"Aku mencintai kamu."
Sesederhana itu, cara ku mencintaimu.
"Jangan tanya kenapa aku mencintaimu, karena sederhana saja aku mencintaimu dan jangan tanyakan alasannya.
Karena jawabannya sama, aku mencintaimu."
I LOVE YOU ❤️❤️❤️
"aku mencintaimu dan aku ingin hidup bersama mu."
😍😍😍
Seorang laki-laki yang memperjuangkan cintanya dengan hambatan restu dari Mamanya karena mereka berbeda.
Apakah mereka akan masih bisa bersama dengan tembok pembatas yang begitu tinggi dengan segala perbedaan yang membatasi mereka.
"Hidup ku jauh lebih nyaman sebelum mengenal Mu, Mas. Terimakasih atas semuanya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aeni Santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#31
Beberapa hari setelah itu, Akmal benar-benar memikirkannya dengan matang bagaimana bisa memperkenalkan Kasih kepada Oma dan juga Mamanya.
"Kamu yakin.?"
Tanya Ridho yang sudah mendengar cerita permasalahan temannya itu.
"Yakin dan harus yakin."
"Kamu aja nggak berani jujur sama Mama kamu."
Iya, Akmal tidak berani mengatakan sesungguhnya tentang Kasih kepada Mamanya tapi Dia cerita dengan Omanya.
"Tapi Oma bisa menerimanya."
"Itu Oma, Tante.?.."
Ridho masih meragukan rencana Akmal untuk mempertemukan Kasih dengan Mamanya.
"Kalau aku cerita bagaimana kasih kepada Mama dia pasti juga sudah tidak mau ketemu udah pasti menolaknya."
"Terserah kamu Mal, kalau berani mengambil resikonya ya bagus lakukan saja."
"Nggak ada cara lain."
Akmal memutuskan akan membujuk Kasih supaya mau bertemu dengan Mamanya.
🌹🌹🌹🌹🌹
Malam pun menampakkan diri.
Akmal selesai makan malam dengan kedua orang tuanya dan juga Oma membuka pembicaraan.
"Besok siang Mama sama Oma ikut Akmal ya."
"Kemana.?"
Tanya Mamanya.
"Akmal mau ngenalin Mama sama Oma sama seseorang."
Wajah mamanya nampak meragukan namun Omanya tersenyum senang.
"Oma udah nggak sabar mau ketemu dia Akmal."
"Semoga tidak mengecewakan."
Mamanya masih saja berkata begitu.
Setelah bicara dengan Oma dan Mamanya, Akmal masuk ke dalam kamar dia mau memberitahu Kasih.
"Kasih, besok kita ketemu jam makan siang ya."
"Kemana Mas.?"
Kasih bingung tiba-tiba Akmal menelepon dirinya dan mengajak ketemu makan siang.
"Makan siang sama Mas."
"Kasih ada kelas besok Mas."
Kasih sudah kembali beraktivitas di kampus setelah menyelesaikan magangnya.
"Mas tunggu kamu sampai datang, di cafe biasa ya. Maaf Mas nggak bisa jemput."
"Iya nggak papa, Kasih sama Septi ya Mas."
"Iya nggak papa, Mas tunggu di cafe."
"Iya Mas."
Panggilan telepon mereka selesai, Kasih juga tidak punya fikiran yang aneh mungkin Akmal biasa mau ngajak makan siang aja.
🌹🌹🌹🌹🌹
Jam makan siang telah tiba, Akmal sengaja menjemput Mama dan Omanya di rumah seperti bilangnya semalam.
Oma sangat antusias tetapi berbeda dengan Mamanya yang terlihat kurang bersemangat walaupun mau untuk bertemu Kasih.
Sesampainya di resto Mama dan Oma memesan makan siang, karena Kasih belum tiba.
Kasih masih perjalanan dengan Septi, mereka boncengan saja karena cuma makan siang dan nanti akan kembali ke kampus ada urusan lagi.
"Aku kok curiga sama Mas Akmal ya Kasih."
"Curiga gimana.?"
"Dia nggak bilang apa gitu, tiba-tiba tadi malam telepon kamu dan mengajak makan siang."
"Nggak ada."
Kasih tidak curiga.
"Kemarin kan kalian baru saja debat karena Mas Akmal ingin mengajak kamu kenalan dengan orang tuanya. Bisa saja sih ini ada kaitannya dengan itu."
Curiga Septi dan Kasih yang membonceng nampak berfikir juga.
"Kalau iya gimana Sep.?"
"Terserah kamu, mau apa nggak.?"
"Tau Sep."
Kasih rasanya pasrah saja.
Beberapa saat kemudian Kasih mencari mobil Akmal sepertinya belum ada dan dia menghubunginya karena ternyata Akmal memakai mobil Papanya yang besar.
HP Akmal pun bergetar dan Kasih memanggilnya.
"Sebentar ya Oma, Ma. Akmal ke depan dulu "
Akmal ke depan dan menemui Kasih yang datang bersama dengan Septi.
"Ayo kita masuk Kasih, Oma sama Mama mau kenal sama Kamu."
"Siapa Mas.?, Oma sama Mama Mas Akmal.?"
