NovelToon NovelToon
LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

LUKA BUNGA (AKIBAT HAMIL DI LUAR NIKAH)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom
Popularitas:1.8M
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Masa putih abu-abu adalah masa paling indah setiap remaja begitu pula yang dialami Bunga. Cinta yang membara dan menggebu serta pengaruh darah muda yang bergejolak membuatnya dan sang kekasih terhanyut dalam pusaran dosa manis yang akhirnya membuat hidupnya penuh luka.

Bunga hamil. Kekasihnya pergi. Keluarga kecewa dan membenci lalu mengusirnya. Terlunta-lunta di jalanan. Kelaparan. Dicaci maki. Semua duka dan luka ia hadapi seorang diri. Ingin menyerah, tapi ia sadar, dosanya sudah terlampau banyak. Ia tak mungkin mengabaikan permata indah yang telah tumbuh di rahimnya. Tapi sampai kapankah ia sanggup bertahan sedangkan semesta sepertinya telah terlampaui jijik kepadanya?

Inilah kisah Bunga dan lukanya.

Jangan lupa tap love, like, komen, vote, dan hadiahnya ya biar othor makin semangat update!

Bacanya jangan skip, please! Jangan boom like juga! soalnya bisa menurunkan kualitas karya di NT! Terima kasih. 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. XII Bertemu Putri

Sepanjang malam Nathan tak henti-hentinya menatap foto Bunga yang diambil Bela. Hatinya merasa miris saat melihat tubuh Bunga yang terlihat lebih kurus dari terakhir kali mereka bertemu. Bahkan pakaiannya pun terlihat sangat lusuh. Nathan bisa menebak kalau baju yang dipakai Bunga itu merupakan baju murah yang sering diobral orang-orang di pasar. Pipinya tirus, membuat hati Nathan bagai disayat sembilu.

"Bunga, ini benar kamu kan? Maaf, maafkan aku yang sudah egois padamu! Maaf, maafkan atas kebodohanku yang mencampakkanmu. Aku mohon Bunga, maafkan aku!" lirihnya dengan mata berkaca-kaca.

Sementara itu, di kontrakan mungil milik Bunga, ia pun tak dapat memejamkan matanya. Sebenarnya ingin sekali ia memeluk sahabatnya itu, tapi ia malu dengan keadaannya saat ini. Apalagi kalau sampai teman-temannya tahu kehidupannya selama 6 tahun ini dan memiliki anak di luar nikah, bukan tidak mungkin ia akan menjadi bahan olokan dan cibiran.

Sebenarnya Bunga sudah kebal dengan segala cemoohan orang-orang, tapi ia tak sanggup bila putri kecilnya yang dijadikan olokan. Putrinya tidak bersalah. Dirinya lah yang bersalah telah melakukan perbuatan yang tidak seharusnya sehingga menghadirkan Putri ke dunia ini. Bunga tak pernah menyesali kehadiran putrinya, namun caranya lah yang membuatnya tak berhenti menyesal. Mengapa ia dengan bodohnya menyerahkan kesuciannya pada Nathan? Hingga pada akhirnya, dirinya lah yang harus menanggung segala kesulitan, caci maki, cemoohan akibat hamil di luar nikah.

...***...

"Mbak, pulsanya yang 10 ribu dong!"

"Silahkan tulis nomornya di sini ya, dek!"

"Udah mbak."

"Mohon tunggu sebentar! Sudah, silahkan diperiksa !"

"Udah masuk, mbak. Berapa mbak?"

"Dua belas ribu, dek."

"Ini, mbak. Makasih ya!"

"Sama-sama," balas Bunga sumringah.

Seperti itulah keseharian Bunga di konter. Saat tak ada pelanggan, maka Bunga akan menyibukkan diri dengan mengetik novelnya melalui ponsel. Beruntung zaman sekarang bisa menulis novel online lewat ponsel, jadi Bunga tak perlu membeli laptop yang harganya pasti sangat mahal.

