Mengalami pelecehan bukan hal yang mudah untuk diterima, dunia Aya yang penuh semangat, seakan tiba tiba berhenti berputar.
"Aku akan memberi kompensasi untuk kejadian malam itu, berapa harga keperawanan mu, akan ku berikan berapapun yang kamu inginkan." Darren Alexander Geraldy.
"Jika aku menerima uangmu, sama halnya dengan aku menjual kehangatan tubuhku." Cahaya Dihyani.
Musibah datang silih berganti, menempa semangat hidup seorang Aya, yang akhirnya bersedia menerima takdir buruknya menjadi istri rahasia dari teman sekelas nya semasa SMU, demi menyelamatkan sang kakak dari jerat hutang rentenir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#27
#27
Aya tiba di rumah sakit 30 menit kemudian, dengan Darren tentu saja, karena pria itu tetap tak ingin pulang, entah apa maunya, membuat Aya semakin pusing saja.
Aya langsung bertemu dengan dokter yang menangani nyak Leha.
"Dari hasil pemeriksaan Awal, bu Juleha seperti sedang kelelahan, tertekan, tekanan darah tinggi, hingga berpengaruh pada kondisi jantungnya."
"Tapi dok, ibu saya tidak ada riwayat penyakit jantung?" Aya mencoba menyela.
"Jika benar demikian, ini pasti karena tekanan darah tinggi nya, jika di izinkan kami akan melakukan pemeriksaan secara lengkap."
Tubuh Aya seperti dihantam batu besar, selama ini ia terlalu sibuk memikirkan bagaimana mengumpulkan uang untuk kuliah nya sendiri, ia sampai melupakan fakta bahwa ibu nya pun butuh jaminan kesehatan, mengingat kondisi nyak Leha yang sudah tak lagi muda.
"Tapi dok…"
"Lakukan dok, berikan pemeriksaan dan penanganan terbaik untuk ibu mertua saya." Darren memotong kalimat Aya.
Mendengar pernyataan Darren, dokter muda tersebut mengangguk, "baik pak, silahkan ikuti saya untuk penandatanganan berkas pemeriksaan lanjutan."
Aya menahan lengan Darren, agar pria itu tak berbuat lebih jauh, namun Darren menepis tangan Aya, kemudian kembali berjalan mengikuti sang dokter, tak ada yang bisa Aya lakukan selain mengikuti langkah kedua orang tersebut.
Seorang perawat menyodorkan sebuah formulir untuk ditandatangani, "silahkan … dengan keluarga pasien bu Juleha, tulis nama wali, data data pasien, dan tanda tangan di sini." Jelas sang perawat, yang tak lepas memandang wajah pria di hadapannya yang setia menggunakan masker.
Darren segera mengisi formulir tersebut, ia hanya membubuhkan nama Alex, pada kolom nama wali pasien, kemudian menandatangani dokumen tersebut, kemudian menyerahkan sisanya pada Aya, "ini lengkapi data nya."
Merasa tak ada lagi yang bisa ia perbuat, Aya pun melanjutkan pekerjaan yang dimulai oleh suami rahasianya tersebut.
Waktu terasa berjalan lambat bagi Aya, menanti nyak Leha keluar dari ruang pemeriksaan, terasa seperti sebuah siksaan bagi Aya, ia bahkan mondar mandir tak karuan, sementara Darren sibuk dengan game online nya.
Satu jam kemudian nyak Leha sudah di pindahkan ke ruang perawatan, bukan ruangan VIP seperti yang Darren minta, ruangan rawat biasa, tapi hanya dihuni satu pasien saja, hal ini untuk memudahkan mobilitas Darren di ruangan tersebut.
Sudah satu jam Aya menemani Nyak Leha di tepi pembaringan, di genggam nya tangan sang ibu, di usap dan diciumnya berkali kali, ada banyak kerutan di tangan nyak Leha, kentara sekali bahwa beliau adalah seorang pekerja keras sejak muda, sesekali aya menyeka air matanya, merasa belum pernah melakukan apa apa untuk wanita yang merawat dan melahirkannya tersebut.
"Ibu… cepet sehat yah, ada Aya yang akan selalu ada untuk ibu." Bisik Aya.
