Fauzan Stevano adalah dokter spesialis yang jadi incaran para gadis. Dia muda, tampan dan tentunya mapan, karena selain sebagai dokter spesialis, dia juga merupawan pewaris dari rumah sakit tempatnya melakukan praktek. Keluarga Fauzan memiliki beberapa rumah sakit dan juga pabrik obat yang dilengkapi dengan ruang laboratorium.Fauzan selalu merasa kesal dan risih jika didekati para gadis yang ingin mendapatkan perhatiannya. Terlebih keluarganya selalu mendesaknya dengan masalah pernikahan
Hingga suatu hari dirumah sakitnya dia melihat gadis cantik yang familiar diingatannya, Cathleen Safaniya Gazelle. Gadis cantik berhati dingin yang suka bertindak seenaknya. Dia adalah pewaris dari perusahaan Gazelle yang merupakan keluarga terkaya ke 2 setelah keluarga Stevano.
"Kenapa dia keluar dari ruang psikolog? Apakah sesuatu terjadi setelah belasan tahun aku tidak bertemu dengan Cathleen?"
Bagaimana akhir dari rasa penasaran Fauzan? Apakah hatinya tergerak menaklukan Cathleen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Harus Terbiasa Dengan Perhatianku
Cukup lama Nura terdiam di depan pintu ruangan Mike dan mendengarkan percakapan ayah dan anak itu. Setelah Nura merasa perbincangan Mike dan pak Alex selesai, diapun mengetuk pintu
Tok tok tok
"Masuk!"
Nura membuka pintu setelah mendengar suara Mike yang mengizinkannya masuk
"Kak Mike" Nura menyapa dengan senyum lembutnya sambil melangkah masuk kedalam ruangan Mike
"Hai Ra, kamu sudah sampai?" Mike menyapa dengan nada bicara yang lembut seperti biasa, seakan barusan tidak ada yang terjadi antara dia dengan sang ayah
"Iya kak. Halo om" Nura menyapa pak Alex setelah melihat dia duduk di sofa
"Oh Nura. Karena kamu sedang ada tamu, papa pergi dulu. Nanti kita lanjutkan perbicangan kita lagi, Mike" Pak Alex beranjak dari duduknya dan hendak meninggalkan ruangan Mike
"Baik pah"
"Sampai jumpa Nura"
"Sampai jumpa om"
"Apa yang kamu bawa Ra?" Tanya Mike setelah sang ayah meninggalkan ruangannya
"Aku masakkan kak Mike iga asam manis" Nura menjawab dengan ceria sambil membuka rantang susun berisi makanan yang dia bawa untuk mereka makan berdua
"Ini terlihat sangat enak. Aku baru tahu kalau kamu ternyata pandai sekali memasak" Mike bicara dengan senyum lembut yang membuatnya terlihat sangat tampan
"Berhenti menggodaku! Cepat kak Mike makan dan beritahu apakah ini enak atau tidak!" Nura mengambilkan nasi dan juga laukan untuk Mike dan memintanya mencicipinya
"Bagaimana rasanya?" Nura bertanya penuh harap menunggu jawaban dari Mike atas masakannya
"Wow. Ini sangat enak sekalii, kamu benar-benar sangat pandai memasak" Mike bicara dengan mulut yang penuh dengan makanan
"Jangan banyak bicara habiskan makanan kakak dan minum dulu ini!" Nura memberikan segelas minuman untuk Mike agar tidak tersedak
"Terimakasih" Ujar Mike singkat
"Kak Mike ... tadi aku mendengar percakapan kak Mike dengan om Alex. Apa om Alex meminta kak Mike untuk menikah dengan kak Cathleen?"
Uhuk uhuk uhuk
Mike tersedak saat Nura menanyakan apa saja yang dia bicarakan dengan sang ayah
"Maaf-maaf. Minum ini dulu!" Nura dengan sigap memberikan segelas air untuk Mike
"Apa kamu ... mendengar semua percakapan kami?" Mike mmicingkan mata menatap Nura penuh tanya
"Ehm ... aku tidak mendengar begitu banyak. Aku hanya mendengar kalau om Alex akan menikahkan kak Mike dengan gadis dari keluarga berada untuk menaikkan derajat kalian" Nura sedikit ragu-ragu saat bicara dengan Mike
"Seperti yang kamu dengar. Keuangan keluarga kami sedang tidak baik. Saham perushaanku sedang turun sekarang dan aku sudah berusaha segala cara untuk menaikkan kembali harga saham, namun tidak berhasil. Satu-satunya saran yang papa miliki hanya dengan menikahi gadis keluarga berada untuk tetap mempertahankan harga diri kami" Mike menjawab dengan kepala tertunduk
"Jadi begitu, kakak akan menikahi siapa saja yang bisa menolong keuangan perusahaan kak Mike?" Mike hanya terdiam dan tidak menanggapi lagi apa yang dikatakan Nura, dia sudah mengerti bagaimana karakter Nura. Dia akan berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan
"Bagaimana jika aku ini seorang penerus Gazelle? Apa kak Mike akan menikah dengaku?" Tanya Nura dengan raut wajah penasaran
Mike langsung menoleh pada Nura ketika dia mengatakan hal itu
"Apa?!" Mike tampak terkejut kemudian dia kembali mengendalikan emosinya
"Seandainya itu memang benar, maka aku akan sangat senang mendengarnya. Aku akan dengan senang hati melamarmu" Mike menjawab dengan senyum menggoda membuat Nura tersipu malu dibuatnya. Dalam benaknya dia berpikir bahwa Nura adalah gadis bodoh yang sangat mudah dia dapatkan
Nura dan Mike makan sambil sesekali berbincang
"Makanan yang kamu buat benar-benar enak. Aku sampai kekenyangan karena makan terlalu banyak" Mike bicara setelah makan sambil menyandarkan tubuhnya di sofa karena kekenyangan
"Syukurlah jika kakak menyukainya. Lain kali aku bisa memasak makanan lagi untuk kak Mike" Nura bicara dengan senyum lembutnya
"Benarkah? Aku akan sangat menantikan itu" Mike tersenyum ceria menanggapi Nura
"Sekarang kakak harus kembali melanjutkan pekerjaan kak Mike. Aku akan pulang karena aku masih ada urusan" Nura bicara sambil merapikan rantang susun yang dibawanya tadi
"Biar aku mengantarmu ke bawah" Mike beranjak dari duduknya untuk mengantar Nura hingga ke parkiran
"Tidak usah. Aku tidak ingin merepotkan kak Mike"
"Itu bukan masalah besar" Mike tetap mengantar Nura meskipun dia menolaknya
"Baiklah, terimakasih sebelumnya"
Nura dan Mike berjalan beriringan untuk menuju lantai bawah. Semua mata menatap kearah mereka penasaran dengan siapa bos tampan mereka berjalan.