Sementara itu, hari sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Sudah saatnya anak-anak taman kanak-kanak Hasanah pulang. Tidak seperti anak-anak lain yang dijemput ibu atau ayahnya ataupun anggota keluarganya yang lain, maka Putri justru pulang seorang diri. Terbiasa mandiri membuatnya tidak takut melangkahkan kakinya menjejaki setiap lorong-lorong kecil yang dapat mengantarkannya ke konter tempat Bunga bekerja. Bukannya Bunga tak mau menjemput, tapi ia harus menjaga konter dan tak ada yang bisa menggantikannya jika ia pergi. Beruntung, Putri anak yang mandiri. Ia dapat menghafal jalan dengan cepat dan tepat. Jarak sekolah ke konter pun sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya melalui beberapa lorong kecil maka ia pun akan sampai di konter itu.

"Putri, kamu anak haram ya?" tanya Jeje pada Putri. Putri yang mendengar pertanyaan itu lantas mencebikkan bibirnya.

"Kata mama anak haram itu nggak ada. Setiap anak yang dilahirkan itu suci, bersih, nggak haram," sahut Putri berani. Ia pun pernah bertanya pada Bunga apakah dirinya benar-benar anak haram dan Bunga menepisnya mentah-mentah. Bunga mengatakan pada Putri kalau anak haram itu tidak ada. Semua anak terlahir dalam keadaan suci dan bersih.

"Kalau kamu bukan anak haram, papa kamu mana? Kata mama aku kamu itu nggak ada papa dan anak yang nggak ada papanya itu anak haram jadi kamu kan anak haram," timpal Tina.

Putri mencebikkan bibirnya dengan mata berkaca-kaca. Bila keberadaan ayahnya mulai dipertanyakan, ia pun merasa sedih. Mengapa teman-temannya suka sekali mengejek dirinya yang tidak memiliki seorang ayah? Apa salah dirinya tidak memiliki seorang ayah?

"Tuh kan, diem, berati benar kata mama aku kamu itu anak haram."

"Putri anak haram. Putri anak haram. Putri anak haram."

"Kasian deh Putri nggak punya papa. Kamu nggak kayak aku yang punya papa. Papa aku baik banget. Papa juga sayang aku terus suka beliin aku mainan macam-macam, beliin boneka, mainan masakan juga. Papa juga suka ajak aku jalan-jalan. Putri pasti nggak pernah kan jalan-jalan! Kasian!" Ejek Tina dan Jeje bergantian.

"Aku bukan anak haram! Aku punya papa. Papa aku juga baik banget sama aku. Papa sayang banget sama aku dan mama. Kalau papa Putri pulang pasti papa akan ajak Putri jalan-jalan," sahut Putri dengan suara meninggi dan mata berapi-api.

"Halah, bohong!" Jeje maju dan mendorong pundak Putri sampai terhuyung ke tepi trotoar.

"Aku nggak bohong!" balas Putri yang juga mendorong Jeje.

Tidak terima didorong, Jeje maju menarik-narik rambut Putri dibantu Tina membuat Putri menjerit.

"Lepas!" teriak Putri. "Lepasin aku!"

"Hei, lepaskan!" seru seorang laki-laki yang langsung menarik tangan Jeje dan Tina agar melepaskan cengkeramannya pada rambut Putri.

Melihat ada orang yang menolong Putri, Jeje dan Tina pun segera berlari.

"Hiks hiks hiks ... Putri punya papa. Putri bukan anak haram," raung Putri membuat seseorang yang baru saja menolongnya itu ikut merasakan perih di hatinya. Lalu ia mendekap tubuh mungil Putri sambil mengusap-usap punggungnya agar tangis Putri segera mereda.

Deg ...

Tiba-tiba darah laki-laki terasa berdesir. Seperti ada suatu rasa yang tak biasa kini ia rasakan. Seperti sesuatu yang telah lama ia rindukan, terasa begitu nyaman dan menenangkan.

"Sudah puas nangisnya?" tanya Nathan lembut.

Ya, yang membantu Putri adalah Nathan.

Saat ingin mengunjungi lokasi project, Nathan tak sengaja melihat seorang gadis kecil yang dirundung beberapa temannya. Awalnya Nathan ingin mengabaikannya saja, tapi entah tubuhnya justru membimbingnya menepikan mobil dan menghampiri gadis kecil yang malang itu. Apalagi saat mendengar teman-temannya mengejeknya anak haram, tidak punya papa, membuat batinnya menjerit pilu. Dan dadanya kian sesak saat rambut gadis kecil yang malang itu ditarik kedua temannya.

