Namanya adalah Ryan Clifford. Dia adalah seorang Pangeran yang akan mewarisi tahta kerajaan Utara. Wajahnya tampan, polos dan sangat sederhana. namun, siapa sangka dibalik kepolosannya itu, tersembunyi kekuatan yang maha dahsyat. dia terlahir membawa takdirnya sendiri. ayahnya yang seorang Raja telah menorehkan sejarahnya sendiri. oleh karena itu, dia juga ingin mencatat sejarahnya sendiri.
walaupun seorang pangeran, tidak sekalipun dia memamerkan identitasnya. dan perjalanannya yang seru di mulai disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
...Bab 31 ...
Di aula utama pada Villa keluarga Salazar, Tuan besar Salazar tampak sangat antusias terhadap tamunya yang datang dari ibukota kekaisaran tersebut.
Walaupun yang datang ini sebenarnya bukanlah tuan muda tertua dari keluarga Patrick, atau tepatnya adalah tuan muda ketiga yang tidak begitu menonjol dalam keluarga, namun yang namanya anak singa, walaupun tidak pandai berburu tetap saja anak singa.
Saat ini, baik itu Kepala keluarga Salazar, para tetua, Bobby dan beberapa keluarga cabang begitu tak tau malu, bahkan secara terang-terangan menjilat dihadapan pemuda sombong tersebut.
"Tuan muda Patrick, silahkan duduk di kursi utama. Karena acara makan malam ini khusus untuk menyambut kedatangan anda ke keluarga kami," kata Tuan Salazar mempersilahkan tamunya untuk duduk dengan sangat hormat.
Arthur Patrick bersikap acuh. Tatapannya menyapu seluruh ruangan seperti sedang mencari sosok seseorang. Karena tidak menemukan apa yang dia cari, dia pun menatap ke arah Tuan Salazar dengan dahi berkerut.
Tuan Salazar sepenuhnya memahami apa maksud dari tatapan Arthur Patrick, namun dia adalah seorang pemain tua yang sangat pandai menyanjung dan beralasan.
"Tuan muda Patrick, cucu perempuan saya mungkin sedang dalam perjalanan. Tidak akan lama lagi pasti sampai. Mengapa anda tidak makan terlebih dahulu sambil menanti kedatangan cucu perempuan saya?"
Arthur Patrick mendengus, lalu berkata. "Tuan besar Salazar. Siapa cucu perempuan anda, dan siapa saya? Apakah menurut anda, cucu perempuan anda begitu istimewa untuk menyita waktu saya? Jika pertemuan seperti ini saja dia tidak bisa tepat waktu, bagaimana kedepannya? Hal yang harus anda fahami adalah, bukan saya yang membutuhkan cucu anda, tapi cucu anda lah yang diberkati karena dilirik oleh Tuan muda ini,"
"Hehehe. Anda benar, anda benar. cucu saya lah yang merasa diberkati dengan dilirik oleh Tuan muda Patrick," Tuan Salazar terpaksa berkata seperti itu untuk menenangkan hati Arthur Patrick. Kalau sampai pemuda sombong itu tidak senang dan memilih untuk pergi, maka usahanya untuk panjat sosial akan sia-sia.
Selama dua puluh tahun ini, dia sudah berusaha keras untuk mengangkat derajat keluarganya sampai pada titik sekarang ini. Baginya wajah tidak begitu penting. Dimana ada keuntungan, maka di situ dia rela mengorbankan harga dirinya. Atas usahanya ini, keluarganya perlahan namun pasti bisa bangkit dari yang tadinya hanya keluarga biasa-biasa saja yang hanya membuka apotik kecil-kecilan, berubah menjadi jutawan yang memiliki pabrik obat-obatan dan menjadi salah satu pemasok obat-obatan di provinsi Shelter ini yang mampu bersaing dengan pemasok lainnya.
Jalan terbentang luas dihadapannya. Walaupun dengan menggadaikan cucunya, itu tidak masalah. Lagipula cucunya adalah seorang wanita. Dapat menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya raya seperti keluarga Patrick, adalah sebuah berkah baginya. Masalah kebahagiaan cucunya itu urusan keseratus. Yang pertama adalah, bagaimana dia bisa meraup keuntungan dari pernikahan ini. Keluarga Patrick bukankah keluarga kecil. Keluarga ini adalah satu dari tiga keluarga terbesar di Erosia. Dengan latar belakang, koneksi serta kekuatan keuangan yang mumpuni. Dapat menjalin kerjasama saja sudah sebuah keuntungan bagi keluarga Salazar. Apa lagi kalau sampai terlibat pernikahan, bagi keluarga manapun, itu adalah berkah dan berkah yang paling besar.
