NovelToon NovelToon
Apel : Sebuah Kecantikan Dari Kesederhanaan

Apel : Sebuah Kecantikan Dari Kesederhanaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Terlarang / Beda Usia / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: AppleRyu

Ryu dan Ringa pernah berjanji untuk menikah di masa depan. Namun, hubungan mereka terhalang karena dianggap tabu oleh orangtua Ringa?

Ryu yang selalu mencintai apel dan Ringa yang selalu mencintai apa yang dicintai Ryu.

Perjalanan kisah cinta mereka menembus ruang dan waktu, untuk menggapai keinginan mereka berdua demi mewujudkan mimpi yang pernah mereka bangun bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AppleRyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 : Pertemuan

Keesokan harinya, aku menghubungi pihak berwenang dan mengatur pertemuan. Di kantor polisi, kami duduk dengan seorang detektif yang mendengarkan cerita Inggit dengan penuh perhatian. Air mata mengalir di pipi Inggit saat dia menceritakan kembali semua yang telah terjadi, tetapi aku tahu ini adalah langkah yang penting untuk keadilan.

Detektif itu mengangguk serius. "Kami akan menyelidiki ini dengan seksama. Terima kasih telah melaporkan hal ini. Anda sangat berani, Inggit."

Setelah laporan resmi dibuat, aku merasa seolah beban besar terangkat dari bahuku. Ini adalah awal dari proses yang panjang, tetapi aku tahu bahwa kebenaran akhirnya akan terungkap.

Selama beberapa minggu berikutnya, kami terus menjalani terapi dengan dr. Gading dan berkolaborasi dengan pihak berwenang. Setiap hari adalah tantangan, tetapi Inggit menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Dia mulai lebih terbuka, berbicara tentang masa lalunya dengan lebih bebas, dan aku bisa melihat perubahan positif dalam dirinya.

Penyelidikan dimulai dengan suasana hati yang tegang dan penuh ketidakpastian. Dokter Gading menghubungi beberapa ahli yang bisa membantu kami memahami lebih dalam tentang gangguan kepribadian ambang dan trauma masa lalu Inggit. Kami juga berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk memulai penyelidikan resmi. Namun, aku tahu bahwa langkah ini akan membawa gelombang besar dalam keluargaku, terutama bagi Ringa.

Suatu sore, ketika aku sedang duduk di kebun apel, Ringa tiba-tiba muncul dan menghampiri ku dengan wajah marah, untuk pertama kalinya aku melihat Ringa terlihat Marah.

"Abang Ryu, apa yang sedang terjadi?" Suara Ringa terdengar tegang dan marah. "Mama baru saja diberitahu oleh polisi bahwa ayahku adalah tersangka dalam kasus pelecehan seksual. Ini tidak masuk akal!"

Aku mencoba menenangkan diri. "Ringa, aku tahu ini sulit, tapi kita perlu membicarakan ini dengan kepala dingin. Ada banyak hal yang belum kamu ketahui."

"Apa yang belum aku ketahui?" Ringa memotongku dengan suara keras. "Abang menuduh ayahku melakukan hal yang mengerikan tanpa bukti yang jelas. Kamu tahu betapa pentingnya ayah bagi keluargaku, bagi mama!"

Aku merasakan kemarahan dan keputusasaan dalam ekspresinya. "Ringa, ini bukan tentang menuduh tanpa bukti. Inggit telah melalui banyak hal, dan kita tidak bisa mengabaikan pengakuannya begitu saja. Kami sedang mencari bukti lebih lanjut untuk memastikan kebenaran."

"Dan selama itu, ayahku harus menghadapi penyelidikan yang mungkin menghancurkan hidupnya?" Ringa terdengar tercekik. "Bang, aku pikir kamu cinta dan perduli padaku, tapi ini… ini terlalu jauh."

Aku merasa terpojok. "Ringa, aku cinta dan perduli padamu. Aku juga peduli pada kebenaran. Dan ini bukan keputusan yang mudah bagi siapa pun."

"Peduli pada kebenaran?" Ringa tertawa sinis. "Apakah kamu benar-benar percaya bahwa ayahku bisa melakukan sesuatu yang sekejam itu? Ini benar-benar tidak adil."

