Grace Jacorey, seorang editor di salah satu perusahaan media di California. Karena kecerobohannya bersama temannya membawanya ke dalam sebuah masalah. Ia dipertemukan dengan salah satu keturunan Walton, seorang pria tampan dan kaya raya. Sejak pertemuan itu, Grace merasakan jantungnya berdebar saat berada di dekat pria itu. Mungkinkah ia jatuh hati pada Pria itu? Akankah pria itu memiliki perasaan yang sama dengan Grace?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gelsomino, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Kejutan
"Aunty Grace..." panggil seorang anak perempuan berlari menuju sofa. Grace yang mengenali suara itu langsung bangun dari sofa.
"Xena.. "
"Aku merindukanmu aunty," Xena memeluk Grace.
"Aunty juga merindukanmu sayang..." Grace mencium pipi gembul anak berusia 4 tahun itu dan memangkunya. Xena Jacorey, anak kedua dari kakaknya Victor Jacorey.
"Kak, kenapa tidak bilang kalau Xena ikut denganmu?" tanya Grace lalu mengeratkan pelukannya pada Xena dan menciumi wajahnya yang menggemaskan.
"Dia bilang ingin memberi kejutan padamu," balas Diana memutar bola matanya. Membawa Xena ke LA bukanlah rencananya. Ia bahkan ingin tinggal satu bulan di LA untuk mengawasi mantannya, namun semuanya gagal karena keponakannya ikut dengannya.
"Ia merengek pada ibunya agar ikut denganku. Kalau tidak dia tidak akan sekolah lagi. Harusnya aku tidak bilang ingin mengunjungimu. Dia selalu mengekor kemanapun aku pergi. Kau tau, dia sering tidak sekolah hanya karena ingin ikut denganku," timpal Diana menggeleng-gelengkan kepalanya melihat keponakannya itu.
"Aku tidak suka sekolah aunty. Mereka tidak membiarkanku satu kelas dengan kakak," ujar Xena memeluk Grace.
"Sudah berapa kali aunty bilang, kalian itu beda umur. Itu makanya kamu tidak satu kelas dengan kakakmu," balas Diana bosan mendengar kalimat itu.
"Aku tidak bicara denganmu aunty Di," ucap Xena mengerucutkan bibirnya.
"Oh God... Lihatlah. Bilang saja kamu memang malas sekolah," ucap Diana memasukkan cemilan ke mulutnya.
"Sekarang dia bahkan tidak peduli lagi denganku setelah bertemu denganmu Grace. Padahal di rumah, kalau tidak ada aku, dia tidak akan bisa keluar jalan-jalan dan membeli banyak mainan," cibir Diana menatap layar TV di depannya.
"Aunty Di benar sayang. Kamu dan kak Lewis itu beda dua tahun. Cara belajar dan daya tangkap kalian juga berbeda sayang. Nanti kalau satu kelas kamu akan kesulitan belajar," ucap Grace mengusap rambut Xena.
"Sebal..." Xena menenggelamkan wajahnya di dada Grace.
"Aku bahkan sudah bisa menghitung sampai 50," ucap Xena membuat Diana tertawa kuat.
"Terakhir kali aku mendengarnya kamu tidak bisa Xena. Fifty Twelve, Fifty Eleven.." ucap Diana meniru suara anak itu lalu tertawa kuat. Ia masih mengingat Xena yang begitu semangat datang ke rumah mereka hanya untuk mengatakan jika dia sudah bisa masuk kelas Lewis karena sudah bisa menghitung angka yang lebih besar.
Grace ingin tertawa tapi ia menahannya karena tidak ingin membuat Xena malu.
"Aunty Di..." Xena menatap horor Diana.
"Iya.. iya.. maaf. Fifty twelve.. fifty eleven.." Diana minta maaf tapi kembali mengejek Xena.
"Kak, jangan lagi.." Grace menatap Diana.
"Aunty... Kakakmu begitu menyebalkan," kata Xena kesal. Grace lalu terkekeh.
"Aunty mandi dulu ya. Kita akan makan malam di luar," kata Grace mengecup kepala anak itu. Xena mengangguk lalu turun dari pangkuan Grace.
Pagi ini Jena dan Grace beserta kru lainnya berada di luar gedung hotel milik keluarga Walton. Simon Walton mengadakan konferensi pers untuk mengklarifikasi berita perselingkuhannya.Konferensi pers dilakukan secara tertutup di ruang meeting hotel . Simon hanya mengundang beberapa media yang terpilih. Meski demikian, di luar gedung hotel ada beberapa wartawan baik dari surat kabar, media online maupun televisi dan juga penggemar Rebecca ikut meramaikan sekitaran gedung perusahaan Walton Company.
"Katanya, Simon Walton kali ini tidak akan diam saja. Ia akan menuntut media yang sudah mempublish berita ini," kata Jena.
"Lihat, itu Media X yang sudah mempublish berita perselingkuhan Simon," tunjuk Jena pada 5 orang perwakilan dari media X yang baru saja turun dari mobil. Penggemar artis Rebecca tampak menyoraki Media X karena tidak terima.
"Di sini panas sekali, aku ingin ini cepat berakhir Jen," kata Grace malas.
"Sabar, sebentar lagi konferensinya akan dimulai," kata Jena.