Aura tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selama ini dia cintai dalam diam. Namun sayangnya pernikahan itu hanya dianggap sebagai ajang pembalasan dendam oleh Arga lelaki yang terpaksa menjadikan Aura sebagai pengantin pengganti, karena kepergian Sheila calon istrinya sekaligus sahabat Aura yang memilih pergi bersama cinta pertamanya dan meninggalkan Arga tepat dihari pernikahannya, sehingga Arga terpaksa memilih Aura untuk menggantikannya.
Penasaran dengan ceritanya langsung aja kita baca ...
Yuk ramaikan....
Update setiap hari...
Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gift ,vote and komen ya...
Buat yang sudah baca , lanjut terus. Jangan nunggu tamat dulu baru lanjut, dan buat yang belum ayo buruan merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....
Selamat membaca ....
Semoga kalian suka dengan cerita nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Hanya Radit yang menjadi saksi atas kesedihan Reza karena lelaki itu masih berdiri tepat di depan ruang kerja nya dan ruang kerja Aura. Karena tak ingin ikut campur dengan urusan pribadi mereka, Radit pun hanya memperhatikan dari tempat duduk nya sambil berjaga-jaga jika tiba-tiba Arga muncul dan terpancing emosi.
"Satu hal lagi, Aura!"
Reza pun sudah memutuskan untuk jujur bukan hanya pada diri nya tapi juga pada Aura yang selama ini selalu ia sebut nama nya dalam setiap do'a.
"Aku akui, aku memang pengecut karena selama ini tidak berani mengakui perasaan ku kepada mu . Aku hanya berani mendekatimu sebagai seorang teman tanpa kamu tahu bahwa aku telah memendam rasa yang lain."
" Kak Arga benar . Aku mencintai mu dan aku selalu berharap untuk memiliki mu. "
"Aku tidak berani menyatakan perasaan ku ini kepada mu karena aku merasa tidak pantas dan jauh dari kata baik untuk bisa menjadi pasangan mu."
"Selama ini aku menahan dan menyimpan rasa cinta ku ini karena ingin memperbaiki diri ku lebih dulu . Aku ingin memantaskan diri ku sebelum aku berani meminang mu untuk menjadi istri ku."
"Sekarang, aku sudah memenuhi janji ku pada diri ku sendiri."
"Aku berani menyatakan rasa ku Ini kepada mu. Meski pun aku sudah tahu jawaban nya lebih dulu."
Sakit . Itu lah yang di rasa kan Reza saat ini , sekian lama memendam rasa namun saat dia berani mengungkapkan nya, semua itu sudah terlambat dan sia-sia. Hanya ada kelegaan di hati nya karena sudah tidak lagi menyembunyikan perasaan nya itu, meski selebih nya harus berserah diri pada takdir yang tak berpihak kepada nya.
Begitu dalam nya makna rasa dalam setiap kata yang di ucap kan Reza, membuat Aura pun terharu dan merasa bersalah . Bukan karena dia sudah menikah dengan Arga tapi karena dia tidak memiliki rasa yang sama dengan Reza.
.
Di cintai oleh orang yang baik dan tulus adalah kebahagiaan yang sebuah kebanggaan tersendiri. Namun terasa menyakitkan juga bila kita tidak bisa mencintai nya juga. Rasa nya ingin marah pada diri sendiri mengapa rasa itu tidak tumbuh untuk diri nya. Mengapa harus membuat dia kecewa dan patah hati . Mengapa harus kita yang membuat cinta nya bertepuk sebelah tangan.
Walau pun Aura juga merasa kan hal yang sama karena mencintai Arga sebagai seorang wanita, dia lebih peka dan mudah tersentuh . Wajar jika saat mendengar pengakuan Reza dia merasa bersalah karena sudah menyakiti hati lelaki itu.
"Terima kasih karena sudah bersedia mendengar kan pengakuan ku ini aura!"
"Sekali lagi maaf kan aku jika aku mengganggu waktu mu hanya untuk mendengar kan ocehan ku yang tidak penting ini."
Tanpa suara, Reza pun menertawakan diri nya sendiri yang sudah kalah dan hanya bisa pasrah. Bukan dia tidak ingin berjuang demi Aura . Akan tetapi perjuangan nya sudah selesai dengan jawaban yang sudah di saksikan nya sendiri di depan mata . Wanita itu sudah menjadi milik Arga.
