Menceritakan alur kehidupan Lovely Maudly yang memiliki masa lampau suram. Adanya adegan misterius yang bersifat supernatural dalam peristiwa Lovely The Tian. Masa lampau dari Lovely Maudly inilah yang menjadi rahasia dibalik dirinya menjadi pribadi yang pendiam dan rahasia kegelapan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syifa amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alea kesurupan
"Hiks hiks aku sebenarnya sudah menyesal," kata Alea sembari menangis tersedu-sedu. Perasaan nya mulai terbuka untuk menyesali semua perbuatan kejinya pada saat peristiwa Lovely The Tian.
Reza mencoba untuk mendekati Alea agar bisa menghiburnya.
"Sudahlah Alea kamu tidak perlu sedih. Aku masih ada disini. Yeah walaupun kita ga punya hubungan cinta yang serius-" kata Reza yang obrolannya terpotong.
"Apa maksudmu hah. Kamu kan dari dulu sudah cinta mati dengan Alisa Maria itu. Nanti aku yang salah lagi salah lagi!" sontak Alea mengeluarkan emosinya dengan suara lantang.
Alea terus-terusan menangis seadanya. Seluruh orang yang menyaksikan semua itu merasa tidak tega. Pada akhirnya salah satu karyawan perempuan maju menghampiri Alea untuk memenangkan.
"Sudah Alea sabar ya. Aku tau kok kamu ingin memperbaiki diri sendiri. Intinya semangat Alea!" seru manis dari seorang karyawan perempuan itu yang tengah menjadi suporternya Alea.
Seruan manis itu yang terdengar menjadi penyejuk hati Alea membuat dirinya merasa harus berhati-hati dalam bersikap. Karena yang namanya penyesalan memang selalu datang di akhir dan setiap perbuatan itu pasti akan ada balasannya.
Jam sudah menunjukkan tengah malam yaitu jam 01.23 WIB. Mereka bertiga pada akhirnya bersama-sama mencari jalan keluar hingga perjalanan pulang di asrama pun berlangsung.
"Hey tolong dengerin perkataan ku. Jangan sekali-kali sembarangan dalam berbuat ini tadi Alea sepertinya mau kena balas dendam dari makhluk menyeramkan itu tadi ihoo," tegas Reza sembari fokus menyetir. Sebagai seorang pemimpin di perusahaannya, ia harus tegas dan menjadi teladan bagi karyawannya. Hal itulah yang membuat Reza terlihat di kenal memiliki watak yang dermawan.
Karyawannya Reza merasa kagum dengannya. Apa yang telah dikatakan oleh Reza merasa benar dan panutan.
Namun, karyawannya Reza terlihat tidak menjawab. Seolah-olah dalam hati mereka seperti memuji sikap kedermawanan yang dimiliki oleh Reza.
"Apakah kalian siap mengalami perubahan yang lebih baik?" tanya Reza kepada seluruh karyawannya yang ada di mobilnya. Ia begitu perhatian dengan siapa saja. Walau sudah kehilangan sosok wanita yang dicintainya, hal ini malah membuat Reza menjadi seorang yang makin beraura positif bagi semua orang.
Dengan penuh kegembiraan. Pada akhirnya seluruh karyawannya Reza menjawab, "Ya kami siap!"
Perjalanan menuju asrama pun telah berlalu. Mereka semua dianjurkan untuk masuk ke ruang masing-masing untuk beristirahat sejenak dan menenangkan pikiran.
"Ya lebih baik kalian masuk keruangan masing-masing untuk beristirahat. Ini sudah dini hari loh," kata Reza sembari memperhatikan jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 3 subuh.
Seluruh karyawan Reza yang terkesan penurut pun masuk ke ruang masing-masing. Sedangkan Alea terlihat hanya berdiam sembari posisi yang berdiri membawa tas travel miliknya.
Reza mengalihkan pandangannya ke Alea. Sorotan matanya terlihat tajam dalam memperhatikan kepedulian Alea.
Reza berujar kepada Alea, "Hey Alea mengapa kamu berdiam sejenak disitu. Harusnya masuk keruangan mu. Ini waktunya para karyawan ku akan beristirahat loh."
Alea tidak menjawab, ia mulai terlihat cuek dihadapan Reza.
"Dia kenapa ya kok malah cuek. Bukannya tadi berperasaan sedih," batin Reza yang terlihat bersimpati baik dengan Alea.
Tanpa berpikir panjang, Reza langsung mendekati Alea dan mencoba untuk merayunya agar Alea mau menuruti perkataannya.
Tak lama kemudian, secara terpaksa Alea harus menuruti perkataannya agar tidak terjadinya suasana keributan dalam asrama tersebut.
Alea masuk keruangan pribadinya yang ada didalam asrama. Ia mengeluarkan barang-barangnya dan menata semuanya dengan rapi.