"Jadi, itu kekasihnya pak Mike?"
"Hilang sudah kesempatan ku mendapatkan pak Mike"
"Ya kali ini tidak ada lagi kesempatan"
Para karyawan gadis terlihat kecewa melihat Mike bersama dengan gadis lain.
"Sekali lagi terimakasih karena kak Mike sudah mau mengantarkan aku sanpai ke sini" Nura tak henti tersenyum pada Mike yang bersikap ramah
"Ya. Terimakasih juga untuk makan siang yang lezat ini. Hati-hati dijalan!
*Sampai jumpa kak Mike " Nura pun mulai mengendarai mobilnya dan pergi meninggalkan kantor Mike
"Seandainya yang mengantarkan makan siang padaku itu Cathleen" Gumam Mike manatap kepergian mobil Nura
***
Semantara dikantor perusahaan Gazelle. Cathleen sedang sibuk dengan tumpukan dokumen di hadapannya sampai dia tidak sempat makan
Tok tok tok
"Masuk!" Sejenak pikiran Cathleen teralihkan mendengar suara ketukan pintu kantornya
"Apa kamu sangat sibuk sampai tidak bisa makan siang?" Cathleen mengangkat kepalanya menatap kearah sumber suara itu berasal. Terlihat Fauzan yang melangkah kaki mendekat ke arah Cathleen duduk
"Aku baru tahu kalau ternyata seorang dokter spesialis jantung sepertimu memiliki banyak waktu senggang" Cathleen bicara dengan nada yang acuh tak acuh
"Itu karena aku memikirkanmu. Aku tahu kalau kemu belum makan siang. Karena itu aku kemari untuk makan siang denganmu" Fauzan tersenyum lembut lada Cathleen
"Aku sibuk. Kamu makan sendiri saja!" Cathleen menjawab dengan sinis
"Jika aku makan sendiri, maka aku tidak perlu datang kemari. Ayo cepat kemari, aku tidak menerima penolakan!" Fauzan mendesak Cathleen agar tetap makan bersama dengannya
"Aku tidak ingin makan. Pekerjaan ku masih banyak" Cathleen menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen ditangannya. Akhirnya Fauzan berjalan mendekatinya dengan box makanan ditangannya
"Buka mulutmu! Aaaa!" Fauzan menyodorkan sendok berisi makanan ke mulut Cathleen
"Apa yang kamu lakukan?" Cathleen menatap heran pada Fauzan yang masih memegang sendok makanan ditangannya
"Menyuapimu. Kamu tidak punya waktu untuk makan siang, jadi aku suapi saja sehingga kamu tetap bisa bekerja" Fauzan menjawab dengan polos dan senyumnya yang lembut
"Baiklah. Aku akan makan sendiri!" Cathleen hendak mengambil sendok dari tangan Fauzan namun dia mengangkatnya dan tidak memberikannya pada Cathleen
"No no no" Ujar Fauzan menggelengkan kepala
"Sekarang aku yang akan menyuapimu. Buka mulutmu! Aaaa" Cathleen pun membuka mulutnya sambil terus menatap wajah tampan Fauzan
"Kumohon hentikan ini sekarang juga!" Ujar Cathleen disela dia mengunyah makanan
"Apa yang harus dihentikan?" Tanya Fauzan dengan tatapan heran
"Sikapmu padaku yang lembut dan pengertian. Hentikan dampai disini!" Cathleen bicara dengan nada yang dingin
"Aku tidak akan pernah mengehentikannya sampai kapanpun" Jawab Fauzan dengan sikap yang tenang
"Sampai kapan kamu akan begini? Aku tidak ingin terbiasa menerima perhatianmu" Cathleen bicara dengan nada yang lemah
"Mulai sekarang kamu harus terbiasa. Karena aku tidak berencana menghentikan perhatianku padamu sampai kapanpun"