NovelToon NovelToon
Kesucian Untuk Tuan Adnan

Kesucian Untuk Tuan Adnan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Wanita Biasa

Kisah cinta seorang wanita malam dan seorang Aparatur negara, Kisah cinta yang di awali dengan ketegangan berbuah manis karna seorang Aparatur negara berhasil menyelamatkan kehormatan sang wanita malam meskipun itu tidak berjalan dengan mudah. Banyak masalah yang mereka lalui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5. Ambisi.

Adnan baru sampai di kediamannya, rumah yang Adnan harap bisa memberikan ketenangan di sela-sela lelahnya ternyata kini malah membuat Adnan tambah lelah. Kala melihat Ibunya sedang menangis, walaupun Adnan sudah mengetahui jika Ibunya sedang menangis. Tapi Ibu nya tetap saja menutup-nutupi itu semua.

"Cepat jelaskan Bu, Ibu kenapa menangis ?" Adnan merasa lelah dengan kehidupan rumah tangga Ibunya.

"Ibu tidak menangis, hanya saja Ibu baru bangun dari tidur ! " Kilah Ibu Hasna berusaha untuk tersenyum walaupun wajahnya terasa kaku.

Adnan menarik tangan Ibunya. " Buka, apa yang Ibu genggam ? "

Ibu Hasna mengalihkan pembicaraan, "Ibu tolong, jelaskan Ibu kenapa menangis ? Apa yang Ibu sembunyikan. "

"Sudah lah Nak, biarkan ini menjadi urusan Ibu ! Kamu sudah cukup sibuk dengan tugas kamu, ibu baik-baik saja. " Ujar Ibu Hasna.

Adnan mengelus kasar wajahnya seraya membalikkan badannya, " Ibu, sudah aku bilang. Pak Haris bukanlah laki-laki baik ! "

"Stttttt ... Jangan keras-keras Nak ! " Cegah Ibu Hasna tidak mau terjadi keributan.

"Berikan itu pada ku Bu, berikan anting itu pada Ku Bu ! " Pinta keras Adnan yang sudah menduga itu adalah anting wanita simpanan ayah tirinya.

"Jangan perbesar masalah ini Nak, Ibu mohon ! " Pinta Ibu Hasna memegang dada Kiri Laksda Adnan.

"Bu aku ini abdi negara, aku ini di tugaskan untuk menjaga siapapun yang merasa terancam oleh situasi apapun. Jadi untuk apa semua ini, untuk apa pangkat ini ? jika aku tidak bisa menjaga Ibuku sendiri ! Ingat Bu, Ibu akan baik-baik saja tanpa laki-laki itu. " Ucap Adnan kesal dengan nada bicara sedikit di tekan.

"Apa sebenarnya yang ibu khawatirkan Bu ? " Dengan bicara lembut namun penuh tenaga Adnan perlihatkan kekhawatiran pada Ibunya.

"Jangan buat keributan, Ibu Mohon Nak ! Lihat lah Ibu, ibu akan merasa bersalah jika kamu dan Ayah kamu sampai bertengkar. "

Adnan berkaca pinggang, namun ia tak habis pikir dengan pola pikir Ibunya itu.

"Ok ... Baik lah, Adnan akan melakukannya. Tapi jika Adnan lihat Suami Ibu itu bermain di belakang Ibu dan Adnan melihatnya jangan pinta Adnan untuk tidak menghajarnya. " Jelas Adnan langsung pergi ke kamarnya tanpa mau mendengarkan ucapan memohon lagi dari Ibunya.

Sesampainya di dalam kamar, Adnan menjatuhkan keras tubuhnya di atas tempat tidur yang berukuran King Size itu.

"Ko, malam ini tolong temani saya ke tempat yang kamu maksud sekumpulan wanita penggoda itu. " Ucap Adnan menelpon Eko saat dirinya masih terlentang di atas tempat tidur miliknya.

"Hah .. Apa ? " Tanya Eko yang takut salah dengar apa yang di ucapkan oleh Komandannya itu.

"Sudahlah, apa yang kamu dengar itu benar ! Saya yakin telinga kamu itu masih berfungsi dengan baik. " Jawab ketus dan keras Adnan pada Eko.

"Ok, " Jawab Eko menahan rasa ingin tertawanya.

"Jam 7 malam saya tunggu kamu di rumah, kita berangkat setelah itu. " Ujar Adnan.

Eko berkilah, " Jam 7 mereka belum pada keluar Dan, di jam 7 baru cabe-cabean'nya saja yang keluar ! "

"Apa ? Cabe-cabean ? " Tanya Adnan mengerutkan dahinya tak mengerti istilah cabe-cabean.

"Hahahaha ... Iya cabe-cabean Dan, kecil tapi menggigit ! " Jelas Eko.