Hingga siang hari menuju petang, Darren masih setia duduk di dalam ruang rawat nyak Leha, jelas hal itu membuat Aya risih, serba salah, walau tak suka, tapi tak kuasa memintanya pergi.
"Iya mah?"
Terdengar suara Darren, sedang menerima panggilan dari mama Gadisya.
"..."
"Ya ampun… iya ma… maaf aku sibuk, sampe lupa."
"Iya… habis ini aku sampein pesen mama ke Aya."
"Iya mah…"
"Mual… nggak mah, aku udah sehat kok, mama tenang aja."
"Siyap mamaku sayang…"
Darren pun mengakhiri panggilan, Ia segera mengirimkan pesan singkat ke Aya, isinya? Hanya kontak sang mama, padahal ada di ruangan yang sama, ada perlu apa tinggal bilang, tapi Darren yakin, suasana hati Aya pasti masih suram, dan wajahnya jutek tak karuan.
Mendengar bunyi notif pesan masuk, Aya pun memeriksa ponselnya, kedua alisnya bertaut manakala melihat siapa pengirimnya, Aya menoleh, menatap wajah Darren yang datar, "Mama pengen ngomong sama kamu, buruan telepon." Perintahnya.
Mengingat Darren sudah meminta tindakan terbaik untuk nyak Leha, maka tak ada alasan bagi Aya untuk menolak permintaan Darren agar Aya menghubungi mama Gadisya, lagi pula selama ini mama Gadisya selalu bersikap baik terhadapnya, bahkan memeluknya dengan tulus seperti anak kandungnya sendiri.
Terpaksa Aya duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut, sedikit berjarak dengan Darren, karena hanya ada satu sofa panjang yang di peruntukkan untuk keluarga pasien.
Darren mendekat kemudian berbisik, "ingat!! Jangan pernah membicarakan apapun tentang kita pada keluargaku." Ancam Darren, kemudian kembali duduk ke tempatnya semula.
"Halo tante…" Suara ramah seketika terdengar, berbanding terbalik dengan ekspresi jutek yang sejak dua hari ini Aya perlihatkan untuk Darren
"Aya…" Seru mama Gadisya senang. "Kamu sibuk, maaf yah kalau tante ganggu, tante cuma pengen ngobrol."
"Sedikit tante… mau ngobrol apa tante?"
"Apa aja…"
Cukup lama mereka berbincang santai, senda gurau sesekali mengiringi, Aya bahkan sengaja meloudspeaker suara ponselnya, agar Darren mendengar pembicaraan mereka.
"Kalau jadwal kuliahmu gak padat, main dong… ini papa nya Darren masih suka nanyain telur gulung buatanmu."
Darren menelan salivanya, terbayang nikmatnya telur gulung buatan Aya yang ia nikmati sebagai menu sarapan pagi tadi.
"Boleh tante, nanti Aya ajarin."
"Oh iya… sama batagor kesukaan Daniel… tante sedikit tersinggung loh, waktu Daniel bilang batagor buatanmu lebih enak dari pada batagor buatan tante."
"Hahahaha… Ah… Daniel berlebihan tante, dia kan emang suka gitu."
"Eh beneran, saking enaknya dia sampe berani sumpah dapet kiriman batagor se baskom dari kamu."
Darren ingin tertawa rasanya mendengar penuturan mama Gadisya, tapi ia tahan, saudara sulungnya tersebut, memang cukup humoris.
"Iya… daaa … tante… Pasti akan Aya usahakan mampir ke rumah." Jawab Aya sebelum mengakhiri panggilan.
Ruangan kembali sunyi usai panggilan berakhir, karena merasa mulai lapar, Aya berinisiatif keluar untuk membeli makan siang.
"Mau kemana?"
"Beli makan."
"Ikut." Darren sigap berdiri kemudian membenahi masker nya.
"Tunggulah di sini, aku tak akan lama, lagi pula jangan sampai orang mengenalimu kan?" Aya mencoba mencegah Darren agar tak mengikutinya, ia perlu sedikit menghirup udara segar, dan menjauh sesaat dari Darren.
