Sang Penakluk Wanita (System Playboy)

Bryan menggendong Rachel, membawa wanita tersebut masuk ke dalam kamar. Sepertinya hari ini dia memang harus melepaskan keperjakaannya bersama wanita cantik itu, membuat Bryan sangat penasaran, bagaimana rasanya bercinta? Senikmat apakah rasanya? Dia harus menjawab rasa penasaran itu sekarang, bersama seorang wanita cantik bersama Rachel.

Kemudian Bryan merebahkan tubuh Rachel di atas ranjang, dia merayap memposisikan dirinya berada di atas Rachel, bertumpuan pada lengannya.

Pria tersebut menekan bagian bawah perutnya pada Rachel, membuat Rachel meremang, merasakan ada benda keras menusuknya, walaupun masih terhalang celana.

Rachel semakin terombang-ambing ketika Bryan sengaja menggesekkannya lalu menekankannya, mungkin untuk sebuah perkenalan, sebagai pertanda bahwa sebentar lagi kedua bagian tubuh itu akan segera menyatu. Bryan akan segera memasukinya kebagian yang dalam dan menyentuhnya dengan sejuta kenikmatan.

Bryan menautkan bibir mereka kembali, mengigit kecil bibir bawah Rachel memancingnya untuk membalas ciumannya, begitu mulut mungil itu terbuka, Bryan meneroboskan lidahnya menari-nari menelusuri disetiap inci rongga mulut wanita cantik tersebut.

Rachel telah terpancing gairahnya, dia memeluk kepala Bryan memperdalam ciuman mereka.

Bryan memang masih perjaka, tapi dia sudah mempelajari materi tentang caranya bercinta dari sebuah novel dari author favoritnya itu, sehingga dia ingin mempraktekkannya sekarang, bersama Rachel. Nalurinya bergerak untuk bisa menuntaskan hasratnya malam ini.

Bryan membuka kancing kemeja Rachel, kemudian dia membuka pengait bra yang dipakai oleh Rachel, sehingga menyem-bul dua bongkahan indah begitu menggoda. Begitupun Rachel, dia membuka kaos yang dipakai oleh Bryan, sehingga mereka sama-sama telan-jang dada.

"Boleh aku melakukannya?" Tanya Bryan dengan sopan kepada Rachel.

Membuat Rachel nampak kebingungan, tidak mungkin dia bilang langsung iya walaupun sebenarnya dia sangat menginginkannya, karena dia wanita normal, tak bisa menolak dari pesona ojek tampan itu, apalagi dia sudah bergairah sekali.

[Mengapa harus minta izin, Tuan? Tancap gas saja.]

Sistem pun mungkin jika seandainya dia menjadi manusia, dia akan menjitak kepala Bryan. Seorang pria kalau sudah mendapatkan sinyal dari wanitanya, tanpa meminta izin pun akan langsung di kasih.

Bagi Bryan diamnya seorang Rachel itu artinya iya, wanita tersebut mengizinkannya untuk menjamah tubuh Rachel yang indah itu ke bagian yang paling dalam.

Bryan pun tersenyum dia mengecup bibir Rachel kembali, lalu dia mere-mas-re-mas buah melon yang kenyal itu.

"Emmhhh...." Rachel mend-esah di sela-sela ciuman panas mereka, ketika merasakan tangan Bryan begitu lihai memainkan puncak di dadanya dengan sangat lembut.

Bryan menghujani lehernya Rachel dengan kecupan-kecupan panas, kemudian Bryan meraba seluruh tubuh Rachel dengan yang mampu terjangkau oleh tangannya, meraba setiap lekukan dan tonjolan. Bahkan mulutnya kini telah mengulum titik puncak di dadanya Rachel.

"Ahhhh... Juan!"

******* mulut Bryan di dada Rachel, membuat wanita tersebut terpekik, menggeliat, reflek tubuhnya bergerak resah menahan gejolak asing membuat tubuhnya memanas dan menginginkan sentuhan lebih dari itu, seakan memohon lebih keras lagi tanpa tahu apa yang dia pinta.

Apalagi saat Bryan memainkan kedua buah dadanya dan menyesapnya secara bergantian, memuat Rachel menggila dengan kebutuhan asing yang terpedar ditubuhnya, tangannya menjangkau apa saja yang bisa dia raih untuk menahan kenikmatan ini.

Kemudian Bryan meluncurkan jari-jarinya membelai perut Rachel, bergerak terus ke bawah menelusuri pangkal paha, bergerak untuk mencari kelembutan apa yang dibutuhkan Rachel.

Rachel terbelalak begitu jemari Bryan menelusuri kelembutan dalam dirinya. Rachel terpekik saat merasakan jemari itu mulai bergerak dibawah sana.

"Oh... Juan!"

Bryan malah semakin menggoda Rachel, dia membuka rok yang dipakai oleh Rachel, dan juga membuka celana da-lamnya. Lalu Bryan menenggelamkan kepalanya di antara kedua pangkal paha Rachel, memberikan kecupan pada bagian paling sensitif itu, bukan cuma kecupan, Bryan mencumbunya seraya menggerakkan lidahnya disana, membuat gairah Rachel semakin terpancing.

"Ah Juan, cepat masukan!" Rachel sudah tak tahan lagi, dia ingin segera merasakan bagaimana benda pusaka milik Bryan masuk ke dalam dirinya.

