Cinta seorang santri wati yang bernama Nadia,kepada seorang ustadz, Nadia pikir cinta nya hanya bertepuk sebelah tangan, karena awal nya Nadia hanya sebatas mengagumi ustadz tersebut, siapa sangka ternyata ustadz tersebut juga memiliki perasaan yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 03
Sore itu Nadia sedang termenung sendirian di taman belakang asrama ustadz Rifki pun datang menghampiri Nadia.
"assalamualaikum."
ustadz Rifki mengucapkan salam yang membuat lamunan Nadia buyar.
"waalaikumsalam."
"Zahra lagi apa di sini?"
"Itu ustad lagi nyantai aja, bosen di kamar terus, ustadz lagi apa di sini?"
"Saya kebetulan lewat dari sana lihat kamu melamun sendiri disini, boleh saya duduk di sini?"
tanya ustadz Rifki.
"boleh dong ustadz, masak Iyah saya larang."
"oiyh Zahra kamu tinggal di mana?"
tanya ustadz Rifki ke Nadia.
"saya asli orang Palembang ustadz, tapi orang tua saya kerja di Bogor, setelah itu di pindahin tugas ke Majalengka ini, makanya saya pindah sekolah dari Bogor ke Majalengka."
jelaskan Nadia yang hati nya tidak menentu grogi dari tadi.
"oh gitu, capek juga yah jadi kamu, harus pindah pindah sana sini."
"yah mau gimana ustadz itu sudah resiko orang tua saya."
"iyh juga sih."
"kalau ustadz sendiri sudah lama mengajar disini."
dengan memberanikan diri Nadia bertanya.
"saya. saya ini cucu pemilik pesantren Al muzair ini, setelah kakek saya meninggal kakek mewariskan pesantren ini kepada saya, tapi saya belum siap, sehingga saya memberi wewenang kepada kiayi Sopyan, yang memimpin pesantren ini sampai saya benar benar siap."
jawab ustadz Rifki.
"oh yah keren dong kalau gitu."
"keren gimana?"
"apa nya yang keren?"
"ya keren lah ustadz, jadi pemimpin loh."
"Zahra Zahra, jadi pemimpin itu gak gampang,gak semua orang bisa jadi pemimpin,jadi pemimpin itu berat."
"trus kapan dong ustadz siap jadi pemimpin."
tanya Nadia yang sudah tidak sungkan lagi.
"yah mungkin setelah saya punya istri."
jawab ustadz Rifki singkat.
"emang ustadz sudah punya calon."
"belum ada sih,kalau kamu mau boleh juga."
ucap ustad Rifki bercanda, sambil pergi meninggalkan Nadia.
"assalamualaikum."
salam ustadz Rifki dan pergi.
"waalaikumsalam, apa benar yang di bilang ustadz Rifki tadi,dia mau saya jadi istri nya."
ahhhhhhh Nadia meloncat loncat kegirangan,dari kejauhan terlihat Mia yang sedang menghampiri Nadia yang seperti orang gila.
"nad kamu gak papa?"
Mia memegang kening nadia.
"ih apaan sih, saya gak papa Mia, saya ke kamar dulu yah, mau solat istikharah."
ucap Nadia sambil berlalu pergi, solat istikharah.
"emang dia habis ngapain?"
ucap Mia kebingungan sambil menggaruk kepalanya.
Malam tiba Nadia iseng iseng membuka ponsel nya dan mencari sosial media ustadz Rifki,gak sia sia setelah beberapa jam, akhirnya sosial media ustadz Rifki ketemu.
"nah ini dia."
batin Nadia kesenangan,Tampa ragu Nadia langsung follow ustadz Rifki berharap akan di follback, sembari menunggu di follback Nadia membuka sosial ustadz Rifki dan melihat begitu banyak foto foto,tapi tidak ada satu pun foto wanita.
"ah ustadz Rifki,coba aja suatu saat foto Saya ada di sosial media ustadz, pasti saya adalah wanita yang paling beruntung di dunia ini, tp kok belum di follback yah, apa ustadz Rifki sedang sibuk? atau tidak on."
Nadia kembali resah.
"nad kamu ikut ke warung mang Ujang gak."
ajak Mia yang dari tadi sedang siap siap.
"emang mau ngapain kesana mi?"
tanya Nadia,Tampa melihat sahabatnya itu.
"ya mau makan nasi goreng lah,mau ngapain lagi."
"hmmm kayak nya gak ikut deh,soal nya lagi mager banget."
tolak Nadia.
"yang bener ni gak ikut?"
