Suami Kedua Untuk Istriku

Sudahlah...Kenapa aku harus memikirkan dia...Dia saja tak peduli aku di sentuh pria lain....Biar dia rasakan sendiri buah perbuatannya...

Lagian aku bisa bersama Evrard cuma sampai besok...Lebih baik aku menikmati kebersamaanku dengan Evrard saat ini..  

Minggu depan ia sudah kembali ke negaranya...

.

.

.

       " Evrard... "

       " Iya..sayang..."

       " Jangan lupakan aku saat kamu kembali ke Jerman ya " ucap Evrard.

       " Tentu saja...sayang.." Evrard mengecup lembut bibir Reisya . Mereka tak peduli apapun. Stanley, guide , para wisatawan lain, dan semua orang yang ada di sana, yang ada hanya ingin membuat kenangan yang tak terlupakan bagi keduanya.

      " Benar benar murahan " Stanley memilih pergi meninggalkan mereka dan pergi ke tempat lain. Ia sangat muak menyaksikan mereka.

.

.

.

.

.

.

       Keesokan paginya...

       Reisya berlari tergopoh gopoh menuju kamar Stanley saat Nancy , mama Stanley menelpon. Ia belum mengangkatnya. Ia membawa hp nya ke Stanley yang ada di kamar sebelahnya dengan memakai piyama kimononya . Tentu saja , ia habis bercinta dengan Evrard karena mereka akan segera berpisah.

        " Stanley.. Stanley !!" Reisya menggedor gedor kamar Stanley.

        " Apa sih? " tanya Stanley kesal karena Reisya terus memanggil .

        Stanley keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada dan masih memegang sikat gigi. Sepertinya  ia baru bangun tidur sedang hendak mandi.

       " Mama. Mama telpon ! " ucap Reisya panik.

       " Ah..sialan " Stanley mengambil hp Reisya dan menuju ke wastafel. Dengan cepat dia berkumur . Kemudian ia  duduk di tempat tidurnya  mengangkat panggilan tersebut.

       " Hallo Ma "

" Kenapa lama sekali mengangkatnya? " tanya Nancy.

" Jam berapa ini Ma.. Mama terlalu pagi menelpon "

" Hehe.. nomormu kenapa tak bisa di hubungi.. berkali kali Mama mencoba menelpon tapi tak tersambung "

" Hp ku hilang. Terjatuh pas jalan jalan kemarin " Stanley berbohong pada Mamanya.

" Hemmm ... Cepat alihkan ke panggilan video. Mama mau melihat kalian " titah Nancy.

" Ya.." Reisya yang mendengar itu segera ikut duduk di sebelah Stanley. Ia tahu mertuanya pasti ingin melihat mereka berdua..

" Hallo putriku sayang...apa kabar.. " ucap Nancy senang saat melihat keduanya dengan background tempat tidur. Ditambah Stanley bertelanjang dada dan Reisya memakai piyama . Penampilan keduanya acak acakan..

" Ba..baik Ma.."

" Pa , sini.. lihat anak kita , Pa.." Nancy memanggil suaminya Sean . Dan tak lama kemudian tampaklah Sean dan Nancy di layar.

" Mereka baru bangun tidur.. sepertinya mereka sudah baikan... " Ucap Nancy pelan namun masih terdengar di telinga keduanya.

Sean tersenyum, penampilan keduanya yang tampak seperti orang barusan bercinta membuatnya lega. Ia senang putra dan menantunya sudah baikan.

Reisya dan Stanley tersenyum meski di paksakan. " Pagi , Pa..." sapa keduanya.

" Pagi " jawab Sean . Ia turut senang melihat mereka nampak akur kembali.

" Kalian jadi pulang hari ini?" tanya Sean.

" Atau mau menambah beberapa hari lagi? " tanya Nancy .

" Jadi " jawab Stanley. Ia sudah muak berada di sana terlalu lama. Ingin cepat pulang saja.

" Baiklah , nanti akan kupesankan tiketnya. Biar Robby yang mengurusnya untuk kalian " kata Sean. Robby adalah asisten pribadi Papanya.

" Iya "  jawab Stanley.

" Calon cucuku baik baik saja kan? " tanya Sean lagi.

Untuk sesaat Stanley dan Reisya terdiam. Namun  Reisya kemudian bersuara.

" I ..iya Pa " jawabnya gugup. Ia sungguh merasa tak enak berbohong pada mertuanya itu.

