Adrian adalah pemuda biasa yang berasal dari kampung. berkat kehebatan dan kejeniusannya, dia berhasil bangkit dan menjadi pemuda yang paling di takuti di dunia bawah tanah Eropa. bahkan negara-negara di benua Eropa maupun di luar Eropa, sangat menghargai Adrian berkat kejeniusan dan latar belakangnya sebagai raja bawah tanah Eropa.
Namun Adrian meninggalkan semua status dan gelarnya yang telah dibangunnya itu demi baktinya kepada bibinya. Namun, sebuah hal buruk terjadi pada kekasih dan keluarganya. dengan terpaksa, dia menggunakan kekuatan dan pengaruhnya lagi demi melindungi kekasih dan keluarga tercintanya.
Untuk kisah lengkapnya, silahkan lanjutkan membacanya di karya baru saya ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elang Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 : Bertemu Lagi Dengan Melisa
Adrian tersenyum, tetapi ketika dia melihat gadis di depannya itu dengan jelas, dia tidak dapat menahan diri untuk tidak sedikit terkejut, “Itu kamu!”.
Gadis itu tidak lain adalah Melisa, gadis yang ditemuinya di dalam kereta.
Melisa saat ini telah mengganti rok mininya dengan pakaian formal. Dia sedikit risih memakai pakaian itu, pakaian yang dapat membuat orang-orang berpikiran negatif seperti pemuda mesum, yang hampir saja dirinya menjadi korban pelecehan foto mesum.
Adrian tidak menyadari, gadis yang menjadi korban pelecehan itu adalah Melisa. Tadi semua perhatiannya terfokus pada pemuda mesum, jadi dia tidak menyadari bahwa gadis itu sebenarnya adalah Melisa.
Melisa tidak menyangka juga akan bertemu lagi dengan Adrian Saat ini, dia juga sedikit terkejut. Padahal mereka belum lama berpisah dari kereta, tidak di sangka Tuhan mempertemukan mereka kembali.
“Adrian apakah itu kamu?”, sapa Melisa.
“ini sungguh takdir!”,Adrian menunjukkan senyum tipis di wajahnya.
“Takdir?”, Melisa membalas senyuman Adrian. “ya!, ini memang takdir”, ungkap Melisa lagi.
Setelah mengatakan semua itu, pipi Melisa langsung merah merona,” ya, saya harap tuhan menakdirkan berjodoh dan hidup bersama”, Melisa bergumam dalam hatinya sambil berharap.
“Kak Adrian, apakah kamu kenal dengan kakak yang cantik ini?” Pada bersamaan”, Andini bertanya sambil meraih tangan Adrian.
“ini siapa?”, tatapan Melisa tanpa sadar jatuh ke wajah Andini.
“Dia Andini, saudara perempuan saya!”, Adrian menjelaskan.
Andini yang tidak mengetahui hubungan Adrian dengan kakaknya, dia menganggukkan kepala mengiyakan kata-kata Adrian sambil menjulurkan tangan mungilnya kepada Melisa. "hai kak, saya Andini, saudara kak Adrian", ungkapnya dengan polos. Kedua gadis itu pun saling berkenalan dan mengobrol santai, saling mengenal satu sama lain.
Sedangkan dengan Adrian, dia hanya menjadi pendengar setia dari obrolan para gadis itu. Obrolan yang mereka bicarakan kebanyakan tentang shoping. Jelas-jelas Adrian tidak menyukai semua itu. Hingga pada akhirnya, Dia menghentikan obrolan para gadis itu dengan menarik tangan Andini ke samping.
"Andini, katanya kita akan mencari makan?. Jika tidak jadi, sebaiknya kita kembali saja".
"oh,, iya kak!, saya lupa jika Kak Adrian sudah kelaparan dari tadi", ungkap Andini cengengesan sambil menutup mulutnya dengan satu tangan. Begitu juga dengan Melisa, dia juga tidak dapat lagi menahan tawanya setelah melihat ekspresi Adrian yang Lucu.
di goda oleh dua gadis cantik, membuat Adrian sedikit salah tingkah. Bahkan pipinya mulai terlihat sedikit bayang-bayang kemerahan.
Melisa yang menyadari perubahan ekspresi Adrian, dia cukup bahagia. Dapat menggoda pemuda yang dia suka, merupakan kebahagiaan tersendiri baginya. Namun dengan seketika, dia menyadari perbuatannya itu salah. Dia langsung menawari Adrian dan juga Andini untuk makan.
"Adrian, kebetulan di dekat sini ada restoran yang lumayan enak, bagaimana kalau kita makan di sana?".