"iyh kamu pergi aja sama yang lain, kamu kunci dari luar aja,biar kamu nanti gak bangunin saya."
"ok lah kalau begitu, saya pergi dulu yah."
pamit Mia, Nadia hanya menggelengkan kepalanya saja
"sambil nunggu ustadz Rifki on, saya buat kopi kayak nya enak nih."
gerutu nadia berbicara sendiri, Nadia pun bergegas ke dapur yang memang sudah di siap kan di setiap kamar asrama, sesekali melihat handphone nya,saat sedang merebus air handphone nya bergetar, yang tak lain adalah ustadz Rifki mem follback nya, dengan gembira nya Nadia berlari kekamar dan rebahan di kasur, Nadia lupa kalau sedang merebus air.
"aduh saya DM gak yah, tapi jangan deh, kan kelihatan sekali gatel nya, tapi kalau gak di DM, penasaran."
saat sedang tersenyum senyum tiba tiba asap datang dari dapur, karna Nadia lupa mematikan kompor, api pun dengan cepat merembet di dapur, Nadia yang sadar langsung panik, dan menjerit histeris meminta tolong.
"toloooooooonggg toloooonggg."
teriak nadia sambil sesekali terbatuk, sementara pintu depan di kunci dari luar oleh Mia, orang orang semua yang ada di pesantren keluar dan berusaha mematikan api dengan alat seadanya.
"aduh gimana ini ustadz apa di dalam ada santri wati nya?"
tanya umi Nilam ke ustadz abu.
"saya juga gak tau umi."
semua orang cemas,
"Santi ini asrama Mia dan Nadia, apa mereka ada didalam?"
"seperti nya tidak umi,tadi saya melihat Mia sedang keluar, biasanya kalau Mia keluar Nadia juga keluar umi."
jawab Sinta.
"Alhamdulillah kalau begitu, ayo anak anak siram yang lebih banyak lagi."
sementara di dalam Nadia sudah kehabisan oksigen dan pingsan, Mia berlari menuju kebakaran setelah tau kalau asramanya terbakar.
"umi Nadia ada di dalam umi."
teriak Mia menangis sejadi jadinya.
"astaghfirullah Nadia."
teriak umi Nilam panik, dari kejauhan terlihat ustadz Rifki menghampiri kebakaran itu hanya dengan mengunakan handuk basah.
"ustadz hati hati teriak ustadz abu."
ustadz Rifki mendobrak pintu depan, dan berteriak, "Zahra Zahra.
Namum tidak ada suara yang keluar, ustadz Rifki pergi menuju kamar dan panik ketika melihat Nadia sedang pingsan.
"Zahra ayo bangun."
ustadz Rifki berusaha membangun kan nadia, tapi Nadia tidak bangun juga, dengan terpaksa ustadz Rifki mengendong Nadia keluar dari dalam kamar, dari kobaran api terlihat ustadz Rifki menggendong Nadia, semua yang melihat nya berucap sukur, ustadz Rifki langsung membawa Nadia ke uks pesantren,dan langsung di tangani dokter, sementara itu api pun berhasil di padam kan.
" ustadz gimana keadaan Nadia' tanya Mia cemas," saya juga belum tahu, dokter nya belum keluar" jawab ustadz Rifki' " Mia kamu yang tenang yah,kamu berdoa semoga Nadia tidak kenapa kenapa" umi Nilam memeluk Mia yang lagi bersedih" ini semua salah saya umi,coba aja saya gak mengunci pintu dari luar,Nadia pasti bisa keluar saat terjadi kebakaran itu" Mia menangis sejadi jadinya di pelukan umi Nilam" udah udah' tidak berapa lama dokter keluar" gimana dok keadaan Nadia'tanya umi Nilam" Nadia kekurangan oksigen jadi untuk sementara waktu harus menggunakan oksigen dulu, jawab dokter menjelaskan,kalau begitu biar kan Nadia istirahat dulu besok pagi baru boleh di lihat yah,kalau mau menjaga boleh dari luar aja,ucap dokter" baik dok makasih yah,ucap umi Nilam" Mia kamu istirahat aja di kamar umi malam ini yah,sampai asrama kamu di perbaiki," saya mau jaga Nadia umi" " kamu harus istirahat besok kamu harus belajar lagi" bujuk umi Nilam" iyh Mia biar kan saya saja yang di sini menjaga Zahra,kamu tenang aja kalau ada apa apa saya akan kabari kamu" ucap ustad Rifki' Mia pun akhirnya menurut dan pergi bersama umi Nilam" kita pergi dulu yah ustadz jangan lupa kalau ada apa apa segera kabari kami' jawab umi Nilam" baik umi