"Aku akan menunggu selama sepuluh menit. Jika cucu perempuan anda masih belum datang juga, maka anda bisa melupakan rencana perjodohan ini!"
Kata-kata Arthur Patrick membuyarkan angan-angan tuan Salazar. Kemudian, dia memandang marah kearah Lazuard seolah-olah memerintahkan agar anak pertamanya itu segera menghubungi putrinya.
Lazuard tidak punya pilihan. Dia khawatir kalau ayahnya akan menjadi semakin marah. Oleh karena itu, dia pun mengeluarkan ponselnya lalu mulai menghubungi nomor telepon Violet.
Tidak sampai beberapa detik, suara nada dering pun terdengar di luar pintu membuat seluruh tatapan beralih ke arah pintu.
Dari pintu, dua sosok tubuh muncul dan berjalan sambil bergandengan tangan. Kedua orang itu tidak lain adalah Ryan dan Violet.
Keduanya, seperti orang yang menganggap bahwa dunia ini hanya milik mereka saja sama sekali tidak memperdulikan tatapan tajam dari semua yang berada di aula tersebut. Sebaliknya, semakin tatapan berapi tertuju kearah dirinya, semakin pula mereka memamerkan kemesraan.
"Sayang. Sepertinya mereka menyambut baik kedatangan kita. Lihatlah menu yang ada di atas meja. Ini semua adalah menu makanan empat sehat, lima sempurna, enam jahanam," kata Ryan dengan suara keras agar dapat didengarkan oleh semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut.
Mendengar kata-kata Ryan, Violet sepenuhnya bekerjasama dengan baik. Dia menatap wajah Ryan dengan penuh kasih sayang, mengedip-kedipkan matanya sambil mengangguk. Tak lupa dia merapatkan tubuhnya ke tubuh Ryan seolah-olah dia adalah gadis yang sangat manja dan butuh dimanja.
"Jangan terlalu rapat. Aku merasakan ada tonjolan. Jangan sampai adik kecilku yang tertidur jadi bangun. Bagaimanapun, aku ini laki-laki normal," bisik Ryan membuat wajah Violet bersemu merah. Namun, merah pada wajah Violet ini disalahartikan oleh mereka. Mereka mengira bahwa Violet ini begitu menikmati berada dalam pelukan pemuda yang entah darimana ditemukan oleh gadis itu.
"Ooooh.., sayang ku, cinta ku, separuh nafasku ku. Lihat ini. Bukankah ini adalah udang yang dimasak dengan rempah khusus. Kalau di restoran, ini harganya tentu sangat mahal. Apakah kau ingin mencobanya? Karena keluarga mu terlalu menyambut kedatangan ku, maka aku tidak akan sungkan," kata Ryan. Dia menarik kursi yang disediakan untuk Arthur Patrick, kemudian tanpa sungkan langsung duduk di atasnya.
"Sayang. Apakah orang ini adalah pelayan baru di keluarga mu? Tidak ku sangka ternyata pandangan mata keluarga mu terlalu buruk. Bagaimana orang seperti ini memiliki kelayakan menjadi babu di keluarga Salazar ini?" Kata Ryan. Mulutnya terus mengoceh sedangkan jari telunjuknya menunjuk ke arah Arthur Patrick yang sudah mengertakkan giginya.
Dengan marah, Arthur ingin membalas ucapan Ryan. Namun, segera di interupsi oleh pemuda itu sekali lagi. "Tidak perlu memberi alasan. Aku tau bahwa menjadi babu di keluarga Salazar ini adalah berkah bagimu. Tapi jangan terlalu lama menjadi babu. Lihat wajah mu sudah seperti taplak meja," kata Ryan dengan tatapan iba. Dia bagaikan seorang yang sangat bijak sana dan penuh kelembutan seorang kakak laki-laki kepada adiknya.
Arthur nyaris memuntahkan usus dan paru-paru plus lambung nya begitu mendengar kata-kata hinaan yang diucapkan dengan lancar oleh Ryan. Di sampingnya, Violet bahkan nyaris tersedak. Untuk urusan seperti ini, ternyata dia memilih orang yang tepat. Karena mulut Ryan ini begitu beracun.
Bukan hanya Arthur Patrick saja yang ingin memuntahkan seluruh isi perutnya. Tuan Salazar pun bahkan mengertakkan gigi palsunya. Seketika dia merasakan tekanan darahnya meningkat drastis.
padahal ceritanya Sangat Bagus
kereen banget .
lope lope utk mu Thor..
suka banget dgn sifat Ryan..