NovelToon NovelToon
Tu Es Belle

Tu Es Belle

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Bepergian untuk menjadi kaya / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kanian June

Harap bijak dalam membaca.
kesamaan nama keadaan atau apapun tidak berkaitan dalam kehidupan nyata hanya imajinasi penulis saja.

Seorang wanita muda kembali ke tanah kelahirannya setelah memilih pergi akibat insiden kecelakaan yang menimpanya dan merenggut nyawa sang Kakek.
Setelah tiba ia malah terlibat cinta yang rumit dengan sang Manager yang sudah seperti Pria Kutub baginya. Belum lagi sang Uncle dan mantan kekasih yang terus mengusik kehidupan asmaranya.

Lalu di mana hati Alice akan berlabuh? Dapatkah Alice menemukan pelaku pembunuh sang kakek..
Yuk ikutin kisahnya...
jangan Lupa Like Vote Komentar maupun Follow terimakasih..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kanian June, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31

Setelah tiga puluh menit perjalanan di tempuh akhirnya mobil yang di kemudian oleh Steven sampai. Ia membawa mobilnya untuk parkir di halaman rumah sakit.

Tanpa aba-aba Alice segera turun dari mobil dan masuk ke dalam Rumah Sakit.

Steven pun mengikuti Alice dengan langkah panjangnya. Setelah masuk ia langsung bertanya pada suster di resepsionis. Tak lama ia tunjukkan tempat di mana William berada, yang kini sudah di pindahkan ke ruang ICU.

Peter yang berjaga di depan pintu segera berdiri ketika dua orang datang ke arahnya. Ia pun menyambut kedatangan Alice dan Steven yang terlihat begitu panik. Bagaimana tidak ketika Alice jadi orang yang terakhir mengetahui keadaan sang paman.

"Peter! Bagaimana Uncle?" Tanya Alice dengan raut wajah sudah dipenuhi dengan kecemasan yang begitu mendalam.

Peter mengalihkan pandanganya ke pada pintu kaca. Alice hanya mengikuti ke mana arah pandangan Peter. Saat itu pula Alice pun terkejut melihat sang paman berbaring di atas ranjang.

Dengan benyak kabel yang terpasang di tubuhnya, untuk menghubungkan dengan sebuah alat pendeteksi jantung.

Wajahnya nya di penuhi beberapa luka dengan kaki yang di balut perban.

"Ya Tuhan Uncle!" Teriak Alice kemudian memegangi pintu kaca di hadapannya.

Tak terasa air matanya berlinang membasahi pipinya.

"Tuan William sudah melewati masa kritisnya Non, ada cedera di salah satu kakinya karena tertekuk. Beruntung kepala yang terbentur tidak fatal hanya ada beberapa lecet karena serpihan kaca. Kita hanya menunggu perkembangan, semoga segera sadar." Tutur Peter menjelaskan

Bahunya merosot bersama dengan tubuhnya yang mulai lemas. Hampir saja jatuh namun Steven dengan sigap menopang tubuh Alice. Kemudian ia membawanya duduk di kursi tunggu.

"Bagaimana Peter apa kemungkinan Uncle segera sadar?"

"Kata dokter kita harus menunggu sampai besok pagi kemungkinan Tuan William segera sadar."

Alice hanya mengangguk pasrah mendengar penjelasan Peter.

"Maaf Non saya baru menghubungi Non Alice. Sebelum kejadian Tuan William menelpon saya jika ia sedang tidak enak badan. Namun Tuan meminta saya untuk tidak memberi tahu Non Alice jika beliau sedang sakit. Ia ingin saya memastikan bahwa Non Alice dapat menyelesaikan meeting dulu apapun yang terjadi." Jelas Peter yang ikut duduk di sebelah Alice.

"Ya Tuhan Uncle." Lemah Alice memijat pelipisnya yang terasa nyeri

"Bagaimana perkembangan kasus kecelakaan nya Peter?" Alice tahu pasti ada seseorang di balik semua ini, seperti apa yang ia alami beberapa tahun silam

"Saya sudah menyebarkan anak buah untuk menyelidiki kasus ini Non. Saya juga menyewa beberapa tenaga IT yang handal untuk melacak CCTV yang kemungkinan bisa di manipulasi. Di samping itu ada pihak yang berwajib ikut serta menangani kasus ini. Kita hanya perlu berdoa non semoga semua segera berlalu."

"Ya Tuhan kenapa seperti Dejavu." Lirih Alice mengusap wajahnya dengan gusar.

Ia diam beberapa saat memandang ruangan berpintu kaca di hadapannya. Hatinya di penuhi dengan pertanyaan dan rasa khawatir yang amat hebat.

Beberapa kali Steven mencoba menyodorkan minuman untuk Alice namun ia hanya dapat menggelengkan kepala.

Akhirnya Steven hanya ikut diam di sebelah Alice.

Ia juga merasa bersalah ketika waktu makan siang bersama Tuan William. Saat itu dia diminta merahasiakan bahwa William sedang sakit.

Steven hanya beranggapan jika seperti sakit perut ringan saja, ia tidak berfikiran akan jadi seperti ini.

Setelah ikut berkutat dengan fikirannya, Steven teringat akan janji dengan sang mama.

Akhirnya ia meraih ponsel di dalam saku celana untuk memberi pesan kepada sang mama.

Bahwa malam ini ia harus ingkar janji, kemungkinan Steven akan menemani Alice menunggu Tuan William.

