Hidup seorang Aellyn Kiran Cayle ( 20 ) selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Ia selalu mendapat kasih sayang yang lebih dari keluarganya. Sejak kecil, ia sudah terbiasa hidup bergelimang harta.
Namun, kehidupan Aellyn yang sangat nikmat itu harus berakhir karena kebodohannya yang selalu mempercayai semua kata-kata dusta dari sahabat dan juga kekasihnya.
Hidup Aellyn hancur sehancur-hancurnya, apalagi saat dua manusia biadab itu mengakui perselingkuhan mereka.
Dan pada hari itu juga, dua manusia biadab yang sangat ia percayai itu benar-benar mengakhiri hidupnya dengan memisahkan jiwa dari raganya.
Semua nya terasa seperti mimpi, sampai Aellyn tiba-tiba terbangun di dalam sebuah kamar yang terasa tidak asing baginya.
Dan Aellyn lebih terkejut lagi saat ia melihat kalender yang menunjukkan bahwa ia berada di tahun 2023, 8 tahun yang lalu, saat kehancuran hidupnya di mulai.
"Ternyata tuhan cukup berbaik hati memberikanku kesempatan untuk membalaskan dendam kepada kalian."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizkook lovers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Sejujurnya Aellyn masih ingin bermain bersama anak-anak itu, namun sayangnya orang tua dari ketiga anak itu tiba-tiba datang untuk menjemput anak mereka pulang karena mereka harus tidur siang.
Tak mau sang istri merasa sedih, Re pun mengajak Aellyn untuk jalan-jalan ke tempat lain, melihat pemandangan dan membeli banyak makanan lezat.
Setelah melihat banyak pedagang makanan manis dipinggir jalan, Aellyn pun seketika melupakan masalah tentang anak-anak itu dan mulai berjalan kesana kemari mencari makanan yang ingin ia beli.
Re yang melihat antusias sang istri pun tersenyum senang. Ia mengikuti setiap langkah Aellyn hingga akhirnya mereka berhenti di tempat penjual coin cake yang akhir-akhir ini sedang viral di sosial media.
Antriannya memang sangat panjang, namun hal itu tidak menyurutkan niat Aellyn untuk membelinya.
"Kamu pergi cari tempat duduk aja, biar aku yang mengantri," ujar Re yang tak tega jika istri cantiknya harus berdiri terlalu lama untuk mendapatkan sebuah makanan.
"Tidak masalah, biar aku saja yang mengantri."
Re menggeleng, ia tidak akan mengizinkan istrinya kelelahan hanya untuk sebuah makanan. "Biar aku saja, kamu bilang saja ingin varian apa, aku akan membelikannya."
"Baiklah kalau kamu memaksa, kalau begitu aku ingin varian coklat mozarella." Pada akhirnya Aellyn memilih untuk menyerah karena ia tau betul bagaimana keras kepalanya seorang Re Alderaldo Cayle, suaminya yang tampan juga sangat perhatian.
Aellyn menjauh untuk mencari tempat duduk, sedangkan Re mulai mengantri untuk mendapatkan makanan yang istrinya inginkan.
Bosan, Aellyn hanya bisa membuka Instagram sambil menunggu Re yang sepertinya akan lama kembali.
Sedang asyik dengan dunianya, Aellyn tiba-tiba dibuat terkejut saat seorang laki-laki tampan mengajaknya permisi.
"Hai, boleh kita berkenalan?" laki-laki itu bertanya dengan menggunakan bahasa Jepang.
Melihat senyuman laki-laki itu membuat Aellyn merasa tidak nyaman, namun tidak sopan rasanya jika ia menolak dan mengusir pria asing itu.
"Of course," jawab Aellyn pada akhirnya memilih untuk berdiri berhadapan dengan laki-laki itu.
Senyuman pria itu melebar. "My name is Aoto," ucap laki-laki itu dengan ramah.
Aellyn pun membalasnya tak kalah ramah. "Nama saya Aellyn."
"Wah, dari nama anda sepertinya anda bukan orang Jepang." Aellyn tidak mengerti, namun laki-laki nampak takjub mendengar namanya.
"Ya, saya dari Indonesia," ucap Aellyn dengan senyuman.
"Oh, Indonesia? Di Bali?"
Aellyn hanya tersenyum canggung mendapati wajah polos laki-laki yang nampak kebingungan. "No, Bali ada di Indonesia. Indonesia itu sebuah negara, sedangkan Bali adalah salah satu pulau yang ada di Indonesia," jelasnya dengan bahasa Jepang yang sedikit kaku karena bingung cara men-translate bahasa Indonesia ke bahasa Jepang.
"Owh!" Laki-laki itu paham dengan penjelasan Aellyn.
"Ngomong-ngomong, anda disini sedang berlibur atau melangsungkan pendidikan?" tanya laki-laki itu lagi.
Aellyn hendak menjawab, namun suara Re yang memanggilnya membuat obrolan mereka terjeda untuk sesaat.
"Love."
"Oh, sudah selesai?" tanya Aellyn.