Sebelum aku bisa merespons, Ringa berlari meninggalkanku dengan tangisan di wajahnya. Aku menatap dari jauh dengan rasa putus asa. Aku tahu ini hanya awal dari banyak percakapan yang sulit dengan Ringa dan keluarganya.

Hari-hari berikutnya, situasi semakin memanas. Tari, mama Ringa, datang ke rumahku dengan amarah yang tak terkendali. Dia mengetuk pintu dengan keras, dan ketika aku membukanya, dia langsung menyerbu masuk.

"Ryu, apa yang sedang kamu lakukan?" Mama Ringa memulai dengan nada tinggi. "Kamu tahu apa yang kamu lakukan kepada keluargaku dengan tuduhan ini? Kamu tahu apa yang kamu lakukan pada anakku?"

Aku berusaha tetap tenang. "Tante, tolong dengarkan aku. Ini bukan keputusan yang diambil dengan enteng. Kami berusaha menemukan kebenaran."

"Kebenaran?" Mama Ringa yang juga tanteku hampir berteriak. "Kamu menyebut ini sebagai pencarian kebenaran? Menuduh suamiku, ayah dari Ringa, tanpa bukti yang jelas? Kamu tidak tahu apa yang kamu lakukan, Ryu."

Aku merasakan beban kesedihan dan rasa bersalah menumpuk. "Tante, aku mengerti ini sulit untuk diterima. Tapi ada korban yang membutuhkan keadilan juga. Kami tidak bisa mengabaikan apa yang terjadi pada Inggit."

Mama Ringa menatapku dengan tatapan penuh kebencian. "Inggit? Siapa Inggit dalam hidupku? Kamu menghancurkan keluargaku demi orang asing!"

Aku tidak bisa berkata-kata. Kebencian dan keputusasaan di mata Mamanya Ringa begitu nyata, dan aku merasa kecil di hadapannya.

Suatu malam, aku memutuskan untuk menghubungi Ringa lagi. Aku mendapatkan nomornya dari sepupuku yang lain. Aku tidak bisa membiarkan hubungan kami hancur begitu saja tanpa mencoba memperbaikinya.

"Ringa, bisakah kita bicara?" Aku bertanya dengan harapan dalam suaraku.

"Ada apa lagi, Bang?" jawab Ringa dengan dingin. "Apakah kamu akan menambah penderitaan keluargaku lagi?"

"Tidak, Ringa. Aku hanya ingin kita bicara, untuk mencoba memahami situasi ini bersama. Aku tidak ingin kehilanganmu lagi, aku benar-benar rindu padamu," jawabku dengan jujur.

Ringa terdiam sejenak sebelum menjawab. "Baiklah, kita bisa bertemu di kafe dekat kampus mu besok sore."

Keesokan harinya, aku duduk di kafe, menunggu Ringa. Ketika dia akhirnya datang, aku bisa melihat ketegangan di wajahnya. Dia duduk di depanku dengan sikap defensif, seolah siap untuk pertarungan lain.

"Terima kasih sudah mau datang, Ringa," aku memulai dengan hati-hati.

"Jangan berterima kasih dulu. Aku di sini untuk mendengar penjelasanmu," jawab Ringa dengan tegas.

Aku menghela napas, mencoba merangkai kata-kata yang tepat. "Ringa, aku tahu ini sangat sulit bagimu dan keluargamu. Aku tahu ayahmu adalah orang yang sangat kamu cintai dan hormati. Tapi kita tidak bisa mengabaikan apa yang Inggit alami. Dia adalah korban dari sesuatu yang sangat mengerikan, dan kita harus mencari kebenaran."

"Kebenaran apa, Bang? Kamu bahkan tidak tahu apakah ini benar atau tidak," balas Ringa dengan nada putus asa. "Kamu menghancurkan keluargaku atas dasar dugaan semata."

"Aku mengerti perasaanmu, Ringa. Tapi kami tidak bisa diam saja. Kami harus melakukan sesuatu untuk memastikan kebenaran. Ini bukan tentang menghancurkan keluargamu. Ini tentang memberi keadilan bagi Inggit."