Belum waktunya untuk masuk, Bryan ingin membuat Rachel semakin menggila, Bryan semakin mempercepat gerakan lidahnya, bergerak dengan lincah, membuat Rachel semakin meremang dan menggeliatkan tubuhnya, sampai dia menjerit dengan indah karena ada yang keluar begitu deras dari milknya.

"Ahhh..... Ahhh!" Tubuh Rachel bergetar hebat, dia menekan kepala Bryan, sehingga lidah Bryan semakin menusuk ke dalam, membersihkan cairan hangat di bawah sana.

Rachel meremang ketika Bryan menghisapnya dan menggerakkan lidahnya di dalam sana, membuat dia semakin membuka lebar pahanya sehingga kepala Bryan semakin tenggelam di bawah perutnya. Kedua tangan Rachel mencengkram seprai dengan erat, sehingga dia telah melakukan pelepasan untuk kedua kalinya.

Bryan membuka celananya, kemudian dia memposisikan dirinya berada di kedua paha Rachel, dia menatap Rachel dengan lembut, "Kamu sudah siap, Rachel?"

Rachel dengan malu-malu menganggukan kepala, dia sudah tidak tahan ingin merasakan bagaimana rasanya tubuh mereka bersatu.

Bryan dengan perlahan menekan ke dalam milik Rachel, membuat Rachel terlonjak dan menjerit, "Oh.... Juan."

Bryan kaget sampai dia melepaskan miliknya yang baru masuk seperempat, apakah mungkin Rachel masih perawan. "Kamu masih perawan, Rachel?"

"Iya, aku ingin menghabiskan malam ini denganmu, Juan." ucap Rachel, wanita itu sudah dikuasai hawa naf-su.

"Kamu yakin?" Bryan merasa ragu untuk melanjutkannya.

"Tentu saja." jawab Rachel dengan penuh keyakinan.

"Sejujurnya ini juga pertama untukku." ucap Bryan dengan sejujurnya, dia menatap wanita yang ada dibawahnya dengan lekat.

Hal tersebut membuat Rachel terkejut, "Benarkah?"

Bryan menganggukkan kepalanya dengan sungguh-sungguh. "Iya."

Rachel tersenyum lebar, betapa beruntungnya dia karena dia lah yang akan menjadi yang pertama untuk Bryan. Sebentar lagi mereka akan menjadi mantan perawan dan mantan perjaka, sama-sama barang ori.

Bryan menghirup nafas dalam-dalam, dia kembali mengarahkan senjatanya ke dalam milik Rachel, membuat Rachel meringis.

Bryan menekan lagi semakin dalam sehingga miliknya terbenam sempurna di dalam sana.

"Argghhh..." Rachel merasakan perih di area sensitifnya.

Bryan membiarkan Rachel terbiasa dulu dengan kehadiran miliknya di dalam sana, kemudian dia mulai bergerak dengan lembut, sehingga Rachel yang awalnya merintih kini dia mengikuti disetiap irama gerakan yang dilakukan oleh Bryan, membuat kedua tubuh itu saling terkoneksi tanpa batas.

Bryan tidak tahu ternyata rasanya akan segila ini, dia merasakan denyutan milik Rachel menjepit dirinya, sungguh membuatnya gila.

Bryan mulai bergerak cepat, menghujam senjatanya lebih dalam, Rachel merasakan semakin lama semakin terasa begitu nikmat, dia memeluk punggung pria tersebut.

Bryan mempercepat gerakannya. Mengangkat pinggul Rachel, mendorongnya lebih dalam, Bryan telah membuat Rachel mengalami pelepasan berkali-kali.

Bryan mempercepat gerakannya sampai dengkulnya bergetar hebat merasakan cairan-nya menyembur ke dalam milik Rachel, "Ahhhh... arrghh."

[Tuan telah berhasil menambah kekuatan 20. Untuk itu Tuan mendapatkan bonus keterampilan berlari cepat melebihi kecepatan cheetah, secara permanen.]

Hanya berlaku satu kali dalam menaikkan kekuatan, setelah bercinta dengan target. Walaupun setelah itu Bryan bebas mau bercinta berkali-kali juga dengan target, tanpa batas. Asalkan jangan dengan wanita di luar target, dapat menurunkan kekuatan.

[Sistem mengupgrade data pemilik sistem.]

[Nama: Bryan Juan Pratama

Usia: 27 tahun

Tinggi Badan: 180 cm

Berat Badan: 65 kg

Ketampanan: 85

Pesona: 65

Kekuatan: 20

Kemampuan: Kekebalan tubuh (Belum permanen, hanya gratis satu kali), berlari cepat (permanen)

Dana: 1.507.000.000

Level: 1]

Mendengar informasi dari sistem membuat Bryan semakin bersemangat menggarap tubuh Rachel. Dia menyatukan tubuh mereka kembali.

Ah! Jadi seperti ini rasanya bercinta, Bryan merasakan sebuah kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, rasanya dia ingin mengulanginya lagi secara terus-menerus, sampai Rachel sangat merasa kelelahan, tapi Bryan masih menggempurnya tak ada ampun, belum ingin melepaskan tubuh Rachel yang terasa sangat nikmat.

"Ahhh... ahhh nikmat sekali!" Bryan mengerang penuh rasa nikmat, seakan aliran darah ditubuhnya mengalir begitu cepat, keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya, benar-benar sangat menikmati percintaan mereka.