Re mengangguk lalu memberikan waffle berbentuk koin itu pada istri kecilnya.
Aellyn menerimanya dengan senang hati lalu memakannya setelah memastikan jika makanan itu sudah tidak terlalu panas.
Re mengusap kepala sang istri lantaran gemas melihat mata bulat itu yang berbinar saat menikmati makanan lezat. Keduanya larut dalam kegiatan mereka hingga melupakan Aoto yang masih berdiri disana.
Laki-laki kebangsaan Jepang itu berdehem pelan untuk menarik atensi, namun yang ia dapatkan malah tatapan tajam dari Re serta aura menyeramkan pria itu yang membuatnya sesak nafas.
"Apakah anda masih memiliki urusan dengan istri saya?" tanya Re dengan senyuman yang mengerikan, seperti sebuah ancaman untuk Aoto supaya ia segera pergi atau Re akan memenggal kepalanya sekarang juga.
"A_ah, tidak. Saya hanya ingin berkenalan saja. Lagipula saya harus pergi sekarang karena ada pekerjaan yang mendesak." Laki-laki itu segera berpamitan pergi sebelum Re melubangi kepalanya dengan tatapan mematikan itu.
Aellyn yang melihat Aoto berlari terbirit-birit pun dibuat kebingungan.
Ada apa dengan laki-laki itu?
Ah sudahlah, biarkan saja. Bagus kalau dia pergi, jadi aku bisa menikmati lagi waktuku bersama suamiku yang tampan. Aellyn tersenyum senang sambil memeluk lengan Re.
...***...
Hari demi hari kesehatan Rio mulai membaik, bahkan hari ini bocah berusia kurang dari 17 tahun itu bersikeras ingin berangkat sekolah karena kondisi tubuhnya yang sudah jauh lebih dari sebelumnya.
"Kakak tidak perlu cemas, aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku sudah sehat, aku juga sudah bisa bertarung berkat bantuan kakak tampan."
Rio menggenggam tangan kakak perempuannya dengan erat, menatap satu-satunya keluarga yang ia miliki itu dengan tatapan penuh keyakinan.
Lea yang masih khawatir serta takut jika Jho mengirim orang untuk menyakiti adiknya pun masih berat untuk melepaskan bocah itu pergi mengenyam pendidikan.
Rio menaikkan lengan seragamnya untuk menunjukkan otot bisepnya yang tidak seberapa itu kepada Lea. "Kakak lihat? Sekarang aku sudah sedikit berotot. Aku bisa menghajar orang-orang itu dengan sekali pukul," ucap Rio dengan menggebu-gebu.
Helaan nafas pelan keluar dari celah bibir Lea. "Berotot darimana? Lihatlah lenganmu, kurus kerempeng seperti itu mana bisa menghajar orang."
"Kamu disini saja, kakak akan membantu kamu belajar," bujuk Lea.
Pemuda tampan itu menggeleng dengan cepat. "Kakak juga harus pergi kuliah. Lagipula aku bosan terus berada disini, aku juga rindu dengan teman-temanku disekolah."
Lea memandang sedih pada adiknya yang nampak bersemangat.
Teman-teman apa? Jangan berbohong didepanku karena kamu tidak pintar melakukan itu.
Lea merasa sedih, ia merasa gagal menjadi seorang kakak karena tidak bisa melakukan apapun padahal ia tau jika adiknya mendapatkan perundungan dari beberapa teman kelasnya.
"Tenang saja, aku akan mengawasi Rio. Kebetulan aku juga ingin bertemu temanku yang menjadi guru disana."
Entah darimana datangnya, Ale tiba-tiba sudah berada di dalam ruang kamar Rio dengan stelan jas lengkap.
"Kakak tampan!" seru Rio gembira saat melihat kedatangan Lea.
Ale tersenyum manis pada Rio lalu menatap Lea yang juga menatapnya.
"Kamu tidak usah khawatir, aku akan menemani dan menjaga Rio."
"Tidak, kamu pasti memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan," ucap Lea tak enak hati.
"Benar, dan salah satu pekerjaan ku itu adalah memeriksa pembangunan gedung baru di sekolah Rio. Lagipula aku juga berniat untuk menemui teman lama-ku yang mengajar disana," ucap Ale dengan senyuman.
"Apakah tidak apa?" Lea masih tidak enak hati karena ia dan Rio juga sudah sering merepotkan Ale seperti ini.
"Tentu saja tidak masalah, aku senang kok melakukannya."
"Kakak dengarkan? Jadi aku boleh berangkat hati ini?!"
Meskipun sedikit tak rela, akhirnya Lea mengizinkannya, membuat Rio memekik kegirangan.
"Terimakasih ya, Ale." Lea tersenyum dengan amat sangat manis pada Ale hingga membuat pria tampan terpaku karena kecantikan Lea yang begitu membuatnya terpesona.
"Ya, aku bersedia melakukannya seumur hidupku," ucap Ale tanpa sadar.
"Hah?!"
...•Bersambung•...
seakan akan dia sedang sakit keras,dan mau pergi ninggalin lea.
Kok kayak gak nayambung ya