NovelToon NovelToon
The Second Wife

The Second Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Poligami / Cinta setelah menikah
Popularitas:13.7k
Nilai: 5
Nama Author: Gilva Afnida

Pergi dari rumah keluarga paman yang selama ini telah membesarkannya adalah satu-satunya tindakan yang Kanaya pilih untuk membuat dirinya tetap waras.

Selain karena fakta mengejutkan tentang asal usul dirinya yang sebenarnya, Kanaya juga terus menerus didesak untuk menerima tawaran Vania untuk menjadi adik madunya.

Desakan itu membuat Kanaya tak dapat berpikir jernih hingga akhirnya dia menerima tawaran Vania dan menjadi istri kedua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gilva Afnida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Kanaya merasa senang dan moodnya kembali naik setelah berbincang hangat dengan Hilman dan Zara di rumah sakit tadi. Dia bahkan bersenandung kecil saat berjalan memasuki rumah hingga sampai ke dalam kamarnya.

Kanaya meletakkan tasnya lalu duduk di depan meja rias. Dia merasa senang melihat wajahnya yang cerah karena kebahagiaan yang baru saja dirasakannya. Rupanya memang tak begitu buruk bersosialisasi dengan orang lain seperti Hilman. Hilman pria yang ramah untuk diajak berbagi cerita. Dari cerita Hilman, Kanaya jadi tahu jika Hilman adalah pelatih renang. Hilman menawari Kanaya jika ingin masuk ke dalam kelasnya, maka Kanaya tak perlu membayar apapun padanya.

Setelah membersihkan sisa make-up, Kanaya bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Agenda selanjutnya yang akan dia jalani adalah memasak makan malam untuk dirinya sendiri. Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, dalam benaknya sudah terpikir makanan apa yang hendak ingin dia makan.

Makanan yang manis dan pedas begitu ingin dia makan malam ini. Jadilah Kanaya membuka pintu untuk mencari bahan-bahan yang akan dia masak. Dia mengeluarkan sekotak sosis, bumbu-bumbu, dan tentunya nasi beku.

Hati Kanaya begitu ringan hingga dia bisa memasak dengan cepat dan segera melahap makanannya begitu telah jadi. Hingga dia tak tahu jika ada Adnan yang telah duduk di depan meja dapur yang panjang.

"Ambilkan aku minuman pereda mabuk, Nay," ujarnya santai yang membuat Kanaya terkejut luar biasa.

"Kok Mas Adnan di sini? Bukannya ada di rumah sakit?" Kanaya meneliti serius Adnan yang sedang menundukkan kepalanya. Penampilannya begitu kacau, tak seperti Adnan yang biasanya yang selalu terlihat rapi. Dia takut jika pria yang duduk di depannya ini bukanlah Adnan yang sebenarnya.

Suara cegukan keluar dari mulut Adnan, kepalanya mendongak. Wajahnya terlihat memerah dengan mata yang sedikit sayu. "Aku mabuk parah.... tolong ambilkan aku minuman pereda mabuk."

"Minuman pereda mabuk?" Kanaya sedikit memiringkan kepalanya, baru mendengar jenis minuman seperti itu.

"Iya, ambil aja di laci situ." Adnan menunjuk salah satu laci dapur. "Ambilkan aku dua sachet."

Kanaya mencoba membuka laci yang di maksud Adnan. Terdapat banyak jenis minuman sachet di dalamnya. "Yang mana?"

"Warna hijau."

Kanaya mengambil minuman bungkus warna hijau yang Adnan maksud lalu memberikannya pada Adnan. "Ini."

Adnan yang sudah merasa terlalu mual, langsung meminum dua sachet sekaligus agar rasa mual setelah meminum alkohol menjadi reda.

Setelah memberi Adnan minuman sachet, Kanaya melanjutkan makan malamnya tanpa merasa terganggu dengan kehadiran Adnan yang dari pagi tadi sudah membuat moodnya down.

"Makan apa? Kok aku gak dikasih?" Adnan menatap lurus pada piring Kanaya yang tinggal tersisa sedikit. Perut yang tadinya terasa mual, kini sudah membaik karena pereda mabuk yang telah diminumnya, bekerja dengan baik.

"Emangnya mau?"

"Mau lah."

Kanaya bangkit dari kursi, mengambil sebuah piring bersih lalu meletakkan sosis pedas manis. Tak lupa dia mengambil nasi beku lalu menaruhnya di microwave selama satu menit. Setelah nasi menjadi hangat, dia menaruhnya di piring yang sudah diberi sosis pedas manis dan menyerahkannya pada Adnan.

Kedua mata Adnan nampak berbinar menatap sepiring nasi dengan lauk kemerahan yang begitu menggoda. "Makasih."

Kanaya nampak terhibur, melihat Adnan yang begitu lahap memakan makanannya. Meskipun Adnan menyebalkan namun entah kenapa, saat dia melihat Adnan yang begitu menikmati hasil masakannya, membuat rasa sebal itu menguap begitu saja.