"itu ide bagus. Ayok kak, kita makan di sana saja!". Andini langsung memotong dan menerima ajakan Melisa sambil menarik tangan Adrian dengan bersemangat.
Adrian menghentikan Andini, dan tidak langsung menjawab ajakan Melisa. "apa kamu yakin akan mengajak kita makan?" tanya Adrian. Kali ini Adrian sudah berniat membalas perlakuan Melisa yang menertawainya tadi dengan makan banyak dan memesan banyak makanan yang akan menguras isi dompet Melisa. Apalagi akhir-akhir ini nafsu makan Adrian lumayan besar.
Mendengar pertanyaan Adrian itu, Melisa mengernyitkan sedikit dahinya mendengar pertanyaan Adrian.
"ha ha,,!!, kak Melisa, asal kakak tau saja, makan kak Adrian itu sangat besar Lo", tanpa di duga, Andini memotong pembicaraan lagi sambil cengengesan.
"kalian tenang saja. Sebagai ungkapan terima kasih, saya akan mentraktir kalian makan sepuasnya dan bebas memesan apapun yang kalian mau", Melisa menanggapi nya dengan santai. Kalau soal uang, Melisa tidak kekurangan sedikitpun. Apapun yang dia mau, dapat dia dapatkan dengan mudah.
Setelah menyakinkan Adrian. Melisa, Andini beserta Adrian, mereka bertiga langsung menuju ke salah satu restoran mewah dan ternama di jalan Antik. Restoran ini bergaya barat yang menyediakan khusus makanan barat.
di saat Mereka telah berada di dalam restoran. Melisa sempat menawari mereka makan di lantai 2, lantai VIP, lantai kusus bagi pengunjung VIP restoran itu. Namun Adrian menolak ajakan Melisa itu. Karena dia tidak terlalu menyukai makan dengan cara formal seperti itu.
Setelah mendengar alasan Adrian yang tidak ingin makan di lantai dua, akhirnya mereka memutuskan makan di lantai 1.
Sedangkan dengan Adrian, dia tanpa ragu lagi langsung memesan banyak makanan. Tidak butuh waktu yang lama, meja itu langsung penuh dengan berbagai makan, yang sebagian besarnya di pesan oleh Adrian.
Menyaksikan semua itu, raut walah Melisa biasa-biasa saja. Semua itu bukanlah apa-apa bagi dia. Bahkan restoran itu dapat dia beli dengan uang jajannya saja.
"Adrian, Andini. Silahkan!. Anggap saja ini semua sebagai ucapan terima kasih saya atas bantuan yang kalian berikan kepada saya tadi", ucap Melisa dengan bersungguh.
Adrian beserta Andini, mereka berdua langsung menyantap hidangan yang berada di atas meja itu setelah mendengar penjelasan dari Melisa.
...
...
Di sisi lainnya, di lantai 2. Di salah satu ruang VIP, Zhou Lee, pemuda yang pernah di pukuli Adrian ketika berada dalam kereta siang tadi, kebetulan juga sedang berada di restoran itu bersama teman-temannya.
Zhou Lee yang kebetulan juga baru tiba di Kota Guangzhou, dia langsung di undang makan oleh tuan muda Zaky, Putra tertua dari keluarga Ming. Tuan muda Zaky memilih restoran itu, karena restoran itulah satu-satunya restoran di kota Guangzhou yang memiliki aula luas, yang dapat dijadikan tempat pertemuan bisnis yang berada di lantai restoran.
Di lantai 2 restoran, di atas meja telah berserakan botol-botol anggur yang telah kosong. Demi melampiaskan kekesalan atas insiden pemukulan yang di alaminya siang tadi, dia menghabiskan semua anggur yang berada dalam botol itu sendirian.
"Tuan muda Zhou, apakah perlu saya temani anda minum?", Zaky menawari diri dengan suara yang sedikit terbata-bata dan ragu-ragu. Namun Zhou Lee tidak mengindahkan niat baik Zaky, dia terus saja menghabiskan anggur yang berada di dalam gelasnya.
Merasa niat baiknya tidak di hargai oleh Zhou Lee, Zaky pun langsung diam dan tidak berani lagi menawari untuk kedua kalinya. Tiba-tiba saja, Zhou Lee melemparkan gelas yang berada di tangannya itu ke arah lantai dengan cukup keras. Sehingga, serpihan gelas kaca itu pun langsung berserakan di lantai 2. Dia kemudian langsung berdiri dari tempat duduk dengan seketika. Pandangannya langsung tertuju ke lantai satu restoran dengan menyipitkan mata, menahan amarah yang telah sampai ke ubun-ubun.
