NovelToon NovelToon
KUTUKAN MAUT PADMINI

KUTUKAN MAUT PADMINI

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Misteri / Horor / Tumbal / Iblis / Balas Dendam
Popularitas:104.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Padmini, mahasiswi kedokteran – dipaksa menikah oleh sang Bibi, di hadapan raga tak bernyawa kedua orang tuanya, dengan dalih amanah terakhir sebelum ayah dan ibunya meninggal dunia.

Banyak kejanggalan yang hinggap dihati Padmini, tapi demi menghargai orang tuanya, ia setuju menikah dengan pria berprofesi sebagai Mantri di puskesmas. Dia pun terpaksa melepaskan cintanya pergi begitu saja.

Apa yang sebenarnya terjadi?
Benarkah orang tua Padmini memberikan amanah demikian?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

06 : Lebih baik aku mati

Dua pria yang berdiri dibawah gapura selamat datang diterangi cahaya obor ditancapkan pada bambu di atas palang – melangkah maju. Senyum mereka sungguh merendahkan, tatapan mata lapar menelisik lancang tubuh tertutup kain jarik dan selendang.

Dada Padmini kembang kempis, wajahnya berkeringat dan memerah, ia mundur pelan. Tak mungkin kembali ke lapangan berjarak satu kilometer lebih, yang ada dirinya dijagal layaknya binatang.

Namun berjalan maju menembus dua pria yang dia kenal, tapi tak dekat itu bukanlah hal tepat.

Sarman, dan Rido tertawa mengejek. Dulu, mereka hanya bisa menatap penuh damba tanpa pernah berani mendekati apalagi menggoda putri sang majikan.

Dua pria tersebut temannya Bambang, dan bekerja sebagai kuli di perkebunan tebu milik juragan Pandu, ayahnya Padmini.

“Oh ... bulan purnama, terima kasih telah bersinar terang benderang sehingga aku dapat memandang puas paha mulus tak tertutup itu.” Ujung lidahnya membasahi bibir, matanya tak berkedip menatap batas jarik yang dikenakan Padmini.

Rido pun tertawa menanggapi celetukan sahabatnya. “Sinilah cantik! Ayo mendekatlah, biar bisa kita berbagi peluh bersama!”

“Dulu kami cuma bisa membayangkan serta menerka-nerka bagaimana rupa tubuh polosmu kala ingin melepaskan hasrat. Kali ini malah diberi rezeki nomplok dapat merasakan langsung setiap jengkal kulit mulus yang pastinya selembut sutra.” Sarman berlari, merentangkan kedua tangan agar Padmini tak dapat maju.

Padmini terpojok, satu-satunya jalan berlari maju agar dia bisa meminta pertolongan desa tetangga yang masih berjarak sekitar lima kilometer lagi.

“Akh! Lepaskan!” pekiknya meronta-ronta kala tangannya ditarik, dan tubuhnya dipeluk dari belakang.

Rido berhasil menangkap sang buruan. Menjatuhkannya direrumputan. Kemudian menindih tubuh menggeliat bak cacing tanah kepanasan.

“Ahh! Masih tertutup kain saja rasanya sungguh nikmat,” racaunya seraya menggesek-gesekkan bagian bawahnya ke milik Padmini. Tangannya tak tinggal diam, meremas buah dada sekal yang belum pernah dijamah siapapun.

“Badjingan! Bedebah! Cih!” Padmini meludahi wajah Rido yang hendak mencium bibirnya, sekuat tenaga yang masih tersisa ia mencoba berguling. Berhasil, menggunakan siku, dirinya merangkak menjauhi pria laknat itu!

Ha ha ha ….

Tawa menjijikan membahana. Sarman dan Rido bersamaan membuka celana panjang sekaligus dalaman. Mereka melompat-lompat seraya terkekeh.

Tungkai Padmini ditarik, sehingga wanita yang baru berhasil berdiri itu kembali terjerembab.

“Bulan purnama! Tolong kirimkan Iblis terkutuk!” jeritnya frustasi. Menghentakan kaki yang dicengkeram erat.

"Cepat lah! Sudahi bermainnya, aku sudah tak tahan lagi!” Sarman mengelus-elus pusakanya yang sudah berdiri tegak.

Rido membalik tubuh Padmini, lalu menduduki pahanya. Kain jarik ditarik, terpampang lah buah ranum dengan pucuk masih tersembunyi.

