Srikandi tidak marah. Srikandi bersikap santai tapi memikirkan sesuatu untuk membalas sakit hatinya. Apalagi hadirnya pria tampan yang mencintai dirinya dengan tulus. menambah lengkap rencana Srikandi.

Arjun harus merasakan juga mencintai tapi tidak di anggap. Arjun harus tahu rasanya patah hati .

ikuti kisah selengkapnya dalam
BUKAN LELAKI CADANGAN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

“Aku sudah ada di depan perusahaan tempatmu bekerja!” Srikandi memijat pelipisnya membaca pesan dari Arjun.

“Aku benar-benar malas menghadapinya. Aku bahkan malas untuk bertemu dengannya. Kenapa dia tidak mengerti. Sudah bagus Aku hanya ingin melupakannya. Sudah bagus aku tidak lagi membuat perhitungan dengannya. Sudah bagus aku tidak lagi berpikir untuk membalas dendam padanya. Tetapi malah dia yang ingin menggangguku.”

Membuang nafas kesal. Srikandi mengabaikan pesan itu. Terserah kalau Arjun akan menunggunya sampai malam tiba. Dia tetap tidak akan menemuinya.

“Citra, katakan pada resepsionis. Kalau ada yang mencari aku, bilang saja aku tidak masuk kerja!” perintah Srikandi pada sang sekretaris melalui sambungan telepon.

“Baik, Nona,” jawab Citra.

*

Di dalam sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan yang berada di depan perusahaan milik Srikandi. Arjun mengumpat kasar. Berkali-kali melirik ke arah jam yang melingkar di tangannya, waktu pulang kerja bagi para karyawan sudah sejak 30 menit yang lalu. Tetapi sosok yang ditunggunya tidak juga menampakan batang hidungnya.

Berulang kali mengecek pesan masuk di ponselnya, tak juga ada balasan atas pesan yang telah dia kirimkan.

“Shit…!” Merasa kesal, merasa dipermainkan. Arjun segera turun dari mobilnya. “Aku akan menemuinya di dalam. Pasti dia sengaja menghindar dariku.” Begitu pikir Arjun.

Brakk

Pria itu bahkan menutup pintu dengan membantingnya kasar, sebagai pelampiasan atas kemarahannya. Lalu bergegas memasuki gedung perusahaan.

“Saya ingin bertemu dengan Srikandi, salah satu karyawati yang bekerja di perusahaan ini,” ucapnya pada resepsionis. Tanpa basa-basi karena dia tidak memerlukan itu.

“Srikandi?” Seorang resepsionis yang saat itu berhadapan dengannya bertanya dengan nada dan raut bingung.

“Maaf, tapi tidak ada karyawati bernama Srikandi di perusahaan ini,” jawab resepsionis itu.

“Jangan mencoba main-main dengan saya. Mana mungkin tidak ada, jelas-jelas Srikandi bekerja di sini. Saya tahu pasti karena saya sering menjemputnya di sini,” sarkas Arjun.

Pria itu benar-benar semakin geram. Sudahlah dia menunggu berlama-lama di depan sana, sekarang resepsionis mencoba mempermainkannya. Pasti Srikandi bekerja sama dengan resepsionis ini untuk membohonginya. Benar, pasti Srikandi yang meminta resepsionis untuk berbicara seperti itu.

“Maaf, Tuan. Tapi bener-bener tidak ada karyawati di sini dengan nama Srikandi. Apa mungkin yang Anda maksud adalah Nona Srikandi, presiden direktur di perusahaan ini?” resepsionis yang di dadanya tersemat name tag bertuliskan ‘ZIRA’ itu melanjutkan penjelasannya dengan pertanyaan.

“Apa? Presiden direktur?” Ha ha ha … Arjun tertawa terbahak-bahak. Merasa lucu dengan ucapan resepsionis di hadapannya. “Srikandi? Jadi presiden direktur?” lagi-lagi Arjun tergelak. Apa tidak ada lelucon yang lebih bagus lagi?

Zira mengerutkan keningnya. Tidak tahu apa yang sebenarnya sedang ditertawakan oleh pria di hadapannya. Dia memberikan keterangan sesuai dengan yang dia tahu. Apanya yang lucu.

“Ada apa ini?” Sela Seorang wanita cantik dengan nama Bening di dadanya yang kemudian berdiri sejajar di balik meja bersama dengan Zira menengahi. Tampaknya dia adalah rekan Zira sesama resepsionis.

“Aku mencari Srikandi salah seorang karyawati di sini, tapi temanmu ini malah melawak.” Arjun mencoba menghentikan tawanya.

“Oh, maaf. Karyawati bernama Srikandi hari ini tidak masuk kerja. List presensi nya kosong,” jawab Bening. Di bawah meja dua jarinya mencubit pinggang Zira agar temannya itu membiarkan dia saja yang bicara.