"Ngaco kamu, cepat ke rumah ! Saya tunggu. " Ujar Adnan menutup sambungan telpon itu.

Eko masih melihat layar ponselnya, " Kita lihat cowo tegas dan tangguh ini saat melihat dunia malam, Hahahaha. "

Eko pun segera bersiap dengan semangat, saat komandannya mengajaknya pergi.

"Kali ini Pak Komandan mengajak ku ke tempat hiburan bukan ketempat pertarungan. Hahahaha. " Celoteh Eko.

Laksda Adnan pun bersiap, dengan memakai kaos polos warna putih dan kemeja berwarna navy yang senanda dengan celananya membuatnya tak bisa menutupi ke tampan nya. Di padu padankan dengan sepatu santai warna putih senanda dengan topi yang ia kenakan.

Beberapa waktu pun berlalu, Laksda Adnan sudah menunggu dengan santainya di kursi depan rumahnya. Dan atas waktu yang di tetapkan Eko datang dengan mobil pribadinya masuk ke halaman rumah Laksda Adnan.

Eko bergegas mematikan kendaraannya, dan langsung turun memberikan gerakan hormat kepada komandannya. Sementara Laksda Adnan dengan tatapan tajam hanya menganggukkan kepalanya perlahan dengan artian memberikan ucapan terimakasih atas kehormatan yang di berikan oleh bawahannya.

"Tumben Abang keluar jam segini ! " Ujar Ibu Hasna dari balik kaca yang ada di ruang tengah rumahnya.

Ada perasaan heran, karna memang sebelumnya anaknya itu sangat jarang keluar malam kalau tidak ada urusan pekerjaan dan juga urusan keluarga. Jikapun ada yang harus di beli Adnan selalu menyuruh pekerja yang ada di rumahnya.

"Sekarang Dan ? " Tanya Eko.

Laksda Adnan membuka melirik ke arah Eko, " Memang harus menunggu apa lagi ? Ada yang ingin kamu lakukan lagi di sini ? "

"Tidak, cuma ya jam segini tempatnya masih sepi Dan ! " Jawab Eko dengan segenap pengetahuannya.

Kali ini Laksda Adnan kalah dalam pengetahuan dunia malam di bandingkan dengan bawahannya Eko.

"Kita ngopi dulu, " Jawab dingin Adnan tanpa ekspresi apapun hanya wajahnya saja yang di tekuk kesal yang di perlihatkan oleh Adnan.

Sehingga Eko pun sadar jika Komandannya itu sedang ada masalah, " SIAP DAN ! "

Eko bergegas masuk kembali ke dalam mobil, saat Laksda Adnan sudah masuk kedalam mobilnya.

"Ko, ada yang bisa di percaya gak di tempat hiburan malam itu ? " Tanya Adnan tiba-tiba memecahkan keheningan di dalam mobil itu.

Eko berpikir, " Emm .. Kalau di tempat hiburan malam yang akan kita tuju sekarang Ada, cuma di tempat hiburan yang lain saya tidak ada DAN. "

Adnan pun mulai berpikir keras,

"Maaf DAN saya lancang, apa ini ada kaitannya dengan Pak Haris ? " Tanya Eko dengan matanya fokus saat mengemudi.

"YA, begitulah ! "

"Baik DAN, saya akan bantu ! "

"Terima kasih, kamu sudah mau menjaga rahasia keluarga saya. " Ujar Adnan.

Eko tersenyum simpul, " Sama-sama DAN. Itu sudah menjadi kewajiban saya. "

Eko pun memarkirkan kendaraannya, "Kita ngopi dulu DAN ? "

"Emm ... " Jawaban singkat Adnan.

Suasana yang hampir malam itu membuat sebuah cafe itu terlihat penuh dengan pengunjung, lokasi cafe itu tidak jauh dari tempat dimana sebuah club malam ada di sekitarannya.

Sebuah kopi pun sudah di pesan, aroma arabica yang khas itu mampu menelisik ke rongga hidung siapapun yang menciumnya.

Tak jarang Adnan dan Eko menjadi pusat perhatian para pengunjung khususnya kaum wanita, Eko sudah biasa menanggapinya. Tapi Adnan merasa tidak nyaman.

Tatapan para kaum hawa saat melihat pesona Laksda Adnan begitu penuh arti, tatapan para wanita itu berartikan bahwa mereka siap menjadi tawanan Laksda Adnan.

Namun Adnan tetap pada niatannya, niatnya adalah menyelidiki kebusukan Ayah tirinya.

"Awas kamu bajingan ! " Umpat Adnan dalam hatinya kala mengingat air mata yang keluar dari mata Ibunya dan Adnan yakin itu adalah perbuatan Ayah tirinya.

1
Lucy Lien Herniwati Quin
cerita yg menarik ....lanjut tor
Yulida Nurhainy
lagiiiii
Yulida Nurhainy
/Angry//Angry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!