Ringa menatapku dengan mata yang penuh air mata. "Bagaimana kamu bisa begitu yakin bahwa ini benar, Bang? Bagaimana kamu bisa menuduh ayahku tanpa bukti yang jelas?"

"Aku tidak yakin, Ringa. Aku hanya tahu bahwa kita harus mencari tahu. Jika kita tidak melakukan apa-apa, kita mungkin akan mengabaikan penderitaan seorang korban. Aku tidak bisa hidup dengan itu," jawabku dengan jujur.

Ringa menghela napas panjang. "Aku tidak tahu harus berkata apa, Bang. Aku merasa dikhianati. Aku merasa seperti kamu memilih orang lain di atas keluargaku."

"Tidak, Ringa. Aku tidak memilih siapa pun. Aku hanya ingin kebenaran terungkap. Aku ingin kita bisa melihat situasi ini dengan kepala dingin dan mencari solusi yang adil," aku mencoba menjelaskan.

Ringa mengangguk pelan, matanya masih berkaca-kaca. "Aku akan mencoba. Tapi kamu harus mengerti bahwa ini sangat sulit bagiku. Aku tidak bisa begitu saja menerima bahwa ayahku mungkin telah melakukan sesuatu yang begitu mengerikan."

"Aku mengerti, Ringa. Aku tidak meminta kamu untuk menerima ini begitu saja. Aku hanya meminta kamu untuk mendukung proses ini, untuk mencari kebenaran bersama," jawabku dengan penuh harap.

Percakapan kami berakhir dengan ketegangan yang masih terasa. Namun, aku merasa bahwa setidaknya ada sedikit harapan untuk menjembatani perbedaan kami.

Hari-hari berikutnya penuh dengan penyelidikan intensif. Kami berusaha mencari bukti yang bisa mendukung pengakuan Inggit. Kami berbicara dengan mantan penghuni panti, mencoba menemukan saksi lain yang mungkin mengalami hal serupa. Prosesnya lambat dan melelahkan, tetapi setiap langkah membawa kami lebih dekat ke kebenaran.

Pada akhirnya, aku tahu bahwa apa pun yang terjadi, hidup kami tidak akan pernah sama lagi. Tetapi dengan keberanian, cinta, dan tekad yang kuat, kami akan menemukan jalan untuk menghadapi semua rintangan ini bersama.

1
ᴋɪᷡɴᷟɢ
Cerita ini kompleks, jujur unexpect banget ternyata Inggit ada hubungannya dengan bapaknya Ringa. Dunia memang sesempit itu, gue penasaran bgt sama lanjutannya, buat Author walaupun ceritanya sepi, sampai disini gue akuin ini cerita bener-bener masterpiece, gue gak nyangka dan diluar nalar banget.. bikin cliffhanger yang bagus di setiap episodenya, gila author nya diluar nalar cooook
Mitsuha
Itu kebun apelnya Abang Ryu sama Ringa, maen ngomong kita aja
Mitsuha
Novelnya bagus bangeeeet🫶🏻🫶🏻🫶🏻
流大伊佐山豊
Cepet banget, update thooor update
流大伊佐山豊
Laura idup lagi?
流大伊佐山豊
Apel
流大伊佐山豊
Gila sih, apasih lawak woy lawak.. meninggal? tiba2 bangeeeeeeeeeet
流大伊佐山豊
Hana b*b*
流大伊佐山豊
Ryu nih masih naif, apakah dia akan jadi Xu Zhu?
流大伊佐山豊
Anzaaaaaay Ryu dan Ringa ga siiii 😂😂
流大伊佐山豊
Ryu dan Hana ga sih 😂
流大伊佐山豊
Lah emang bener kata si Hana, Ryu ini bener-bener gak bisa lepas dari Ringa.. tapi Hana juga ya elah Hana Hana
流大伊佐山豊
Stress nih cewe
流大伊佐山豊
Kocak banget Hana, astagaaa
流大伊佐山豊
Niat banget si Laura
流大伊佐山豊
Laura.. Beautiful name
流大伊佐山豊
Asli keluarganya Ringa kelewatan
ona
hana redflag banget woy /Right Bah!/
ona
eh hana bjir banget /Panic/
流大伊佐山豊
Orangtuanya Ringa kolot ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!