Suara tawa Arjun sontak terhenti. Pria itu memandang dua wanita di hadapannya dengan tatapan nyalang. Setelah diberikan lelucon sekarang hendak dibohongi. Sehebat apa Srikandi sehingga bisa mengatur kerjasama dengan resepsionis sedemikian rupa.

“Berapa Srikandi membayar kalian untuk mempermainkanku?” Arjun bertanya dengan menetapkan grahamnya.

“Anda bertanya dan saya menjawab. Lagi pula Apa Anda tidak paham jam kerja. Waktu pulang sudah hampir 1 jam yang lalu. Jika pun orang yang Anda cari benar bekerja hari ini, pasti dia juga sudah pulang. Dan pekerjaannya pasti telah digantikan oleh yang shift berikutnya.” Bening menjawab dengan suaranya yang tenang.

Arjun mendengus kasar. Dia benar-benar kesal. “Lalu kenapa tadi dia mengatakan ada Srikandi yang menjadi presiden direktur? Tidak masalah dia menyamar menjadi apa saja. Panggil Srikandi ke sini!” Pria itu bahkan nyaris berteriak.

“Teman saya ini memang baru satu minggu yang lalu bekerja di sini. Jadi dia tidak hafal dengan seluruh karyawan,” jawab Bening lagi.

Ingin sekali Zira mengumpat kasar karena lagi-lagi pinggangnya menjadi sasaran capitan jari kepiting Bening.

“Dan kamu kira saya percaya? Kalian berdua pasti telah bekerja sama dengan Srikandi. Baik kalau kalian tidak mau menunjukkannya. Aku akan mencarinya sendiri.” setelah berkata demikian Arjun membalikkan badannya dari hadapan dua resepsionis.

Tekadnya untuk bertemu dengan Srikandi tidak boleh gagal. Kalau dua resepsionis itu tidak mau mengatakannya maka dia yang akan mencarinya sendiri. Akan tetapi Baru beberapa langkah Dia berjalan…

“Security…!”

Suara teriakan Bening nyaring terdengar di telinga Arjun. Lalu beberapa detik kemudian terdengar derap sepatu berlari mendekat. Membuat pria itu menghentikan langkahnya.

“Tampaknya Tuan itu datang untuk membuat keributan. Seret dia keluar dari perusahaan ini. Jangan sampai dia membuat onar dan kita yang mendapat hukuman dari presdir!” Suara perintah Bening lantang terdengar membuat Arjun mengepalkan kedua tangannya. Baru menyadari bahwa dia sudah salah langkah.

Terlalu mengedepankan emosi membuatnya tak bisa berpikir matang. Tidak bisa melihat situasi di mana saat ini dirinya berada.

“Jauhkan tangan kotor kalian!” Bentaknya ketika dua orang security hendak meraih tangannya.

Dengan mengepalkan tangan dan mengetatkan rahang akhirnya pria itu keluar dari sana. Ini memang pertama kalinya dia masuk ke perusahaan itu, karena biasanya dia selalu menunggu Srikandi di depan gerbang.

***

Senja yang sama menghampiri sebuah desa terpencil. Desa di mana saat ini Yudistira masih berada di sana menjalankan misi kemanusiaannya.

Untuk pertama kalinya sore itu setelah mandi Dia merasa ingin sekali berjalan-jalan mengelilingi desa. Jalan-jalan yang sebenarnya. Hanya berjalan menggunakan dua kakinya. Bukan jalan-jalan alias healing seperti kebanyakan orang yang mencari hiburan.

“Tolong hentikan wanita itu, dia benar-benar membawa kue dari warungku dan belum membayar.” suara teriakan terdengar dari arah belakang nya, bersamaan dengan seorang wanita yang berlari melewati dirinya.

“Mas Dokter, kenapa tidak dihentikan?” Teriak orang yang masih berlari dan hampir mendekat ke arahnya.

Yudistira masih terdiam, mencoba mencerna situasi yang ada. Pandangannya kemudian beralih pada sosok wanita yang tadi berlari melewatinya namun kemudian berhasil dihadan oleh seseorang yang hendak dilaluinya.

“Dia kenapa to, Kang Parmin?” tanya orang yang menangkap

Orang yang di panggil dengan nama Parmin berlari melewati Yudistira. Nafasnya bahkan ngos-ngosan ketika dirinya telah sampai pada orang yang menangkap buruannya.

“Tolong lepaskan Saya,” pinta wanita itu.

“Gak bisa, kamu ngambil daganganku lalu kabur.” Parmin telah berhasil mencekal tangannya. “Aku harus bawa kamu ke tempat Pak Lurah.” Sambil berkata demikian Parmin menarik tangan wanita itu.

Wanita itu mencoba meronta, tapi tentu saja kalah tenaga dari pria yang menyeretnya. tangannya mencoba menggapai meminta pertolongan pada Yudhistira.