Beberapa menit kemudian.
"Akhirnya selesai dan saatnya aku beristirahat," batin Alea.
Awal niat Alea memang ingin beristirahat, namun secara tiba-tiba ia terlihat melamun. Pikiran serta tatapan wajah Alea terlihat kosong. Hingga pada akhirnya.
"Aaaa," teriak arwah Alisa yang tidak sengaja melakukan aksi teleportasi ke dalam ruangan Alea.
"Fyuhh aku tersesat," batin Alisa yang ekspresi nya terlihat mulai sadar atas posisinya yang sekarang.
Alisa mulai melihat-lihat ke seluruh sudut ruangan Alea. Sampai akhirnya ia menyadari bahwa ada Alea yang sedang melamun. Ia mencoba untuk masuk kedalam tubuh Alea yang sudah nampak tak sadarkan diri.
Yang terjadi adalah, Alisa yang sudah masuk ditubuh Alea berteriak-teriak memanggil nama Reza.
Suara Alisa terdengar begitu kencang sampai ke telinga Reza.
"Suara apa itu. Aku harus menyelidiki sumber suara itu berasal," batin Reza yang dikejutkan dengan suara arwah Alisa.
Reza yang posisinya hanya sendiri di dalam ruangan, ia mulai nekat mencari sumber suara itu. Ia berkeliling di seluruh ruangan asrama dengan terang-terangan.
"Pak Reza ada apa Anda sedang berkeliaran disini. Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang karyawan perempuan itu dengan berniat membantu Reza.
Reza langsung menjawab, "Ah tidak usah sebaiknya kamu istirahat saja."
Walaupun diingatkan untuk tetap beristirahat, karyawan perempuan itu tetap saja malah diam-diam membuntuti Reza dari belakang.
Akhirnya Reza menemukan sumber dari suara itu. Sembari dibuntuti oleh seorang karyawan perempuan nya, selama itu Reza sebenarnya tidak menyadari sosok dibelakangnya.
Membuka pintu yang memang tidak terkunci rapat, dengan terkejut nya Reza melihat Alea yang mengalami kesurupan.
Alea saat itu terlihat beraura berbeda. Gaya bahasanya sekilas mirip Alisa, sosok istri Reza yang sudah wafat itu.
Melihat gaya bahasa yang mirip dengan istrinya, Reza mencurigai bahwa Alea akan kesurupan arwah Alisa. Ia berusaha untuk membuat Alea yang sedang kesurupan itu untuk mengobrol.
"Halo bisa dengar suaraku?" tanya Reza yang ingin membuka topik.
"Ya denganku Alisa. Aku sedang menggunakan tubuh ini untuk bertemu denganmu. Sayang apa kabar haha," sahut sosok Alea yang masih dalam fase kesurupan arwah Alisa.
Reza terkejut. Jantungnya seolah-olah berdetak kencang seperti rollercoaster.
"A-apa benar kamu Alisa yang pernah menjabat menjadi sosok istri tercinta ku satu-satunya?" tanya Reza yang firasatnya masih tidak percaya bahwa Alea masih dalam fase kesurupan dari arwah Alisa.
Arwah Alisa langsung berteriak kencang sembari menyatakan agar Reza segera menemukan keberadaan Gracia.
"Huhuhu aku sudah terlanjur cinta mati dengan Gracia. Mau tidak mau kamu sebagai seorang suamiku harus menemukan Gracia tolong!" kata arwah Alisa sembari menangis kencang.
Reza dengan rasa takutnya karena teriakan dari sosok arwah Alisa malah merinding. Ia mencoba membuka pikiran baru agar arwah Alisa bisa tenang tanpa memikirkan Gracia.
Reza pun menghela nafasnya. Ia berdiam sejenak agar mencapai solusi terbaik sesuai misinya.
"Tolong kamu jangan diam aja hiks hiks..." kata Alisa yang tidak terima dicuekin oleh Reza.
Reza langsung berekspresi sedih.
"Gracia kamu memang dikaruniai sosok ibu yang penyayang. Dia sangat cinta sampai mati kepadamu. Aku harap kamu mengerti semuanya ya," batin Reza yang diam-diam mengerti bahwa Alisa memang sudah cinta mati dengan Gracia.
Sedangkan Alisa makin tidak terima bila dirinya semakin dicuekin oleh Reza. Sampai akhirnya ia menjerit-jerit di hadapan Reza.
"Tenanglah tolong ini asrama!" kata Reza yang berusaha untuk mengendalikan jeritan Alisa yang super kencang.
Sedangkan sosok karyawan perempuan yang posisinya sudah melihat dari awal, langsung berlari ke ruangan pribadinya. Dia secara sengaja juga menyebarkan peristiwa itu terhadap karyawan lainnya.