NovelToon NovelToon
BIANKA DAN MAFIA KEJAM

BIANKA DAN MAFIA KEJAM

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Tamat
Popularitas:3M
Nilai: 4.8
Nama Author: vhia azaira

Bianka Chrispeter gadis cerdas yang memiliki kemampuan bela diri yang tinggi, dia ahli dalam bidang teknologi bahkan kimia, Bianka juga salah satu siswa terbaik di Inggris.

Keluarga Chrispeter meminta Bianka kembali untuk menjalankan tugas, bersama girls Chrispeter yang juga memiliki kemampuan tidak kalah hebat dengan Bianka.

Seorang pria muda pemimpin mafia terkuat yang mempunyai kekuasaan, kekayaan, pengikut, dan kekejaman yang tidak kalah dengan keluarga Chrispeter.

Pengkhianatan dan kehilangan cinta membuat seorang pria muda berubah menjadi bringas dan kejam.

Pertemuan Bianka dan sang mafia yang sama mempunyai kekuasaan, dan pasukan yang seimbang.

Terjadi pernikahan antara Bianka dan Bara karena tujuan masing-masing, Bara yang ingin menghancurkan saudara tirinya yang mencintai Bianka, sedangkan Bianka membutuhkan sesuatu hasil penelitian Bara yang sudah lama menjadi incaran banyak orang. Pernikahan tanpa cinta, tapi menumbuhkan rasa sayang dan saling membutuhkan.

Bagaimana pernikahan keduanya? Kita ikuti bersama-sama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vhia azaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGADU KE BUNDA

Suara mobil Bara memasuki Mansion, para girls yang menunggu di depan pintu berhamburan berdiri melihat yang keluar. Bara melangkah dengan kakinya yang diikat, Asep coba membantunya dengan meletakan tangan Bara di bahunya. Nayla yang melihat kaki Bara biru hitam membengkak langsung berlari bersujud di kaki Bara sambil menyentuh kaki Bara dan menangis.

"Nayla berdiri! saya tidak suka wanita lemah dan cengeng." Bara menarik dan melihat wajahnya.

Nayla langsung memeluk Bara, kaki Bara sudah sangat sakit untuk berdiri tapi masih terus bertahan. Bianka keluar, Rinda berlari memeluk Bi diikuti yang lainnya.

"Nay lepaskan kak Bara, kita harus mengobati kakinya." Bi meletakan tangan Bara di bahunya dan membawa masuk.

"bawa aku ke kamar Sep!" Bara bicara dengan nada dingin.

"Kamu harus diobati Bara, kaki kamu mengalami keretakan." Bianka meminta tim medis membantu.

"tidak perlu, aku bisa melakukannya. Pergilah kalian semua, Bara melangkah menaiki tangga dan melepaskan bahu Asep." Bara tidak mengerti dengan dirinya, terkadang dia menyayangi Nay tapi melihat air mata Nayla membuatnya membenci Nay. Mengingatkan Bara akan ibunya yang menangis memohon agar ayahnya tidak pergi.

"Bara obati dulu kaki kamu!" teriak Bianka menatap tajam, Bara melihat kearah Bi menatap sama tajamnya.

Asep langsung berdiri menutupi pandangan keduanya, Bara langsung melangkah naik dengan sulit. Bianka ingin naik tapi ditahan oleh Asep.

"Nayla! berapa kali harus aku katakan, jangan menangis di depan Bara. Dia membenci kamu saat menangis, kamu mengingatkan dirinya akan masa lalu."

"Apa salahnya menangis, Nay mengkhawatirkan Bara!" Reva menatap Asep tajam.

"Karena Bara terluka melihat air mata ibunya, memohon untuk dikasihani tapi tetap ditinggalkan. Ibunya merenggang nyawa dihadapannya tapi dia tidak bisa melakukan apapun. Bara pernah mengatakan ini saat mabuk." Gerry datang mengigat saat Bara jujur akan masalalu.

"bukannya Bara, mempunyai penawarnya racun yang ibunya minum." Rinda menimpali, mata Bianka melotot melihat Rinda.

