NovelToon NovelToon
YOU GIRL & ME

YOU GIRL & ME

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengganti / Pelakor / Teen Angst / Mengubah Takdir
Popularitas:752
Nilai: 5
Nama Author: Angel_Enhy17

Berjuang sendirian sejak usia remaja karena memiliki tanggungan, adik perempuan yang ia jaga dan ia rawat sampai dewasa. Ternyata dia bukan merawat seorang adik perempuan seperti apa yang dirinya sangka, ternyata Falerin membesarkan penghianat hidupnya sendiri.

Bahkan suaminya di rebut oleh adik kandungnya sendiri tanpa belas kasihan, berpikir jika Falerin tidak pernah memperdulikan hal itu karena sibuk bekerja. Tapi diam-diam ada orang lain yang membalaskan semua rasa sakit Falerin. Seseorang yang tengah di incar oleh Faldo, paparazi yang bahkan sangat tidak sudi menerima uangnya. Ketika Faldo ingin menemui paparazi itu, seolah dirinya adalah sampah yang tidak pantas di lihat.

Walaupun Falerin terkesan selalu sendiri, tapi dia tidak sadar jika ada seseorang yang diam-diam melindunginya. Berada di saat ia membutuhkan pundak untuk bersandar, tempat untuk menangis, dan rumah yang sesungguhnya. Sampai hidupnya benar-benar usai.

"Biarin gw gantiin posisi suami lo."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angel_Enhy17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

⋇⋆CHAPTER 23 : JUST NEED A SOLUTION⋆⋇ 

Faldo berlari sampai di mana ia masuk ke dalam rumah dan menemukan keadaan ibu mertuanya yang tengah gelisah, entah apa yang terjadi sekarang ini. Ia tidak begitu yakin, tapi yang pasti berita buruk akan terus menimpa dirinya di kemudian hari nanti.

"Ada apa bu?" Wanita paruh baya itu langsung beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Faldo dengan raut wajah gelisah, yang tidak bisa dia tutupi.

"Rumi, dia menangis sepanjang hari dan sudah seharian ini dia tidak keluar kamar. Aku sudah membujuknya tapi tidak bisa, tolonglah buat dia mengerti, nak... Ibu khawatir, ibu tidak mau sesuatu terjadi kepadanya... " Di sana Faldo terdiam beberapa saat, dan kemudian dia menoleh ke arah kamar yang senantiasa tertutup.

Sedangkan di satu tempat, wanita itu hanya berdiam diri di meja makan. Ia tidak bisa menyembunyikan semua masalahnya seorang diri, karena cepat atau lambat orang-orang juga akan tahu segalanya. Dan Falerin tidak bisa menghindari semua itu, berusaha menutupi segala permasalahan yang ada sampai di detik sekarang, ia harus menghadapi kedua orang tuanya sendiri.

Falerin hanya terdiam sejak tadi, dan kedua orang tuanya juga tidak memberikan pertanyaan secara paksa untuk di jawab cepat. Mereka berdua akan membiarkan Falerin mengatakannya sendiri, di depan mereka dan terus terang akan apa yang sudah terjadi.

"Lupakan saja soal perceraian itu, istirahat saja di rumah bersama kami. Masalah persidangan ayah akan melanjutkannya untukmu-"

"Tidak ayah, aku bisa lakukan sendiri. Lagi pula ini adalah masalah rumah tangga ku, tidak ada hubungannya dengan ayah." Ucapnya seraya mengaduk-aduk makanan yang ada di depannya, ia sudah tidak ada nafsu untuk sekedar makan makanan lain.

"Apa maksud mu? Aku ayah mu, ayah kandung mu. Ayah mana yang akan membiarkan semua ini terjadi? Falerin, ayah tidak bisa membiarkan kamu menderita seorang diri. Bisakah kamu biarkan ayah berusaha untuk mu? Ayah hanya mau memperjuangkan kamu sebagai putri ayah, hanya itu. Biarkan ayah melanjutkan persidangan mu, boleh?" Jelasnya dengan panjang, mencoba meyakinkan sang anak untuk berdiam diri saja di rumah.

Karena selama ini peran ayahnya seolah tidak di gunakan sama sekali, padahal ia adalah seorang ayah. Berusaha bertanggung jawab dengan kehidupan putrinya, sejujurnya masalah ini sudah terlalu cukup menghancurkan dirinya. Ketika putrinya saling menyakiti, apa maksudnya ini? Apakah ada saling iri dengki di antara keduanya atau hanya satu pihak saja?

Falerin masih enggan membuka suara secara banyak, sepertinya dia sudah terlalu lelah dengan semua ini. Bahkan dia sempat memberontak dengan Harka karena tidak mau pulang ke rumah, dengan alasan tidak mau ada orang lain yang tahu. Padahal orang-orang sekitarnya saja sudah sadar dengan kejadian itu.

"Istirahat di kamarmu saja, ayah akan mencari caranya... Jangan membantah, kamu tahu jika ayah tidak suka di bantah, mengerti?" Falerin yang baru saja akan membuka suara tiba-tiba saja di bungkam. Ia bisa apa jika ayahnya sudah seperti ini?