" Kenapa pakai tanya segala sih Pa. Sudah jelas kan , Lihat penampilan mereka.. Stanley pasti rajin memberinya pupuk " Nancy mencubit Sean.

Sean tersenyum simpul. " Kau sih kenapa menelpon mereka sepagi ini, dik.. orang masih enak enak tidur di ganggu "

" Ya sudah, kalian lanjutkan saja kegiatan kalian ya.  Mama tunggu kepulangan kalian nanti ya.. " Nancy buru buru menutup telponnya. Ia tak ingin mengganggu anak dan menantunya dengan aktifitas mereka.

Stanley terdiam. Ucapan Mamanya itu sangat mempengaruhinya. Kedua orang tuanya mengira jika mereka tadi sedang bercinta.

Reisya mengambil hp nya dari tangan Stanley. Namun Stanley justru menggenggam tangannya.

" Stanley.." Reisya kaget dengan sikap Stanley itu.

" Ayo bercinta " ucapnya.

Reisya begitu terkejut mendengarnya. Benarkah itu? Apa ia tak salah dengar? Ia sungguh tak percaya mendengarnya.

.

.

' Apa Stanley ingin berbaikan denganku? '

.

.

" Kau bilang sudah tidak akan menyentuhku lagi " kata Reisya.

" Aku berubah pikiran " sahut Stanley seenaknya.

.

.

.

' Terlambat... Aku sudah bekas orang lain ..'

.

.

.

" Bukankah kau seharusnya senang Reisya...aku mau menyentuhmu lagi meskipun kau itu sudah kotor.. bekas orang lain " ucap Stanley merendahkan  Reisya.

Kini tahulah Reisya, maksud Stanley. Stanley hanya ingin memanfaatkan tubuhnya  karena sedang ingin bercinta . Ia ingin mempergunakan Reisya sebagai pemuas nafsunya saja . Sama seperti dulu..

" Jadi kau sedang ingin ya.. Kau cuma butuh aku karena tak ada wanita lain .. begitu? "

" Kau mengerti juga " Stanley tersenyum.

" Maaf Stanley.. kau cari saja wanita lain " tolak Reisya mentah mentah. Ia tidak sudi cuma menjadi tempat pelampiasan hasrat Stanley saja.

" Apa kau tahu, kau di laknat malaikat jika menolak suamimu? " Stanley mulai kesal.

" Sejak kapan kau agamis? ... Lagian memang nya ada suami yang menyuruh pria lain  menikahi istrinya untuk membuatnya hamil ....Cuma kau Stanley , satu satunya suami yang melakukan itu pada istrinya " balas Reisya.

" Halah.. kau bilang ogah ogah tapi nyatanya  begitu tau rasa pisang bule kau juga nadah kan?" Ledek Stanley. " Jangan kira aku tak tahu, kau suka sekali kan dengan pisang ambon bule itu? Sudah ngerasain produk luar gak doyan lagi produk lokal..  apa karena sudah melar.. takut gak berasa ??! Punyaku juga besar kan , kau pikir aku tidak bisa memuaskanmu ??"

Reisya kian emosi saja mendengar ocehan Stanley  begitu merendahkannya.

" Kau..." Reisya benar benar geram.

" Sudahlah...sekali murahan tetap saja murahan.. tinggal tidur buka kaki saja pakek jual mahal "

' Plakkk!!! " Reisya menampar Stanley dengan keras.

" Kurang ajar, beraninya kau memukulku jalang?! " Ucap Stanley marah. Ia yang tak pernah di pukul sekalipun oleh kedua orang tuanya sangat marah Reisya memukulnya. Ia pun balas memukul Reisya dengan keras pula.

" Uuuhh " Reisya  jatuh ke lantai  akibat

pukulan keras Stanley itu . Stanley tak main main dalam memukulnya. Ia menggunakan kepalan tinjunya, hidung Reisya sampai mengeluarkan darah. Ia mimisan.

" Disuruh melayani suami tak mau, kalau sama bule itu berangasan sampai minta minta nambah pula.. kau pikir aku tak tahu Hah !!?? "

.

.

' Stanley...teganya kau menyakitiku.. Setelah menyakiti jiwaku kau juga menyakiti ragaku....Kau benar benar Raja tega.. Kau merendahkanku ...padahal kau sendiri juga yang mendorongku dengan Evrard....'

.

.