"Dari mana kamu tahu? tidak ada yang tahu soal ini!" Asep menatap Rinda tajam.

"Kami mendapatkan info dari Hansen, dia meminta Bi untuk meminta pada Bara tapi kami mengabaikannya." Reva membantu Rinda yang sudah terlihat kebinggungan.

"Hansen pengkhianatan, berhati-hati jika kalian bertemu dengannya." Asep mengingatkan, memang hanya dirinya dan Hansen yang tahu letak penawar racun milik Bara.

Bianka menatap Reva dan mendapatkan senyuman darinya, Bi bisa menebak Reva pasti sudah menangkap Hansen. Bianka hanya berharap Reva dan lainnya tidak mengetahui rencanannya dan Rinda.

***

Bianka dan lainnya makan malam bersama, Bi sesekali melihat berharap Bara keluar dan ikut makan. Bi memberikan perintah kepada maid untuk mengantar makan malam tapi semuanya menolak, tidak ada yang berani memanggil dan mendekati kamar Bara.

"jika kalian semuanya takut, siapa yang membersihkan kamar Bara?" Bi bicara dengan nada tinggi.

"Nona Sindy!" semuanya menjawab bersamaan.

Bianka membanting sendok, Sindy datang mengambil piring dan meletakan lauk pauk dan melangkah pergi tanpa menyapa Bianka. Mata Bi berubah mengerikan, tangannya langsung memukul meja dan melangkah pergi.

Reva yang ingin menyuap mulutnya tidak jadi, tawanya langsung lepas. Semuanya binggung melihat Reva yang tertawa sendiri melihat kemarahan Bianka.

"kalian tidak merasa ini lucu, Bi dan Sindy seperti istri sah dan pelakorr." Reva tertawa bersama dengan Rinda, Kei hanya tersenyum bersama para maid lainnya. Hanya Rindu yang diam sambil memperhatikan air minumnya.

"Kalian tidak ingin melihat istri sah mematahkan tulang pelakorr?" Rindu berdiri sambil tersenyum.

"Kita harus membantu kak Bi, kebanyakan cerita suami selalu membela pelakorr." Nayla yang baru datang membawa buah melangkah mengikuti Rindu, yang lainnya terheran-heran melihat bocah yang tahu soal pelakorr.

***

Suara ketukan pintu, tanpa menunggu jawaban Sindy langsung masuk dengan kode otomatis. Mata tajam Bianka mengikuti naik ke atas menuju kamar Bara.

Di dalam Bara duduk di atas ranjang, melihat lukanya yang semakin bengkak. Sindy meletakan makanannya dan membawakan obat yang Bara minta langsung mengoles kaki Bara.

"tulang tuan retak, sebaiknya...."

"obati saja tidak usah banyak bicara, aku tahu semuanya tanpa kalian ceramah." Bara menatap dengan tajam dan dingin.

Suara pintu yang digedor kuat, membuat jidat Bara berkerut. Sindy menatap tajam kearah pintu, Bara mengeluarkan senjatanya mengarahkannya ke pintu, tapi suara teriakan wanita membuat Bara melotot dan menyimpan kembali senjatanya, menepuk tangannya.

Pintu terbuka otomatis, Bianka masuk dan Bara berpura-pura tidur. Sindy masih mengusap kaki Bara, Bi menarik tangan Sindy dan mendorongnya kearah pintu.

"Keluar!" Bianka menatap Sindy yang sifatnya sangat melawan Bi.

"tidak ada yang berhak membuat saya keluar, kecuali tuan Bara." Sindy menatap tajam Bianka sambil tersenyum sinis.

"Sialan!" Bianka menatap Bara yang pura-pura tidur, Bi tahu Bara yang membuka pintu. Bianka mengambil ponselnya melakukan Vcall dengan Bunda Bunga.

[Bunda! lihatlah Bara Bun, dia membawa wanita ke kamar kami.] Bianka bicara sambil teriak, Bara langsung membuka matanya dan menatap Sindy yang akhirnya melangkah keluar.

[Bi, apa kabar sayang, mana Bara?]