Sampai di mana bahunya di usap dengan lembut oleh ibunya, Amri. Wanita itu menggelengkan kepalanya seolah memberikan sebuah isyarat untuk tidak membantah, karena selama ia hidup bersama Shonji selama bertahun-tahun ia tahu betul jika suaminya akan tetap nekat walaupun tidak ada kata memperbolehkan.

Tidak ada tindakan lain, selain berdiam diri seperti apa yang di suruh. Falerin berakhir berdiri dari tempat duduknya dan pergi ke kamarnya. Dengan perasaan yang campur aduk, benar-benar tidak bisa berpikir banyak. Seolah isi kepalanya akan meledak hanya karena satu kejadian saja.

"Kamu seharusnya tidak mengatakan semua itu secara paksa, Erin juga tidak mau semua ini terjadi. Jangan berlebihan-"

"Tapi Rumi sudah kelewatan, Amri. Dia bahkan tega merebut suami kakaknya sendiri dengan sadar, dengar ini Amri, dengan sadar! Aku kecewa! Aku gagal mendidik anak perempuan ku, mereka saling menyakiti tanpa berpikir. Siapa yang harus aku salahkan di sini? Ini salah ku, aku orang tua tidak becus!"

"Tidak, kamu tidak begitu. Jangan katakan itu, berhenti katakan itu Shonji! Di sini ada Erin, jika dia mendengar ucapan mu ini apa yang dia pikirkan nantinya, dia akan menyalahkan diri sendiri. Jangan katakan itu, kita adalah orang tua yang harus ada cara untuk menyelesaikan permasalahannya, bukan menyalahkan diri sendiri begini... "

Amri mendekati Shonji dan mengusap lengan pria itu, ia tahu keadaan ini tidak bisa seketika mampu mengendalikan emosi. Sumber permasalahan yang untuk siapa saja yang tahu, mereka pasti akan bersikap sama seperti Shonji. Di sini, posisinya Shonji masih seorang ayah yang harus mendidik anaknya dengan baik. Tetapi, sekarang berubah seperti cuaca yang tidak bisa di ramal sama sekali. Semua kejadian yang begitu spontan, tidak bisa di tebak atau bahkan di ramal.

"Kamu harus tenangkan pikiran mu, jangan gegabah. Kita temui Rumi dan ibunya, setelah itu buatlah pertemuan dengan keluarga pihak pria. Kita harus selesaikan ini, cari jalan keluarnya... Ini demi Erin, demi anak kita... "

...♡♡♡...

"Beasiswa nya di bacut, karena rumor Rumi dengan kamu sudah tersebar luas. Katakan kepada ibu jika apa yang kalian lakukan itu tidak pernah terjadi? Ibu tahu kamu tidak menyukai Erin, tapi apakah ketika kamu menyukai Rumi juga, apakah itu jalan keluar juga? Tidak! Itu akan menambah masalah baru... "

Faldo hanya diam, ia berusaha untuk memenangkan diri. Ternyata apa yang di katakan Harka benar, beasiswa Rumi di cabut secara total. Tidak ada sisa sama sekali, bahkan Falerin juga berhenti memberikan suport untuk kuliah Rumi. Benar-benar semuanya sudah berhenti seketika. Tanpa ada aba-aba sama sekali, semuanya hancur dalam waktu semalam.

"Maafkan aku... Tapi aku juga tidak bisa melepaskan Falerin-"

"TAPI BAGAIMANA DENGAN RUMI?! BAGAIMANA DENGAN ANAK KU?! KAMU MEMIKIRKAN HAL ITU ATAU TIDAK HAH?! FALDO JAWAB AKU!!!" Emosinya yang sudah di luar kendali.

Hatinya sebagai seorang ibu seketika terkoyak, karena masalah ini anak perempuannya harus terseret dalam masalah rumah tangga putri pertamanya. Bagaimana bisa ia tidak menyadari apa pun? Bagaimana bisa? Apakah ini juga salahnya karena selalu menghubungi Faldo saat Rumi tengah ada masalah? Apakah ini semua benar-benar salahnya?

Wanita itu menangis sejadi-jadinya, ia hanyalah seorang ibu. Dimana letak kesalahannya? Ia hanya mau kebahagiaan di dalam kehidupannya, tapi kenapa anaknya sendiri yang menghancurkan harapannya sekarang?

"Anak ku harus kehilangan beasiswa nya karena kamu menduakan dia, bagaimana nasibnya nanti? Istrimu adalah orang pintar, dia bisa segalanya dan tidak dengan Rumi. Dia masih anak-anak, dia bisa apa jika masalah menimpanya? Dia bisa apa?" Ucapnya dengan tangisan memilukan terdengar menyedihkan. Ia berpikir hidup putrinya akan hancur. Tapi apakah dia juga memikirkan perasaan putrinya yang lain? Yang sekarang tengah di pertaruhkan?

"Aku akan bertanggung jawab dengan semua ini, ibu jangan khawatir-"

"BAGAIMANA CARANYA?! BAGAIMANA?! ANAKKU SUDAH HANCUR, APA YANG HARUS DIPERBAIKI?!" Air matanya yang terus mengalir bagaikan darah yang keluar dari luka menganga, itu terus dia perlihatkan di depan Faldo. Berharap akan ada sebuah harapan lain untuk menyelamatkan putrinya.

"Aku akan menikahi Rumi... "

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!