Nathan pun bergegas melerai pertengkaran anak-anak itu. Nathan merasa heran, padahal di sana ada beberapa orang dewasa yang melihat tapi mereka tidak berusaha melerai sama sekali. Entah dimana hati nurani orang-orang itu pikirnya.

Putri pun mengangguk dalam dekapan Nathan,"sudah," cicitnya pelan.

Putri menjauhkan wajahnya dari dada Nathan. Mata dan hidung Putri memerah lalu ia membersit hidungnya dengan ujung lengan bajunya membuat Nathan terkekeh geli.

"Jorok!" ejek Nathan membuat bibir mungil Putri kembali mengerucut.

Lalu Putri mendongakkan wajahnya menatap wajah tampan Nathan.

Deg ...

Melihat wajah cantik dan lucu Putri tiba-tiba membuat jantung Nathan berdegup kencang.

'Perasaan aneh apa ini? Nggak mungkin kan aku suka sama gadis kecil ini? Nggak mungkin setelah sekian tahun nggak pacaran tiba-tiba jadi pedofil? Ck ... ada-ada saja kau Nathan. Tapi wajah itu ... kenapa begitu familiar ya?' batin Nathan bermonolog.

"Makasih ya, Om udah tolong Putri," ucap Putri dengan mata berbinar.

"Hmmm ... Jadi nama kamu Putri?"

"Iya, Om. Nih, nama Putri tertulis di sini," tunjuk Putri pada namanya yang ada di dada.

"Putri Buana W? Nama yang cantik secantik kamu," puji Nathan membuat Putri tersipu.

"Nama ini pemberian mama, Om," jawabnya antusias.

"Oh ya? Terus mama kamu mana? Kok nggak jemput?" tanya Nathan sambil celingukan.

"Putri pulang sendiri, Om. Mama kan harus kerja cari duit buat makan," jawab Putri polos membuat hati Nathan seketika pilu.

"Kalau papa?"

"Papa nggak ada, Om. Papa Putri nggak tau dimana."

Jawaban Putri sontak membuat Nathan terperangah. Seketika ia teringat ejekan teman-teman Putri tadi.

'Jangan-jangan dia ... "

"Om, Putri pulang dulu ya! Dadah Om," pamit Putri sambil melambaikan tangannya.

Nathan pun ikut melambaikan tangannya sambil tersenyum. Seperginya Putri, mata Nathan memanas.

Bila dilihat, sepertinya usia Putri sekitar 5 sampai 6 tahun. Tentu hal tersebut mengingatkan dirinya pada sosok Bunga. Mereka telah berpisah selama 6 tahun. Bila benar saat itu Bunga hamil, artinya usia anaknya pun hampir sama dengan Putri. Batinnya kian menjerit. Bagaimana bila anaknya pun mengalami perundungan seperti Putri. Sungguh, Nathan mungkin takkan bisa memaafkan dirinya sendiri karena telah membuat Bunga dan buah hatinya mengalami kesulitan dan penderitaan.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰...

1
Rasni Saldi
astaga malu benar gara.gara baca ini novel anak anak jdi ngetawain gue gara gara air mata ngalir terus .
Rasni Saldi
wkwkwk. beni sisa
Rasni Saldi
alama mundur aja Edgar Mma mu jga TDK kasi restu.
Rasni Saldi
tega banget si nathan.ini si ceritanya Nathan cuma mau enaknya aja kasihan si bunga.
Rita Sari
Luar biasa
martiana. tya
bagus. semangat kak
Naufal hanifah
Luar biasa
Atmita Gajiwi
/Determined//Rice//Rose//Good/
Soraya
yg sabar ya Bunga
Soraya
mampir thor
Eva Nietha✌🏻
Ampun deh banjir😭
Eva Nietha✌🏻
Sebel ihhh sama bayu 😔
Eva Nietha✌🏻
Nah ketemu deh smua
Ummu Faliha
Luar biasa
altanum
alurnya lain daripada yg lain
tapi yg bikin seneng tetep hepi ending.makasih thor ud kasih bacaan yg bagus.terus semangat berkarya...♥️♥️
Nur Halima
Luar biasa
Nur Aini
sy baca 2x novel ini,tetep aj mewek
Raja Rosnenty
Luar biasa
Sri Wahyuni
keren
Endah Setyati
Udah beberapa bab terakhir isinya bawang terus,,air mata ngalir aja sendiri padahal ga di undang thor 😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!