NovelToon NovelToon
Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Terlahir Kembali Untuk Menjadi Pengusaha

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Mengubah Takdir / Keluarga / Menjadi Pengusaha
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: FlowerNing

Uang, Rumah, Mobil, tiga benda itu tidak pernah dimiliki oleh Gaffi. Besar di jalanan tanpa perlindungan dan pengasuhan orang tua, Gaffi yang ditinggalkan di jalanan harus bertahan hidup dengan cara mengemis.

Melihat kehidupan orang-orang beruntung yang lewat, Gaffi duduk di pinggir trotoar. Suaranya pelan, mengiba agar ada yang memberinya uang recehan untuk makan hari ini.

Jika takdir hidupku begitu buruk..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FlowerNing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pak Imam

"Sama!!" Gaffi berkata begitu karena dia tidak ingat apapun!

Pertama dan terakhir kali dirinya tahu tentang rumah di kota adalah hari ketika dirinya dan Bayu meninggalkan wanita tua yang disebut nenek. Diam-diam menyentuh ujung hidung karena berbohong, Gaffi melepas pelukannya. Melihat lampu yang terang, lumayan lah.

Cahaya lampu minyak tidak begitu terang dan terkadang akan ada bayangan yang membuat mata sakit. Dengan lampu listrik, semua ruangan nampak terang.

Pada malam hari, warga yang pulang dari masjid menunjuk pada rumah Bayu yang teras rumahnya mempunyai lampu. Kepala desa yang dari dulu terus membujuk warga desa mau berganti dari lampu minyak dengan lampu listrik mulai melakukan kuliahnya.

"Nah lihat. Lampu listrik tidak berbahaya. Malahan sangat aman dan tidak mudah terjadi kebakaran."

Pasangan si Mbah, Mbah Abu mendengus. "Lah diberita radio bilang ada konslet listrik. Hangus dua rumah karena terbakar."

Pak Yanto pantang menyerah. "Itukan karena ulah manusia yang lalai. Listrik curian itu berbahaya. Kabel listrik tidak boleh asal pasang juga!"

Mbah Abu keras kepala. Pulang dengan langkah kesal, mengabaikan anak dan cucunya yang berusaha menyusul.

Sisa warga yang tertinggal penasaran tentang listrik dan lampu. Pak Yanto sebagai kepala desa harus maju untuk memberi jalan.

Bayu yang mendengar suara panggilan di depan rumahnya membuka pintu. Pak Yanto dengan beberapa bapak-bapak yang lumayan banyak tengah berkumpul di depan pintu pagarnya. Buru-buru membuka pagar, Bayu mempersilakan semua orang masuk ke halaman rumah.

Gaffi yang tahu banyak tamu yang datang menyeret tikar anyaman untuk di gelar di atas lantai teras. Semua orang yang berkumpul terus melihat lampu di atas kepala mereka, takjub pada bohlam kecil yang bisa menerangi seluruh teras rumah sampai depan pagar rumah.

"Mahal yo pasang listrik mas Bayu?" Pak Imam, bapak bertubuh gemuk menjadi orang yang pertama kali membuka ruang obrolan.

"Tidak kok pak. Kemarin waktu saya datang ke kantornya, ternyata ada diskon untuk seribu orang pertama yang mengajukan penggunaan listrik di kabupaten kita."

"Bayar berapa mas?"

Bayu mengisyaratkan jari sebagai nominal yang dia habiskan tidak termasuk jasa pemasangan tombol lampu dan stop kontak. "Ini harga pasang kabel dan meteran listrik. Pembayaran nya tiap tanggal 1."

Pak Yanto menepuk paha. "Betulkan apa yang saya bilang. Pakai listriknya baru bayar. Jadi tidak perlu takut tertipu."

Pak Imam yang pernah menolak tawaran pemasangan listrik di rumahnya menjadi malu. Alasan dia menolak karena tidak percaya ada yang namanya pakai dulu baru bayar.

Bayu yang tahu mengapa orang-orang di desa datang, menyuguhkan kopi untuk di minum. "Penggunaan listrik juga dapat melindungi sumber daya alam dan juga lingkungan."

Mbah Abu yang merokok meludah karena tidak senang. "Ratusan tahun nenek moyang kita pakai api untuk penerangan, tidak ada tuh yang gembar-gembor lindungi apa yang kamu bilang. Berarti kan sebenarnya tidak ada pengerusakan!"

Gaffi yang duduk di pangkuan Bayu melihat ke arah kakek berjenggot putih panjang dengan kesal. Dilihat dari caranya duduk dan meludah, jelas sekali kakek ini bukan orang yang baik!

Pak Yanto batuk untuk mengalihkan. Melotot pada Mbah Abu agar tidak melanjutkan. Mbah Abu tersinggung kemudian pergi setelah menghabiskan seluruh kopi di gelasnya dalam sekali teguk. "Sudahlah, saya mau pulang saja!"