"Aman, aku sekalian ke minimarket, beli masker baru." Jawab Darren santai, sembari mengeluarkan topi agar penampilannya semakin tersamarkan.
Aya menghela nafas sesaat, niat hati ingin menjauh harus gagal, karena sepertinya Darren membaca jalan pikiran Aya dengan baik.
Aya menghampiri nyak Leha yang masih terpejam, "bu… Aya pamit beli makan dulu yah?" Bisik Aya sambil membenahi selimut nyak Leha.
Keduanya berjalan beriringan dangan jarak aman, seperti yang sudah sudah, Darren selalu menjadi pusat perhatian walau wajahnya tertutup masker dan topi, dilihat dari sudut manapun, Darren memang terlihat mencolok dari segi penampilan, postur tubuh sempurna, serta paras wajah paripurna, jelas menjadi magnet yang menguntungkan dirinya, karena terlihat sangat memikat, ditambah kemampuan Darren yang tak main main, ia bisa berakting, olah vokal, dance dan ilmu bela diri yang tak kaleng kaleng, membuat nama Darren bersinar semakin terang, walau belum sampai 6 tahun ia terjun ke dunia hiburan tanah air.
Setibanya di kantin rumah sakit, tiba tiba Aya tergiur dengan menu gado gado yang terlihat menggoda di gambar menu, Aya memesan dua porsi, karena Darren ingin menu yang sama dengan dirinya.
Usai membayar pesanannya Aya berjalan terlebih dahulu, mereka menuju minimarket yang berada tak jauh dari kantin.
Minimarket tak terlalu ramai, dan syukurlah Darren mendapatkan apa yang ia cari, namun ketika hendak meraih benda yang ia inginkan, ada tangan lain yang juga tengah mengarah ke benda tersebut.
Secara reflek, keduanya saling menatap, walau tak berbincang namun masing masing saling mengenali satu sama lain, saling menatap tajam adalah hal biasa bagi mereka, walau di layar kaca mereka terlihat akrab seperti sepasang Broman yang bersahabat dekat, namun siapa yang tahu dalamnya hati manusia, nyatanya di belakang layar, jelas jelas mereka mengibarkan bendera persaingan.
"Ini milikku… kamu beli merk lain saja." Dengan gerakan cepat Darren menyambar masker berwarna hitam tersebut.
Cyrus hanya menghela nafas, cuma perkara warna, tak ada masalah jika dirinya berganti memakai masker berwarna putih, toh ketampanan sudah melekat dalam dirinya.
Aya masih menunggu di depan mini market, memilih berdiri dalam diam, memikirkan banyak hal, "Ayo kembali ke kamar ibu." Ajak Darren segera setelah keluar dari pintu mini market.
"Lho… kamu… Aya kan?" Sapa seseorang yang juga baru saja keluar dari pintu minimarket.
.
.
Yang belum like? Plis tolong di like 😊
Komen? Bebas asal sopan, othor terbuka untuk kritik dan saran juga kok 🥰
Vote? Seikhlas dan ridho nya kalian 😊
Terima kasih 🙏
💙
.
.
.
Beberapa hari yang lalu, ada yang minta resep telur gulung, alias tamagoyaki, karena othor juga udah lama gak eksekusi menu sederhana rasa mewah ini, maka pagi tadi othor buat telur gulung.
Resepnya simple pake bahan yang ada di kulkas aja, gak neko neko, kalo ada ya di pake, kalo gak ada di skip aja.
Bahan
6 butir telor
50 gr keju (serut) pake mozarella bisa banget, pokok nya suka suka
1 lembar nori besar, potong halus
2 sdm wortel serut
Garam, merica, kaldu jamur (atau anything kaldu apa aja boleh, secukup nya, skip juga gak papa, sebagai gantinya pake keju serut aja yang banyak, di jamin creamy rasanya).
Garam merica sesuai takaran masak kalian biasanya, rasa nya cenderung agak manis dan gurih dikit.
Aduk semua bahan sampai benar benar rata lalu goreng dengan api kecil (wajib api kecil).
Nah trik menggorengnya kalian bisa check di youtube ada banyak resep tamagoyaki, ini cuma othor sertakan gambar aja.
Selamat mencoba.