Kedua lengan Padmini ditahan oleh satu tangan Sarman yang berjongkok di belakang kepala si gadis. “Sempurna.” Air liurnya menetes membasahi kening kekasihnya Rahardi.

Tangan-tangan nakal itu meremas bukit kembar, bibir kurang ajar menciumi lembah tertutup rerimbunan.

‘Tolong! Siapapun itu, cabut saja nyawaku! Daripada aku hidup menanggung aib ini!’ Ia masih belum menyerah kendatipun anggota geraknya disandera. Memandang benci, penuh dendam.

Kala merasa sesuatu hangat, tumpul menggesek kulit pahanya, Padmini seolah mendapatkan kekuatan gaib. Tenaganya yang sekarat kembali penuh.

Kepala Sarman yang menunduk mau merasai gunung menantang, dihantam oleh kening Padmini. Otomatis cengkeraman tangannya terlepas.

Padmini menggeliat, menarik satu kakinya yang diduduki Rido.

Bugh!

Tendangannya meleset, tapi tetap menghantam perut pria yang hampir saja membobol kehormatannya.

Kala Sarman dan Rido merintih kesakitan – cepat-cepat Padmini berdiri, diraihnya kain jarik. Ia pun tertatih berjalan maju.

Tak ada jalan lain, dirinya pasti tertangkap kalau nekat mencari bantuan.

“Tak apa mati dimangsa binatang buas, maupun iblis sekalipun. Asal kehormatanku tetap terjaga!” gumamnya tersengal-sengal.

Rido dan Sarman mengejar, mereka tertawa kala Padmini kembali terpojok.

“Daripada kau bunuh diri terjun bebas ke lembah pembuangan Jin itu, lebih baik bersenang-senang dengan kami, Sayang!” bujuk Rido, dia yakin Padmini tidak berani berbuat nekat.

Kaki bergetar hebat itu mundur selangkah demi selangkah, sampai mencapai batas tepi yang dibawah sana curam dan terkenal angker – Lembah Pembuangan Jin, itulah namanya. Wilayah mengerikan tak boleh dimasuki oleh manusia.

Siapapun yang terjebak di sana, maka dapat dipastikan mati, hilang. Raganya tak pernah ditemukan lagi.

Tubuh tak tertutup apa-apa hanya berkalungkan kain jarik dan selendang, terlihat tenang walaupun kakinya masih bergetar. Tanpa ragu, Padmini menurunkan satu kakinya. “Mungkin ini jalanku agar bisa membalas kalian semua!”

“Berhenti perempuan Tolol! Mau dikasih enak kok malah milih mati sia-sia!” Sarman berusaha meraih tangan Padmini, mencegah di gadis nekat bunuh diri.

Seperti suara gemuruh lempengan bumi bergeser, tanah yang dipijak Padmini retak lalu longsor, menelan sosok yang kehilangan binar kehidupan, tersisa angkara murka.

“Mundur!” Teriak Rido.

Tanah berjarak satu meter didepan mereka amblas, dan sosok Padmini sudah lenyap. Terperosok ke dalam lembah terkenal angker.

"Dia, ada kemungkinan selamat tidak?" bisik Sarman.

"Sialan! Gagal manuk ku merasai gua si Padmini!" maki Rido dengan nada kesal luar biasa. Padahal tadi, dirinya sudah meraba, meremas bahkan mencubit area pribadi mangsanya.

"Ayo pulang saja! Daripada dinampaki wujud mengerikan." Sarman bergidik ngeri, mendongak menatap sang bulan purnama yang seperti sosok bersimpuh angkuh.

Kedua pemuda itu mengenakan kembali celana mereka, lalu cepat-cepat menaiki sepeda ontel yang disandarkan pada tiang gapura, mengayuh tergesa-gesa agar lebih cepat tiba di pemukiman penduduk.

***

"Tinggalkan saja! Biarkan dia seperti Ikan mencari genangan air. Kalau tidak ya mirip Babi mandi di kubangan lumpur! Puas sangat diriku sudah dapat membersihkan nama kampung kita!" Juned meludah diatas rerumputan. Memandang semak ditumbuhi ilalang yang bergerak-gerak lalu rubuh.

Pada tumbuhan liar berdaun tajam pada sisinya itu – sosok yang tidak jadi dilempar ke tumpukan kayu dikarenakan berhasil melarikan diri, tapi gagal menghindari nyala api yang membakar kaos singlet dan rambutnya, tengah menggelepar berusaha memadamkan api.