Nyonya Besar : Ma Maaf Steven harus ingkar janji, atasan Steven sedang mengalami kecelakaan. Jadi Steven langsung ke rumah sakit sekarang.

( begitu nama kontak sang mama di ponselnya. Bukan Steven mau kurang ajar, namun mengingat mamanya yang begitu rese terhadap hidupnya. Apalagi mengenai jodoh untuknya )

Hampir dua jam mereka bertiga duduk termenung, sampai perkataan Alice memecahkan suasana.

"Oh iya Peter, di mana Oma di rawat?" Spontan Alice bertanya, saat ia teringat isi pesan mang Asep.

"Nyonya Besar sudah di pindahkan ke ruangan perawatan VIP di atas Non. Kata dokter Smith beliau sudah membaik, detak jantungnya juga sudah kembali normal. Tadi beliau pingsan saat pihak rumah sakit menghubungi langsung. Namun mang Asep dan Bi Mirah langsung sigap membawa mereka kesini." Jawabnya

"Oh baiklah, saya akan kesana ya. Kamu tolong jaga Uncle dulu nanti saya kesini lagi."

"Baik Non, itu sudah tugas dan tanggung jawab saya." Ucapnya kemudian menunduk

Alice pun segera berdiri ingin menemui sang Oma, namun Steven menahan tangannya seperti seorang anak yang takut ditinggal ibunya.

Alice hanya bengong dengan tatapan nanar, ia seolah lupa bahwa Steven masih bersama dengannya.

"Ya Ampun maaf Pak, saya lupa Bapak bersama saya. Maaf Bapak boleh pulang duluan ini sudah larut, saya akan-"

"Ayo saya antar, saya takut kamu pingsan. Tadi saja kamu sudah hampir jatuh." Sela Steven memotong pembicaraan Alice lalu berjalan duluan menuju lift.

Alice hanya pasrah mengekori Steve, ia sungkan membawa Steven dalam kehidupannya. Namun sebenarnya ia juga butuh bahu untuk bersandar.

Mengingat bahwa orang yang selalu menguatkannya sedang terbaring lemah di atas ranjang.

***

Di mobil yang berjalan ke rumah besar ada Moza yang sedang duduk di kursi penumpang dengan Bi Mirah.

Mang Asep sebagai sopir hanya mendengar kan beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh Moza.

Ia tidak terlalu menanggapi karena saat ini hatinya begitu tidak tenang. Memikirkan bagaimana kedua majikannya yang belum sadarkan diri.

Meski ia memanipulasi wajahnya dengan aura yang tenang tapi kenyataan sebenarnya berbanding terbalik.

Akhirnya mereka sama-sama terdiam, Bi Mirah juga terus komat-kamit melantunkan doa untuk kesembuhan kedua majikannya.

Baginya keluarga almarhum Tuan Anthony lah yang membuat hidupnya berubah. Baru kali ini ia menemukan majikan yang begitu baik dengan karyawannya. Meskipun setelah Tuan Anthony meninggal, namun Nyonya Besar dan Tuan Mudanya tetep memperlakukan hal yang serupa dengan Tuan Anthony.

Sampai merekapun menjamin pendidikan untuk anak-anak dari para karyawan nya.

Bi Mirah khawatir bagaimana nasibnya kelak saat terjadi hal buruk pada kedua majikannya. Tidak mungkin untuk Non Alice yang menempati rumah besar, pasti ia juga akan kembali ke negara yang membuatnya tumbuh selama ini.

Ini mengingatkan Bi Mirah akan satu hal yang tidak sengaja ia dengar. Beberapa waktu lalu ia sedang membersihkan lantai atas ia mendengar sedikit pembicaraan Nyonya berlian dengan seseorang di balik telepon. Betapa terkejutnya Bu Mirah, namun ia hanya menyimpan semuanya.

Ia juga takut kemungkinan buruk terjadi jika membocorkan pada orang lain. Mengingat dia hanya seorang kecil dibanding Nyonya Berlian.

1
Kanian June
Maafkan aku anak lagi sakit gak bisa di tinggal /Sob/
Choi Jaeyi: astaga, semoga cepat sembuh🥺🤲🏻
total 1 replies
Choi Jaeyi
lanjut thor, yg semangat yaaa. btw lama nih kamu nggk mampir di tempatku, sibuk kh beb😭
Choi Jaeyi
ngeri ancamannya😭
Fatma Kodja
wah Oma berlian ternyata jahat, jangan" kecelakaan yang terjadi pada Kakek Antoni dan Alice juga ulahnya Oma berlian
Kanian June
Thankyou kak /Whimper/
Kanian June
ok aku edit thankyou yaaaaa /Grin/
Kanian June
Astaga efek sambil gendong bocil lagi sakit ini ketik nya pada ngawur/Facepalm/
Kanian June
tunggu ya
Aurora79
William ini ternyata adiknya si Jhon kayanya...😁😁😁
Aurora79
Darren, bukan Darah...
Aurora79
Hampir, bukan Hamil.kak...😂😂😂
Choi Jaeyi
lanjut syangku, ttap semangat yaaa😍
Kanian June
ada udang di balik bakwan /Joyful/
Kanian June
semangat kembali /Grin/
Kanian June
biar sekali kali loh /Shhh/
Kanian June
Terimakasih support nya /Grin/
Choi Jaeyi
bisa aja kamu wkwkk
Aurora79
Semangat kak...😊🍻
Choi Jaeyi
kiw kiw, dilirik cewek nih wkwkk
Aurora79
Enggak membosankan koq, kak... Malah enak, jadi baca santai...😊🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!