Namun baru saja dia berpikir seperti itu, Adnan malah membuatnya kembali sebal karena berkata, "Ngapain pake baju kayak gitu sih? Gak keliatan juga isinya."

Kanaya mengikuti arah pandang Adnan yang lurus ke arah dadanya. Sontak dia menutupi dadanya dengan kedua tangan. Wajahnya memerah, menahan malu dan amarah. "Biarin gak keliatan, yang penting masih asli."

Menyesal rasanya sudah berbagi sepiring nasi dan lauk kepada Adnan yang menyebalkan. Dia juga merutuki diri sendiri karena telah mengenakan atasan biru polos berlengan tali dan berkerah pendek yang dipadu dengan celana pendek.

Cuaca di luar sangat panas meski hari sudah berganti gelap jadi Kanaya merasa gerah. Lagipula, dia tidak tahu jika ada Adnan di rumah. Jadi Kanaya tak terlalu memperhatikan soal pakaian yang dikenakannya.

Adnan tersenyum mengejek, entah mengapa dia selalu ingin mendebat Kanaya yang sama sekali tak bersalah pada hidupnya. "Buat apa asli kalau gak pernah ada yang tertarik."

Kanaya menarik napasnya dalam lalu menghelanya panjang. Dia harus sabar menghadapi manusia menyebalkan di depannya itu. Menurut Vania, Kanaya juga harus menjadi percaya diri dengan apa yang dia punya. Dengan itu pesona Kanaya akan terpancar, namun tak lupa juga harus dibarengi dengan melakukan perawatan.

"Emang siapa bilang gak ada yang tertarik?" Kanaya mencoba bersikap tenang. Dia menyenderkan punggung di senderan kursi dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Hanya pria mesum berotak dangkal yang punya pemikiran kalau wanita cantik itu tentang dada yang maju ke depan dan pantat yang montok ke belakang," tambahnya.

Hidung Adnan terlihat kembang kempis karena menahan malu. Dia tak menyangka jika Kanaya mampu membalas ucapannya dengan kembali mengejek. "Aku bukannya mesum tapi emang realistis. Menginginkan hubungan ranjang yang panas dengan pemandangan yang memuaskan adalah impian banyak pria di dunia ini."

Kanaya menggebrak meja dan berdiri dari kursi. "Jangan pernah berasumsi sesuatu yang belum pernah kamu rasakan! Kan gak lucu kalau nanti malah kemakan omongan mu sendiri." Detik berikutnya, Kanaya pergi meninggalkan Adnan yang menatap kepergiannya tanpa berkedip.

"Maksudnya apa sih tuh bocah?" gumamnya.

Adnan kembali menghadap piringnya yang masih tersisa setengah lalu menatap piring kotor Kanaya yang masih tergeletak di atas meja dapur. "Sial! Malah aku yang harus nyuciin piringnya dia."

Dengan perasaan sebal, Kanaya menatap pantulan wajahnya di meja rias saat sudah berada di kamar. Berulang kali Kanaya memegang dada dan memperhatikannya. Memang benar jika dadanya tak terlalu berisi seperti apa yang dimiliki oleh Vania. Namun juga bukan seperti apa yang diucapkan oleh Adnan, berdada tepos, bertubuh kurus seperti orang yang kekurangan gizi.

Kanaya sudah banyak membaca tips dan trik untuk melakukan perawatan tubuhnya agar terlihat lebih indah. Dia akan mendaftar les renang dan yoga serta akan melakukan olahraga pagi secara rutin. Tentunya dibarengi dengan makanan yang sehat dan bergizi. Selama ini, Kanaya hanya makan makanan seadanya karena Helga membatasinya. Padahal. Kanaya lah yang memasakkan semua makanan di atas meja makan waktu itu. Miris memang!

Tak lupa sebelum waktunya tidur, Kanaya menggosok gigi dan membasu mukanya dengan sabun cuci muka. Setelahnya, dia melakukan skincare malam. Yaitu toner, serum, pelembab, eye cream, lalu yang terakhir lip balm.

Tiba-tiba Kanaya mendapatkan ide untuk menghadapi Adnan yang selalu mengejeknya. Sudut bibirnya terangkat satu saat membayangkan ide tersebut akan dia jalani keesokan harinya. Kanaya beranjak dari meja rias dan menghampiri kasur empuknya. Dia sudah tak sabar menantikan hari esok untuk mengerjai Adnan.

"Kita lihat sampai mana kamu bisa tahan, Wahai Adnan Pramono," gumamnya.

1
Muhammad Malvien Laksmana
Luar biasa
Muhammad Malvien Laksmana
Biasa
Endah Windiarti
Luar biasa
Jessica
ceritanya bagus penulisan nya juga tertata g bikin jenuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!