Kasih kaget dan masih berhenti sambil menggandeng tangan Septi.
"Iya, di dalam ada Mama sama Oma yang mau kenal sama kamu. Yuk kita masuk."
Kasih malah menatap ke arah Septi dan Septi hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya.
"Kenapa Kasih.?"
"Kasih takut Mas, kenapa Mas nggak bilang kalau mau mengenalkan Mama dan Oma."
"Jangan takut, Oma sama Mama sudah nggak sabar mau ketemu sama kamu dan Mas minta maaf tidak jujur sama kamu kalau mau mengenalkan kamu sama Oma dan Mama."
kasih menatap Akmal yang tak berkedip juga menatap dirinya.
"Kasih, Mas mohon."
Akmal berucap sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada untuk memohon kepada Kasih.
"Kasih takut, Mama dan Oma Mas Akmal tidak suka dengan Kasih."
Ucap Kasih dan Akmal memahami itu sebenarnya.
"Kasih, Mas memperkenalkan kamu sama Oma dan Mama sebagai bentuk keseriusan Mas sama Kamu. Setelah ini Mas akan berkunjung ke rumah Kamu untuk bertemu dengan kedua orang tua Mu."
"Mas, harusnya Mas Akmal itu ketemu dengan kedua orangtuanya Kasih dulu."
Celetuk Septi, karena Kasih hanya diam dan bingung dengan kondisi yang akan dihadapinya.
"Setelah ini Saya akan menemui kedua orang tuanya Kasih, ini karena situasinya berbeda jadi maafkan Saya Kasih kamu saya kenalkan dulu kepada Oma dan Mama."
"Sebenarnya kenapa sih Mas, jika Kasih tidak bertemu dengan Mama dan Oma."
Kasih menatap Akmal serius.
"Mas mau membuktikan sama Mama kalau perempuan yang Mas pilih itu jauh lebih baik."
Mereka saling tatap.
"Dan Saya memilih Kamu untuk menjadi istri saya Kasih. Maafkan Mas, nggak jujur sama Kamu."
Kasih memang kecewa namun mau bagaimana melihat usaha Akmal membuatnya tidak tega untuk pergi dari sana.
"Oke Mas, tapi jika memang Kasih tidak bisa diterima sama Mama dan Oma Mas. Kasih sudah memikirkannya sebaiknya kita tidak usah berhubungan lagi Mas."
Akmal dan Septi kaget Kasih bilang begitu, padahal Septi tau jika Kasih juga mencintai Akmal.
"Kasih, Mas nggak mau."
"Nggak ada pilihan lain Mas."
Kasih menggandeng tangan Septi dan masuk ke dalam. Akmal pun buru-buru mengikutinya walaupun belum bisa menerima keputusan Kasih.
"Ma, Oma.. Perkenalkan ini Kasih. Ini gadis yang ingin Akmal kenalkan."
Akmal mengenalkan Kasih kepada Oma dan Mamanya.
"Cantik sekali, siapa namanya."
Oma menyambutnya dengan ramah lalu Kasih pun mencium punggung tangannya.
"Kasih."
"Panggil Oma ya, seperti Akmal."
"Baik Oma."
Kasih tersenyum dan menganggukkan kepalanya lega rasanya diterima.
"Ini Mama Kasih."
Kasih pun mengulurkan tangannya dan mencium punggung tangan Mama Rita namun setelah itu malah di bersihkan olehnya dengan tisu dan Kasih pun melihat itu Septi juga.
"Ma, ini Kasih."
Kasih tetap memasang muka senyum tapi jujur di hatinya sudah tidak enak rasanya melihat Mama Rita mengusap punggung tangannya.
"Iya, ini perempuan pilihan kamu."
Lagak Mama Rita tak enak banget.
"Mama, kenapa sih. Kasih udah sopan sama Mama."
Mama Rita memasang muka tak suka dan itu sudah membuat Septi ingin menarik tangan Kasih dan mengajaknya pergi.
"Kamu mau apa dari anak Saya, Hah..!!."
Ledek Mama Rita dan Kasih masih berusaha menahannya.
"Ma."
"Diam kamu."
Akmal di bentak Mamanya.
"Kalau cuma mau uangnya, mending kamu pergi tinggalkan anak Saya."
Akmal sudah memerah mukanya mendengar Kasih di lecehkan begitu.
"MAMA..!!!"
"Saya memang bukan orang berada Nyonya, tapi saya tidak serendah itu. Saya masih punya harga diri. Permisi."
Kasih benar - benar tidak bisa menahannya lagi, Dia berani menjawab dan lalu pergi begitu saja meninggalkan keluarga Akmal.
"Kasih..."
Akmal memanggilnya tapi Kasih sudah tidak peduli pergi dengan diikuti Septi.
"Akmal, kita pulang sekarang.!!"
Bentak Mamanya.
"Kamu kelewatan Rita, dia terlihat baik sayang sama Akmal."
"Mama nggak usah belain perempuan itu."
"Mama Keterlaluan...!"
Akmal ingin mengejar Kasih namun ada Omanya yang harus dia antar pulang.
Lalu kemana kasih. ???
🙂🙂🙂🙂
masih arogan atau langsung baik😂