Reza pun menatap kepergian Aura yang masih tetap di cintai nya dan akan selalu menjadi cinta terbaik dalam diri dan hati nya. Entah apa kah dia bisa melupa kan Aura dan membuka hati untuk memulai kisah yang baru bersama wanita lain atau tidak.
Untuk saat ini mungkin memang dia masih ingin menikmati kesendirian nya. Mengenang masa-masa indah perkenalan dan kebersamaan nya dengan Aura selama ini walau hanya sebatas teman yang di cintai nya dalam diam.
.
Arga pun keluar dan Aura pun masuk dan mengingat kan diri nya akan agenda pertemuan selepas istirahat nanti . Meski pun hati nya bergemuruh hebat karena luapan amarah yang tak bisa di lampiaskan, dia menahan diri agar tidak mempengaruhi penampilan nya menjelang pertemuan penting yang harus di utama kan lebih dulu.
"Tetap di sini sampai aku kembali ."
Arga pun meminta Aura untuk menunggu di ruang kerja nya, sementara dia langsung keluar tanpa mengatakan akan kemana dan melakukan apa . Aura tidak tahu, jika sebenar nya, Arga sudah tahu dan melihat apa yang terjadi di depan ruang kerja nya tadi.
Di luar, tepat nya di ruang tunggu yang di sedia kan di depan ruang pertemuan . Reza yang sudah duduk di sana dan menyambut kedatangan kakak nya . Dia tidak jadi berdiri karena Arga pun segera duduk dan malas berbasa-basi.
Tatapan tajam itu di rasa kan oleh Reza. namun, dia enggan untuk membalas nya . Lelaki yang mata nya masih terlihat merah itu tersenyum lalu menyampaikan tujuan nya ingin menemui Arga saat ini.
"Nanti sore aku akan berangkat."
Tidak ada tanggapan apa pun dari Arga. Arga pun sudah mengalih kan pandangan nya dan melihat ke arah lain. Dia mendengar kan tapi enggan untuk menanggapi.
"Mungkin apa yang akan ku sampai kan ini tidak penting bagi mu , tapi sangat penting bagi ku karena berkaitan erat dengan seseorang yang selama ini sedang aku perjuangkan . Namun tiba-tiba sudah menjadi milik mu dalam sekejap."
"Kamu pasti sudah tahu jika tadi aku berbicara dengan Aura." Reza pun bersikap ksatria dan mengakui nya dengan terbuka di hadapan Arga.
"Terima kasih karena kamu tidak terpancing emosi, kalau aku tahu pasti kamu akan marah dan tidak suka dengan apa yang aku lakukan."
Arga pun berusaha tetap tenang dengan wajah nya yang datar tanpa ekspresi meski wajah nya semakin merah padam dalam diam yang di paksa kan . Dia sedang malas membuang tenaga untuk berdebat dan membahas hal yang menurut nya sudah jelas dan pasti.
"Aku hanya ingin melegakan hati dengan pengakuan ku, karena tidak ada maksud lain selain itu . Aku hanya ingin menunjuk kan pada mu bahwa aku bukan pengecut yang tidak berani berterus terang tentang perasaan ku pada Aura."
"Aku tidak tahu dari mana kamu mengetahui nya padahal selama ini aku sudah berusaha serapat mungkin menyembunyikan perasaan ku itu." Reza pun tersenyum getir mengingat jika ternyata kakak nya sudah melihat gelagat nya yang memendam rasa pada Aura.
"Jangan khawatir, kak! aku tidak akan bertindak nekat dengan merebut Aura dari mu. Dia sudah menjadi istri mu dan milik mu untuk selama nya!"
Reza pun menekan kan kata terakhir yang di ucap kan nya demi memastikan bahwa Arga tidak akan pernah membuang dan mencampak kan Aura suatu hari nanti.
"Kamu adalah lelaki yang paling beruntung karena bisa memiliki Aura . Dia adalah wanita yang baik , tulus dan berbudi pekerti baik." tanpa ragu Reza pun memuji istri kakak nya itu dengan sirat kekaguman yang tak bisa di sembunyikan lagi.
"Mungkin kamu tidak mencintai nya atau bahkan membenci nya untuk saat ini . Satu hal yang ingin ku kata kan kepada mu sebagai pengingat dan anggap saja sebagai peringatan juga ."
Reza pun semakin berani menyampaikan apa yang sudah di pikir kan nya matang-matang sebelum dia mengatakan nya pada Arga. Dia tidak ingin menyesali nya nanti, jika tidak berani membela dan melindungi wanita yang bagi nya sangat berarti.
****************