"Pergi juga itu aki-aki. Dari sebelum berangkat ke masjid sampai barusan kerjaannya suka ngomong yang buat tidak enak hati! Syukur dikasih umur panjang untuk taubat, tapi masih tidak bisa di rem juga itu mulutnya."

Pak Yanto membuat gerakan agar orang tersebut tidak berkata lebih lanjut. "Hush, biarin saja toh. Namanya juga sudah tua, pikirannya masih berpatokan pada masa-masa mudanya."

"Sudah tidak usah dibahas." Pak Imam tersenyum malu ke arah Bayu. "Beneran aman kan ya Mas pakai listrik?"

"Kalau tidak bagus dan aman, kenapa pemerintah sudah melakukan pembangunan gedung-gedung besar yang lampunya pakai listrik pak?" Bayu balik bertanya.

Pak Imam menepuk kening sedangkan pak Yanto merenung. Seharusnya saat penyuluhan PLN dirinya juga menggunakan logika yang sama seperti yang diutarakan oleh Bayu.

***

Menutup dan mengunci pagar, Bayu akhirnya bisa santai. Bapak-bapak yang datang, selain bertanya tentang listrik juga mengajak dan membicarakan gosip orang-orang di kampung. Bayu yang tidak tahu harus berbuat apa memeluk Gaffi yang sudah ketiduran. Untunglah ada pak Yanto yang segera mengajak pulang.

Gaffi yang sebenarnya belum tidur pulas berbalik tidur menyamping. Orang-orang yang tinggal di desa mau itu wanita atau pria, semua sepertinya suka bergosip tentang tetangga mereka. Memikirkan ekspresi wajah Bayu, kemungkinan ayahnya tahu kalau dia pernah jadi bahan omongan pada masa awal kepindahan ke desa.

Pagi harinya, pak Imam yang sudah membuat janji dengan Bayu untuk mengantar ke kantor PLN sudah membawa berkas lengkap untuk pendaftaran dan uang administrasi. Semalam Imam berserta istri dan lima anaknya berkumpul untuk membahas pemasangan listrik di rumah. Istrinya tidak terlalu menolak sedangkan anak-anaknya yang sudah bersekolah setuju dengan kompak.

"Benar yang kamu bilang Bayu. Anak-anak saya pada senang setelah tahu saya mau urus pemasangan listrik di rumah."

Bayu mengangguk sebagai tanggapan. Pak Imam ini tipe orang yang senang bicara, jadi mendengarkan saja tanpa balik bicara tidak akan menyinggung siapapun. Gaffi yang juga ikut tidak mau di gendong. Jalan kaki, sesekali sepatunya menginjak genangan air. Subuh tadi sempat hujan gerimis. Walau sebentar, hawa dinginnya masih terasa hingga sekarang.

"Sleting jaketnya jangan dilepas. Masih dingin nanti kamu flu." Gaffi yang tangannya gatal ingin membuka bagian depan jaket segera mengurungkan niatnya.

"Umur Bayu tahun ini berapa?" Pak Imam akhirnya sadar kalau selama perjalanan Bayu tidak bicara sama sekali dan hanya menanggapi omongannya.

"Hampir 30 pak"

"Yang bener? Lah sama kayak keponakan saya juga. Tapi belum menikah. Fokus kerja dulu katanya."

"Ohw iya pak."

Pak Imam sudah lupa niatnya dan kembali ngobrol sendiri. "Saya heran sama dia itu. Padahal gantengnya sama kayak kamu, tinggi kekar juga tapi disuruh nikah katanya nanti saja."

"Umur udah 30 tahun ini, waktu ditanya siapa calonnya masih bilang belum ada. Kakak perempuan saya sampai stress mikirin anak bungsunya itu yang tidak ada niatan nikah juga padahal Mas sama mbak nya sudah pada punya anak. Entah apalagi yang di tunggu."

Gaffi membatin. Mungkin keponakan yang dikatakan oleh Pak Imam tidak suka wanita. Era ini tidak mirip dimasa depan, tidak dapat mempunyai hubungan di luar norma agama. Wajar jika tidak mau menikah daripada melibatkan anak gadis orang yang tidak bersalah.

1
nur laela
Luar biasa
FlowerNing: Terimakasih
total 1 replies
... Silent Readers
⭐⭐⭐⭐⭐
FlowerNing: terimakasih
total 1 replies
deria
👍👍👍👍👍 lanjutkan thor ..
deria
yo gaffi suka yang polos🤭🤭🤭 yang meriah banyak gambar terlalu menyakitkan mata kalo liatnya🤣🤣🤣
deria
lanjutkan thor . apalagi latar ceritanya tahun 85👍👍👍👍
deria: oke thor
FlowerNing: sudah di up ya satu bab baru. dibaca yawww
total 2 replies
deria
weleh sibuk ya thor ampek belum up juga
FlowerNing: Sibuk kerja hiks
total 1 replies
deria
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 memanfaatkan anak tapi boleh juga asal jangan sering2😂😂😂😂
FlowerNing: gak sering-sering kok
total 1 replies
Salsabila Arman
lanjut
Andira Rahmawati
lanjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!