Reisya menutupi hidungnya yang masih mimisan dengan kain ujung piyamanya agar darahnya berhenti mengalir. Namun itu membuat paha mulusnya  tersingkap.

Melihat kulit mulus yang terbuka itu, nafsu Stanley bertambah kian menguasai . Tanpa memperdulikan Reisya yang kesakitan dan mimisan , ia mengangkat tubuh Reisya dan menghempaskannya ke atas tempat tidurnya dengan keras.

"  Cih...Pantas saja menolak.. kau saja masih tidak pakai apa apa.. Kau baru bercinta dengan bule bangsat itu kan !?? " ucap Stanley murka saat tali piyama kimono Reisya lepas hingga menampakkan tubuh polosnya .

Tanda tanda merah bekas kiss mark itu terlihat cukup banyak di dada Reisya  .

" Aku tidak mau denganmu karena aku tidak ingin benih Evrard tercampur dengan  benihmu. Aku tidak ingin anakku tidak jelas siapa Ayah biologisnya " Reisya hendak bangun namun Stanley sudah lebih cepat menindih tubuhnya. Emosi yang sudah tersulut di hatinya membutakan mata hatinya.

Tangan tangan besar Stanley itu mencengkeram lehernya kuat kuat. Matanya merah menajam penuh kemurkaan. Ia mencekik leher Reisya kuat kuat.

Ia memang mencintai wanita di bawah kungkungannya itu, tapi ia juga sangat membencinya. Wanita itu adalah sumber penderitaannya.

.

Stanley ingin membunuhku kah??

Ini rasanya sakit.. sesak...aku tak bisa bernafas..

Tolong...!! 

Sepertinya dia benar benar ingin membunuhku !! ' 

.

      Reisya berusaha berontak karena rasa sakit yang dirasakannya. Tubuh besar Stanley menindihnya dan tangannya mencekik lehernya kuat. Mukanya memucat.

Stanley yang penuh amarah itu menatapnya tajam penuh amarah, matanya merah kesal. Dengan tanpa ampun ia seperti ingin menghabisi Reisya.

" Buuugghhh !!!" Sebuah pukulan keras mengenai kepala Stanley . Evrard datang dan menarik tubuh Stanley menjauhi Reisya dan langsung memberinya bogem mentah.

" Uhuk.uhuk uhuk.." Reisya yang kesulitan bernafas terbatuk batuk setelah lepas dari cekikan Stanley.

Beruntung Evrard datang kesana dan menyelamatkannya. Jika tidak, entah apa yang akan terjadi menimpanya. Mungkin Reisya sudah tinggal nama.

" (Brengsek, kau mau membunuh Reisya hah?!! ) " Evrard begitu marah melihat apa yang Stanley lakukan.  Ia hampir saja membunuh Reisya itu.

Terlebih saat melihat Reisya berdarah mimisan, Evrard begitu marah. Ia pun memukul Stanley lagi. Beberapa kali sampai Stanley jatuh tersungkur di lantai.

" Jangan..coba coba.. sakiti Reisya lagi  " ucap Evrard seraya membawa Reisya keluar  dari kamar Stanley kembali ke kamar mereka.

" Brengsek... Bule sialan itu...berani sekali dia membuat aku babak belur.. akan ku balas dia !! " Amuk Stanley . Ia juga kesal karena bule itu datang dan langsung memukulinya.

" Dua orang brengsek sialan itu akan ku balas nanti.. tapi..  sepertinya aku tadi memang keterlaluan. Aku hampir membunuh Reisya. Kalau bule itu tidak datang, aku mungkin akan masuk penjara beneran karena membunuh orang...sialan.." ia mengomel ngomel sendiri.

" Uuughht....tapi sakit juga pukulan bule itu.. wajahku sampai membiru. Bibirku juga berdarah . Sialan..."

" Bule sialan itu sepertinya sudah bucin berat pada Reisya...Aku bisa memanfaatkan ini... Dia memukulku  tapi aku akan membalasnya dengan cara lain... Luka tak berdarah.. Itu lebih menyakitkan tentunya.  " Stanley merencanakan sebuah hal licik untuk membalas Reisya dan Evrard.

.

.

.

.

.

Evrard yang begitu mencemaskan Reisya sampai langsung memanggilkan dokter untuk memeriksa Reisya.

