Demi mempertahankan kedai roti peninggalan sang ibu, Alexa harus berurusan dengan rumit serta kakunya pria dingin yang menjebak nya dalam sebuah ikatan pertunangan.
Pria yang selalu tampil jutek itu justru perlahan menaruh perasaan karena sifat Alexa yang konyol,ceria, namun juga bijaksana, beberapa trauma masa lalu yang dialami oleh Lucifer justru membuat pria itu semakin tak ingin kehilangan Alexa, sang kekasih palsu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Bertangan Emas!
Cuaca yang cukup terik di kota Lanchelot beberapa hari terakhir membuat penghuni mansion di tempat Madam Levin memilih untuk menghabiskan waktu siang hari di taman yang kini semakin nampak terawat karena kehadiran Alexa.
Beberapa tanaman rambat seperti anggur hijau juga mampu di tata sedemikian rupa oleh Alexa hingga terlihat cukup rapi nan indah.
"Alexa memang sangat terampil, entah kenapa apapun yang ia tangani selalu berakhir dengan mengesankan di mata ini!" Nyonya Brigitta berseloroh saat Roselin tampak menuangkan teh untuk dirinya juga Lucifer.
"Kau benar ibu! Alexa sungguh telaten dalam hal apapun! aaahh! sayang kita tak lagi bisa berharap apapun padanya!" Madam Levin berucap lemah sembari meletakkan cangkir teh di meja.
Raut wajah sang ibu yang kembali terlihat sendu seketika membuat Lucifer mengalihkan pandangan sebelum akhirnya tertuju pada Alexa.
Gadis itu?? aku hanya bermain-main saat mengucapkan ingin menikahinya! kenapa mom juga grandma jadi berharap yang bukan-bukan?
Dering nada dari ponsel yang berada di dalam saku kantong Alexa tampak membuat para penikmat teh di meja taman siang itu turut beralih atensi.
Alana?? ada apa dia menghubungiku? tidak biasanya -,
Alexa yang semula sibuk menyiangi rumput pada pot bunga dengan ukuran yang cukup besar seketika menghentikan aktivitasnya, ia melepas sarung tangan sebelum akhirnya menjawab panggilan.
'Kak Lexa! apa kau bisa pulang ke rumah? ayah mengalami cedera saat berada di kedai roti kak! lengan ayah melepuh karena insiden di dekat pemanggang besar yang berada di tengah ruangan.'
"A-apa??? apa kau sudah membawa ayah ke rumah sakit, Alana??" Lexa berucap panik sembari mengacak rambut tanpa ia sadari.
'Sudah kak! ibu juga diriku jadi tak bisa ikut terjun dalam mengurus Blomshoore Bakery's, padahal akhir-akhir ini jumlah pesanan di toko kita terus meningkat, jadi aku terpaksa menghubungi mu, apa kau bisa pulang untuk beberapa hari?'
"B-baiklah! aku akan meminta izin pada Tuan Lucifer supaya bisa pulang ke rumah untuk membantu kalian."
Sambungan terputus,
Lexa kembali kebingungan karena ucapannya sendiri,
Apa mungkin Tuan Lucifer akan mengizinkan jika diriku meminta untuk kembali ke rumah? kita coba saja Alexa!! semoga pria brengsek itu bisa memberikan sedikit kelonggaran,
Lexa berdiri mematung sembari mengetuk-ngetuk kan ponsel perlahan pada area hidung.
"Kita coba saja Alexa!" gadis itu melangkah dengan kepala tegak menuju kursi taman yang kini dihuni oleh para majikan.
"Ada apa denganmu?? kenapa menampilkan raut wajah memelas seperti itu?" Roselin berucap ketus saat Alexa menghampiri Lucifer.
"Tuan Lucifer! bisakah saya meminta izin untuk kembali ke rumah sore ini?"
"Apa maksudmu? kenapa tiba-tiba ingin kembali ke rumah?"
Berbeda dengan Roselin yang justru menampilkan ekspresi wajah berbinar, alis Lucifer justru menukik tajam saat mendapati perkataan Alexa.
"Ayah saya! dia mengalami cedera saat bekerja di kedai! saya-, saya ingin memastikan bahwa ayah saya baik-baik saja, Tuan!" Lexa berucap lirih sembari menunduk.
"Kenapa masih mempedulikan orang-orang yang tak seharusnya mendapat perhatian darimu? bukankah hubungan mu tak begitu baik dengannya? jangan berpura-pura menjadi seorang malaikat Alexa!"
"Walau dia tak begitu memperhatikan perasaan saya! tetap saja, dia ayah saya, Tuan!"
Lucifer kembali nampak hening, ia membuang nafas perlahan sembari memperhatikan Lexa yang tertunduk di hadapannya.
Meskipun keras kepala! dia tetap menghargai dan menghormati ayahnya? gadis ini -,
****
Seorang informan tampak berdiri tegak dihadapan Cezard dengan beberapa file yang ia sodorkan.
"Baiklah! kalian bisa pergi!"
Cezard menyunggingkan senyum, ia menggerakkan telapak tangan sebagai isyarat pada sang anak buah untuk meninggalkan ruangan.
"Alexandria Valeria! aku harus bisa merebut hatimu, sweetie! hanya kau yang mampu mencuri serta membangkitkan rasa bahagia yang telah terkubur selama bertahun-tahun dalam diri ini! aku tak peduli jika harus bersaing dengan siapapun! aku yakin! aku mampu mendapatkan mu!" Cezard menaikkan satu alis sembari memainkan bolpoin dalam genggaman jemari tangan.
Haruskah aku mengunjungi Blomshoore Bakery's sekarang?
Cezard berbicara dalam hati sembari menyibak lengan kemeja hitam yang ia kenakan, memeriksa detik jam pada arloji yang membelenggu pergelangan tangan, ia akhirnya beranjak meninggalkan ruangan dengan wajah berbinar.
🧑💼"Maaf Tuan Cezard -, beberapa barang yang kita kirim kemungkinan mengalami delay karena adanya pemeriksaan yang cukup ketat dari pihak perbatasan Lanchelot.
"Tak apa kalian cukup awasi dan laporkan saja perkembangan informasi nya padaku! diriku yang akan langsung turun tangan nanti jika dalam waktu sepekan barang tidak juga terkirim."
Sang anak buah pun tertunduk dengan raut wajah ketakutan,
"Kalian tenang saja! jangan terlalu kaku seperti ini!" Cezard menyunggingkan senyum sembari menepuk pundak bawahan nya sebelum akhirnya melanjutkan langkah.
🧒"Ada apa dengan boss?? waaah, tidak biasanya dia bersikap seperti ini! bulu kuduk ku justru semakin berdiri jika dia bersikap seperti ini!"
🧑💼"Kau benar! dia hampir tak pernah berbicara sembari menatap kita bukan? dan suaranya! apa benar Tuan Cezard bisa merendahkan nada bicara? tapi sejak kapan?"
🧒"Entahlah aku harus segera menanyakan keadaan keluarga ku sekarang! jangan-jangan dia telah menyandera saudara ku!"