Kondisinya sangat memprihatinkan, luka robek pada bibir, lembam di wajah, memar sekujur tubuh, dan luka bakar – membutuhkan penanganan segera.

Namun betapa jahatnya kumpulan manusia yang mati hati nuraninya, bukan menolong malah bersorak penuh kemenangan. Mereka menganggap diri sendiri layaknya pahlawan, telah berhasil menghukum pasangan mesum. Menegakkan keadilan.

"Ayo pulang! Besok pagi kita datang lagi. Menyeret mayatnya! Semoga saja belum terpisah-pisah dikarenakan dicabik Anjing liar." Wandi menyeringai keji, mengangguk pada sang menantu yang tersenyum puas.

Berbondong-bondong para warga membubarkan diri, meninggalkan Rahardi yang merintih kesakitan teramat lirih.

Rinda tersenyum penuh arti menatap ibunya. "akhirnya ya, Mak. Berhasil juga kita menyingkirkan Benalu itu!"

"Untung kita cepat, Nak. Kalau tak, bisa jadi sekarang jadi gelandangan!" Ia rangkul pinggang putrinya, melangkah paling belakang agar obrolan mereka tidak di dengar.

Ya, Rinda hanya anak bawaan Nisda. Dia tidak memiliki hak atas harta peninggalan ayah tirinya, pak Ipul. Makanya dengan senang hati mengikuti permainan keji demi warisan berupa sebuah rumah, dua bidang tanah luas ditanami sayur mayur.

.

.

Keesokan harinya, kala langit baru saja terang, dan matahari belum muncul – belasan pemuda yang semalam menyiksa Rahardi, mendatangi tempat kejadian.

Mereka melangkah menuju tumbuhan ilalang yang rubuh, seperti bekas dilewati kawanan Babi hutan. Kala sampai di area membulat tempat dimana semalam Rahardi berguling-guling. Semua pasang mata melotot, menahan napas, kemudian memekik bersamaan!

.

.

Bersambung.

1
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
🤣🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
cerek itu kaya teko gitu ya
Secret Admire
Istri durhaka kamu Sundari, suami minta tolong lagi sakit perut disuruh ngesot... hiks ... astaghfirullah ...
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝⧗⃟ᷢʷˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
hahaha.. plot twist banget ini Thor, bukannya di serang makhluk halus, malah berak massal pestanya si sundari🤣🤣🤣🤣
Secret Admire
😄😄benar benar penuh teriakan ya Sundari, bukan teriakan pujian tapi 😄 teriakan mules, sakit perut, berebut WC, masih banyak lagi kan teriakan yang membuat pesta ramai😄
Secret Admire
😄😄😄 diluar prediksi BMKG 😄😄😄
Wanita Aries
Habislah kau sumi dikeroyok warga 🤣🤣🤣🤣 jadi mambu tele rumah yg ditinggalin
Mawar Hitam
Ki Dalamgkah yang meminta jawaban
Ayudya
asyeeeeekkkkk pesta yg meria dengan bau kotoran 🤣🤣🤣🤣🤣
imau
para warga desa tetangga kah ini yang dtg pakai Obor?
Alvin Ananda
mantap bener kak cublik pestanya
imau
wkwkwk 😂 gimana nasibnya ikan lele, mati atau kekenyangan 🤣
Alvin Ananda
waah g jadi pesta kecirit semua bau
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
Ya ampun thor, kepikir aja sih alur ini😁,pesta meriah diharapkan ,tapi bencana kotoran manusia lah yang tertuai🤣,
Bab ini di jamain readersmu mules semua ,mata berkaca kaca, gigi kering kebanyakan ngakak...
wes angel ....angel tenan nebak jalan pikiran thor Cublik ..
henhao ....joss gandos tenan.
FLA
haaa puas sekali rasanya, pesta yg amat sangat meriah bukan🤣
Reni
yeeee ada pesta ta* 😅🤣😂 astaga g nyangka cublik dapat ide dari mana kau astofirulloh 😅🤣😂😅🤣 kawinan orang kau bikin hancur , g bisa bayangin baunya huekkkkkk 🤮🤮🤮🤮🤮🤮
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝⧗⃟ᷢʷˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
duhh selalu nggak sabar aku nunggu bab selanjutnya thor
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅕🅗🅐🅝⧗⃟ᷢʷˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
lah emang penghianat tohh🤭🤭
Alvin Ananda
jadi pret prot tamunyaaa 🔥🔥🔥🔥
mamaqe
sll luar biasaaahhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!