" Cuma mimisan akibat pukulan. Untung tidak parah. Hidungnya tidak sampai patah . Ini darahnya juga sudah berhenti ... " Ucap Dokter yang memeriksanya.

" Tapi ini.. bekas cekikan ini.. apa kau mengalami KDRT? " Sang Dokter mencurigai  Reisya mengalami kekerasan. Ia malah mengira , Evrard yang melakukannya.

" Bukan Dokter. Aku tidak apa apa " ucap Reisya .

" What KDRT ? " tanya Evrard. Dokter itu terdiam.

" Bukan dia Dokter. Orang kamar sebelah yang melakukannya. Dia justru yang menolongku " terang Reisya.

" Kalau ada orang yang hendak mencelakakan kamu, kau bisa lapor polisi.. "

"Tidak perlu Dokter. Aku baik baik saja. Tolong berikan aku resep untuk penghilang nyeri dan untuk mimisanku ini saja. Dan juga vitamin penyubur kandungan "

" Penyubur kandungan? "

" Aku ingin hamil Dokter. Aku ingin segera punya bayi agar kami tak bertengkar lagi " terang Reisya.

Sang Dokter akhirnya menuruti Reisya. Ia mendapatkan resep sesuai permintaannya. Sesudah itu dokter itu pun segera pergi.

.

.

.

" Kamu ..okay ..sayang.. sudah tidak apa apa? " tanya Evrard.

" Iya..aku baik baik saja Evrard. Terima kasih sudah menolongku " Reisya memeluk Evrard erat dan menyandarkan kepalanya di dada pria bule baik itu.

" Stanley  gila. dia benar benar gila  " ucap Evrard. Reisya hanya bisa diam. Ia peluk Evrard erat. Ia sebenarnya masih syok Stanley hampir membunuhnya.

.

.

Stanley...dulu tidak pernah main tangan padaku...Masak hanya karena aku menolak bercinta dengannya dia sampai mencekikku..

Apa dia benar benar sudah tidak mencintaiku lagi?..Sebenci itukah sampai mau melenyapkan aku.

.

Keesokan harinya, Evrard dan Reisya telah bersiap siap untuk pulang. Mereka sudah membereskan barang barang di kopernya.

Robbi asisten Papa Stanley sudah memberitahukan jadwal penerbangannya. Dan kini mereka memang harus segera ke bandara agar tidak ketinggalan pesawat.

Di depan pintu mereka berpapasan dengan Stanley. Namun Stanley nampak santai, hanya memakai celana pendek dan kaos oblong  tak seperti orang yang mau pulang bepergian.

" Mau kemana? " tanya Stanley. Ia bersikap biasa saja seolah tak memilki penyesalan dan rasa bersalah pada Reisya .

" Tentu saja pulang kan...." jawab Reisya sebiasa mungkin.

" Tidak jadi pulang " kata Stanley

" Kenapa? " tanya Reisya.

" Barusan aku bilang ke pihak hotel, aku menambah 3 hari lagi "

" Untuk apa? Om Robby sudah mengirim bukti booking tiket.."

" Bulan madulah. Kau ada di sini kan karena Mama yang menyuruh kita bulan madu. Makanya aku menambah tiga hari lagi" terang Stanley.

" Aku tidak mau Stanley. Kita pulang sekarang " kata Reisya. Ia memang berat berpisah dengan Evrard karena itu berarti berakhir sudah kebersamaan manis mereka.

" Kalau bule ini mau pergi ya pergi saja. Kau tetap tinggal disini dengan aku " jawab Stanley.

Reisya menangkap maksut Stanley. Ia tetap ingin bercinta dengan Reisya. Dan itu perintah wajib yang harus di jalankannya.

Stanley tetaplah orang yang sama. Orang yang mengedepankan nafsu.  Apapun keinginannya harus di turuti. Stanley sangat pemaksa. Ia tak terima penolakan , semua harus tunduk patuh pada dirinya. Ia juga akan menghalalkan segala macam cara jika keinginannya tidak terkabul.

.

.

' Jadi  Stanley tetap kekeh dengan keinginannya?..Dia tetap ingin bercinta denganku??....Tidak  ,  aku tidak mau 

Sudah cukup benih dari Evrard yang ada di tubuhku...aku tidak mau lagi benih dari Stanley...

Anakku harus jelas siapa ayah nya

Meski ini demi keutuhan rumah tanggaku dengan Stanley , tapi aku tidak mau dia mencampuri aku sampai anakku lahir '

.