Yudistira yang melihat itu segera bergegas mendekat untuk menengahi.

“Tidak, saya tidak mencuri.” Wanita itu mengelak tuduhan yang tertuju padanya.

“Halah bohong, aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Kamu benar-benar mengambil dagangan dari warungku tadi. Kamu pikir aku tidak lihat kan? makanya kamu buru-buru kabur?” Parmin tetap dengan tuduhannya.

Yudistira mengamati interaksi keduanya. Di balik baju lusuh wanita itu yang terlihat longgar, mata Yudistira memindai tajam. Dan merasa seperti seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh wanita itu.

“Tidak, Saya benar-benar tidak mengambilnya. Saya bersumpah demi Allah. Saya benar-benar tidak mengambilnya,” ucap wanita itu yang wajahnya sudah basah berlinang air mata.

Deg…

Entah kenapa Yudistira merasa sakit di dadanya. Lalu dia menarik tangan Parmin yang mencekal wanita itu.

“Sudah lepaskan dia Kang,” ucap Yudhistira.

“Tapi Mas Dokter. Dia ini benar-benar mencuri di warungku.” Parmin masih belum mau melepaskan cekalan tangannya.

“Biar saya yang nanti akan membayarnya,” ucap Yudistira lagi agar Parmin segera melepaskan tangan wanita itu.

“Terima kasih Pak Dokter.” Wanita itu segera berlalu dari tempat itu setelah menundukkan kepalanya di hadapan Yudistira.

“Mas Dokter ini bagaimana sih. Dia itu mencuri loh Mas, harusnya dia itu dibawa ke tempat Pak Lurah. Biar dia disidang dan kapok. Biar dia tidak mengulangi perbuatannya lagi.” kesal Parmin setelah wanita itu jauh dari mereka. Dia tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Yudistira.

“Saya tahu Kang. Saya juga merasa wanita itu menyembunyikan sesuatu di balik bajunya.”

“Lalu kenapa Mas Dokter menyuruh saya melepaskan dia?” Parmin memotong ucapan Yudistira karena merasa kesal.

“Dia bersumpah atas nama Allah. Dan saya lebih takut pada Allah daripada pada dia,” jawab Yudistira.

“Jadi kalau nanti dia mencuri lagi, terus bersumpah Dengan nama Allah lagi, harus kita lepaskan lagi?” Parmin masih saja sewot.

“Itu tidak akan terjadi, Kang Parmin. Allah tidak akan membiarkan umatnya terus-menerus berbuat demikian. Dan kalau boleh tahu apa yang sebenarnya diambil oleh wanita itu?”

1
Nur Adam
lnju
Masfaah Emah
wah Arjun ATM berjalan nya udah gak bisa d rayu lgi😅 rasain lo cinta d jadikan taruhan
F.T Zira
cari sana cari.. malu juga ntar yg ada/Smug/
F.T Zira
kepo/Smug/
MentariSenja
calon mama mertua itu ngasihnya bunga bank, masa bunga yg gampang layu
Noey Aprilia
Diiihhh.....
S pcundang ga tau kl orng yg dia cari trnyta bos,pke nyolot sgla lg....mnta d tndang kli tu smp k laut....
Mngkn dia nyuri krna bnr2 ga pnya uang,trs mst ngsih mkn ank2nya d rmh....untng ada yudistira yg nolongin...
Cicih Sophiana
dokter Yudi emang baik...
Cicih Sophiana
Yudistira tay kaliii
Sri Elvira
suka sama ceritanya
〈⎳Mama Mia: terima kasih 😘🙏
total 1 replies
Noey Aprilia
Kaaannn....
bnrn yudistira yg jd dktr.....
Duuhh....kl srikandi jdian sm dia,bruntung bgt....udh baik,kya rya,pduli sesama jg....d jmin bkln bhgia kl hdp sm dia....
Btw,tu nnek shir msh ngeyel aja....
tar mlah blik k dri sndri....
Cicih Sophiana
cie cie cie Srikandi udah berani bilang MIss you too nih yah... awas aja lansung di datengin sama si pacar maksa😂😂
Cicih Sophiana
siapa dokter itu
Cicih Sophiana
semangat di buang kelaut Parwati...
Cicih Sophiana
Arjun klo sama cewe lain kamu yg ngeluarin duit kan...
Cicih Sophiana
menghapus jejak seperti lagu nya Aril dong 😅
Cicih Sophiana
ngenes jg yah liat lelaki cadangan 😂 namanya jg cadangan klo lg di butuhkan aja😂
Cicih Sophiana
nah loh jd ketauan deh...😂
Cicih Sophiana
ihh geer nih mama Diana... anak nya aja cowo pengeretan yg gak punya malu...
Cicih Sophiana
kamu ngeyel sih Kikan udah di kasih tau temen jg...
Cicih Sophiana
gak punya malu aja cewe sampe merendahkan diri di depan ciwo..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!