[Dia mau makan Bun, minta disuap sama perempuan lain.] Bianka menatap Bara yang menunjukkan wajah panik, tapi Bunda dan ayah hanya menahan tawa melihat putri mereka untuk pertama kalinya mengadu.

[Sudah ya Bun, nanti Bi telpon lagi.] Bianka mematikan ponselnya.

Bianka mengambil makanan yang Sindy bawa, mengeluarkan dan memberikannya pada maid yang Bi panggil.

"Aku belum makan Bianka?" Bara memegang perutnya yang lapar.

"makan di meja makan bukan di kamar." Bianka menatap sinis.

"Kaki aku sakit!" Bara menunjuk kakinya.

"minta maid yang membawanya, tidak ada khusus Sindy lagi. Jika kamu masih mengizinkan Sindy masuk, aku akan melaporkan pada Bunda."

"Aku tidak biasa dengan orang lain, kamar ini juga khusus. Tidak sembarang orang boleh masuk." Bara bicara tegas.

"OHH begitu, baiklah maafkanlah aku yang lancang. Aku akan pulang ke kediaman Chrispeter." Bianka melangkah pergi tapi Bara sudah menutup otomatis pintu.

"Sekarang sudah pintar mengancam, sampai laporan kepada Bunda. Kekanakan sekali kamu Bianka" Bara bicara dingin dengan nada kesal.

Bianka melangkah ke pintu, berusaha membuka pintu dengan kemampuannya. Bara menghela nafasnya melihat Bianka yang keras kepala dan tidak ada tempat takutnya.

"Suami kamu lagi terluka Bianka, seharunya kamu merawat aku bukannya ngambek begini."

"Kamu punya Sindy kesayangan kamu, minta dia merawat kamu. Aku akan pergi dari Mansion busuk ini."

"Baiklah! Sindy maupun Maid tidak akan aku biarkan masuk lagi ke sini selain kamu, minta maid mengantar makan, kamu ambil di depan pintu. Aku lapar Bi dan bantu obati kakiku." Bara akhirnya menyerah, untuk pertama kalinya dia mengalah dalam hidupnya.

Bianka tersenyum manis, pintu terbuka dan Bi meminta makanan khusus Bara. Dan mengambil menyerahkan ke Bara, dengan kesal Bara memakan makanannya. Bianka melihat kaki Bara, obat yang Sindy bawa langsung dibuang membuat Bara menganga.

Selama ini Bianka bermain dengan teknologi dan obat-obatan modern tapi bukan berarti dia tidak memahami soal obat alami. Rindu sangat ahli dalam pembuatan, Bi menekan kaki Bara membersihkan dan menyuntikan sesuatu.

Mata Bara terpejam menahan sakit, tapi saat Bianka menolak Bara terlihat biasa saja.

***

TERIMAKASIH YANG SUDAH BACA YA READER

JANGAN LUPA LIKE COMENT DAN VOTE

SEKALIAN JANGAN LUPA KASIH HADIAH JUGA YA BIAR AUTHOR TAMBAH SEMANGAT

***

1
레이디핏
Banjer Aer mata Rindaaa😭😭😭😭😭
레이디핏
Lumayan
레이디핏
Luar biasa
레이디핏
Kepo gw,ini teh sah
레이디핏
Apayh?
fk
awalan yg bagus
Ira
ok
Anggi Monica Telaumbanua Monica
wkwkwk
aca
pacr Rafa gmna
aca
taehyung bkn taehyun
Mila
Tengah malam di ajak nangis/Sob/
Suky Anjalina
😂😂😂😂
Suky Anjalina
🤣🤣🤣
Suky Anjalina
astaga maaf mereka paman 😂😂😂
Suky Anjalina
🤣🤣🤣🤣
Suky Anjalina
😂😂😂
Suky Anjalina
😭😭😭😭
Suky Anjalina
lama banget Lian menghilang
Suky Anjalina
Rinda tau kalau Lian tidak kembali bersama 😭
Suky Anjalina
ada akhirnya sandiwara suami istri jadi kenyataan 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!